KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan
1
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning (Analisis Pembelajaran IPS),
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 4.
17
18
Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hal. 238-239.
3
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), hal. 61.
19
banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam
learning.4
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika
4
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 203.
20
5
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep,
Landasan Teoritis – Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), hal. 42.
6
Rusman, Model-model Pembelajaran…, hal. 209-210.
21
belajar.7
dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa.
3) Akuntabilitas individual
7
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya , 2011 ), hal. 160.
8
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali pers, 2007), hal. 359.
22
orang lain.
9
Trianto, Model-Model pembelajaran…, hal. 48-49.
23
lain.
panjang
10
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran…, hlm. 247-248.
24
menjadi nyata.
berikut:11
11
Ibid., hal. 248-249.
25
langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa
siswa.
pembelajaran kooperatif.
efisien.13
dan individual.
2) Belajar Kerjasama
3) Pembelajaran Partisipatorik
28
4) Reactive Teaching
tertekan.
sikap dan perilaku guru di luar maupun di dalam kelas. Guru harus
menyenangkan.
banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah banyak
perguruan tinggi.15
akhirnya semua siswa menjalani tes tentang materi tersebut, dan pada
saat tes ini tidak boleh saling membantu satu sama lain. Sehingga
perseorangan).
1) Materi
17
Nur Asma, Model Pembelajaran Kooperatif …, hal. 51.
32
awal, maka skor tes tersebut dapat dipakai sebagai skor dasar.
skor dasar.
Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan
kelompok dapat memahami materi yang akan dibahas, dan satu lembar
33
Tahap 4: Tes
sama.
18
Isjoni, Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta,
2010), hal 52.
19
Trianto, Model-model Pembelajaran …, hal 55.
34
20
Ibid., hal. 56.
35
(STAD) adalah:21
bersama.
keberhasilan kelompok.
21
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 189-190.
36
sama.
Sains berasal dari kata science yaitu istilah yang mengacu pada
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan
22
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Indeks, 2011), hal.
19.
37
proses penemuan.
Nature of Science, menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau
dan teknologi.24
23
Ibid., hal. 3.
24
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 151.
38
yang sepadan pada tingkat sekolah dasar itu. Ilmu pengetahuan untuk
alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan
25
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep &
Implementasi), (Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media), 2012), hal. 149-150.
26
Lester D. Crow dan Alice Crow diterjemahkan oleh Kasijan (ed), Psikologi
Pendidikan, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987), hal. 154.
39
ciptaan-Nya.
sehari-hari.
27
Sunaryo, et. all., Modul Pembelajaran Inklusif Gender. (Jakarta Pusat: LAPIS), hal.
538.
28
Ibid., hal. 537.
40
dan teknologi.
29
Ibid., hal. 538.
41
lingkungan alam.
masyarakat.
ciptaan Tuhan.
tahun 2004 meliputi dua dimensi, yaitu kerja ilmiah dan pemahaman
a) Penyelidikan/Penelitian
b) Berkomunikasi ilmiah
tujuan.
tanah. Benda bergerak dari satu posisi ke posisi lainnya. Bola dapat
a) Menggelinding
berpindah.
b) Meluncur
b) Berputar
c) Memantul
yang dapat memantul, antara lain bola tenis, bola sepak, bola
d) Jatuh
dari tarikannya.
e) Mengalir
yang lebih rendah. Gerakan semua benda cair seperti gerak air
deras, air terjun bersumber dari aliran sungai atau mata air.
bobot benda.
bahan yang sama dan bobot yang sama pula. Hal ini terjadi
45
berbeda.
c) Berat Benda
Benda dengan berat yang lebih besar akan mudah jatuh. Selain
terhadap benda tersebut. Oleh sebab itu benda yang erat lebih
30
Agus Suprijono, Cooperative Learning…, hal. 5-6.
47
perilaku.
pada saat tes evaluasi. Pada saat tes evaluasi ini lebih terlihat
pemahaman.
dilihat saat kegiatan pembelajaran atau pula pada saat tes evaluasi,
penting sekali artinya bagi guru maupun orang tua dalam rangka
dalam diri) dan faktor eksternal (berasal dari luar diri). Adapun faktor-
a) Kesehatan
karena konflik dengan orang tua atau sebab lainnya, ini dapat
belajar main piano, apabila dia memiliki bakat music, akan lebih
daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang
d) Cara belajar
yang kurang memuskan. Orang yang sangat rajin belajar, siang dan
malam tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak
kembali.
a) Keluarga
belajar.
b) Sekolah
c) Masyarakat
bersekolah tinggi dan moralnya, baik, hal ini akan mendorong anak
belajar berkurang.
d) Lingkungan sekitar
yang sinergi antar siswa, saling membantu satu sama lain untuk
penghargaan ini bisa berupa nilai, hadiah, pujian dan kata-kata yang dapat
sama lain dalam kegiatan belajar kelompoknya, dan hasil yang didapat
B. Penelitian Terdahulu
Division (STAD) telah mampu meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar
pada mata pelajaran umum. Hal ini juga dibuktikan oleh beberapa penelitian
pada siklus II, sedangkan aktivitas peserta didik siklus I 89,1% menjadi
90,9% pada siklus II sedangkan pada hasil belajar, rata-rata nilai peserta
didik mengalami peningkatan yaitu rata-rata nilai tes awal 55,2, rata-rata
tes akhir siklus I 79, dan rata-rata tes akhir siklus II 83.33
Aspek mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dari 72% meningkat
siswa terhadap mater, siklus I ada 13 siswa yang tuntas, 5 siswa belum
33
Pipit Iva Epriliana, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Team
Achievement Divison) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika materi volume kubus dan
balok kelas V A MI Plus Raudlotul Muta’alimin Kalipucung Sanan Kulon Blitar Tahun Pelajaran
2010/2011, (Tulungagung: skripsi tidak diterbitkan, 2011)
56
tuntas. Nilai rata-rata seluruh siswa adalah 73,8. Pada siklus II setelah
(STAD). Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siklus demi siklus dari 35
siswa dalam satu kelas. Nilai rata-rata siswa satu kelas siklus I sebesar
di dapatkan data bahwa hasil belajar meningkat dari siklus I ke siklus II.
34
Win Aruminingtiyas, Penerapan Metode Kooperatif Tipe STAD (Student Team
Achievement Division) Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar IPA Siswa Kelas IV MI Al-
Hikmah Melis Gandusari Trenggalek, (Tulungagung: skripsi tidak diterbitkan, 2012)
35
Dwi Arifiudin, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS pokok bahasan
penduduk Jepang di Indonesia siswa kelas V MIN Pucung Ngantru Tulungagung tahun ajaran
2012/2013, (Tulungagung: skripsi tidak diterbtkan, 2013)
57
Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh yakni 78,5% dan pada siklus II
Peserta didik kelas VII SMP Islam Sunan Gunung Jati Ngunut
diperoleh jumlah peserta didik yang mendapat nilai minimal 65 pada aspek
pemahaman konsep 68,8% pada siklus I, dan 77,8% pada siklus 2. Sedang
hasil observasi keaktifan peserta didik dengan rata-rata skor pada siklus I
kooperatif untuk guru pada siklus I skor rata-rata 77, 5% dan 86,2% pada
siklus 2.
hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siklus demi siklus dari siswa satu
kelas yang berjumlah 12 orang. Nilai rata-rata siswa satu kelas siklus 1
36
Nuzlul Khurwati, Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe STAD
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Peserta didik kelas VII SMP Islam Sunan Gunung Jati
Ngunut Tulungagung, (Tulungagung: skripsi tidak diterbitkan, 2012)
58
sebesar 91,66%.37
37
Mohammad Asrul Rifai, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI Tarbiyatussibyan Boyolangu
Tulungagung Tahun Ajaran 2010/2013, (Tulungagung: skripsi tidak diterbitkan, 2013)
59
siklus 2 diperoleh
82,8%. Hasil
pengamatan
kooperatif untuk
guru pada siklus 1
skor rata-rata 77,5%
dan 86,2% pada
siklus 2
6. Moh. Asrul Rifai: Hasil penelitian ini 1. Sama- 1. Subyek
Penerapan Model menunjukkan sama dan lokasi
Pembelajaran peningkatan hasil menerapkan penelitian
Kooperatif Tipe belajar siswa pada model berbeda.
STAD Untuk mata pelajaran pembelajaran 2. Mata
Meningkatkan matematika pokok kooperatif pelajaran
Hasil Belajar bahasan bangun tipe STAD yang
Matematika ruang melalui model (Student dicapai
Siswa Kelas IV pembelajaran Team berbeda.
MI kooperatif tipe stad . Achievement
Tarbiyatussibyan hal ini dapat dilihat Divison).
Boyolangu dari nilai rata-rata 2. Tujuan
Tulungagung siklus demi siklus yang hendak
Tahun Ajaran dari siswa satu kelas dicapai sama.
2010/2013. yang berjumlah 12
orang. Nilai rata-rata
siswa satu kelas
siklus 1 sebesar
66,25 dengan
presentase kelulusan
sebesar 58,33%.
Kemudian pada
siklus II meningkat
menjadi 82,91
dengan presentase
kelulusan sebesar
91,66%.
penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu dengan peneliti yang akan
subyek dan lokasi penelitian yang berbeda. Dari beberapa temuan penelitian
siswa, begitu juga dengan mata pelajaran lainnya model ini dapat
C. Kerangka Pemikiran
sehingga siswa kurang aktif untuk mempelajari IPA. Maka dari itu mengingat
PEMBELAJAR PENERAPAN
AN IPA MODEL
STAD
MENINGKAT HASIL
BELAJAR