Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Muhammad Dzulkifli
Mutia Casadilla
Mutiara Wardifa
Nabila Muchmaina
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat petunjuk
dan bimbingan-Nya, penulis berhasil menyelesaikan makalah dengan tema konteks
penggunaan Bahasa fonologi yang berisi pemahaman materi bagi siswa sebagai
saran belajar agar siswa lebih aktif dan kreatif.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali mengalami bayak
kesulitan karena kurangnya ilmu pengetahuan. namun berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan meskipun
banyak kekurangan. penulis menyadari sebagai seorang pelajar yang
pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang positif untuk ksempurnaan makalah ini.
Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan
digunakan sebagai bahan pembelajaran di masa yang akan datang. Amiin
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 4
BAB II.............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5
2.1 Dasar Dasar fonologi ....................................................................................................... 5
BAB III .......................................................................................................................................... 17
PENUTUP ..................................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1. Nyanyi
nyanyi
nya nyi
ny a ny i
1. Syukur
syukur
syu kur
sy u k u r
Bentuk-bentuk fonem suatu bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
dibahas dalam bidang fonetik. Terkait dengan hal itu, Samsuri (1994)
menyatakan secara fonetis bahasa dapat dipelajari secara teoritis dengan
tiga cara, yaitu:
• Jenis-jenis Fonem
1. Fonem vokal
1. Struktur
Struktur pada bunyi vokal adalah jarak antara lidah dengan langit-langit
keras (palatum). Maka, berdasarkan strikturnya bunyi vokal dapat
dibedakan menjadi:
• Vokal tertutup (close vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah
diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit. Vokal tertutup antara
lain [i], [u].
• Vokal semi tertutup (half-close) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah
diangkat dalam ketinggian sepertiga di bawah tertutup atau dua per tiga di
atas vokal terbuka. Vokal semi tertutup antara lain [e], [∂], dan [o].
• Vokal semi terbuka (half-open) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah
diangkat dalam ketinggian sepertiga di atas terbuka atau dua per tiga di
bawah vokal tertutup. Vokal semi terbuka antara lain [ɛ] dan []ﬤ.
• Vokal terbuka (open vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah
dalam posisi serendah mungkin. Vokal terbuka adalah [a].
1. Bentuk mulut
Berdasarkan bentuk mulut sewaktu bunyi vokal itu diproduksi dapat dibedakan:
• Vokal tak bundar, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut tidak
membundar, melainkan terbentang melebar, seperti bunyi [i], bunyi [e], dan bunyi
[ɛ].
• Vokal netral, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut tidak
bundar dan tidak melebar, seperti bunyi [a]
[e] adalah vokal depan, sedang (atas), tak bundar, semi tertutup.
[ɛ] adalah vokal depan, sedang (bawah), tak bundar, semi terbuka.
2. Fonem Diftong
Fonem diftong yang ada dalam bahasa Indonesia adalah fonem diftong /ay/,
diftong /aw/, dan diftong /oy/. Ketiganya dapat dibuktikan dengan pasangan
minimal.
1. Diftong naik, terjadi jika vokal yang kedua diucapkan dengan posisi lidah
menjadi lebih tinggi daripada yang pertama.
Contoh:
[ai] <gulai>
[au] <pulau>
[oi] <sekoi>
[∂i] <esei>
1. Diftong turun, terjadi bila vokal kedua diucapkan dengan posisi lebih
rendah daripada yang pertama. Dalam bahasa Jawa ada diftong turun contohnya:
1. Diftong memusat, terjadi bila vokal kedua diacu oleh sebuah atau lebih
vokal yang lebih tinggi, dan juga diacu oleh sebuah atau lebih vokal yang lebih
rendah. Dalam bahasa Inggris ada diftong [oα] seperti pada kata <more> dan kata
<floor>. Ucapan kata <more> adalah [mo∂] dan ucapan kata <floor> adalah
[flo∂].
2. Fonem Konsonan
3. Bergetar tidaknya pita suara, yaitu jika pita suara dalam proses
pembunyian itu turut bergetar atau tidak. Bila pita suara itu turut bergetar maka
disebut bunyi bersuara. Jika pita suara tidak turut bergetar, maka bunyi itu disebut
bunyi tak bersuara. Bergetarnya pita suara adalah karena glotis (celah pita suara)
terbuka sedikit, dan tidak bergetarnya pita suara karena glotis terbuka agak lebar.
3.1 Kesimpulan
Secara etimologi kata fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti
‘bunyi‘ dan logi yang berarti ‘ilmu’. Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim diartikan
sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas, membicarakan,
dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.
fonem adalah satuan kebahasaan yang terkecil. Santoso (2004) menyatakan
bahwa fonem adalah setiap bunyi ujaran dalam satu bahasa mempunyai fungsi
membedakan arti. Bunyi ujaran yang membedakan arti ini disebut fonem. Fonem
tidak dapat berdiri sendiri karena belum mengandung arti. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1997) tertulis bahwa yang dimaksud fonem adalah satuan bunyi
terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna. Misalnya /b/ dan /p/ adalah dua
fonem yang berbeda karenabara dan para beda maknanya. Contoh lain: mari, lari,
dari, tari, sari jika satu unsur diganti dengan unsur lain, maka akan membawa akibat
yang besar yakni perubahan makna.
Fonetik yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran yang
dipakai dalam tutur dan bagaimana bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap. Menurut
Samsuri (1994), fonetik adalah studi tentang bunyi-bunyi ujar.
DAFTAR PUSTAKA
Husen, Akhlan, dan Yayat Sudaryat. 1996. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.