Topik : DBD
Setelah di berikan penyuluhan kesehatan pada keluarga agar mengetahui apa itu
DBD, pencegahan dan cara penanganan .
II. Materi
1. Pengertian DBD
2. Penyebab DBD
III. Metode
IV. Media
1. Banner
2. Leaflet
V. Pengorganisasian
Penyaji :
Moderator :
Observer :
Fasilitator :
Job Deskcription
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Klasifikasi
Tabel 1.1 Klasifikasi Derajat Infeksius Dangue
DD/ DBD Derajat Gejala
DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan
lembab serta gelisah)
DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak
terukur
1) Derajat I : demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan (uji
turniket positif) .
2) Derajat II : seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain
3) Derajat III : ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun atau hipotensi disertai kulit yang dingin dan lembab, gelisah
4) Derajat IV : ranjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur. (WHO, 2017).
4. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan
kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody, dalam
sirkulasi akan mengaktivasi system complement. Akibat C3 dan C5 akan dilepas C3a dan
C5a, dua peptide yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat
sebagai factor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan
plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya factor
koagulasi (prothrombin, factor V, VII, IX, X, dan fibrinogen) merupakan factor penyebab
terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang
menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah,
menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik.
Renjatan terjadi secara akut. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma
melalui endotel dinding pembuluh darah dan dengan hilangnya plasma klien mengalami
hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolic dan
kematian (Wulandari and Meira 2016). Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8
hari (Soegijanto, 2006).
5. Manifestasi Klinis
Penyakit DHF ditandai oleh demam mendadak tanpa sebab yang jelas disertai gejala
lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan, punggung,
sendi, kepala dan perut. Gejala-gejala tersebut menyerupai influenza biasa. Pada hari ke-2 dan
ke-3 demam muncul bentuk perdarahan yang beraneka ragam dimulai dari yang paling ringan
berupa perdarahan dibawah kulit (petekia atau ekimosis), perdarahan gusi, epistaksis, sampai
perdarahan yang hebat berupa muntah darah akibat perdarahan lambung, melena, dan juga
hematuria massif.
Selain perdarahan juga terjadi syok yang biasanya dijumpai pada saat demam telah
menurun antara hari ke-3 dan ke-7 dengan tanda – tanda anak menjadi makin lemah, ujung-
ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin, dan lembap. Denyut nadi terasa cepat, kecil dan
tekanan darah menurun dengan tekanan sistolik 80 mmHg atau kurang (Ngastiyah, 2014).
1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari tanpa sebab jelas.
2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji torniket positif dan adanya salah satu
bentuk perdarahan yang lain misalnya petekia, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
melena atau hematemesis.
3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)
4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20
mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg
atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari
dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.
6. Komplikasi
Menurut Wulandari dan Meira (2016), komplikasi yang dapat terjadi pada pasien demam
berdarah:
a. Hepatitis
b. Efusi pleura
c. Kejang
d. syok
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang DHF menurut Nurarif dan Kusumas (2015) adalah:
b. Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang
bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi
menjadi srang nyamuk.
c. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang),
disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang bang-barang bekas yang
berpotensi menjadi tempat perkembanganbiakan nyamuk demam berdarah.
NAMA PARAF