Anda di halaman 1dari 7

Judul Modul I Modul 6: Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan

Kehidupan Bermasyarakat
Judul Kegiatan 1. Penelitian Tindakan Bimbingan Dan Konseling
Belajar (KB)
2. Penyusunan Artikel Ilmiah
3. Presentasi Artikel Ilmiah
4. Pengambangan Jejaring Berbasis ICT
No. Butir Refleksi Respon/ Jawaban
1. Daftar peta KB. 1 Penelitian Tindakan Bimbingan Dan Konseling
konsep (istilah
dan definisi) di
modul ini

1. Action research sebagai suatu kegiatan yang


dilakukan untuk mempelajari masalah, mencari solusi,
serta melakukan kegiatan perbaikan atas suatu program
sekolah atau kelas yang khusus.
2. Penelitian dilakukan di tingkat kelas disebut Classroom Action
Research (Hopkin, 1985). Sedangkan Kemmis (1982) menyebut
dengan istilah Self Reflective Inquary.
3. Siklus Penelitian Tindak Kelas merupakan penelitian yang
dilakukan secara sistematis, reflektif terhadap segala tindakan
yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak
disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap
tindakan nyata dalam kelas yang berupa kegiatan pembelajaran
bagi guru mata pelajaran dan kegiatan pelayanan bagi guru BK,
untuk memperbaiki kondisi pembelajarannya bagi guru bidang
sudi dan kondisi pelayanannnya bagi guru BK.
4. Penelitian tindakan pada hakekatnya berupa rangkaian kegiatan
yang terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan (planning),
tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Keempat langkah tersebut dipadang sebagai satu siklus.
5. Dasar utama dilaksanakan penelitian tindakan adalah untuk
perbaikan proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan demi perbaikan dan/atau peningkatan
pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya
melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang
diemban guru. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu cara strategis dalam memperbaiki dan
meningkatkan layanan pendidikan.
6. Tahap-tahap Penelitian Tindak Kelas Bimbingan dan Konseling
(BK)
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa model PTBK yang
sering di gunakan adalah model Kemmis dan Taggart yang
memiliki empat (4) tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan penelitian tindakan bimbingan dan
konseling ini peneliti harus malakukan serangkaian langkah
kegiatan penting demi kelancaran dan kesuksesan penelitian
yang akan dilaksanakan.
Langkah 1 : Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
Identifikasi masalah adalah proses menelaah berbagai masalah
yang
terkandung dalam sebuah fenomena.
Langkah 2: Menentukan tindakan dan menuliskan kajian
teoritik
Proses penentuan tindakan yang akan dipergunakan peneliti
untuk mengatasi atau memecahkan permasalahan yang telah
ditemukan dalam tahap identifikasi masalah di atas
merupakan proses yang esensial dalam penelitian tindakan
kelas.
Langkah 3: Merumuskan Hipotesis Tindakan.
Hipotesis tindakan adalah dugaan mengenai perubahan yang
mungkin terjadi jika suatu tindakan dilakukan. (Mulyasa,
2009: 105).
Langkah 4 : Menuliskan indikator keberhasilan
Menuliskan indikator keberhasilan adalah hal yang sangat
penting dalam menyususn rancangan penelitian tindakan kelas
karena indikator keberhasilan merupakan kriteria yang
ditetapkan sebagai dasar menentukan apakah tindakan yang
dilakukan berhasil atau tidak. Indikator keberhasilan
penelitian tindakan dapat dilihat berdasarkan dua aspek, yaitu
aspek proses dan aspek hasil.
Langkah 6. Merencanakan alat perekam data
Dalam tahap perencanan, peneliti sudah harus
merencanakan/merancang alat perekam data yang akan
digunakan dalam pengamatan (observasi).
Langkah 7. Merencanakan teknik refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan BK adalah upaya mengkaji
apa yang telah/ tidak terjadi, apa yang telah berhasil atau yang
belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang
telah dilakukan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada dasarnya penelitian tindakan bimbingan dan konseling
bukan sesuatu yang sulit untuk dilaksanakan oleh guru BK,
karena pelaksanaan tindakan dilakukan dalam proses
pemberian layanan baik dalam kelas, kelompok, maupun
individual sebagaimana yang biasa dilakukan.
c. Tahap Pengamatan (Observe)
Pada tahap pengamatam (observe) dibahas tentang cara
melakukan pengamatan (observe) dan memaparkan data.
Secara umum, observasi adalah upaya merekam segala
peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan
itu berlangsung (Subiyantoro, 2009: 53).
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Salah satu ciri khusus yang membedakan antara penelitian
regular dan
penelitian tindakan adalah adanya refleksi pada penelitian
tindakan. Refleksi berasal dari kata bahsa Inggris reflection
yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti
pemantulan. Refleksi dilakukan harus didasarkan pada data
yang didapat dalam penelitian. Data hasil analisis untuk
mengetahui sejauh mana tindakan yang diberikan mampu
untuk menyelesaikan masalah.
7. Salah satu ciri penelitian tindakan adalah multiple data collection
artinya dalam penelitian tindakan ini bisa menggunakan banyak
teknik pengumpulan data.
a. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain. Hadi,S
(1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari
perbagai proses biolgisdan psikologis.
b. Catatan Harian
Catatan harian adalah riwayat pribadi yang dilakukan secara
teratur seputar topic yang diminati atau yang diperhatikan.
Catat harian mungkin memuat perasaan, reaksi, penafsiran,
refleksi, dugaan, hipotesis, dan penjelasan. Persoalannya
mungkin terkait dengan riwayat siswa tentang pekerjaan.
c. Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh
sebelumnya. Wawancara diartikan pula sebagai usaha
mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula.
d. Angket
Angket merupakan teknik pengumpuan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa
yang bias diharapkan dari responden.
e. Anecdotal record (catatan anekdot)
Catatan anekdot adalah riwayat tertulis, deskriftif, longitudinal
tentang apa yang dikatakan atau dilakukan seseorang dalam
kelas dan dalam suatu waktu.
f. Tes hasil belajar baik pengetahuan maupun ketrampilan.
Tes ini dipakai untuk mengukur pencapain hasil belajar
berupa pengetahuan dan pemahaman dan tes hasilbelajar
berupa ketrampilan.
g. Scala psikologis
Skala psikologis adalah alat ukur yang memiliki karakteristik
khusus cenderung digunakan untuk mengukur aspek afektif-
bukan kognitif.

