Anda di halaman 1dari 3

Kebijakan Moneter dan Fiskal

kamis 22September 2022 pc 11

Demi mengatasi masalah perekonomian di Indonesia, Pemerintah memberlakukan kebijakan moneter dan fiskal.
Dua kebijakan ini dilakukan dengan cara dan tujuan yang berbeda-beda. Namun, keduanya sama-sama berfungsi
untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Interaksi kebijakan fiskal dan moneter terjadi sangat dinamis di dalam perekonomian, di mana kebijakan moneter
dapat mempengaruhi inflasi, inflasi mempunyai dampak terhadap nilai utang publik secara riil, dan selanjutnya
disiplin fiskal dapat mempengaruhi kredibilitas moneter.
Melalui dua kebijakan tersebut, kondisi perekonomian yang memburuk dapat terselesaikan dengan kebijakan yang
telah dibuat. Bentuk kebijakan juga dianggap mampu memperbaiki kondisi perekonomian yang buruk. Bagi kamu
yang masih bingung, Burhan akan menjelaskan tentang perbedaan dari moneter dan fiskal.

Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatur atau mengawasi jumlah uang
yang beredar dan suku bunga. Pelaku dari kebijakan moneter adalah Bank Sentral atau Bank Indonesia.
Kebijakan ini berkaitan dengan bank dan uang yang beredar di Indonesia. Terdapat dua jenis kebijakan moneter
yang diterapkan oleh Bank Indonesia, yaitu ekspansif dan kontraktif.
Kebijakan moneter ekspansif bertugas untuk menambah jumlah uang yang beredar di Indonesia ketika terjadi
resesi (penurunan kegiatan dagang). Sedangkan untuk kebijakan moneter kontraktif, bertugas untuk mengurangi
uang yang beredar di Indonesia ketika mengalami inflasi. Artinya, kedua jenis kebijakan ini mengontrol uang yang
beredar di Indonesia.
Sarana yang digunakan untuk menjalankan kebijakan moneter adalah operasi pasar terbuka, kebijakan rasio kas,
kebijakan diskonto, dan kredit selektif.

Pengertian Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan oleh pemerintah untuk mengelola/mengarahkan
perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan belanja
pemerintah.

Pada umumnya dikenal dua jenis kebijakan fiskal yaitu kebijakan fiskal ekspansif dan kontraktif.
Kebijakan fiskal ekspansif diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nasional dan menurunkan tingkat
pengangguran.
Kebijakan fiskal kontraktif ditujukan untuk menurunkan tingkat inflasi dan memperkecil defisit neraca
pembayaran luar negeri.
Bentuk kebijakan yang dilakukan adalah mengatur pajak, meningkatkan gaji PNS, mengatur anggaran belanja, dan
lainnya. Dalam bidang perpajakan, kebijakan fiskal berfungsi untuk mengurangi pajak pendapatan. Dengan
berkurangnya pajak pendapatan, maka upah yang diterima akan bertambah. Sehingga, hal tersebut dapat membuat
daya beli masyarakat menjadi meningkat.

Namun, kebijakan fiskal akan berbeda jika kegiatan ekonomi telah mencapai kenaikan harga yang semakin
meningkat. Langkah yang harus dilakukan adalah menaikkan tarif pajak dan mengurangi pengeluaran negara. Hal
itu nantinya akan membuat inflasi berkurang.
Kebijakan Fiskal dan Moneter memiliki fokus dan tujuan yang berbeda, berikut ini merupakan tujuan dari masing-
masing kebijakan.

Tujuan Kebijakan Moneter


Tujuan kebijakan moneter bersifat dinamis, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi di suatu negara. Sebagian
besar negara juga menerapkan beberapa hal sebagai tujuan dari kebijakan moneter. Berikut ini adalah uraiannya:
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
 Meratakan pendapatan.
 Meningkatkan kesempatan kerja.
 Menyeimbangkan neraca pembayaran.
Selain itu, kebijakan moneter diatur oleh Pemerintah melalui Dewan Moneter yang terdiri dari Menteri Keuangan
(ketua) dan Menteri Perdagangan dan Industri serta Gubernur Bank Indonesia (anggota).

Tujuan Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal bertujuan untuk mengarahkan perekonomian ke arah yang lebih baik yang ditandai dengan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat (welfare economics). Namun, terdapat berbagai tujuan lain
dari kebijakan fiskal. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi


Supaya pertumbuhan ekonomi tercapai, maka harus melakukan kebijakan fiskal. Salah satunya adalah mengurangi
pajak. Pengurangan pajak bukan berarti memangkas pendapatan negara, tetapi meringankan beban masyarakat.
Selain itu, kondisi industri dan bisnis juga meningkat.

2. Mengurangi Tingkat Pengangguran


Saat kondisi industri meningkat, maka para pengusaha secara otomatis akan merasa nyaman dan tertarik untuk
membuka usaha. Dampak dari banyaknya bisnis yang muncul adalah lapangan pekerjaan yang semakin terbuka.
Maka dari itu, tingkat pengangguran akan semakin berkurang.

3. Meminimalisir Defisit Anggaran Negara


Anggaran yang dimiliki oleh negara akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. Namun, pengeluaran
negara terkadang lebih besar dibanding pemasukannya. Hal itu tentunya mengakibatkan utang negara semakin
meningkat. Agar defisit anggaran negara berkurang, Pemerintah bisa melakukan penerapan kebijakan fiskal dengan
cara meningkatkan pajak.

4. Meningkatkan Laju Investasi


Saat kondisi perekonomian stabil di berbagai industri, laju investasi akan semakin meningkat. Biasanya, para
pengusaha dari luar negeri tertarik untuk membuka usahanya di negara yang terbuka dengan usaha. Kemudian,
pemasukan negara dari pajak pengusaha semakin bertambah.

Setelah membahas beberapa aspek dari kebijakan moneter dan fiskal, maka kamu juga harus mengetahui dan
memahami contohnya. Umumnya, contoh lebih mudah dipahami dibandingkan teori.
Contoh Kasus Kebijakan

 Contoh Kasus Kebijakan Moneter


Saat kondisi kegiatan ekonomi di suatu negara belum mencapai target, maka negara akan menurunkan tingkat suku
bunga. Dengan cara tersebut, masyarakat akan mengajukan pinjaman ke bank. Pinjaman itu nantinya bisa
meningkatkan nilai investasi.

Begitu juga sebaliknya, saat Bank Indonesia ingin mengurangi kegiatan ekonomi, maka pihaknya akan kembali
menaikkan tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga tersebut akan membuat pengusaha dan masyarakat tertarik
untuk menabung. Dengan begitu, uang yang beredar bisa dibatasi.

 Contoh Kasus Kebijakan Fiskal


Pemerintah Indonesia menaikkan harga pajak. Kebijakan tersebut dilakukan untuk menambah pemasukan negara
dan menjaga kestabilan kondisi perekonomian di Indonesia.

Kebijakan moneter dan fiskal sebenarnya membawa dampak baik bagi suatu negara. Di Indonesia, kedua
kebijakan tersebut membantu perekonomian agar tetap stabil untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai