Anda di halaman 1dari 69

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

PROSES PEMBUATAN ALAT INSINERATOR SAMPAH

Di susun oleh:

Nama : Muhammad Kukuh Sholi Ihsan


NPM : 24416978
Program Studi : Teknik Mesin
Pembimbing : DR. Ridwan, ST., MT

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat


Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Depok
2021
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Kukuh Sholi Ihsan

NPM : 24416978

Judul Skripsi : PROSES PEMBUATAN ALAT INSINERATOR

SAMPAH

Tanggal Sidang : 14 Agustus 2021

Tanggal Lulus : 14 Agustus 2021

Menyatakan bahwa tulisan ini merupakan hasil karya sendiri dan dapat

dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan dalam

bentuk apapun telah mengikuti kaidah etika yang berlaku. Mengenai isi dan tulisan

adalah merupakan tanggung jawab Penulis, bukan Universitas Gunadarma.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.

Depok, 28 Februari 2021

Muhammad Kukuh Sholi Ihsan

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir:

PROSES PEMBUATAN ALAT INSINERATOR SAMPAH


Di susun oleh:

Nama : Muhammad Kukuh Sholi Ihsan


NPM : 24416978
Jurusan : Teknik Mesin
Tanggal Sidang : 14 Agustus 2021
Tanggal Lulus : 14 Agustus 2021

Isi buku ini diperiksa dan disetujui untuk diajukan siding Tugas Akhir Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma

Menyetujui : Mengetahui :

Pembimbing Ketua Jurusan Teknik Mesin

(DR. Ridwan, ST., MT) (DR. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT)

LEMBAR PENGESAHAN

iii
KOMISI PEMBIMBING

NO NAMA KEDUDUKAN
1. Dr. Ridwan, ST., MT Ketua
2. Abdul Muchlis, ST., MT., C.AFE Anggota
3. Dr. Iwan Setyawan, ST., MT Anggota
Tanggal Sidang : 14 Agustus 2021
PANITIA UJIAN

NO NAMA KEDUDUKAN
1. Dr. Ravi Ahmad Salim Ketua
2. Prof. Dr. Wahyudi Priyono Sekretaris
3. Dr. Ridwan, ST., MT Anggota
4. Abdul Muchlis, ST., MT., C.AFE Anggota
5. Dr. Iwan Setyawan, ST., MT Anggota
Tanggal Lulus : 14 Agustus 2021

Mengetahui,

Pembimbing Kepala Bagian Sidang Ujian

(Dr. Ridwan, ST., MT) (Dr. Edi Sukirman, Ssi., MM.)


ABSTRAK

Muh. Kukuh Sholi Ihsan, 24416978


PROSES PEMBUATAN ALAT INSINERATOR SAMPAH

iv
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Gunadarma, 2021.
Kata Kunci : Alat Insinerator, Sampah, dan Water Spray.
(XI + 51 + Lampiran)

Sampah merupakan masalah terbesar di setiap negara. Di Indonesia diperkirakan


menghasilkan 64 juta ton sampah setiap tahun. Dalam hal ini sampah yang sulit untuk
terurai merupakan sampah plastik sehingga memerlukan penanganan khusus.
Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi sampah yang ada
disekitar kita dengan cara proses pembakaran, namun hasil pembakaran
menggunakan insinerator ini dapat menimbulkan polusi. Untuk mengatasi polusi
yang dihasilkan maka dirancanglah incinerator yang telah di improve dengan
menambahkan water spray sebagai filterasi udara yang berfungsi untuk menangkap
polutan yang terbawa oleh asap pembakaran dengan cara disemprotkan dengan air
bertekanan tinggi di dalam ruang scruber agar mengurangi polutan asap hasil
pembakaran pada saat keluar ke alam bebas. Dalam proses pembuatan alat incinerator
ini yang sangat di perhatikan adalah proses pengelasan nya ketika mengatur ampere
agar hasil penyambungan bisa rapih dan kuat, untuk komponen water spray nya di
gunakan pompa Shimizu PS 135 E yang mampu menyemprotkan air (28 lt/menit)
dengan ruang scruber yang berdimensi 25cm x 20cm sudah cukup efisien dalam
proses penyemprotan asap pembakaran sebelum di buang ke alam bebas, dan untuk
ruang pembakaran sudah di tambahkan saluran lubang angin untuk men suply angin
keruang pembakaran yang membantu untuk memperbesar api dalam ruang
pembakaran agar proses pembakaran bisa lebih maksimal.

KATA PENGANTAR

Bismillah.. Dengan Rahmat dan Karunia Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan nikmat waktu dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

v
penulisan Tugas Akhir yang berjudul PROSES PEMBUATAN ALAT
INSINERATOR SAMPAH

Penulisan tugas akhir ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan


Program Strata satu (S1) pada Program Sarjana Fakultas Teknologi Industri,
Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma. Selama proses penyusunan, penulis
sangat banyak dibantu oleh orang-orang disekitar, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan ini dengan baik. Dengan penuh rasa hormat penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu,
diantaranya:
1. Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM., selaku rektor Universitas
Gunadarma.
2. Prof. Dr. Ing. Adang Suhendra, S.Si, S.Kom, M.Sc., selaku Dekan
Fakultas Teknologi Indusri.
3. Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin Universitas Gunadarma.
4. Dr. Edi Sukirman, SSi., MM., Selaku Kepala Bagian Sidang Ujian
Universitas Gunadarma.
5. DR. Ridwan, ST., MT., Selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis
sehingga dapat penyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Kedua orang tua dan keluarga tercinta, yang sangat ber andil dan terus
memberikan dukungan, motivasi dan inspirasi serta do’a yang selalu
mengiringi setiap langkah penulis.

vi
7. Seluruh Dosen Universitas Gunadarma khususnya Jurusan Teknik
Mesin dan seluruh Staf yang telah berandil dalam menyelesaikan
perkuliahan.
8. Teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Gunadarma khususnya angkatan 2016, Khususnya teman kelas 4IC02.
9. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Pada akhirnya penulis menyadari, bahwa dalam penulisan ini masih


banyak kekurangan dan jauh dari kesempurna, karena segala kesempurnaan
hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan kekurangan adalah datang
dari penulis sebagai makhluk-Nya. Untuk itu, kekurangan yang ada akan
menjadi sebuah pelajaran bagi penulis, dan penulis mengharapkan koreksi,
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, terutama
pengoreksi, untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga penulisan Tugas Akhir yang telah penulis sajikan ini dapat
sangat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para
pembaca.

Bogor, 19 Februari 2021

Muh.Kukuh Sholi Ihsan

vii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI ......... ii
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ............................. iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................... 1
1.2 PERUMUSAN MASALAH ................................................. 1
1.3 PEMBATASAN MASALAH ............................................. 2
1.4 TUJUAN PENULISAN ...................................................... 2
1.5 METODE RANCANG BANGUN........................................ 2
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN............................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampah............................................................... 4
2.2 Jenis, Karakteristik, Komposisi, dan Timbulan Sampah...... 5
2.2.1 Jenis dan Karakteristik Sampah..................................... 5
2.2.2 Komposisi Sampah......................................................... 7
2.3 Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan......... 8
2.3.1 Metode Pengolahan Sampah.......................................... 9
2.3.2 Manfaat Pengolahan Sampah......................................... 10
2.4 Pengertian Insinerator......................................................... 10
2.4.1 Proses Pembakaran........................................................ 11

viii
2.4.2 Kandungan Gas Pada Asap Pembakaran Sampah......... 14
2.5 Pengendalian Emisi............................................................. 17
2.5.1 Jenis - Jenis Wet Scrubber............................................. 18
2.6 Teknik Pengelasan Untuk Jenis Sambungan....................... 24
2.7 Macam - Macam Sambungan Las....................................... 25
BAB III METODOLOGI PEMBUATAN
3.1 Flowchart Pembuatan Alat Insinerator Sampah................ 29
3.2 Identifikasi Permasalahan.................................................... 30
3.3 Pencarian Solusi................................................................... 30
3.4 Desain Alat Insinerator........................................................ 31
3.4.1 Bagian-Bagian Alat Incinerator...................................... 31
3.5 Water Spray......................................................................... 33
3.5.1 Bagian-Bagian Water Spray........................................... 33
3.6 Alat Dan Bahan................................................................... 36
3.7 Bahan Bakar Yang Digunakan Alat Insinerator.................. 37
3.8 Pembuatan............................................................................. 38
3.9 Hasil Pembuatan............................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Insinerator Sampah.............................................................. 41
4.2 Pemilihan Material............................................................... 41
4.3 Prinsip dan Cara Kerja Alat Insinerator............................... 42
4.4 Cara Kerja Water Spray....................................................... 42
4.5 Spesifikasi Alat Insinerator.................................................. 43
4.6 Pembahasan.......................................................................... 43
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 50
5.2 Saran .................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Sampah...................................................................................... 4
Gambar 2.2 Presentase komposisi sampah di Indonesia tahun 2013............ 7
Gambar 2.3 Sampah di Beberapa Ibu Kota Provinsi Menurut Jenisnya....... 7
Gambar 2.4 Spray Tower............................................................................... 19
Gambar 2.5 Cylonic Spray............................................................................ 20
Gambar 2.6 Orifice Srubber.......................................................................... 21
Gambar 2.7 Impingement Plate Scrubber..................................................... 22
Gambar 2.8 Venturi Scrubber....................................................................... 22
Gambar 2.9 Educator Srubber...................................................................... 23
Gambar 2.10 Grove Welds In Plate.............................................................. 24
Gambar 2.11 Grove Welds In Pipe................................................................ 24
Gambar 2.12 Fillet Welds In Plate................................................................ 25
Gambar 2.13 Fillet Welds In Pipe................................................................. 25
Gambar 2.14 Alur Sambungan Las Tumpul................................................. 26
Gambar 2.15 Sambungan Las T.................................................................... 27
Gambar 2.16 Sambungan Las Sudut............................................................. 28
Gambar 3.1 Flowchart Perancangan Alat Insinerator Sampah..................... 29
Gambar 3.2 Desain alat Incinerator sampah................................................. 31
Gambar 3.3 Tempat Penampungan Abu Pembakaran.................................. 32
Gambar 3.4 Tempat Ruang Pembakaran...................................................... 32
Gambar 3.5 Tempat Jalur Keluaran Asap Pembakaran (Exhaust)............... 33
Gambar 3.6 Pompa Air................................................................................. 34
Gambar 3.7 Nozzle........................................................................................ 34
Gambar 3.8 Ruang Srcubber......................................................................... 35
Gambar 3.9 Skematik sirkulasi water spray................................................. 35

x
Gambar 3.10 a. Alloy steel Hollow, b. Alloy steel plat Lembaran............... 37
Gambar 3.11 Kayu Bakar............................................................................. 38
Gambar 4.1 Incinerator Sampah................................................................... 41
Gambar 4.2 Siklus Water Spray.................................................................... 42
Gambar 4.3 Rangka Alat Insenerator............................................................ 43
Gambar 4.4 Badan Alat Insenerator.............................................................. 45
Gambar 4.5 Ruang Pembakaran Alat............................................................ 46
Gambar 4.6 Atap Alat Insenerator.................................................................... 46
Gambar 4.7 Salurang Cerobong Asap Alat....................................................... 47

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Umur Sampah Organik dan Non-Organik..................................... 7
Tabel 2.2 Data Umum Analisis Ultimate dari Komponen yang Mudah Ter-
bakar............................................................................................................... 15
Tabel 2.3 Baku Mutu Emisi Udara Untuk Insinerator................................... 17
Tabel 4.1 Spesifikasi alat Incinerator............................................................. 43
Tabel 4.2 Cost pengeluaran pembuatan alat incinerator sampah................... 48
Tabel 4.3 Cost pengeluaran tenaga kerja........................................................ 49

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sampah merupakan masalah terbesar dari setiap negara. Di Indonesia
diperkirakan menghasilkan 64 juta ton sampah setiap tahun. Dengan sampah yang
dihasilkan dari rumah tangga menjadi produsen sampah terbesar di Indonesia.
Dalam satu jam, Indonesia memproduksi 7.300 ton sampah atau 175 ribu ton
sampah per hari.[1]
Komposisi sampah yang mendominasi berupa sampah organik, yakni
mencapai 60% dari total sampah. Kemudian sampah plastik berada diurutan
selanjutnya dengan 14% dari total sampah disusul sampah kertas 9% dan karet
5,5%. Sampah lainnya 9.5% terdiri atas logam, kain, kaca, dan jenis sampah lainnya.
Dalam mengatasi sampah yang semakin menumpuk terutama sampah plastik
yang sulit terurai maka dibutuhkan alat untuk menghancurkan sampah terutama
sampah plastik dengan cara membakar tanpa membuat polusi yang berlebihan,
karena dampak yang negatif akibat pembakaran sampah maka diperlukan alat untuk
meminimalisir terjadinya polusi yaitu salah satu nya dengan incinerator yang
merupakan alat pembakar sampah yang dilengkapi dengan sistem water spray untuk
meminimalisir asap hasil pembakaran.
Karena ukuran alat ini terbilang cukup besar maka dirancanglah alat dengan
bentuk portable atau insenerator mini agar dapat digunakan dalam skala rumahan
dan pedesaan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Perumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana proses pembuatan insenerator sampah
2. Bagaimana pengaruh water spray terhadap alat incinerator

1
2

1.3 PEMBATASAN MASALAH


Untuk membatasi permasalahan agar pembahasan ini tidak terlalu meluas
maka penelitian tugas akhir ini dibatasi sebagai berikut:
1. Hanya membahas proses pembuatan Insinerator sampah.
2. Tidak membahas mengenai kualitas air dan analisa software solidworks.

1.4 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini yaitu:
1. Menjelaskan peroses pembuatan alat incinerator dari bahan mentah hingga
menjadi sebuah alat.

1.5 METODE RANCANG BANGUN


Metode yang akan di terapkan sebagai dasar dari laporan ini dalam mencapai
tujuan yaitu:
1. Studi Literatur
Mengumpulkan dan mempelajari teori dan materi dari buku-buku acuan yang
menyangkut permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan. Terutama hal-
hal yang berhubungan dengan perancangan teknik.
2. Studi Lapangan
Metode pengumpulan data dilakukan dengan analisa terhadap desain alat yang
dibuat.
3. Workshop
Tempat pembuatan alat Insinerator sampah
4. Software
Salah satu metode yang digunakan untuk mendesain, merancang dan
menganalisa desain alat tersebut.
3

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN


Untuk mempermudah dalam penulisan, maka disusun dengan sistematika
sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan penulisan, metode rancang bangun, dan
sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Berisi tentang dasar-dasar teori yang digunakan sebagai bahan
acuan dalam pembuatan alat Insinerator sampah.

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN


Menjelaskan pembuatan Insinerator sampah beserta komponen-
komponen nya.

BAB IV PEMBAHASAN DAN PEMBUATAN


Berisi tentang pembuatan alat Insinerator sampah berupa
pengoprasian dan analisa data.

BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil perancangan dan
pembuatan yang telah dilakukan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sampah


Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah
tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat didaur ulang menjadi barang yang bernilai.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang
mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat
terurai. Sampah anorganik yang tertimbun ditanah dapat menyebabkan pencemaran
tanah karena sampah anorganik tergolong zat yang sulit terurai dan sampah itu
akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini menyebabkan rusaknya lapisan
tanah.

Gambar 2.1 Sampah [2]

Sampah berbahaya termasuk kedalam sampah berjenis B3 adalah sampah


yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun
hasil proses teknologi pengolahan bahan yang tidak dapat diuraikan oleh alam dan
langsung dapat merusak lingkungan di sekitarnya, contohnya : baterai, lampu neon,
accu dan lain-lain.[2]
2.2 Jenis, Karakteristik, Komposisi, dan Timbulan Sampah

4
5

2.2.1 Jenis dan Karakteristik Sampah


Kegunaan dan mengenal jenis dan karakteristik sampah adalah sebagai
dasar untuk menentukan cara pengelolaan atau pengolahan sampah. Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, sampah yang dikelola terdiri atas:
1. Sampah rumah tangga
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga
3. Sampah spesifik
Sampah rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah
rumah tangga berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas
sosial, fasilitas umum, dan fasiitas lainnya. Sampah spesifik meliputi.
1. Sampah yang mengandung sampah berbahaya dan beracun
2. Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun
3. Sampah yang timbul akibat bencana
4. Puing pembokaran bangunan
5. Sampah yang secara teknologi tidak dapat dibuang
6. Sampah yang timbul secara tidak periodik
Ketentuan lebih lanjut sampah spesifik diatur dengan peraturan Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup.
Karakteristik sampah dalam pengelolaan sampah berbasis 3 dibedakan atas:
1. Sampah Organik
Sampah organik atau sampah basah atau hayati adalah jenis sampah yang
berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur
secara alami. Contohnya adalah sampah sisa dapur, daun-daunan, sayur-
sayuran, buah-buahan, daging, dan potongan rumput, ranting pohon dari
kebun.

2. Sampah Non-Organik
6

Sampah anorganik atau sampah kering atau sampah non-hayati adalah


sampah yang sukar atau tidak dapat membusuk, merupakan asmpah yang
tersusun dari senyawa non-organik yang berasal dari sumber daya alam
yang tidak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses
industry. Contohnya adalah botol gelas, plastik, tas plastik, kaleng, dan
logam. Sebagian sampah non-organik tidak dapat diuraikan oleh alam sama
sekali dan Sebagian lain dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.
Mengolah sampah non-organik erat hubungannya dengan penghematan
sumber daya alam yang digunaan untuk membuat bahan-bahan tersebut dan
pengurangan polusi akibat proses produksinya di dalam pabrik.
Umur hancurnya berbagai jenis sampah dibawah ini dapat digunakan
sebagai bahan untuk membuat suatu kebijakan maupun strategi yang
diambil dalam pengurangan sampah.[2]

Tabel 2.1 Umur Sampah Organik dan Non-Organik [2]


Jenis Sampah Lama Hancur
Kertas 2-5 bulan
Kulit Jeruk 6 bulan
Dus Karton 5 bulan
Filter Rokok 10-12 tahun
Kantong Plastik 10-20 tahun
Kulit Sepatu 25-40 tahun
Pakaian/Nylon 30-40 tahun
Plastik 50-80 tahun
Alumunium 80-100 tahun
Styrofoam Tidak Hancur

2.2.2 Komposisi Sampah


Komposisi sampah mengalami perubahan seiring dengan pertumbuhan
7

tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat. Komposisi sampah di berbagai kota


di Indonesia saat ini secara umum masih didominasi oleh sampah organik seperti
terlihat dalam gambar dibawah ini :

Gambar 2.2 Presentase komposisi sampah di Indonesia tahun 2013[3]

Gambar 2.3 Sampah di Beberapa Ibu Kota Provinsi Menurut Jenisnya[4]

2.3 Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan


Sampah secara umum dapat menimbulkan pencemaran baik udara, air,
maupun tanah. Pencemaran ini membahayakan bagi kesehatan manusia. Disamping
itu, pencemaran yang disebabkan dari bau yang dihasilkan dan juga kerusakan
8

tanah apabila sampah tersebut mempunyai kandungan bahan kimia yang


berbahaya. Berikut merupakan dampak yang dihasilkan dari pencemaran sampah
terhadap manusia dan lingkungan hidup.
1. Dampak terhadap kesehatan
Dampak kesehatan yang ditimbulkan adalah :
a. Penyakit jamur yang menyebar melalui kulit.
b. Penyakit diare yang ditimbulkan dari pencemaran yang menyebar
dengan cepat melalui virus yang berasal dari sampah dengan
pengolahan yang tidak tepat yang bercampur pada air minum.
c. Penyakit demam berdarah yang meningkat karena timbunan sampah dan
kurangnya pengolahan sampah yang memadai.
2. Dampak terhadap sosial ekonomi
Potensi bahaya sampah terhadap keadaan sosial dan ekonomi yang dapat
ditimbulkan adalah :
a. Memberikan dampak negative bagi sektor pariwisata.
b. Membentuk lingungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat,
bau yang tidak sedap karena sampah bertebaran dimana-mana.
c. Menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat
3. Dampak terhadap kualitas udara dan air
Pencemaran udara yang ditimbulkan dari sampah mengeluarkan bau yang
tidak sedap, debu dan gas beracun apabila sampah memiliki kandungan
yang berbahaya. Kasus yang banyak ditemukan terjadi di Indonesia sampah
yang menumpuk sering kali dibakar tanpa mempedulikan dampak dari hasil
pembakaran yang meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida
(CO2), nitrogen monoksida (NO), gas belerang, dan asap diudara yang
berbahaya bagi lingkungan.
Pencemaran air yang ditimbulkan dari sampah juga berdampak buruk bagi
lingkungan misalnya terjadinya perubahan warna dan bau air sungai,
penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan
9

meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan


sumber air.[5]

2.3.1 Metode Pengolahan Sampah


Pengolahan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber
daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metode dan keahlian khusus untuk masing- masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda-beda antara Negara maju dengan
berkembang, berbeda juga antara daeerah perkotaan dengan daerah pedesaan,
berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah
yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah di area
komersial dan industry biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal,
diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan
ketersediaan area. Dengan prinsip 4 R sampah akan teratur dengan sempurna
diantaranya :
a. Mengurangi (Reduce)
b. Menggunakan Kembali (Reuse)
c. Mendaur ulang (Rycycle)
d. Mengganti (Replace)
2.3.2 Manfaat Pengolahan Sampah
Berapa manfaat yang didapat dari pengelolaan sampah adalah :[6]
1. Menghemat energi
2. Lingkungan yang bersih
10

3. Tingkat Kesehatan masyarakat yang meningkat


4. Menghemat sumber daya alam
2.4 Pengertian Insinerator
Insinerator adalah tungku pembakaran yang digunakan untuk mengolah
limbah padat menjadi materi gas dan abu (bottom ash dan fly ash). Pengolahan
sampah dengan insineraasi dapat mengurangi volume dan massa serta mengurangi
sifat berbahaya dari sampah infeksius. Faktor yang memegang peran penting dalam
insinerasi adalah temperatur pembakaran dan waktu pembakaran sampah tersebut.
Pemanfaatan energi panas insinerasi identik dengan combustion, yaitu dapat
menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan. Faktor penting yang harus
diperhatikan adalah kuantitas dan kontiunitas limbah yang akan dipasok. Kuantitas
harus cukup untuk menghasilkan energi secara continue agar suplai energi tidak
terputus.
Didalam insinerator terdapat 2 ruang bakar, yang terdiri dari Primary Chamber dan
Secondary Chamber.
1. Primary Chamber
Berfungsi sebagai tempat pembakaran limbah. Kondisi pembakaran
dirancang dengan jumlah udara untuk reaksi pembakaran kurang dari
semestinya, sehingga disamping pembakaran juga terjadi reaksi pirolisa.
Pada reaksi pirolisa material organik terdegradasi menjadi karbon
monoksida dan metana. Temperature dalam primary chamber diatur pada
rentang 600oC-800oC dan untuk mencapai temperatur tersebut, pemanasan
dalam primary chamber dibantu oleh energi burner dan energi pembakaran
yang timbul dari limbah itu sendiri.

2. Secondary Chamber
Gas hasil pembakaran dan pirolisa perlu dibakar lebih lanjut agar tidak
mencemari lingkungan. Pembakaran gas-gas tersebut dapat berlangsung
dengan baik jika terjadi pencampuran yang tepa tantara oksigen (udara)
11

dengan gas hasil pirolisa, serta ditunjang oleh waktu tinggal (retention time)
yang cukup. Udara untuk pembakaran di secondary chamber disuplai oleh
blower dalam jumlah yang terkontrol. Selanjutnya gas pirolisa yang
tercampur dengan udara dibakar secara sempurna oleh burner didalam
secondary chamber dalam temperatur tinggi yaitu sekitar 800oC-1000oC.
sehingga gas-gas pirolisa (Metana, Etana dan Hidrokarbon lainnya) terurai
menjadi gas CO2 dan H2O.[7]

2.4.1 Proses Pembakaran


Reaksi pembakaran secara umum terjadi melalui 2 cara, yaitu pembakaran
sempurna dan pembakaran habis. Pembakaran sempurna adalah proses pembakaran
yang terjadi jika semua karbon bereaksi dengan oksigen menghasilkan CO 2,
sedangkan pembakaran tidak sempurna adalah proses pembakaran yang terjadi jika
bahan bakaar tidak terbakar habis dimana proses pembakaran yang tidak semuanya
menjadi CO2
Menurut culp proses pembakaran aktual dipengaruhi oleh 5 faktor,yaitu:
1. Pencmpuran udara dan bahan dengan baik
2. Kebutuhan udara untuk proses pembakaran
3. Suhu pembakaran
4. Lamanya waktu pembakaran yang berhuhbungan dengan laju pembakaran
5. Berat jenins bahan yang akan dibakar
Pencampuran udara dan bahan bakar yang baik dalam pembakaran aktual
biasanya tidak dapat dicapai tetapi didekati melalui penambahan excess udara.
Penambahan excess udara harus baik dengan nilai minimum karena apabila terlalu
banyak dapat meningkatkan kehilangan energi dalam pembakaran dan
meningkatnya emisi NOx.
Proses pembakaran sampah pada rumah tangga berlangsung secara
bertahap. Tahap awal terjadi penguapan kandungan air sampah yang belum
terbakar menggunakan panas dari bahan terbakar yang berada di sekelilingnya atau
12

menggunakan energi panas yang ditambahkan dari luar. Pada saat pemanasan
sampah terjadi pelepasan karbon atau bahan volatile yang terkonversi menjadi gasa
yang mudah terbakar, proses ini disebut gasifikasi. Gas ini selanjutnya bercampur
dengan oksigen yang dapat mengalami reaksi oksidasi. Kondisi ini apabila
menghasilkan temperatur cukup tinggi dan berlangsung lama dapat terkonversi
secara sempurna (complete combustion) menghasilkan uap air dan CO2 yang
dilepaskan ke udara.
Kondisi sebaliknya dapat terjadi yaitu apabila temperature pembakaran
rendah dan waktu tinggal pada ruang bakar cepat terjadi yaitu apabila temperature
pembakaran yang tidak sempurna (incomplete combustion) yang dapat
menghasilkan asap. Dampak lain dari pembakaran tidak sempurna adalah
terbentuknya polutan lain yang semula tidak terdapat dalam sampah karena terjadi
reaksisintesa yang disebut denovo menghasilkan dioksindan furan. Tingkat
kesempatan pembakaran di pengaruhi oleh beberapa variable berikut.
1. Temperatur
Temperatur pembakaran merupakan fungsi nilai bakar (Heating value)
sampah dan bahan bakar tambahan dari air, rancangan alat pembakar
(insinerator), supply udara dan control pembakaran. Pembakaran sempurna
memerlukan temperature tinggi, secara umum temperatur lebih tinggi dari
650oC dan waktu tinggal 1-2 detik dapat menghasilkan pembakaran
sempurna pada makanan dan sampah rumah tangga. Temperatur lebih tingi
sekitar 1000oC diperlukan untuk membakar campuran sampah yang
mengandung bahan berbahaya (hazardous) seperti sampah medis dengan
waktu tinggal minimal 1 detik dapat menghasilkan polutan seperti dioksis,
furan, asap dan abu minimal.
2. Waktu tinggal
Pembakaran sempurna membutuhkan waktu tinggal yang cukup yaitu
waktu yang dibutuhkan untuk menjain terjadinya pencampuran yang
sempurna. Pembakaran pada temperature rendah, sampah dengan nilai
13

panas rendah dan turbulensi campupran gas yang rendah memerlukan


waktu tinggal yang lebih lama untuk menghasilkan pembakaran yang
sempurna.
3. Turbulensi
Turbulensi pencampuran gas yang terbakar dan udara diperlukan untuk
menjamin terjadinya kontak yang cukup antara bahan bakar dan udara. Hal
ini dapat menghasilkan temperature yang tinggi sehingga menyebabkan
pembakaran sempurna. Tingkaat pencampuran tergantung dari rancangan
ruang bakar insinerator dan sistem injeksi udara. System pembakaran
dengan sirkulais udara yang baik. Demikian juga tumpukan sampah yang
terlalu tinggi dapat menunggu turbulensi pencampuran udara dan gas yang
mudah terbakar karena tersumbatnya rongga jalur aliran kedua bahan ini.
Rancangan insinerator yang dapat menghasilkan pembakaran sempurna
menggunakan sistem sirkulasi paksa (forced circulation) untuk memperoleh
turbulensi campuran.
4. Komposisi Sampah
karakteristik sampah seperti nilai panas, kandungan air dan sifaat kimia
(kandungan C, H, O, N, S dan Cl) sampah berpengaruh terhadap proses
pembakaran dan jenis polutan pada gas buang dan abu. Semakin tinggi
temperatur waktu tinggal dan derajat pencampuran gas dan udara semakin
mendekati pembakaran sempurna dan semakin kecil pengaruh karakteristik
sampah terhadap tingkat kesempurnaan pembakaran.
a. Pembakaran dengan udara kurang
Pada proses ini terjadi perpindahan panas berkurang dan panas
hilang karena bahan bakar berlebih serta ada bahan bakar yang tak
terbakar disamping terdapat hasil pembakaran, seperti CO, CO2, uap
air, O2, dan N2.
b. Pembakaran dengan udara berlebih
Pada proses ini terjadi perpindahan panas berkurang dan panas
14

hilang karena udara berlebih serta hasil pembakaran, seperti CO 2,


uap air, O2, dan N2.
c. Pembakaran dengan udara optimum
Pada proses ini perpindahan panas yang maksimum dan panas yang
hilang minimum, serta terdapatnya hasil pembakaran, seperti CO,
uap air, O2, dan N2.

Tabel 2.2 Data Umum Analisis Ultimate dari Komponen yang Mudah
Terbakar[8]

2.4.2 Kandungan Gas Pada Asap Pembakaran Sampah


Pembakaran sampah menghasilkan berbagai senyawa yang berbahaya bagi
Kesehatan dan lingkungan. Bahaya tersebut biasanya ditimbulkan oleh adanya
emisi gas dan partikel debu. Gas-gas berbahaya yang ditimbulkan oleh pembakaran
sampah antara lain adalah gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx),
Hidrokarbon (HC), Sulfur Dioksida (SO2) Dioxin dan Furan.
Adapun penjelasan mengenai gas pembakaran sampah sebagai berikut.
1. Karbon Monoksida (CO)
15

Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berbau, tidak berasa dan
tidak berwarna. Karbon monoksida dapat mengakibatkan gangguan mata,
paru-paru dan saluran pernafasan. Jika CO masuk kedalam saluran
pernafasan maka akan menyembuhkan terjadinya ikatan antara CO dengan
Hb yang seharusnya berikatan dengan O2 membentuk HbO2. Dalam hal ini
yang terbentuk malah COHb. Akibatnya Hb tidak berfungsi dengan
maksimal untuk mengangkat oksigen seluruh sel tubuh.
2. Nitrogen Oksida (NOx)
Meliputi nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida. Nitrogen monoksida
merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau sedangkan nitrogen
dioksida memiliki warna coklat kemerahan dan bau yang tajam. Nitrogen
oksida berbahaya karena merupakan penyusun asap fotokimia dan jika kena
mata bisa perih dan terhirup menyebabkan sesak nafas.
3. Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon diudara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang disebut plycylic aromatic hydrocarbon
(PAH). Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan
merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
4. Sulfur Dioksida (SO2)
Merupakan senyawa yag berasal dari pembakaran industri minyak bumi,
batu bara, letusan gunung Merapi dan diperoleh juga dari oksidasi biji
sulfida. Sulfur dioksida yang terhirup banyak dapat menyebabkan radang
paru-paru dan tenggorokan akibat terbentuknya asam sulfit. Sulfur dioksida
merupakan gas yang berbau menyengat, tidak berwarna, tidak flammable
dan tidak eksplosif.
5. Dioxin dan Furan
Dioxin dan furan dikenal sebagai penyebab kanker. Berinteraksi secara
langsun DNA melalui mekanisme berbasis reseptor. Salah satu jenis zat
yang sangat berbahaya dalam kandungan gas sisa pembakaran plastik
16

adalah dioksin yang bersifat karsinogen atau menimbulkan kanker. Efek


samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistem hormone,
perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan
penekanan terhadap sistem kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap
manusia adalah perubahan kode keturunan (maker) dari tingkat
pertumbuhan awal dari hormone. Pada dosis yang lebih besar bisa
mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut chloracne.
http://msw.cesc.ucf.edu/Exercise-Chemcomposition

Table 2.3 Baku Mutu Emisi Udara Untuk Insinerator [8]


Kadar maksimum
No Parameter
(mg/Nm3)
1 Partikel 50
2 Sulfur dioksida (SO2) 250
3 Nitrogen dioksida (NO2) 300
4 Hidrogen Fluorida (HF) 10
5 Karbon monoksida (CO) 100
6 Hidrogen Chlorida(HCI) 70
7 Total Hidrocarbon (sbg CH4) 35
8 Arsen (As) 1
9 Kadium (Cd) 0.2
10 Kromium (Cr) 1
11 Timbal (Pb) 5
12 Merkuri (Hg) 0.2
13 Talium (TI) 0.2
14 Opasitas 10%
17

2.5 Pengendalian Emisi


Pengendalian emisi dapat dilakukan dengan berbagai alat. Pemilihannya
dapat dilakukan dengan pertimbangan efisiensi, sifat kimiawi pencemar, dan
lainnya. Beberapa alat pengendali emisi antara lain sebagai berikut:
1. Filter udara berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar dari
cerobong agar tidak ikut terlepas ke udara sehingga hanya udara yang
bersih yang keluar ke lingkungan
2. Pengendapan silikon
Pengendap silikon adalah pengendap debu / abu yang ikut dalam gas
buangan atau udara dalam ruang pabrik atau berdebu. Prinsip kerja
pengendapan silikon adalah pemandaatan gaya sentrifugal dari udara atau
gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung silikon
sehingga partikel debu yang berat akan jatuh kebawah.
3. Pengendapan sistem gravitasi
Alat pengendapan ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor
yang ukuran partikelnya relative cukup besar. Cara kerja alat ini sederhana
sekali, sehingga waktu terjadi perunahan kecepatan secara tiba-tiba (speed
drop), arah akan jatuh terkumpul di bawah akibaaat gaya beratnya sendiri
(gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung dimensi alatnya. Skema alat
pengendapan sistem gravitasi dibawah ini.
4. Pengendapan elektrostatik
Alat pengendapan elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang
kotor dalam jumlah (volume) yang relative besar dan pengotor udaranya
adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat
dan udara yang keluar dari alat ini sudah relative bersih.
5. Wet Scubber
Wet scrubber adalah yang digunakan untuk menggabarkan variasi alat yang
menggunakan liquid untuk membuang polutan.
6. Water Spray
18

Water spray merupakan alat untuk pengendali emisi berupa partikulat yang
terbawa oleh asap. Water spray di desain untuk menangkap partikulat dan
menangkapnya dalam tetesan kabut air. Kegunaan dari water spray yaitu
untuk mengikat partikulat yang terbawa oleh asap dan membawanya kedalam
air yang berada pada ember.
Air yang digunakan untuk water spray dialirkan oleh pompa melalui selang
yang telah dipasang nozzle sehingga air yang keluar bertekanan tinggi dan
berupa kabut yang disemprotkan secara merata di dalam tabung agar partikel
yang terkandung dalam asap dapat tertangkap dan masuk ke dalam ember
kemudian bersirkulasi kembali.[9]

2.5.1 Jenis - Jenis Wet Scrubber


1. Spray Tower
Tipe paling sederhana dari Wet Scrubber adalah Spray Tower, partikel yang
akan ikut mengalir bersama aliran gas disemprot dengan air menggunakan
nozzle. Konstruksi tipe ini bisa ditempatkan secara horizontal atau vertikal.
Berikut ini contoh dari Spray Tower dengan pemasangan secara vertikal.
Spray nozzle didesain untuk aliran liquid yang mempunyai bilangan
pressure drop besar maupun kecil, untuk aliran liquid yang mempunyai
flow rate yang kecil, maka cross area ontaknya harus besar. Laju aliran
yang mempunyai drop fals menentukan dua phase dan harus kontak terus
menerus. Hambatan pada transfer yaitu pada phase gas dikurangi dengan
gerakan swirling dari falling liquid doplets.
19

Gambar 2.4 Spray Tower[10]

2. Cyclonic spray
Perbedaan antara Cyclonic Spray dengan Spray Tower adalah dari segi
konstruksi pada bagian aliran udara masuk ke Scrubber. Cyclonic Spray
memiliki konstruksi bagian inlet gas yang dibuat pada posisi tangensial
terhadap silinder srubber sehingga gas yang masuk akan mengalami aliran
turbulen sehingga alirannya akan bersinggungan dengan dinding silinder
scubber. Hal ini mengakibatkan gas yang mengalir bertambah kecepatan
alirannya. Sedangkan air yang disemprotkan berasal dari nozzle yang
ditempatkan ditengah sepanjang scrubber. Berikut beberapa tipe dari
Cylonic Spray.
20

Gambar 2.5 Cylonic Spray[10]

3. Orifice Scrubber
Pada Orifice Scrubber gas yang mengalir melawati genangan air, sehingga
partikel dan mengendap sedangkan untuk partikel berukuran kecil pada
kondisi basah partikel akan melekat dan jatuh pada pelat penghantar dan
mengalir Kembali ke genangan air. Beberapa tipe dirancang dengan pelat
penghantar yang dapat disetel kemiringannya agar kecepatan aliran partikel
dapat dikendalikan. Untuk membuang endapan sistem ini menggunakan
proses mekanik yang dibuat pada bagian bawah genangan air. Endapan
tersebut dibuang dengan penghantar yang aplikasinya seperti conveyor ke
bagian luar scrubber. Tipe ini mampu menampung aliran gas diatas 50.000
cfm. Seperti ini terlihat pada gambar dibawah ini.
21

Gambar 2.6 Orifice Srubber[10]

4. Impingement Plate Scrubber


Prinsip kerja dari alat ini adalah gas inlet, naik keatas mennuju ruangan
plate. Proses pengumpulan bertumpu pada tetesa droplet yang berasal dari
baffle. Kecepatan gas 60 sampai 75 meter/detik melalui lubang
mengakibatkan ribuan jet yang menyemprotkan suatu cairan yang cair ke
dalam tetesan pada urutan 100 mikron untuk membersihkan kontaminan
gas. Scrubber impinjet mampu mengurangi gas polutan yang diinginkan
jika jumlah pelat cukup pada tahapan yang digunakan.
Outlet gas dapat didinginkan sampai kurang dari 5 Fo di atas suhu cairan
yang masuk. Pelarut yang sering digunakan seperti alcohol, pentana,
heksana, kontak langsung kondensasi langsung kondensasi cair dan
menghilangkan panas.
22

Gambar 2.7 Impingement Plate Scrubber[10]

5. Venturi Scrubbers for Fine Particulates


Prinsip operaasi Venturi Scrubbers adalah gas yang masuk, kecepatannya
menjadi tinggi. Ketika melewati Throat dan terjadi kontak dengan cairan.
Cairan ini dikabutkan menjadi butiran halus yang menjebak partikulat
efisiensi yang tinggi. Partikulat yang besar, berat, jatuh secara gravitasi.
Tekanan pengeluaran, semakin tinggi efisiensi pengumpulan.

Gambar 2.8 Venturi Scrubber[10]


23

Venturi Scrubber menggunakan diferensial kecepatan tinggi gas dan aliran


yang mengalir bebas untuk membuat tetesan agar dapat menjebak
kontaminan, sehingga kontaminan berkumpul dan membentuk
terkonsentrasi seperti lumpur. Venturi Scrubber juga bisa melakukan
pembersihan aliran gas proses untuk menghilangkan minyak, debu dan
partikulat lain. Scrubber ini membuka kesempatan untuk mendaur ulang
gas-gas sebagai bahan bakar atau proses bahan baku.

6. Educator Venturi Scrubbers


Scrubbers Eductor adalah alat dirancang untuk menyisihkan gas dan
partikulat oleh dorongan aliran gas menggunakan tekanan tinggi. Selain itu,
Educator Srubber dapat digunakan untuk langsung menghubungi
kondensasi.[10]

Gambar 2.9 Educator Srubber[10]


24

2.6 Teknik Pengelasan Untuk Jenis Sambungan


Posisi pengelasan yang diambil oleh operator mesin las biasanya tergantung
dari letak kampuh yang akan di las. Simbol huruf G berasal dari kata groove dimana
dua material logam yang akan disambung diletakan dalam posisi sejajar dan diberi
kerenggangan semacam alur yang biasa disebut kampuh las. Sedangkan untuk symbol
F berasal dari kata fillet yang artinya suatu bentuk sudut yang berada pada pertemuan
dua garis atau bentuk salah satu tepi/sisi dari benda yang berbentuk setengah
lingkaran atau membentuk busur. Berikut posisi-posisi pengelasan :

Gambar 2.10 Groove Welds In Plate[11]

Gambar 2.11 Groove Weld In Pipe[11]


25

Gambar 2.12 Fillet Welds In Plate[11]

Gambar 2.13 Fillet Welds In Pipe[11]

2.7 Macam - Macam Sambungan Las


Secara umum sambungan las dalam kontruksi baja pada dasarnya dibagi
dalam sambungan tumpul, sambungan T, dan sambungan sudut.
26

1. Sambungan Tumpul
Sambungan tumpul adalah jenis sambungan yang paling effisien.
Sambungan ini dibagi lagi menjadi dua yaitu sambungan penetrasi penuh dan
sambungan penetrasi sebagian. Sambungan penetrasi penuh dibagi lebih lanjut
menjadi sambungan tanpa pelat pembantu dan sambungan dengan pelat
pembantu. Bentuk alur dalam sambungan tumpul sangat mempengaruhi
efisiensi pengerjaan, efisiensi sambungan dan jaminan sambungan. Pada
dasarnya dalam memilih bentuk alur harus menuju kepada penurunan
masukan panas dan penurunan logam las sampai kepada harga terendah yang
tidak menurunkan mutu sambungan. Karena hal ini maka dalam pemilihan
bentuk alur diperlukan kemampuan dan pengalaman yang luas. Bentukbentuk
yang telah distandarkan pada umumnya hanya meliputi pelaksanaan
pengelasan yang sering dilakukan sehingga dalam pengelasan khusus bentuk
alur harus ditentukan sendiri berdasarkan pengalaman yang dapat dipercaya.
27

Gambar 2.14 Alur Sambungan Las Tumpul[11]

2. Sambungan T
Hal-hal yang dijelaskan untuk sambungan tumpul diatas juga berlaku
untuk sambungan jenis ini. Dalam pelaksanaan pengelasan mungkin sekali
ada bagian batang yang menghalangi yang dalam hal ini dapat diatasi dengan
memperbesar sudut alur.

Gambar 2.15 Sambungan T[11]

3. Sambungan Sudut
Dalam sambungan ini dapat terjadi penyusutan dalam arah tebal pelat
yang dapat menyebabkan terjadinya retak lamel. Hal ini dapat dihindari
dengan membuat alur pelat tegak. Bila pengelasan dalam tidak dapat
dilakukan karena sempitnya ruang maka pelaksanaannya dapat dilakukan
dengan pengelasan tembus dengan pelat pembantu.[11]
28

Gambar 2.16 Sambungan Sudut[11]


BAB III
METODOLOGI PEMBUATAN

3.1 Flowchart Pembuatan Alat Insinerator Sampah

Mulai

Identifikasi
Permasalahan

Desain Alat

Alat dan Bahan

Pembuatan

Hasil Pembuatan

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Pembuatan Alat Insinerator Sampah

29
30

3.2 Identifikasi Permasalahan


Adanya pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terus mengalami
peningkatan, maka kebutuhan pokok dan sekunder semakin meningkat dengan
adanya peningkatan ini banyak produk kebutuhan yang dikemas menggunakan bahan
plastik dan kertas yang dapat menghasilkan sampah dalam jumlah banyak dan
melebihi kapasitas penampungan yang disediakan pihak pemerintah negeri maupun
swasta sehingga dibutuhkan pemusnahan untuk mengantisipasi membludaknya
sampah, maka dari itu dibuatlah alat untuk menghancurkan sampah terutama sampah
plastik yang sulit terurai dan sampah domestik lainya, alat ini adalah insenerator
sampah yaitu alat yang dapat menghancurkan sampah dengan metode pembakaran
dalam sebuah ruangan dengan proses srcrubber untuk meminimalisir asap yang
dihasilkan agar tidak membahayakan lingkungan sekitar dan ramah lingkungan.

3.3 Pencarian Solusi


Ketika didapatkan beberapa permasalahan maka didapatkan solusi yang dapat
digunakan untuk sebuah pengembangan agar menghasilkan alat yang semakin
canggih yang nantinya dapat bermanfaat dikemudian hari, Pada alat insenerator
sampah sebelumnya, alat ini memiliki ukuran yang besar peruntukan nya untuk skala
perumahan dengan metode pembakaran menggunakan pembakaran bensin / solar dan
menggunakan ruang scrubber untuk menghadang asap yang lewat melewati cerobong
agar asap menjadi sedikit karena proses bottom up, untuk pengembangan selanjutnya
karena alat ini terlalu besar maka dibuatlah skala portable atau skala rumah tangga
dengan metode pembakaran alami, alat ini di upgrade menggunakan compressor
untuk meratakan nyala api dan mestabilkan udara diruang pembakaran dan adanya
proses filtrasi asap pembakaran pada ruang scrubber yang nantinya akan
menyemprotkan air dan menangkap polutan asap agar asap yang di lepas ke udara
jauh lebih bersih dan ramah lingkungan.
31

3.4 Desain Alat Incinerator


Dalam mendesain alat, diperlukan beberapa pertimbangan agar hasil desain
dapat terlaksana dengan baik serta memerlukan alat bantu berupa software CAD
disini Penulis memakai Software solidworks 2018, perancangan alat Insenerator
sampah ini tidak jauh berbeda pada alat insenerator sebelumnya.
Incinerator merupakan tungku pembakaran untuk mengolah limbah padat,
yang mengkonversi materi padat (sampah) menjadi materi gas, dan abu, (bottom ash
dan fly ash). Pada incinerator terdapat tiga ruangan diantaranya ruang penampungan
abu, ruang pembakaran, dan ruang keluaran asap (exhaust) sehingga dapat
mempermudah pembakaran yang baik. Dengan bantuan water spray maka dapat
mereduksi asap yang berbahaya. Seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.2 Desain alat Incinerator sampah

3.4.1 Bagian-Bagian Alat Incinerator


Dalam perencanaan incinerator terdapat bagian-bagian yang penting dalam
proses pembakaran diantaranya:
1. Tempat Penampungan Abu Pembakaran
Tempat ini berfungsi sebagai tempat penampungan abu pembakaran yang
32

jatuh dari ruang pembakaran setelah proses pembakaran sampah, dimana


desain yang berbentuk laci ini mempermudah proses pemindahan abu
pembakaran tersebut apabila sudah terisi penuh. Seperti gambar di bawah
ini.

Gambar 3.3 Tempat Penampungan Abu Pembakaran

2. Tempat Ruang Pembakaran


Tempat ini berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pembakaran.
Dimana sampah organic maupun non organic dibakar di ruang pembakaran
menggunakan bahan bakar kayu sebagai pemicu agar sampah terurai
dengan sempurna. Seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.4 Tempat Ruang Pembakaran


33

3. Tempat Jalur Keluar Asap Pembakaran (Exhaust)


Tempat ini berfungsi sebagai menampung asap yang terjadi setelah
pembakaran agar asap yang ada didalam ruang bakar tidak keluar dari
ruang pembakaran, melainkan asap akan terkumpul di ruang penampungan
asap lalu mengarahkan ke jalur keluaran asap (exhaust) yang sudah di
lengkapi oleh water spray (hujan buatan) yang berfungsi untuk meredakan
ketebalan asap pembakaran. Seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.5 Tempat Jalur Keluaran Asap Pembakaran (Exhaust)

3.5 Water Spray


Water spray adalah alat untuk memanfaatkan air dengan tekanan tinggi
kemudian disemprotkan melalui nozzle supaya dapat dikabutkan secara merata di
dalam tabung yang berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel kecil yang
terkandung dalam asap.

3.5.1 Bagian-Bagian Water Spray


Dalam pembuatan water spray yang digunakan untuk mereduksi asap
pembakaran terdapan komponen pendukung diantaranya :
34

1. Pompa
Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu
tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan. Pada alat ini
pompa menghisap air yang ada dalam ember dikeluarkan melalui perpipaan
dengan tekanan tinggi agar hasil pengkabutan lebih maksimal.

Gambar 3.6 Pompa Air

2. Nozzle Spray
Alat ini berfungsi sebagai pemecah cairan berupa air dengan hasil berupa
kabut yang memiliki tekanan tinggi.

Gambar 3.7 Nozzle


3. Ruang Scrubber
35

Alat ini berfungsi sebagai tempat berlangsung proses pengkabutan yang


dihasilkan oleh spray nozzle dengan tekanan tinggi, setelah terjadi
pencampuran antara asap dengan air maka kotoran yang jatuh setelah proses
pengkabutan akan langsung mengalir ke saluran buang.

Gambar 3.8 Ruang Srcubber

4. Tanki air / ember


Tanki air ini berfungsi sebagai tempat menyimpannya air, baik air bersih
maupun air yang sudah terjadi proses pengkabutan. Sehingga dapat
disirkulasikan kembali.

Pompa

Tangki air Nozle Spray

Tabung Spray/saluran buang

Gambar 3.9 Skematik sirkulasi water spray


3.6 Alat dan Bahan
36

Dalam proses pembuatan ini membutuhkan alat yang dapat digunakan untuk
membuat alat insenerator sampah, diantara nya yaitu :
1. Gerinda
Gerinda merupakan alat untuk memotong besi plat dan hollow sesuai
dengan ukuran yang sudah di desain.
2. Bor listrik
Bor listrik digunakan untuk melubangi titik yang sudah ditentukan, untuk
menyatukan dua bentuk material agar menjadi satu bagian dari desain part
alat.
3. Riverter
Riverter merupakan alat untuk menembakan paku rivet yang berfungsi
mengikat sisi- sisi besi plat dan hollow yang sudah di lubangi oleh bor.
4. Palu
Digunakan untuk mengetuk bagian kerak hasil penyambungan las listrik.
5. Mesin las listrik
Alat yang digunakan untuk menyatukan dua material dengan menggunakan
elektroda sbagai media penyambungan nya.
6. Elektroda
Media yang di gunakan las listrik dalam penyambungan material.
7. Meteran
Untuk mengukur besi plat dan hollow sesuai dengan ukuran yg dibutuhkan.

Dalam proses pembuatan alat pemilihan bahan material yang digunakan,


yaitu:
Untuk material yang digunakan pada alat ini seperti alloy steel hollow dimensi
3x3cm ketebalan 1mm untuk rangka alat incinerator dan alloy steel plat
lembaran dengan ketebalan 2mm untuk body incinerator. Dengan material ini
maka proses pembakaran menjadi efektif dikarenakan panas yang dihasilkan
pada saat pembakaran akan terus meningkat sehingga walaupun sampah yang
37

basah dapat juga dibakar dengan alat incinerator ini. Selain itu harga material
juga yang terbilang masih terjangkau dan mudah di dapatkan.

(a) (b)
Gambar 3.10 a. Alloy steel Hollow, b. Alloy steel plat Lembaran

3.1 Bahan Bakar Yang Digunakan Pada Alat Incinerator


Pada Incinerator modern biasanya menggunakan bahan bakar gas sebagai
pemicu awal pembakaran agar proses pembakaran bisa terus menerus tanpa
mengalami penurunan pada proses pembakarannya. Akan tetapi pada alat Incinerator
ini masih menggunakan bahan bakar kayu sebagai pemicu awalnya dikarenakan
harga jual gas cukup mahal untuk saat ini. Selain menggunakan bahan bakar kayu,
alat ini juga memiliki lubang udara di sisi samping ruang pembakaran untuk
membantu suplai udara masuk yang membantu proses pembesaran api pada ruang
pembakaran.
38

Gambar 3.11 Kayu Bakar

Pada versi insenerator sampah portable ini sampah yang dianjurkan untuk
dibakar adalah sampah domestic atau sampah perumahan seperti sampah kertas,
plastik dan organik yang menghasilkan panas dibawah 500 derajat celcius karena
bahan material yang digunakan belum mampu atau dapat membakar sampah yang
panasnya lebih dari 500 derajat yang dapat mengakibatkan insenerator meleleh akibat
panas berlebih. Oleh sebab itu digunakan lah kayu bakar sebagai pemicu pembakaran
nya.

3.8 Pembuatan
Pada proses ini adalah proses pembuatan alat insenerator sampah, dimulai
dari:
1. Pembuaatan kerangka alat
proses pembuatan rangka ini sebagai dasar badan dari alat incinerator yang
sudah di ukur dengan dimensi tinggi 105cm dan lebar 60cm dengan
menggunakan alloy steel hollow.
2. Pembuatan body alat
setelah kerangka alat jadi kemudian membuat body alat dengan menggunakan
alloy steel plat dengan dimensi panjang 100cm dan lebar 60cm untuk bagian
39

samping dan belakang sedangkan dimensi untuk bagian depan 60cm x 60cm.
3. Pembuatan bagian atap alat
pembuatan bagian atas alat berupa atap segitiga pyramid yang berfungsi
sebagai saluran asap menuju cerobong asap pembuatan bagian ini dilakukan
dengan proses pengelasan.
4. Pembuatan saluran cerobong asap
Setelah bagian atap alat jadi maka dilanjutkan dengan pembuatan saluran
cerobong asap yang sudah di lengkapi dengan water spray sebagai media
mengurangi ketebalan asap hasil pembakaran nantinya.
5. Penyempurnaan alat
Setelah semua sudah terbentuk maka dilakukan finishing alat yaitu dengan
merapihkan dan memperbaiki bagian bagian alat yang kurang rapih agar hasil
dari alat sangat baik setelah itu dilakukan proses pengecatan seluruh badan
alat incinerator.

Demikian proses pembuatan alat incinerator pada saat workshop dari sebuah
matrial saja sampai menjadi sebuah alat.
40

3.9 Hasil Pembuatan

Gambar 3.12 Insenerator Sampah

Berikut adalah hasil proses pembuatan yang telah menjadi sebuah alat
pembakaran dengan ukuran 1050mm x 600mm x 600mm dengan berat 40kg dengan
kapasitas pembakaran 10 - 15 kg sampah, mampu menahan panas hingga 500-600
derajat celcius, dilengkapi dengan water spray sebagai filterasi asap agar minimalisir
polutan asap pembakaran, dengan desain insenerator sampah yang simple dan
portable ini dapat memudahkan untuk proses maintenance dan perpindahan alatnya
sehingga praktis untuk digunakan di skala perumahan. Incinerator ini juga di inisiasi
dari alat incinerator sebelumnya dengan sekala yang lebih besar maka dibuatlah alat
incinerator ini dengan ukuran yang lebih kecil.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Insenerator Sampah

Gambar 4.1 Insenerator Sampah

Insineraor adalah tempat pembakaran sampah yang didesain sedemikian


rupa sehingga partikulat asap dari pembakaran tersebut tidak berbahaya jika
dilepas ke lingkungan. Pada penelitian ini dibuat alat incinerator dengan proses
penyemprotan asap menggunakan water spray. Seperti pada gambar 4.1.

4.2 Pemilihan Material


Bedasarkan konsep di atas, pada pemilihan material yang akan di gunakan.
Penulis memperhatikan beberapa aspek yaitu dari segi keamanan, ekonomi, dan juga
dari segi mekanik. Material yang di gunakan di sesuaikan berdasarkan fungsi atau

41
42

kegunaan dalam sistem insenerator sampah sehingga materialnya pun berbeda-beda.


Karena Insenerator adalah alat untuk pembakaran dimana setiap lama waktu
pembakaran akan meningkatkan temperatur badan insenerator maka bahan
menggunakan Stainlees Steel plat tebal 1,2 mm mampu menahan panas hingga
500OC, sedangkan untuk rangka atau base menggunakan hollow baja ringan tebal 1,6
mm dan siku.

4.3 Prinsip dan Cara Kerja Alat Insenerator


Prinsip kerja insinerator ialah sampah dibakar pada ruang pembakaran
kemudian asap pembakaran memasuki ruang scrubber lalu disemprotkan air dengan
nozzle spray, setelah terjadi pencampuran antara asap dengan air maka kotoran yang
jatuh setelah proses penyemprotan akan langsung mengalir ke saluran buang sehingga
asap pembakaran menjadi berkurang.

4.4 Cara Kerja Water Spray


Air yang di pompa dari ember kemudian di alirkan melalui selang yang telah
dipasang nozzle spray sehingga air yang keluar bertekanan tinggi dan berupa kabut
yang di semprotkan secara merata di dalam ruang scrubber agar partikel polutan yang
terkandung dalam asap dapat tertangkap dan dipisahkan sehingga polutan asap yang
keluar sudah menipis atau berkurang, air yang disemprotkan akan mengalir ke
salurang buang yang mengalir ke ember penampungan air kembali kemudian disaring
untuk disirkulasikan kembali.
Water spray

Pompa Ember
43

Gambar 4.2 Siklus Water Spray


4.5 Spesifikasi alat Insenerator
Dari proses pembuatan alat diperoleh insenerator sampah dengan spesifikasi
sebagai berikut:

Tabel 4.1 Spesifikasi alat Incinerator


No. Variabel Satuan
1. Volume ruang pembakaran 27x107mm
2. Bahan bakar Kayu bakar
3. Kapasitas sampah yang dibakar 10 – 15 kg
4. Kebutuhan udara pembakaran 1 kompresor (300 psi)
5. Sistem pembakaran Tertutup
6. Suhu ruang pembakaran Maksimal 500 °C
7. Pompa air Shimizu PS 135 E (28 lt/menit)
8. Filter udara Water spray
9. Tipe incinerator Kontinyu

4.6 Pembahasan
Untuk pembuatan alat kita harus memahami langkah - langkah apa saja yg
perlu dilakukan selama proses pembuatan alat incinerator diantaranya, yaitu:
1. Pembuaatan kerangka alat
Pada proses pembuatan rangka kita menggunakan material alloy steel hollow
dengan dimensi 3cm x 3cm, lalu kita ukur dengan panjang 105cm sebanyak 4
buah dan 60cm sebanyak 8buah. Langkah selanjutnya masuk ke proses
pemotongan dengan menggunakan mesin gerinda potong, selama proses
pembuatan kita harus menggunakan kaca mata dan sarung tangan sebagai
perlengkapan keselamatan kerja untuk menghindari terjadinya kecelakaan
kerja yang tidak diinginkan. Setelah selesai memotong material yang
44

diperlukan, lalu kita ke proses pengeboran untuk melubangi titik yang sudah
di tentukan untuk memasuki langkah pembentukan rangka alat, lalu setelah
terbentuk rangka maka kita rekat menggunakan paku rivet sebagai media
penyambungan nya sehingga terbentuklah rangka alat incinerator.

Gambar 4.3 Rangka alat incinerator

2. Pembuatan badan alat


Setelah proses pembuatan kerangka alat jadi langkah selanjutnya proses
membuat badan alat dengan menggunakan material alloy steel plat dengan
dimensi panjang 100cm dan lebar 60cm sebanyak 3 buah untuk bagian
samping dan belakang sedangkan dimensi untuk bagian depan 60cm x 60cm
sebanyak 1 buah, proses pemotongan material juga menggunakan grinda
potong, setelah proses pemotongan lanjut ke proses pengeboran untuk
melubangi beberapa titik yg sudah di tentukan untuk kita pasang ke kerangka
alat yg sudah dibuat. Mata bor yang di gunakan untuk melubangi material
alloy steel plat yaitu mata bor dengan ukuran Diameter 10mm. setelah
material plat selesai di lubangi langkah selanjut nya yaitu memasangkan alloy
steel plat ke rangka alat dengan menggunakan paku rivet sebagai media
perekatnya ke lubang yang sudah dibuat pada titik tertentu. Setelah proses
45

perekatan material selesai maka terbentuklah badan alat incinerator.

Gambar 4.4 Badan alat incinerator

3. Pembuatan laci tempat abu sisa pembakaran


Setelah badan alat jadi langkah selanjut nya membuat laci tempat abu sisa
pembakaran dan tempat ruang pembakaran. Bahan material yang digunakan
sama seperti bahan badan alat menggunakan alloy steel plat dengan dimensi
60cm x 60cm sebanyak 2 buah. Jika sudah di ukur masuk ke proses
pemotongan plat masih sama menggunakan gerinda potong. Untuk 1 buah
plat di buat berlubang – lubang untuk mempermudah abu sisa pembakaran
jatuh dan masuk ke dalam laci tempat abu sisa pembakaran. Untuk proses
melubangi plat nya menggunakan bor listrik dengan menggunakan mata bor
dengan ukuran diameter 12mm. jika sudah lanjut ke proses memasang plat
alloy steel ke rangka dengan menggunakan paku rivet sebagai media
perekatan nya.
46

Gambar 4.5 Ruang pembakaran dan laci abu sisa pembakaran sampah

4. Pembuatan bagian atap alat


pembuatan bagian atap alat berupa atap segitiga pyramid yang berfungsi
sebagai saluran yang berfungsi untuk mengarahkan asap pembakaran menuju
cerobong asap, Bahan material yang digunakan sama seperti bahan badan alat
menggunakan alloy steel plat, pembuatan bagian ini dilakukan dengan proses
pengelasan, pada saat proses pengelasan harus dilakukan dengan sangat teliti
agar hasil penyambungan tidak mudah lepas, karna tebal plat yang tipis kita
harus bisa mengatur temperature mesin las agar titik lebur nya pas dan tidak
membuat plat menjadi berlubang.

Gambar 4.6 Bagian Atap Alat


47

5. Pembuatan saluran cerobong asap


Setelah bagian atap alat jadi maka dilanjutkan dengan pembuatan saluran
cerobong asap yang sudah di lengkapi dengan water spray sebagai media
yang mampu mengurangi ketebalan asap hasil pembakaran nantinya. Proses
tersebut juga menggunakan pengelasan dalam media pembentukan dan
penyambungan nya.

Gambar 4.7 Saluran Cerobong Asap

6. Penyempurnaan alat
Setelah semua komponen sudah terbentuk maka dilakukan assembly antara
badan alat dengan atap alat dengan menggunakan engsel yang berfungsi untuk
mempermudah perbaikan alat dari dalam alat setelah semua komponen sudah
terpasang masuk ke proses finishing yaitu merapihkan dan memperbaiki
bagian bagian alat yang kurang rapih agar hasil dari alat sangat baik setelah
itu dilakukan proses pengecatan ke seluruh badan alat incinerator agar terlihat
lebih menarik.
48

Untuk pembutan sebuah alat ada yang disebut cost pengeluaran untuk
penyediaan material dan perlengkapan alat dalam proses pembuatan nya, dibawah ini
adalah rincian cost pengeluaran dana dalam proses pembuatan alat incinerator
sampah sebagai berikut:

Table 4.2 Cost pengeluaran pembuatan alat incinerator sampah


No. Nama material Harga satuan Jumlah Total harga
1. Besi hollow 3x3 1.2mm Rp 56.500 2 pcs Rp 113.000
2. Plat baja eyser 1.0mm Rp 265.000 3 pcs Rp 795.000
3. Besi siku 30x30x6 Rp 42.000 2 pcs Rp 84.000
4. Pipa besi silinder Rp 40.000 1 pcs Rp 40.000
5. Engsel Rp 8000 5 pcs Rp 40.000
6. Paku rivet Rp 250 200 pcs Rp 70.000
7. Elektroda 3 kg 0 Rp 110.000
8. Baut baja Rp 250 50 pcs Rp 13.000
9. Mata pisau gerinda Rp 6000 8 pcs Rp 48.000
10. Amplas gerinda Rp 7500 2 pcs Rp 15.000
11. Mata bor 10 mm Rp 25.000 1 pcs Rp 25.000
12. Nozzle Rp 25.000 1 pcs Rp 25.000
13. Selang Rp 10.000 1 pcs Rp 10.000
14. Dempul besi epoxy Rp 45.000 1 pcs Rp 45.000
15. Total seluruh pengeluaran Rp 1.433.000

Setelah mengetahui cost pengeluaran pembuatan alat ada juga cost pengeluaran
tenaga kerja selama proses pembuatan alat selama 30 hari, yaitu:
49

Table 4.3 Cost pengeluaran tenaga kerja


No. Jenis pengeluaran Harga satuan Jumlah Total
1. Konsumsi Rp 15.000 4 Rp 60.000
2. Total pengeluaran dalam 1 hari Rp 60.000
3. Total konsumsi 1 hari x 30 hari Rp 1.800.000
`
Berdasarkan hasil perhitungan cost pengeluaran material dan tenaga kerja
selama proses pembuatan alat incinerator sampah yaitu:
Total pengeluran material + total pengeluaran tenaga kerja = total seluruh cost
pengeluaran pembuatan alat
Rp 1.433.000 + Rp 1.800.000 = Rp 3.233.000
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada alat Incinerator didapatkan beberapa
kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
1. Dalam pembuatan incinerator terdapat langkah – langkah proses pembuatan
nya, yaitu:
- Proses pemotongan
untuk pembentukan rangka dan badan alat kita perlu memotong plat
hollow dan plat lembaran terlebih dahulu dengan ukuran yang sudah di
tentukan, dalam penyambungan rangka kita memakai paku rivet
dikarenakan agar bisa di bongkar pasang ketika terjadi kerusakan pada
badan ataupun kerangka alat.
- Proses pengelasan
untuk pembentukan atap alat, saluran cerobong asap dan ruang scrubber,
dalam pembuatan komponen di atas kita menggunakan proses pengelasan
dalam proses pengelasan kita harus teliti terhadap pengaturan ampere pada
mesin las dikarena kan mempengaruhi titik lebur elektroda dikarenakan
plat yang kita gunakan cukup tipis 1,2mm.
- Proses Assembly
Untuk proses assembly ini terdapat dua bagia yaitu badan alat yang terdiri
dari ruang tempat abu pembakaran dan ruang pembakaran itu sendiri,
kemudian atap alat yang sudah dilengkapi ruang scrubber dan saluran
cerobong asap. Bagian badan alat dan atap di hubungkan dengan
menggunakan engsel bertujuan untuk mempermudah untuk memperbaiki
alat jika terjadi kerusakan pada alat.

50
51

- Proses finishing
Untuk melengkapi alat incinerator dibutuhkan komponen support seperti
pompa air untuk bisa melakukan water spray pada saat proses pembakaran
sampah berlangsung, lalu memberikan sealing high temperature pada sisi
celah badan alat dan pada celah antara badan alat dan atap alat agar tidak
mengalami kebocoran asap pada bagian tersebut, dan pemberian cat pada
alat agar alat terlihat lebih menarik.

5.2 Saran
Dalam pembuatan alat incinerator untuk menanggulangi masalah pencemaran
lingkungan masih banyak kekurangan, maka dari itu diperlukan saran agar lebih baik.
Adapun beberapa saran sebagai berikut:
1. Memperbaiki celah dengan menambahkan sealing high temp untuk menutup
celah pada badan alat.
2. Dalam penyambungan pipa spray diperlukan proses penyambungan yang baik
agar tidak terjadi kebocoran sehingga mengurangi air yang sedang
disirkulasikan.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://nasional.okezone.com/read/2019/11/27/337/2135093/dalam-satu-jam-
indonesia-memproduksi-7-300-ton-sampah?page=3, diakses pada 17/12/2020
2. Kementrian Pekerjaan Umum Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Permukiman 2010, Modul Sampah Berbasis
3R.
3. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, Direktorat Pengelolaan
Sampah Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan., Jakarta, 26 Januari 2017
4. Pemerintah Kabupaten Buleleng 2019,Dampak Lingkungan Kotor dan Polusi
Sampah. Kab.Buleleng
5. Karyadi Dirgo Suhandi (2015) UNIT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU
DI YOGYAKARTA . Yogyakarta
6. Rahayu Dwi Utami, O.G Okayadnya dan M. Mirwan, MENINGKATKAN
KINERJA INCENERATOR PADA PEMUSNAHAN LIMBAH MEDIS RSUD
Dr. SOETOMO SURABAYA. Jawa Timur
7. Pencegahan Dan Pengendalian Terhadap Polusi Udara.,
https://ilmulingkungan.com/pencegahan-dan-pengendalian-terhadap-polusi-
udara/ diakses pada 04/01/2021
8. Tahara, H Dan Sularso.2000. Pompa dan Kompresor : Cetakan ketujuh.
Jakarta : Pradnya Paramita
9. Harsono Wiryosumarto, Toshi Okumura, 2008, Teknologi Pengelasan
Logam, PT Balai Pustaka (Persero), Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1: KRS Semester 10
Lampiran 2: Etiket Ukuran Alat Insinerator Sampah
Lampiran 3: Etiket Part Alat Insinertor Sampah

Anda mungkin juga menyukai