KB. 2 Penyusunan Artikel Ilmiah

1. Karya ilmiah adalah segala produk atau buatan manusia baik


tulisan maupun lainnya yang disusun berdasarkan pengetahuan,
sikap, cara berpikir ilmiah, sistematis, dan mengikuti aturan atau
kaidah tertentu yang disepakati (konvensi).
2. Artikel merupakan sebuah karya tulis yang memuat pendapat
subjektif pembuatnya mengenai sebuah peristiwa ataupun
masalah tertentu. Jika dipandang dari sudut pandang ilmiah,
artikel dapat diartikan sebagai karya tulis yang sengaja dirancang
untuk dimuat dalam jurnal ataupun kumpulan artikel yang dibuat
dengan memperhatikan kaidah penulisan ilmiah dan mengikuti
pedoman ilmiah yang berlaku.
3. Bentuk-bentuk Artikel Ilmiah
Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa artikel ilmiah bisa
merupakan ide atau gagasan dari penulis dan bisa juga
merupakan fakta atau hasil penelitian. Oleh karena itu secara
garis besar artikel ilmiah bisa dibedakan menjadi dua bentuk,
yaitu Artikel ilmiah konseptual dan Artikel ilmiah hasil penelitian.
Selain itu ada satu bentuk lagi yaitu artikel ilmiah populer.
a. Artikel Ilmiah Konseptual (hasil pemikiran)
Artikel ilmiah konseptual merupakan artikel yang berisi
gagasan-gagasan atau ideide penulis. Tentu saja gagasan-
gagasan tersebut harus didukung atau didasarkan juga pada
teori-teori, tulisan-tulisan, atau hasil-hasil penelitian
sebelumnya sebagai referensi.
b. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Artikel ilmiah hasil penelitian disusun berdasarkan hasil
penelitian yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi
sajian yang menarik untuk dibaca. Bukan ringkasan laporan
penelitian, tetapi merupakan penulisan baru yang sedemikian
rupa, sehingga tetap menampilkan secara lengkap semua
aspek penelitian.

KB. 3 Presentasi Artikel Ilmiah

1. Presentasi untuk menyampaikan informasi diartikan sebagai


kegiatan aktif seorang untuk mengkomunikasikan gagasan atau
informasi kepada audiens.
2. Presentasi ilmiah adalah penyampaian gagasan atau fakta ilmiah
dari seorang ilmuwan kepada sekelompok orang ilmuwan melalui
komunikasi verbal maupun non verbal dengan tujuan
menginformasikan, membahas, memperoleh masukkan,
mempraktikan, atau-pun mencari solusi.
3. Tujuan presentasi ilmiah secara umum ada dua tujuan presentasi,
yaitu presentasi dengan tujuan menyampaikan informasi dan
untuk mempengaruhi orang lain.
a. Presentasi untuk Menyampaian Informasi
Presentasi untuk menyampaikan informasi dimaksudkan agar
audien mengenal, mengetahui, dan memahami informasi yang
disampaikan. Informasi tersebut bisa berupa ide atau gagasan,
fakta tentang sesuatu, bisa juga berupa produk tertentu, atau
kegiatan tertertentu. Pada umumnya setiap presentasi
mempunyai tujuan ini.
b. Presentasi untuk Menyampaian Informasi
Presentasi untuk menyampaikan informasi dimaksudkan agar
audien mengenal, mengetahui, dan memahami informasi yang
disampaikan. Informasi tersebut bisa berupa ide atau gagasan,
fakta tentang sesuatu, bisa juga berupa produk tertentu, atau
kegiatan tertertentu.
KB. 4 Pengambangan Jejaring Berbasis ICT

1. ICT dalam pelayanan bimbingan dan konseling dapat dijabarkan


menjadi 3 aspek: (1) sebagai gudang ilmu pengetahuan, (2) sebagai
alat bantu pemberian layanan, dan (3) sebagai fasilitas pemberian
layanan.
2. Konseling online atau yang biasa disebut cybercounseling
merupakan layanan konseling yang diberikan secara individu
maupun kelompok yang memungkinkan guru BK dan siswa untuk
bertatap muka tanpa kehadiran fisik atau dapat dilakukan kapan
saja dan di mana saja, dengan menggunakan alat komunikasi
elektronik, seperti telepon ataupun computer sehingga guru BK
dan siswa dapat berkomunikasi dari jarak jauh.
3. Asynchronous merupakan komunikasi yang bersifat satu
arah, seperti komunikasi melalui e-mail, radio, dan
televise.
4. Synchronous merupakan komunikasi yang bersifat dua
arah sehingga memungkinkan guru BK dan siswa dapat
berkomunikasi secara langsung melalui alat komunikasi
seperti: telepon, videoconference, dan chat-text
5. Media sosial yang dapat di gunakan dalam mendukung
program layanan bimbingan dan konseling di Sekolah
antara lain, (1) Media Messenger (WhatsApp, BBM, Line,
Telegram dll), (2) Media Jejaring Sosial (Facebook,
Instagram, LinkedIn dll), (3) Layanan Media Berbagi/
Sharing Media (YouTube, Flickr dll), (4) Media Website
(blog).
2. Daftar materi 1. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Dengan
yang sulit Desain Kasus Tunggal ( single – subject Design )
dipahami di 2. Membuat penelitian tindakan layanan
modul ini
3. Daftar 1. PTK dan PTL
materi yang
sering
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai