Terdapat berbagai lapisan yang menjadi ospek Kajian geografi. Beberapa yang
memengaruhi kehidupan manusia antara lain litosfer sebagai lapisan terluar bumi, atmosfer
sebagai lapisan udara yang menyelimuti bumi, hidrosfer sebagai lapisan yang mengandung air,
dan biosfer sebagai lapisan yang menjadi temapat terjadinya interaksi antara organisme dan
lingkunganya.
Biosfer bersal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan dari bahasa latin
sphere yang berarti lapisan atau jangkauan. Dengan demikian biosfer adalah lapisan yang terdiri
dari tanah, air, dan udara, tempat berlangsungnya kehidupan.
Bioma didefiniskan sebagai komunitas biologis yang unik, melingkupi suatu area geografis
yang luas dan terbentuk sebagai respons perbedaan karakteristik lingkungan serta iklim. Bioma
serta keseluruhan ekosistem yang berada didalamnya berada dalam biosfer bumi. Hal ini
membuat biosfer bersifat kompleks, dinamis, dan stabil.
Faktor iklim yang mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan, antara lain suhu, cahaya
matahari, kelembapan udara, angin, dan curah hujan. Berikut ini adalah faktor iklim yang bisa
mempengaruhi kehidupan flora dan fauna, antara lain:
Persebaran Fauna di Indonesia Dunia hewan di Indonesia juga cukup banyak, sebab kehidupan
hewan sangat dipengaruhi oleh keadaan tumbuh-tumbuhan dan iklim. Keadaan hewan di
Indonesia sama dengan keadaan tumbuhan, dimana terjadi akibat terjadinya dangkalan Sunda
dan dangkalan Sahul dengan laut tengah Austral-Asia, maka persebaran fauna di Indonesia juga
dibagi menjadi tiga daerah fauna.
Di daerah Indonesia barat juga banyak ditemui beberapa kijang (di Sumatra, Jawa, Bali, dan
Lombok), kancil pelanduk (di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Karimata),
trenggiling (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan), singapuar mukang (di Sumatra dan
Kalimantan), buaya (di Sumatra dan Kalimantan), ikan lumba-lumba/pesut terdapat di
sungai Mahakam Kalimantan Timur.
1) Biawak, komodo, terdapat di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Binatang ini
merupakan sisa hewan purba.
2) Anoa di Sulawesi.
3) Babi rusa dengan taring panjang dan melengkung, terdapat di Sulawesi dan Maluku
bagian barat.
4) Burung maleo, sangat langka, terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe
C. FLORA DUNIA
Penyebaran Komunitas Flora di Dunia Penyebaran organisme tumbuhan di dunia dapat dibagi
menjadi enam macam yang utama. Keenam daerah ini dibedakan berdasarkan perubahan naik
garis lintang (penurunan temperatur) dalam pembagian mintakat temperatur. Enam macam
komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut.
Hujan yang tidak teratur mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan
yang bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah
padang rumput yang relatif basah adalah di Amerika Serikat, rumputnya bisa mencapai tiga
meter, misalnya rumput bluesem, dan Indian grasses. Daerah padang rumput yang kering
mempunyai rumput yang pendek, contohnya rumput buffalo grasses dan rumput grama.
Biasanya berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi.
Savanna terdiri atas berikut ini.
1) Belukar tropik, tumbuh berjenis-jenis semak, pada musim hujan tumbuh dengan mudah.
2) Hutan savanna, tumbuh dengan system menjalar dan memenuhi tanah, pohon tinggi
jarang.
3) Savanna, padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi.
4) Semi arid, daerah yang jarang hujan sehingga ditumbuhi oleh semak-semak yang tahan
panas.
2. Gurun/padang pasir
Daerah padang pasir banyak terdapat di daerah tropika dan perbatasan dengan padang
rumput. Daerah padang pasir biasanya sangat gersang.
Curah hujan sangat rendah, yaitu sekitar 250 mm/tahun atau kurang. Hujan lebat jarang
terjadi dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik dan pegunungan tinggi, sehingga
terjadi perbedaan suhu yang sangat menyolok antara siang dan malam hari. Suhu pada siang
hari sangat tinggi dan pada malam hari sangat rendah sekali. Tumbuhan yang bisa hidup di
daerah gurun adalah tumbuhan menahun, yang bisa menyesuaikan terhadap kekurangan air
dan penguapan yang cepat, maka biasanya berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun
dan berakar panjang, sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat
menyimpan air dalam jaringan spon. Apabila hujan turun, tumbuhan di gurun segera
tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan cepat. Contoh tumbuhan yang hidup di gurun
adalah kaktus dan kurma.
4. Hutan basah
Daerah hutan basah tropika terdapat berates-ratus spesies tumbuhan. Sepanjang tahun
hutan basah tropika cukup mendapat air dan keadaan alamnya memungkinkan terjadinya
pertumbuhan yang lama.
5. Hutan gugur
Hutan gugur terdapat banyak di daerah yang beriklim sedang, hutan gugur ini disebabkan
oleh hal berikut ini.
1) Curah hujan merata sepanjang tahun, yaitu antara 750 mm – 1.000 mm/tahun, serta
adanya musim dingin dan musim panas. Dengan adanya musim dingin dan panas, tumbuhan
di daerah ini mengadakan penyesuaian, yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang
musim dingin.
2) Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai
musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim,
mati pada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat
berkecambah menjelang musim panas. Pada hutan gugur pohon-pohonnya tidak terlalu
rapat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10 – 20 spesies.
6. Taiga (hutan pinus)
Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Jenis tumbuhan misalnya
conifer, terutama pohon spruce (picea), alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus).
Daerah taiga merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga banyak
terdapat di belahan bumi bagian utara.
D. FAUNA DUNIA
Persebaran didunia adalah sebagai berikut.
1. Paleatik
1) Mencakup Eropa dan Asia bagian utara.
2) Memiliki 28 famili kondata dan yang 9 tersebar di mana-mana.
3) Faunanya adalah beberapa reptile, domba, kambing, bison, ikan salmon, dan ikan forel.
2. Neartik
1) Meliputi Amerika Utara dan Grenland
2) Banyak kesamaan dengan paleatik, keduanya pernah bergabung pada zaman tersier dan
plestosen. Misalnya, fauna jenis bison, ikan salmon, dan ikan forel.
3) Faunanya memiliki beberapa bentuk yang khas, musang berkantung, tikus berkantung,
reptile, kalkun liar, jenis beruang, bebek, dan angsa.
3. Oriental
1) Meliputi wilayah Australia dan Asia Tenggara.
2) Mempunyai ciri bentuk-bentuk tropik yang ada di daerah Semenanjung dan pulau-pulau.
Kedudukan tropik memberinya pertalian dengan wilayah Ethiopia dan Himalaya, membentuk
batas tajam yang melindungi banyak daerah di utaranya.
3) Fauna meliputi satu spesies gajah, badak, beberapa spesies rusa, dan antelope, burung kus-
kus, burung enggang, harimau, aneka ragam kadal, serta ular. Tiga spesies tikus, kesturi, gibbon,
orang utan, tapir, dan kera.
4. Ethiopia
1) Meliputi sebagai besar wilayah tropik, Afrika bagian selatan Sahara, dan Arabia Selatan.
2) Memiliki fauna yang beraneka di antara semua kerajaan, walaupun tidak memiliki tikus
mondok, berang-berang, beruang dan rusa.
3) Banyak kesamaan dengan wilayah oriental, misalnya antelope, tapir, badak, kera, dan burung
enggang.
4) Kuda nilardvarik, burung unta, dan kelompok penguggis serta pemakan serangga.
5. Australis
1) Memiliki fauna di Australia.
2) Memiliki beberapa mamalia berplasenta dan khas.
3) Selandia Baru memiliki sedikit fauna, yaitu kelelawar dan burung berjalan, reptile-reptil
seperti tokek dan sphenodon.
4) Fauna lainnya adalah binatang berkantung, kiwi, kasuari, dan emu (sejenis burung unta).
6. Neotropik
1) Meliputi Amerika Selatan adalah wilayah tropik dan memiliki famili hewan mamalia eksklusif
dan jumlah besar.
2) Setengah dari 32 famili hewan berkantung.
3) Fauna lainnya yaitu kera, burung dan pengunggis yang khas, armadillo dan sloth (sejenis
kukang), beruang berbintik, rusa dan tapir.
Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain.
Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah
erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem sedangkan ekosistem dengan
keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia,
keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk
dimanfaatkan di kemudian hari.
10. Manfaat dalam bidang budaya, nilai estetika dan objek wisata
· Keanekaragaman Hayati mengilhami musisi, pelukis, pemahat, sastrawan dan seniman lainnya.
Banyak kebudayaan melihat diri mereka sebagai bagian integral dari alam yang mengharuskan
mereka untuk menghormati organisme hidup lainnya.
· Kegiatan populer seperti berkebun, fishkeeping dan spesimen mengumpulkan sangat
tergantung pada keanekaragaman hayati. Jumlah spesies terlibat dalam kegiatan tersebut di
puluhan ribu, meskipun sebagian besar tidak masuk commerce.
· Hubungan antara daerah alam asli dari hewan-hewan ini sering eksotis dan tanaman dan
kolektor komersial, pemasok, peternak, dai dan mereka yang mempromosikan pemahaman dan
kenikmatan yang kompleks dan kurang dipahami. Masyarakat umum respon yang baik terhadap
paparan organisme langka dan tidak biasa, yang mencerminkan nilai yang melekat mereka.
· Secara filosofis dapat dikatakan bahwa keanekaragaman hayati memiliki nilai estetika dan
spiritual intrinsik untuk umat manusia itu sendir. Ide ini dapat digunakan sebagai penyeimbang
dengan anggapan bahwa hutan tropis dan ekologi alam lain hanya layak konservasi karena
layanan yang mereka sediakan.
2) Pelestarian fauna Untuk pelestarian fauna dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI
No. 301/1991 dan diadakan cagar alam di berbagai tempat di Indonesia. Cagar alam adalah
kawasan untuk melindungi lingkungan alam, agar terjaga keasliannya. Suaka margasatwa
adalah kawasan untuk melindungi satwa yang sudah dianggap langka atau hampir punah.
d) Berjenis-jenis burung, yaitu dara laut, bebek laut, bangau hitam, kantul, bangau putih,
platuk besi, alap-alap putih, dara mahkota, ibis hitam dan putih, jalak Bali, rangkok, angsa
laut, bluwok, kasuari, dan burung cendrawasih.
e) Binatang menyusui yaitu mawas, singapuar, siamang, badak, tapir, kambing hutan, dan
trenggiling.
A - Persebaran Suaka margasatwa yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1) Suaka margasatwa gunung Leuser di Aceh, merupakan suaka margasatwa terbesar di
Indonesia. Hewan-hewan yang mendapat perlindungan di tempat ini antara lain gajah,
badak Sumatra, orang hutan, tapir, harimau, kambing hutan, rusa dan berjenis-jenis burung.
2) Suaka margasatwa Sumatra Selatan I di Sumatra Selatan, adalah tempat untuk melindungi
tapir, badak, kerbau liar, harimau Sumatra, gajah, dan rusa.
3) Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, adalah tempat untuk melindungi badak,
banteng, kerbau liar, anjing hutan, berjenis-jenis kera, lutung, rusa, babi hutan, ayam hutan,
dan burung merak.
4) Suaka margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, terutama untuk melindungi
biawak komodo. Satwa lainnya burung kakatua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan, dan
rusa.
5) Suaka margasatwa Pulau Mojo di Sumbawa, melindungi burung kakatua, ayam hutan,
sapi liar, babi hutan, dan rusa.
6) Suaka margasatwa Kutai di Kalimantan Timur, melindungi babi hutan, banteng, orang
utan, rusa dan bekantan.
7) Suaka margasatwa pulau Panaitan Ujungkulon, melindungi ular sanca bantuan dari kebun
binatang London.
8) Suaka margasatwa pulau Kaget/ Kembang di tengah sungai Barito, melindungi bekantan,
dan kera berhidung mancung.
B - Ada pula kawasan hutan yang disebut suaka alam atau cagar alam. Cagar alam yang
terkenal di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1) Cagar alam Pulau Dua di Jawa Barat, disamping untuk melestarikan hutan, pulau ini juga
digunakan untuk melindungi berjenis-jenis burung laut. Oleh karena itu, tempat ini terkenal
dengan sebutan Kerajaan Burung.
2) Cagar alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa Barat, merupakan cadangan hutan di
daerah basah.
3) Cagar alam Ujung Kulon di Jawa Barat, melindungi badak bercula satu, rusa, buaya,
banteng, babi hutan, burung merak.
4) Cagar alam Penanjung Pangandaran di Jawa Barat, untuk melestarikan hutan dan
melindungi rusa, banteng, dan babi hutan.
5) Cagar alam Lalijiwo di Jawa Timur terdapat hutan alam flora alpine dan berjenis-jenis
cemara.
6) Cagar alam raflesia di Bengkulu, melindungi bunga raflesia yang merupakan bunga
terbesar di dunia.
7) Cagar alam Sibolangit di Sumatra Utara, terdapat flora asli khas dataran rendah Sumatra,
antara lain pohon lebah dan bunga bangkai raksasa.
8) Cagar alam Limbo Panti di Sumatra Barat, terdapat tumbuh-tumbuhan khas Sumatra
Barat dan hewan-hewan antara lain tapir dan siamang.
9) Cagar alam Florence Papua, melindungi flora asli Papua yaitu rasamala, eucalyptus
(minyak kayu putih).
Dengan adanya undang-undang dan ancaman hukuman di daerah tersebut, orang dilarang
melakukan hal-hal berikut ini.
1. Berburu atau membunuh hewan-hewan tertentu.
2. Menebang atau merusak tumbuh-tumbuhan.
3. Mengerjakan tanah untuk tempat tinggal dan pertanian.
Dampak kerusakan flora dan fauna terhadap kehidupan.
1. Berkurangnya sumber daya alam
2. Dapat menimbulkan bencana tanah longsor dan banjir.
3. Penelitian secara ilmiah akan terhambat karena punahnya jenis flora dan fauna tertentu.
4. Akan memusnahkan habitat lain karena terputusnya rantai makana