Anda di halaman 1dari 19

FLORA DAN FAUNA DI

INDONESIA DAN DUNIA

MATERI : FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA


DAN DUNIA
KELAS : XI IPS 1
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
- ANIDA UUTUL ILMA
- CAMELIA AYU LESTARI
- NADILA SELVIA PUTRI
- NAZWA PUTRI AULIA DASUKI
- NUR AINI EKAWAHYUNI
A. KARAKTERISTIK BIOMA DI DUNIA

Terdapat berbagai lapisan yang menjadi ospek Kajian geografi. Beberapa yang
memengaruhi kehidupan manusia antara lain litosfer sebagai lapisan terluar bumi, atmosfer
sebagai lapisan udara yang menyelimuti bumi, hidrosfer sebagai lapisan yang mengandung air,
dan biosfer sebagai lapisan yang menjadi temapat terjadinya interaksi antara organisme dan
lingkunganya.
Biosfer bersal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan dari bahasa latin
sphere yang berarti lapisan atau jangkauan. Dengan demikian biosfer adalah lapisan yang terdiri
dari tanah, air, dan udara, tempat berlangsungnya kehidupan.

Bioma didefiniskan sebagai komunitas biologis yang unik, melingkupi suatu area geografis
yang luas dan terbentuk sebagai respons perbedaan karakteristik lingkungan serta iklim. Bioma
serta keseluruhan ekosistem yang berada didalamnya berada dalam biosfer bumi. Hal ini
membuat biosfer bersifat kompleks, dinamis, dan stabil.

Ada beberapa karakteristik suatu bioma, yaitu sebagai berikut.


1. Pada suatu bioma, ada suatu komunitas klimaks.
2. Di dalam komunitas itu, ada suatu bentuk vegetasi utama yang mendominasi kawasan
tersebut.
3. Komunitas ini stabil sepanjang masa, kecuali ada kejadian tiba-tiba yang mengganggu
kestabilan komunitas.
4. Bioma terbentuk karena adanya kumpulan ekosistem yang berbeda pada suatu iklim atau
wilayah geografis.
5. Setiap bioma dicirikan oleh bentuk kehidupan tumbuhan dan hewan yang berbeda.
6. Bioma biasanya memiliki wilayah yang luas.

B. FAKTOR SEBARAN FLORA DAN FAUNA


Tidak semua makhluk hidup bisa tinggal di tempat yang sama. Untuk bisa hidup, maka tempat
tersebut harus sesuai denga kebutuhannya. Di mana tempat yang sesuai untuk makhluk hidup
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi makhluk hidup sebagai
berikut.

1. Faktor Iklim (Klimatik)

Faktor iklim yang mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan, antara lain suhu, cahaya
matahari, kelembapan udara, angin, dan curah hujan. Berikut ini adalah faktor iklim yang bisa
mempengaruhi kehidupan flora dan fauna, antara lain:

a. Suhu dan Cahaya Matahari


Sumber panas bumi berasal dari matahari. Di mana tinggi rendahnya intensitas penyinaran
matahari bergantung pada sudut datang sinar matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan
terhadap laut, ketinggian tempat, dan penutupan lahan oleh vegetasi
b. Angin
Angin diartikan sebagai udara yang bergerak. Dalam proses alami yang terjadi di atmosfer,
angin berfungsi sebagai alat transportasi yang memindahkan uap air dan kelembapan dari
suatu tempat ke tempat yang lainnya.
c. Kelembapan Udara
Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Kelembapan udara
berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Tidak semua tumbuhan membutuhkan
kelembapan udara yang sama.
d. Curah Hujan
Di lingkungan daratan, sumber air yang utama untuk pemenuhan kebutuhan organisme adalah
hujan. Tumbuhan sangat bergantung pada curah hujan dan kelembapan udara untuk
memenuhi kebutuhan air. Intensitas curah hujan yang ada pada setiap wilayah akan
menyebabkan pembentukan karakter bagi vegetasi di permukaan bumi.

2. Faktor Tanah (Edafik)


Tanah merupakan media utama bagi pertumbuhan berbagai jenis vegetasi. Sifat-sifat tanah,
seperti tingkat kegemburannya, tekstur (ukuran butiran tanah), kadar udara, kadar air, dan
mineral sangat menentukan jenis tanaman yang tumbuh di tempat itu.
3. Faktor Fisiografi (Relief Permukaan Bumi)
Faktor fisiografi, meliputi tinggi rendahnya permukaan bumi dan bentuk lahan. Di mana tinggi
rendahnya suatu tempat mempengaruhi angin dan suhu udara yang ada.
4. Faktor Kehidupan (Biotik)
Manusia merupakan faktor biotik yang berpengaruh paling dominan terhadap tatanan
kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia bisa membudidayakan beberapa jenis tumbuhan dan binatang di luar habitat aslinya,
sehingga bisa melestarikan makhluk hidup. Namun, manusia juga bisa mengubah bentang alam
yang ada, seperti hutan alami menjadi daerah pertanian atua permukiman.
A. FLORA INDONESIA
Flora di Indonesia sangat banyak, bahkan mungkin tidak bisa dihitung. Flora tersebut tidak
hidup di tempat atau wilayah yang sama. Keadaan flora tersebut dipengaruhi oleh keadaan
persebarannya. Secara rinci persebaran flora di Indonesia, sebagai berikut:

1. Flora Indonesia barat


Wilayah Indonesia Barat termasuk iklim Af dan Flora Indonesia barat sejenis dengan flora di
Asia. Di wilayah ini terdapat hutan hujan tropis Dengan pohon yang tinggi-tinggi daunnya
kecil dan rindang. Jenis flora yang ada di kawasan Indonesia bagian barat antara lain karet,
kapur barus (kamper), kemenyan, meranti, mahagoni (mahoni), dan sebagainya.

- POHON JATI - POHON MAHONI

- POHON MERANTI - POHON KRUING


2. Flora Indonesia timur
Wilayah Indonesia Bagian timur termasuk iklim Aw. Jenis flora di Indonesia timur sama
dengan flora yang di Benua Australia, karena sebelum zaman glacial Indonesia timur satu
daratan dengan Australia. Jenis floranya antara lain pohon rasamala, eucalyptus, agatis ,
enau , rumbia dan sabana dengan ciri-ciri padang rumput, terdapat semak-belukar, dan
pohon-pohon rendah.

- POHON NIPAH - POHON BAKAU

- POHON AGATIS - POHON SAGU


3. Flora Indonesia tengah
Wilayah Indonesia bagian tengah termasuk iklim Am. Flora di Indonesia tengah merupakan
daerah peralihan antara Indonesia barat dengan Indonesia timur. Jenis flora yang di
Indonesia tengah yang sangat menonjol adalah hutam musim (hutan jati) dengan ciri
sebagai berikut.
1) Pohon lebih rendah dari hutan hujan tropis.
2) Pada musim kemarau daunnya gugur.
3) Pada musim penghujan mulai bertunas.
Jenis flora yang sangat menonjol adalah kayu cendana di Nusa Tenggara Timur, kayu eboni
atau kayu besi yang terdapat di Sulawesi. Selain itu di Nusa Tenggara juga terdapat wilayah
sabana, yaitu padang rumput yang diselingi semak belukar.

- POHON PINUS - POHON CEMARA

- POHON CENDANA - POHON SIWALAN


B. FAUNA INDONESIA

Persebaran Fauna di Indonesia Dunia hewan di Indonesia juga cukup banyak, sebab kehidupan
hewan sangat dipengaruhi oleh keadaan tumbuh-tumbuhan dan iklim. Keadaan hewan di
Indonesia sama dengan keadaan tumbuhan, dimana terjadi akibat terjadinya dangkalan Sunda
dan dangkalan Sahul dengan laut tengah Austral-Asia, maka persebaran fauna di Indonesia juga
dibagi menjadi tiga daerah fauna.

1. Fauna Indonesia barat


Di Indonesia Barat, terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di daerah Asia, antara lain
sebagai berikut.

1) Harimau, terdapat di Jawa, Madura, dan Bali.


2) Beruang, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
3) Gajah, terdapat di hutan-hutan Sumatra, mirip gajah di India.
4) Badak, terdapat di Sumatra dan Jawa.
5) Banteng, terdapat di Jawa dan Kalimantan.
6) Mawas (orang hutan), terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
7) Siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor), terdapat di Sumatra.
8) Tapir, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
9) Kera Gibbon, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.

Di daerah Indonesia barat juga banyak ditemui beberapa kijang (di Sumatra, Jawa, Bali, dan
Lombok), kancil pelanduk (di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Karimata),
trenggiling (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan), singapuar mukang (di Sumatra dan
Kalimantan), buaya (di Sumatra dan Kalimantan), ikan lumba-lumba/pesut terdapat di
sungai Mahakam Kalimantan Timur.

2. Fauna Indonesia timur


Hewan-hewan di Indonesia timur mirip hewan Australia, antara lain sebagai berikut.

1) Kanguru pohon (binatang berkantong), terdapat di Papua.


2) Tikus berkantong dan musang berkantong, terdapat di Maluku sebelah timur dan Papua.
3) Burung kasuari, terdapat di Papua, kepulauan Aru, dan pulau Seram.
4) Burung cendrawasih, terdapat di Papua dan kepulauan Aru.
5) Burung kakatua berjambul merah dan berjambul putih terdapat di Maluku.

3. Fauna Indonesia bagian tengah


Hewan-hewan yang terdapat di Indonesia tengah adalah campuran dari fauna Indonesia
barat dan timur. Indonesia bagian tengah terdapat hewan-hewan khas Indonesia, antara
lain sebagai berikut.

1) Biawak, komodo, terdapat di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Binatang ini
merupakan sisa hewan purba.
2) Anoa di Sulawesi.
3) Babi rusa dengan taring panjang dan melengkung, terdapat di Sulawesi dan Maluku
bagian barat.
4) Burung maleo, sangat langka, terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe

C. FLORA DUNIA

Penyebaran Komunitas Flora di Dunia Penyebaran organisme tumbuhan di dunia dapat dibagi
menjadi enam macam yang utama. Keenam daerah ini dibedakan berdasarkan perubahan naik
garis lintang (penurunan temperatur) dalam pembagian mintakat temperatur. Enam macam
komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Padang rumput (stepa)


Daerah padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika. Curah
hujan di daerah padang rumput antara 200 mm – 500 mm/tahun. ada daerah tertentu curah
hujan bisa mencapai 1.000 mm/tahun, akan tetapi turunnya hujan tidak teratur.

Hujan yang tidak teratur mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan
yang bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah
padang rumput yang relatif basah adalah di Amerika Serikat, rumputnya bisa mencapai tiga
meter, misalnya rumput bluesem, dan Indian grasses. Daerah padang rumput yang kering
mempunyai rumput yang pendek, contohnya rumput buffalo grasses dan rumput grama.

Padang rumput terdiri dari beberapa macam:


1) Tundra, terdapat di daerah bersuhu dingin dan curah hujan rendah. Kondisi ini
mengakibatkan jenis tumbuhan yang ada adalah rumput-rumput kerdil.
2) Praire, terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim panas.
Rumput di praire tinggi disbanding rumput tundra.
3) Steppa, terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari
rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar. Tumbuhan yang bisa tahan hidup
di daerah savanna adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembapan rendah.

Biasanya berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi.
Savanna terdiri atas berikut ini.
1) Belukar tropik, tumbuh berjenis-jenis semak, pada musim hujan tumbuh dengan mudah.
2) Hutan savanna, tumbuh dengan system menjalar dan memenuhi tanah, pohon tinggi
jarang.
3) Savanna, padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi.
4) Semi arid, daerah yang jarang hujan sehingga ditumbuhi oleh semak-semak yang tahan
panas.

2. Gurun/padang pasir
Daerah padang pasir banyak terdapat di daerah tropika dan perbatasan dengan padang
rumput. Daerah padang pasir biasanya sangat gersang.

Curah hujan sangat rendah, yaitu sekitar 250 mm/tahun atau kurang. Hujan lebat jarang
terjadi dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik dan pegunungan tinggi, sehingga
terjadi perbedaan suhu yang sangat menyolok antara siang dan malam hari. Suhu pada siang
hari sangat tinggi dan pada malam hari sangat rendah sekali. Tumbuhan yang bisa hidup di
daerah gurun adalah tumbuhan menahun, yang bisa menyesuaikan terhadap kekurangan air
dan penguapan yang cepat, maka biasanya berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun
dan berakar panjang, sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat
menyimpan air dalam jaringan spon. Apabila hujan turun, tumbuhan di gurun segera
tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan cepat. Contoh tumbuhan yang hidup di gurun
adalah kaktus dan kurma.

3. Tundra (padang lumut)


Daerah padang lumut hanya terdapat di kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang
panjang serta gelap dan musim panas yang panjang serta terang terus-menerus.
Daerah tundra di kutub bisa mengalami gelap berbulan-bulan, karena matahari hanya
mencapai 23½0 LU/LS. Di daerah ini tidak ada tumbuhan tinggi, pohonnya pendek seperti
semak. Tumbuhan yang banyak hidup di daerah tundra adalah lumut, terutama sphagnum
dan lichens (lumut kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan
warna yang menyolok, dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek, sehingga pada
musim pertumbuhan pemandangannya sangat indah.

4. Hutan basah
Daerah hutan basah tropika terdapat berates-ratus spesies tumbuhan. Sepanjang tahun
hutan basah tropika cukup mendapat air dan keadaan alamnya memungkinkan terjadinya
pertumbuhan yang lama.

Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 meter dengan cabang-cabangnya


berdaun lebat, sehingga membentuk suatu tudung yang mengakibatkan hutan menjadi
gelap. Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutan secara langsung, tetapi
kelembapan tinggi dan suhu sepanjang hari hampir tetap. Pada hutan basah tropika selain
pepohonan yang tinggi terdapat tumbuhan khas, yaitu liana dan epifit. Contoh liana: rotan,
dan epifit adalah anggrek.

5. Hutan gugur
Hutan gugur terdapat banyak di daerah yang beriklim sedang, hutan gugur ini disebabkan
oleh hal berikut ini.

1) Curah hujan merata sepanjang tahun, yaitu antara 750 mm – 1.000 mm/tahun, serta
adanya musim dingin dan musim panas. Dengan adanya musim dingin dan panas, tumbuhan
di daerah ini mengadakan penyesuaian, yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang
musim dingin.
2) Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai
musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim,
mati pada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat
berkecambah menjelang musim panas. Pada hutan gugur pohon-pohonnya tidak terlalu
rapat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10 – 20 spesies.
6. Taiga (hutan pinus)
Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Jenis tumbuhan misalnya
conifer, terutama pohon spruce (picea), alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus).
Daerah taiga merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga banyak
terdapat di belahan bumi bagian utara.

D. FAUNA DUNIA
Persebaran didunia adalah sebagai berikut.

1. Paleatik
1) Mencakup Eropa dan Asia bagian utara.
2) Memiliki 28 famili kondata dan yang 9 tersebar di mana-mana.
3) Faunanya adalah beberapa reptile, domba, kambing, bison, ikan salmon, dan ikan forel.
2. Neartik
1) Meliputi Amerika Utara dan Grenland
2) Banyak kesamaan dengan paleatik, keduanya pernah bergabung pada zaman tersier dan
plestosen. Misalnya, fauna jenis bison, ikan salmon, dan ikan forel.
3) Faunanya memiliki beberapa bentuk yang khas, musang berkantung, tikus berkantung,
reptile, kalkun liar, jenis beruang, bebek, dan angsa.

3. Oriental
1) Meliputi wilayah Australia dan Asia Tenggara.
2) Mempunyai ciri bentuk-bentuk tropik yang ada di daerah Semenanjung dan pulau-pulau.
Kedudukan tropik memberinya pertalian dengan wilayah Ethiopia dan Himalaya, membentuk
batas tajam yang melindungi banyak daerah di utaranya.
3) Fauna meliputi satu spesies gajah, badak, beberapa spesies rusa, dan antelope, burung kus-
kus, burung enggang, harimau, aneka ragam kadal, serta ular. Tiga spesies tikus, kesturi, gibbon,
orang utan, tapir, dan kera.

4. Ethiopia
1) Meliputi sebagai besar wilayah tropik, Afrika bagian selatan Sahara, dan Arabia Selatan.
2) Memiliki fauna yang beraneka di antara semua kerajaan, walaupun tidak memiliki tikus
mondok, berang-berang, beruang dan rusa.
3) Banyak kesamaan dengan wilayah oriental, misalnya antelope, tapir, badak, kera, dan burung
enggang.
4) Kuda nilardvarik, burung unta, dan kelompok penguggis serta pemakan serangga.

5. Australis
1) Memiliki fauna di Australia.
2) Memiliki beberapa mamalia berplasenta dan khas.
3) Selandia Baru memiliki sedikit fauna, yaitu kelelawar dan burung berjalan, reptile-reptil
seperti tokek dan sphenodon.
4) Fauna lainnya adalah binatang berkantung, kiwi, kasuari, dan emu (sejenis burung unta).

6. Neotropik
1) Meliputi Amerika Selatan adalah wilayah tropik dan memiliki famili hewan mamalia eksklusif
dan jumlah besar.
2) Setengah dari 32 famili hewan berkantung.
3) Fauna lainnya yaitu kera, burung dan pengunggis yang khas, armadillo dan sloth (sejenis
kukang), beruang berbintik, rusa dan tapir.

E. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

1. Manfaat dari segi ekonomi


· Jenis kayu-kayu seperti Kayu Ramin, Gaharu, Meranti, dan Jati jika di ekspor akan menghasilkan
devisa bagi negara.
· Beberapa tumbuhan dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat,
protein, vitamin dan dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan dan kosmetika.
· Beberapa hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri.
· Laut, sungai, dan tambak menjadi sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi serta
hasilnya dapat menjadi sumber bahan makanan yang mengandung protein.

2. Manfaat dari Ilmu Pengetahuan


· Sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang
pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal
dari tumbuhan.

3. Manfaat dari Segi Sosial dan Budaya


· Masyarakat Indonesia ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun
dekat dengan wilayah perairan. Mereka memiliki aturan tertentu dalam upaya memanfaatkan
tumbuhandan hewan. Akibatnya keanekaragaman hayati akan terus terjaga kelestariannya.

4. Manfaat dalam Ekologi


Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi. Antara
lain :
· Merupakan paru-paru bumi, kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar
karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat
mencegah efek rumah kaca.
· Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara.

Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain.
Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah
erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem sedangkan ekosistem dengan
keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia,
keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk
dimanfaatkan di kemudian hari.

5. Manfaat dalam Farmasi


· Sebagai bahan pengobatan tradisional dan pengobatan moderen terutama tumbuhan dan
mikroba. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan mikroorganisme juga sangat penting dalam
pencarian bahan-bahan aktif bidang kesehatan. Banyak obat-obatan yang digunakan saat ini
berasal dari tanaman; beberapa antibiotik, berasal dari mikroorganisme, dan struktur kimia baru
ditemukan setiap saat.

6. Manfaat dalam Industri


· Dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya
untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Rempah-rempah, misalnya lada,
vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.Bahan-bahan industri
misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel,
teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi
kayu untuk menghasilkan alcohol.

7. Manfaat dalam bidang pertanian


· Keanekaragaman tanaman embantu pemulihan ketika kultivar dominan diserang oleh penyakit
atau predator.

8. Manfaat dalam bidang kesehatan


· Beberapa masalah kesehatan dipengaruhi oleh keanekaragaman hayati meliputi kesehatan dan
keamanan makanan gizi, penyakit menular, ilmu kedokteran dan sumber daya obat, sosial dan
kesehatan psikologis.
· Keanekaragaman hayati menyediakan dukungan penting untuk penemuan obat dan
ketersediaan sumber daya obat. Bagian penting dari obat berasal, langsung atau tidak langsung,
dari sumber biologi.

9. Manfaat dalam bidang menanggulangi bencana


· Keanekaragaman hayati juga dikenal memiliki peranan penting dalam mengurangi risiko
bencana, dan pasca-bencana dan upaya pemulihan.

10. Manfaat dalam bidang budaya, nilai estetika dan objek wisata
· Keanekaragaman Hayati mengilhami musisi, pelukis, pemahat, sastrawan dan seniman lainnya.
Banyak kebudayaan melihat diri mereka sebagai bagian integral dari alam yang mengharuskan
mereka untuk menghormati organisme hidup lainnya.
· Kegiatan populer seperti berkebun, fishkeeping dan spesimen mengumpulkan sangat
tergantung pada keanekaragaman hayati. Jumlah spesies terlibat dalam kegiatan tersebut di
puluhan ribu, meskipun sebagian besar tidak masuk commerce.
· Hubungan antara daerah alam asli dari hewan-hewan ini sering eksotis dan tanaman dan
kolektor komersial, pemasok, peternak, dai dan mereka yang mempromosikan pemahaman dan
kenikmatan yang kompleks dan kurang dipahami. Masyarakat umum respon yang baik terhadap
paparan organisme langka dan tidak biasa, yang mencerminkan nilai yang melekat mereka.
· Secara filosofis dapat dikatakan bahwa keanekaragaman hayati memiliki nilai estetika dan
spiritual intrinsik untuk umat manusia itu sendir. Ide ini dapat digunakan sebagai penyeimbang
dengan anggapan bahwa hutan tropis dan ekologi alam lain hanya layak konservasi karena
layanan yang mereka sediakan.

11. Manfaat keanekaragaman hayati untuk masyarakat


· Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia,
karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan hidup
yang lain
· Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi · Mengembangkan sosial budaya umat
manusia. Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat ini harus dilakukan secara
berkelanjutan yaitu manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk
generasi yang akan dating. Oleh karena itu, mari kita lestarikan keanekaragaman hayati yang
ada di sekitar kita agar dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang.

F. PELESTARIAN FLORA DAN FAUNA


Usaha-usaha pelestarian flora dan fauna
1) Pelestarian flora Pelestarian tumbuhan dititikberatkan pada pelestarian hutan, karena hutan
lebih berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup di bumi, antara lain hutan menghasilkan
sumber air, menghasilkan gas oksigen yang penting untuk pernapasan makhluk hidup dan
hutan merupakan sumber penghasilan manusia dan sebagainya.

Pelestarian flora di Indonesia


a) Dibentuk polisi khusus kehutanan untuk menjaga kelestarian hutan, agar hutan tidak
dicuri kayunya.
b) Penerangan lewat media cetak dan media elektronik tentang pentingnya hutan.
c) Merumahkan orang-orang perambah hutan agar tidak merusak hutan.
d) Peningkatan sistem tebang pilih dengan Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).

Pelestarian hutan tingkat dunia


a) Dalam rangka studi hutan, Sulawesi dan Kalimantan ditetapkan sebagai Pusat Penelitian
Kehutanan Internasional. (Centre for International Foresty Ressarch = CIFOR). b) KTT – Bumi
di Rio de Janeirio, tanggal 3 Juni 1992. Disebut United Nations Conference of Environment
Development, membahas pentingnya lingkungan hidup, khususnya hutan dan pengaruhnya
terhadap lapisan ozon.

2) Pelestarian fauna Untuk pelestarian fauna dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI
No. 301/1991 dan diadakan cagar alam di berbagai tempat di Indonesia. Cagar alam adalah
kawasan untuk melindungi lingkungan alam, agar terjaga keasliannya. Suaka margasatwa
adalah kawasan untuk melindungi satwa yang sudah dianggap langka atau hampir punah.

Hewan-hewan yang dilindungi antara lain sebagai berikut.


a) Berdasarkan Ordinasi dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar no. 134 dan 266 Tahun
1931, satwa yang dilindungi adalah:
(1) orang hutan
(2) trenggiling
(3) burung cendrawasih
(4) biawak komodo
(5) gajah
(6) banteng
(7) babi rusa
(8) kancil

b) Berdasarkan SK Menteri Pertanian no. 421/KPTA/um/8/1972, satwa yang dilindungi


adalah:
(1) harimau
(2) macan tutul
(3) monyet hutan
(4) kakatua
(5) beo
(6) kasuari
(7) kuau
(8) burung alap-alap

c) Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 427/KPTA/um/7/1972, satwa yang dilindungi


adalah:
(1) harimau Sumatra
(2) bajing Sumatra
(3) itik liar
(4) ikan duyung
(5) burung kipas baru
(6) kelinci Sumatra
(7) mandar Sulawesi

d) Berjenis-jenis burung, yaitu dara laut, bebek laut, bangau hitam, kantul, bangau putih,
platuk besi, alap-alap putih, dara mahkota, ibis hitam dan putih, jalak Bali, rangkok, angsa
laut, bluwok, kasuari, dan burung cendrawasih.

e) Binatang menyusui yaitu mawas, singapuar, siamang, badak, tapir, kambing hutan, dan
trenggiling.

A - Persebaran Suaka margasatwa yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1) Suaka margasatwa gunung Leuser di Aceh, merupakan suaka margasatwa terbesar di
Indonesia. Hewan-hewan yang mendapat perlindungan di tempat ini antara lain gajah,
badak Sumatra, orang hutan, tapir, harimau, kambing hutan, rusa dan berjenis-jenis burung.
2) Suaka margasatwa Sumatra Selatan I di Sumatra Selatan, adalah tempat untuk melindungi
tapir, badak, kerbau liar, harimau Sumatra, gajah, dan rusa.
3) Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, adalah tempat untuk melindungi badak,
banteng, kerbau liar, anjing hutan, berjenis-jenis kera, lutung, rusa, babi hutan, ayam hutan,
dan burung merak.
4) Suaka margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, terutama untuk melindungi
biawak komodo. Satwa lainnya burung kakatua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan, dan
rusa.
5) Suaka margasatwa Pulau Mojo di Sumbawa, melindungi burung kakatua, ayam hutan,
sapi liar, babi hutan, dan rusa.
6) Suaka margasatwa Kutai di Kalimantan Timur, melindungi babi hutan, banteng, orang
utan, rusa dan bekantan.
7) Suaka margasatwa pulau Panaitan Ujungkulon, melindungi ular sanca bantuan dari kebun
binatang London.
8) Suaka margasatwa pulau Kaget/ Kembang di tengah sungai Barito, melindungi bekantan,
dan kera berhidung mancung.

B - Ada pula kawasan hutan yang disebut suaka alam atau cagar alam. Cagar alam yang
terkenal di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1) Cagar alam Pulau Dua di Jawa Barat, disamping untuk melestarikan hutan, pulau ini juga
digunakan untuk melindungi berjenis-jenis burung laut. Oleh karena itu, tempat ini terkenal
dengan sebutan Kerajaan Burung.
2) Cagar alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa Barat, merupakan cadangan hutan di
daerah basah.
3) Cagar alam Ujung Kulon di Jawa Barat, melindungi badak bercula satu, rusa, buaya,
banteng, babi hutan, burung merak.
4) Cagar alam Penanjung Pangandaran di Jawa Barat, untuk melestarikan hutan dan
melindungi rusa, banteng, dan babi hutan.
5) Cagar alam Lalijiwo di Jawa Timur terdapat hutan alam flora alpine dan berjenis-jenis
cemara.
6) Cagar alam raflesia di Bengkulu, melindungi bunga raflesia yang merupakan bunga
terbesar di dunia.
7) Cagar alam Sibolangit di Sumatra Utara, terdapat flora asli khas dataran rendah Sumatra,
antara lain pohon lebah dan bunga bangkai raksasa.
8) Cagar alam Limbo Panti di Sumatra Barat, terdapat tumbuh-tumbuhan khas Sumatra
Barat dan hewan-hewan antara lain tapir dan siamang.
9) Cagar alam Florence Papua, melindungi flora asli Papua yaitu rasamala, eucalyptus
(minyak kayu putih).

C- Dampak dari Kerusakan Flora dan Fauna


Dengan makin bertambahnya penduduk, maka banyak daerah-daerah yang dahulu
merupakan hutan belantara dengan bentuk keasliannya (baik mengenai tanah, tumbuhan,
maupun dunia hewannya) diubah menjadi daerah-daerah tempat tinggal. Akibatnya ada
beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang lenyap atau punah, sehingga tidak dapat
diwariskan kepada generasi yang akan datang. Di antara jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan
tersebut banyak yang tidak terdapat di bagian lain dunia ini kecuali di bumi Indonesia.
Dengan keadaan seperti di atas, maka perlu diadakan tempat-tempat perlindungan bagi
tumbuh-tumbuhan dan hewan, supaya dapat tumbuh dan hidup bebas di alam asli. Begitu
pula untuk daerah yang memiliki formasi batuan tertentu, daerah-daerah pos vulkanik dan
lainnya. Daerah perlindungan untuk jenis tumbuh-tumbuhan disebut cagar alam, sedangkan
daerah perlindungan bagi hewan-hewan dinamakan suaka margasatwa.

Dengan adanya undang-undang dan ancaman hukuman di daerah tersebut, orang dilarang
melakukan hal-hal berikut ini.
1. Berburu atau membunuh hewan-hewan tertentu.
2. Menebang atau merusak tumbuh-tumbuhan.
3. Mengerjakan tanah untuk tempat tinggal dan pertanian.
Dampak kerusakan flora dan fauna terhadap kehidupan.
1. Berkurangnya sumber daya alam
2. Dapat menimbulkan bencana tanah longsor dan banjir.
3. Penelitian secara ilmiah akan terhambat karena punahnya jenis flora dan fauna tertentu.
4. Akan memusnahkan habitat lain karena terputusnya rantai makana

Anda mungkin juga menyukai