Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI DARING DAN LURING METHOD

DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM KUNIR

Oleh

Nurul Hidayah

Mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin Wonorejo Kedungjajang Lumajang

Email: nurulhidayah7371@gmail.com

Abstrak

Saat ini dunia pendidikan dalam keadaan berkabung karena adanya wabah covid-19.
Seiring meningkatnya covid-19 pemerintah membuat kebijakan tentang sistem yang harus di
rubah total dengan menggunakan metode dalam jaringan (daring). Pemerintah menetapkan
peraturan untuk menjauhi kerumunan guna untuk menjegah penyebaran covid-19. Akibatnya
dari salah satu kebijakan tersebut adalah kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar. Untuk itu,peneliti berinisiatif penerapkan pembelajaran daring dan luring method.
Metode daring method adalah salah satu metode yang cukup efektif untuk mengatasi proses
belajar mengajar dalam masa pandemi saat ini. Metode ini bisa menjadikan peserta didik
untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Seperti halnya membuat konten
dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan
belajar melalui sistem online.Sedangkan Luring method yang dimaksud pada model
pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Pada metode ini peserta didik akan di ajar
secara bergiliran untuk menghindari kerumunan. Metode ini dibuat untuk menyiasati
penyampaian kurikulum agar lebih cepat saat di sampaikan kepada peserta didik. Selain itu,
proses pembelajaran ini juga dinilai cukup baik bagi mereka yang kurang memadai atau
mendukung dalam hal sarana dan prasarana untuk sistem daring. Berdasarkan analisis yang
dilakukan, dapat di ketahui bahwa Implementasi daring dan luring method siswa kelas VIII di
SMP Islam Kunir berhasil meningkatkan keaktifan belajar.

Kata kunci: Implementasi, Daring dan Luring Method, Keaktifan Belajar.


PENDAHULUAN

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi
sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
belajar mereka. Dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional Bab 1 Pasal 1 pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta talenta yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidik yang profesional
terutama guru di sekolah-sekolah dasar, menengah dan dosen di perguruan tinggi.1

Guru mempunyai peranan ganda sebagai pengajar dan pendidik. Kedua peran tersebut
bisa dilihat perbedaannya tetapi tidak bisa dipisahkan. Tugas utama sebagai pendidik adalah
membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, sosial dan moral. Tugas utama
guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotor,
melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan afektif dan
keterampilan.

Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik bila siswa dapat memusatkan pikirannya
dan menyenangi materi pelajaran tersebut. Siswa dapat menjadi kurang berhasil dalam
menerima materi pelajaran itu disebabkan siswa itu tidak tertarik dengan materi pelajaran
yang disampaikan. Kemampuan intelektual siswa juga sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam memperoleh prestasi.

Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran harus


berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, juga harus disesuaikan
dengan jenis materi, karakteristik peserta didik serta situasi atau kondisi dimana proses
pembelajaran tersebut akan berlangsung. Terdapat metode dan teknik pembelajaran yang
dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan peran kreativitas guru dalam memilih strategi
pembelajaran tersebut.

1
Muhibbin, Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 1
Proses belajar mengajar adalah peran utama bagi seorang guru untuk mencapai inti dari
proses pendidikan secara keseluruhan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang
menilai sikap guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangakan, interaksi timbal balik antara
guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.2

Akan tetapi dengan maraknya wabah covid 19 telah merambah ke berbagai sector
diantaranya: social, ekonomi, terlebih lagi dalam dunia pendidikan. Badan pendidikan
(UNESCO) menuturkan bahwa pandemi ini berdampak kepada seluruh sektor pendidikan
dunia. Dan dalam situasi yang seperti ini, kegiatan KBM akan sulit untuk bisa berjalan seperti
sebelumnya. Sedangkan peserta didik di harapkan bisa mendapat pengetahuan yang selaras
dengan kurikulum.3 Salah satu akibat adanya wabah covid-19 yaitu kegiatan belajar mengajar
yang awalnya tatap muka kini harus berubah menjadi pembelajaran daring/online dan juga
mengurangi keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa pihak
mengeluh tantang adamya pembelajaran daring/online, baik itu guru, siswa, maupun orang
tua. tentunya masalah ini akan mempengaruhi perencanaan, proses, maupun hasil
pembelajaran.

Masalah pendidikan anak merupakan suatu persoalan yang amat menarik bagi seorang
pendidik dan orang tua, karena setiap anak membutuhkan pendidikan. Pendidikan menempati
kedudukan yang paling penting dalam kehidupan, ini berkaitan erat dengan generasi muda
yang masa depannya harus dipersiapkan dengan baik, dan semuanya hanya dapat tercapai
melalui pendidikan. Keluarga menjadi tempat anak hidup dan dididik untuk pertama kali.
Sebagai lanjutan pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan dalam lingkungan sekolah.

Oleh karena itu, permasalahan di dalam pendidikan adalah salah satu masalah yang
harus dipecahkan, diantaranya menyangkut tentang masalah kualitas pendidikan. Kualitas
pendidikan saat ini sedang mengalami tantangan dengan adanya dampak mewabahnya virus
Covid-19. Covid-19 menjadi pandemik global yang penyebarannya sangat dihawatirkan.
Akibatnya pemerintah harus bekerja sama untuk menghadapi penyebaran virus Covid-19

2
Djamarah, saiful Bahri, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta
3
jamad, Goresan Pena Guru Bahasa Kala Pandemi, (Banyumas: Omera Pustaka, 2020), 1.
dengan mengeluarkan kebijakan agar seluruh warga masyarakat untuk melakukan social
distancing atau menjaga jarak

Belajar di sekolah adalah upaya terbaik sebagai pengembangan pengetahuan dan


keterampilan. Sekolah merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan, kita dapat
berinteraksi dengan satu sama lain, sekolah juga mampu meningkatkan rasa sosial dan
keterampilan peserta didik. Pengertian lain menyebutkan sekolah adalah media interaksi
antar guru dan siswa guna untuk meningkatkan kemampuan intelegensi, rasa kasih sayang
diantara mereka. Akan tetapi saat ini sekolah seakan berhenti dengan tiba-tiba disebebkan
mewabahnya covid-19. Sehingga, sangat perlu di terapkan suatu model pembelajaran yang
dianggap mampu mendorong tercapainya proses pembelajaran yang berkualitas. Berdasarkan
kronologi tersebut, akhirnya peneliti berinisiatif untuk Mengimplemasikan Daring dan Luring
Method dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa di SMP Islam Kunir.

Kajian Konseptual

Dalam kajian konseptual ini peneliti akan membahas beberapa poin yang di ambil dari
judul “implementasi daring dan luring method dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa di
SMP Islam Kunir” maka dari itu peneliti mengkonsep sebagai berikut.

1. Pengertian implementasi
Implementasi yaitu proses penerapan atau inovasi sebuah tindakan sehingga
memberikan hasil, baik berupa perubahan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.4
Prof. Tachjan, dalam sebuah karyanya menjelaskan implementasi adalah kegiatan
atau aktivitas yang dilakukan setelah adanya ketentuan. Implementasi erat kaitannya
dengan pembelajaran. Maka disini penulis akan menguraikan apa yang dinamakan
dengan implementasi pembelajaran. Implementasi pembelajaran yaitu pelaksanaan
program yang telah dikembangkan sebelumnya, kemudian diujikan dengan diadakannya
pelaksanaan..5
Implementasi pembelajaran merupakan indikasi atau pembentukan karakter siswa
yang mana keaktifan guru sangat dibutuhkan untuk membuat berbagai model
pembelajaran yang telah diprogramkan sebelumnya.6
4
. Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 211.
5
.Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), 238.
6
. Imas Kurniasih, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum
2013, (Jakarta: Kata Pena, 2014), 5-7.
Dari pendapat diatas dapat simpulkan bahwa implementasi adalah suatu system yang
harus sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya agar hasil yang ingin dicapai
sesuai dengan harapan.
2. Daring Method
Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti kata online
yang sering kita gunakan dalam berbicara teknologi internet. Daring adalah istilah lain
dari online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan internet. Pembelajaran daring
merupakan pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi
pembelajaran maupun jaringan sosial. Sedangkan method merupakan metode operasi
yang berfungsi untuk dapat dikerjakan oleh suatu objek. Selain itu method dapat diartikan
juga sebagai metode yang menentukan prilaku objek, yakni apa yang terjadi ketika objek
itu di buat dan berbagai operasi yang dapat di lakukan objek.7
Metode pembelajaran yang berbasis teknologi memiliki banyak penyebutan, seperti
online, dalam jaringan (Daring) dan E-learning. Semuanya memiliki makna yang sama,
hanya saja penempatan katanya yang di pertukar balikkan. E-learning merupakan suatu
sistem pembalajaran yang menggunakn media prangkat elaktronik. E-learning adalah
sebuah kegiatan pemelajaran melalui perangkat elektronik computer yang tersambung ke
internet, di mana peserta didik berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan
kebutuhan.8
a. Manfaat e-learning dengan penggunaan internet dalam pembelajaran jarak jauh antara
lain:9
1) Guru dan peserta didik dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat melalui
fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat, jarak dan waktu. Secara regular atau
kapan saja kegiatan berkomunikasi bisa dilaksanakan.
2) Guru dan peserta didik dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang
lingkup (scope) dan urutan (sekuensnya) sudah sistematis terjadwal melalui
internet.
3) Dengan e-learning dapat menjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan rumit
menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi pembelajaran dapat disimpan
dikomputer, sehingga peserta didik dapat mempelajari kembali atau mengulang
materi pembelajaran yang telah dipelajarinya setiap saat dan dimana saja sesuai
dengan keperluannya.
7
Mhd Isman, Pembelajaran Moda Dalam Jaringan (Moda Daring), (Muhammadiyah University Press, 2016).
8
Syarifudin,pengembangan sistem pembelajaran online di SMK NU Unggaran, 2017. hal 19
9
Nasution,Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksar, 2008), hal. 47
4) Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak informasi
yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya dari berbagai
sumber informasi dengan melakukan akses di internet.
5) Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara guru dengan
peserta didik, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah pembelajar
terbatas, bahkan massal.
6) Peran peserta didik menjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran,
memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak mengandalkan
pemberian dari guru, disesuaikan pula dengan keinginan dan minatnya terhadap
materi pembelajaran.
b. Kelebihan dan keterbatasan belajar Daring di antaranya:
1) Kelebihan
a) Media yang bervariasi. Internet adalah sarana serbaguna yang memberikan
informasi kepada pelajar di seluruh dunia. Situs-situs internet berisi media
yang bervariasi, termasuk teks, audio, grafik, animasi, video, dan software
yang dapat didownload.
b) Informasi yang up-to-date. Sampai saat ini, para pendidik terbatas pada
sumber-sumber yang ada di kelas atau gedung sekolahnya. Sekarang, dengan
kemampuan untuk menghubungkan ke sumber-sumber di komunitas dan di
seluruh dunia, membuka pandangan baru tentang pengajaran dan
pembelajaran. Peserta didik dapat mengakses perpustakaan dan database
dengan baik di luar batasan local
c) Navigasi. Keuntungan utama dari internet adalah mampu untuk bergerak
dengan mudah dalam dan antar dokumen. Dengan menekan tombol atau
mengklik dari mouse, pengguna dapat mencari berbagai macam dokumen di
berbagai lokasi tanpa bergerak dari komputernya.
d) Bertukar ide. Peserta didik dapat terlibat dalam “percakapan” dengan para
ahli di bidang studi tertentu. Selanjutnya, mereka dapat berpartisipasi dalam
aktivitas yang memungkinkan untuk bertukar ide dengan pesrta didik lain,
bahkan mereka yang tinggal di negara-negara lain.
e) Komunikasi yang nyaman. E-mail memungkinkan orang-orang diberbagai
lokasi untuk berbagi ide, sama seperti yang mereka lakukan di telepon
sekarang, tanpa memainkan “tag telepon” begitu umumnya di kalangan orang
sibuk. Pengguna dapat “bercakap” satu sama lain di waktu yang berbeda dan
meresponnya sesuai kenyamanan mereka masing-masing.
f) Biaya rendah. Biaya hardware, software, waktu telepon, dan servis
telekomunikasi adalah nominal dan menurun.
2) Keterbatasan
a) Materi yang tidak sesuai. Salah satu hal yang menjadi keprihatinan beberapa
topik pada jaringan komputer, utamanya di internet, adalah tidak cocoknya
materi tersebut untuk siswa sekolah menengah pertama. Iklan tembakau dan
alkohol di internet dapat ditampilkan bersama permainan dan musik yang bisa
dinikmati anak-anak
b) Hak cipta. Karena informasi begitu mudah untuk diakses, hal itu juga sangat
sederhana untuk seorang individu untuk secepatnya mendownload sebuah
berkas dan dengan beberapa perubahan, ia dapat mengerjakan tugasnya tanpa
bersusah payah lagi
c) Pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Diperkirakan setiap
harinya ribuan situs baru ditambahkan ke internet. Pertumbuhan ini membuat
penemuan informasi menjadi sangat sulit. Untuk membantu dalam pencarian
informasi, beberapa perusahaan komersial dan universitas menyediakan
mesin pencari dengan mengikuti link web dan menampilkan hasil yang sesuai
dengan pertanyaan anda
d) Pendukung. Dukungan teknis yang baik harus tersedia. Tanpa dukungan dan
manajemen yang bijaksana tersebut, sebuah jaringan komputer mungkin akan
cepat mati. Untuk itu teknis supervisor diperlukan untuk mengatur dan
memelihara jaringan
e) Akses. Baik dengan cara sistem tertanam atau nirkabel atau modem, semua
pengguna harus memiliki sebuah cara untuk menghubungkan ke jaringan.
Metode daring adalah salah satu hal yang cukup efektif dalam mengatasi
permasalahan yang terjadi pada masa pandemi. Metode ini bisa membuat
peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik.
Oleh karena itu, metode daring ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada
pad kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring ini,
sistem pembelajaran yang di sampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh
pelajar tetap berada di rumah.
3. Luring Method
Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan.
Dalam artian, pembelajaran ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zona
dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini biasa du gunakakan pelajar yang biasa
berada di zona kuning atu hijau akan tetapi tetap dengan protokol ketat new normal.
Dalam metode yang satu ini peserta didik akan di ajar secara bergilir agar terhindar dari
kerumunan. Selain itu metode luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi
penyederhanaan kurikulum selama masa pandemi darurat. Metode ini dibuat untuk
menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak berbelit saat disampaikan kepada peserta
didik. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi mereka yang
kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.
Metode luring adalah metode pembelajaran yang dapat di terapkan sementara waktu
ketika masa pandemi, namun guru harus memberikan materi secara menarik agar peserta
didik tidak mudah bosan. Hal ini di sebabkan ruang lingkup pembelajaran luring yang
sangat sempit. Oleh karena itu, guru memerlukan kreatifitas dalam penyampaian materi
agar tetap menarik dan peserta didik bisa merasa senang selama proses belajar mengajar
berlangsung.
4. Keaktifan
Keaktifan belajar merupakan sebuah kegiatan fisik dan mental, yaitu berbuat dan
berfikir secara bersama dalam artian tidak dapat dipisahkan.10 Belajar dikatakan berhasil
jika dengan berbagai macam aktifitas, yaitu aktifitas fisik dan psikis. Aktifitas fisik yaitu,
peserta didik yang anggota badannya semangat dan aktif dalam mengerjakan atau
melakukan sesuatu, bukan hanya duduk atau pasif. Sedangkan aktifitas psikis (kejiwaan)
yaitu jika fungsi daya jiwa peserta didik banyak dalam pembelajaran di kelas. Keaktifan
anak dalam belajar tak lain tujuannya untuk memperkuat dan menambah pengetahuan
bagi diri mereka sendiri. Sehingga, di simpulkan bahwa definisi keaktifan siswa adalah
seluruh kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran yang melibatkan fisik dan non
fisik (mental), bernilai positif serta dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Glasgow 1996 (Doing Science) keaktifan merupakan pengambilan
tanggungjawab yang dilakukan oleh peserta didik dengan sungguh-sungguh dalam
belajarnya sendiri. Mereka mengambil peran secara aktif dalam apa yang akan mereka
ketahui dan bagaimana yang akan mereka lakukan. Mereka berkembang lebih jauh ke

10
A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 98.
pengelolaan pendidikan diri, dan memotivasi diri menjadi kekuatan lebih besar di
belakang belajar.11
Menurut Nana Sudjana keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari beberrapa hal di
antaranya: turut serta dalam melaksanakan tugas belajaranya, terlibat dalam pemecahan
masalah, bertanya kepad siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang
dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi yang di perlukan untuk pemecahan
masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai
kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh, melatih diri dalam memecahkan soal
atau masalah sejenis, kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang trlah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, selain itu, peserta didik juga dapat berlatih
untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan masalah yang ada dalam proses
pembelajaran. Dalam upaya meningkatakan keaktifan siswa guru dapat berperan dengan
merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kegiatan-kegiatan guru yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa menurut Moh.
Uzer Usman (2009:26-27) adalah memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta
didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, menjelaskan tujuan
intruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik), mengingatkan kompetensi belajar
kepada peserta didik, memberikan stimulus (masalah, topic, dan konsep yang akan di
pelajari), memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari, memunculkan
aktifitas, partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, memberikan umpan balik,
melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta
didik selalu terpantau dan terukur, menyimpulkan setiap materi yang di sampaikan di
akhir pembelajaran.
5. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah kata dasar dari “belajar” yang artinya suatu usaha untuk
mendapatkan ilmu. belajar merupakan proses jangka panjang karenanya jika seseorang
belajar maka akan mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan juga memperoleh
pengalaman guna untuk menghadapi kondisi dimasa yang akan datang.12 Pembelajaran

11
Hamdani, Strategi belajar mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal. 109
12
. https://www.researchgate.net/journal/2580-3611_AR-RIAYAH_Jurnal_Pendidikan_Dasar (di akses pada
agustus 2021)
merupakan aktifitas dalam proses pendidikan yang memuat perencanan sampai dengan
tujuan untuk memperoleh keefektifan belajar.13
Sedangkan pembelajaran adalah segala aktifitas atau kegiatan dalam proses
pendidikan atau belajar mengajar baik yang mencakup tentang perencanaan sampai
tujuan untuk mendapatkan efektifitas pembelajaran. Pembelajaran terkait dengan
bagaimana (how do) membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat belajar
dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa (what to)
yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan (needs) peserta didik.14
Di kutip dari buku Abdul RachmanShaleh menjelaskan pembelajaran adalah perkara
yang dirancang guru untuk mendukung terjadinya kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
pembelajaran lebih ditekankan terhadap semua aspek yang bisa mempengaruhi efektivitas
belajar peserta didik.15
Dari beberapa pendapat di atas dapat simpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu
proses belajar yang direncanakan dan membutuhkan waktu yang relative lama untuk
sampai kepada tujuan yang diharapkan.

Metode
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan keaktifan yang dihasilkan dari
implementasi metode daring dan luring method dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa
di SMP Islam Kunir. Metode atau pendekatan yang dipilih yaitu, kualitatif. Dengan cara
observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai sumber data. Serta dekskriptif yang dipilih
sebagai metode analisisnya.

Hasil &Pembahasan
Implementasi Daring dan Luring Method dalam pembelajaran sering dilakukan karena
adanya wabah covid-19. Metode ini akan mendorong peserta didik dalam meningkatkan
keaktifan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode ini, peserta didik bukan hanya
mendapat pengetahuan dari guru, melainkan juga memberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapat serta juga saling mengoreksi kesalahan antar sesama.

13
. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), 145.
14
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal.145
15
. Abdur Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa (Jakarta: Raja Gratindo Perdasa, 2004),
217.
Dalam kondisi yang seperti ini kita di tuntut agar mampu berjuang bersama untuk
melewati masa-masa sulit ini. Walaupun bukan hal mudah, kita harus tetap merespon
tantangan ini dengan cara-cara terbaik. Di lembaga yang peneliti tempati menggunakan
metode daring dan luring.
Dari hasil penelitian, terdapat beberapa langkah pelaksanaan Daring di antaranya : tugas
kepala sekolah yaitu kepala sekolah memberikan surat tugas kepada guru untuk melakukan
kegiatan pembelajaran di rumah sesuai dengan kelas atau mata pelajaran yang dipegang guru
melalui berbagai media online, membuat surat edaran kepada orangtua tentang pelaksanaan
pembelajaran di rumah atau home learning dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan
pencegahan penularan virus corona di sekolah, melakukan sosialisasi kepada peserta didik
mengenai media pembelajaran secara daring dan tata cara penggunaan media tersebut,
melakukan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan pembelajaran di rumah yang telah
ditugaskan kepada guru, melaporkan hasil kegiatan belajar Gagasan Pendidikan Indonesia, di
rumah kepada dinas pendidikan.

Tugas guru diantaranya menyiapkan modul (bahan ajar) yang akan diunggah atau
disebarkan kepada peserta didik melalui media atau aplikasi pembelajaran yang dipilih dan
mudah dipahami oleh peserta didik, guru menentukan media belajar yang sesuai dengan
kondisi peserta didik agar belajar di rumah dapat berjalan secara efektif. Yaitu seperti: grup
Whatsapp, email, Google Clasroom, atau aplikasi media belajar lain, guru mengunggah media
pembelajaran berupa modul, tutorial, video, latihan soal, lembar kerja peserta didik ke media
yang telah ditetapkan atau disepakati bersama, guru wajib memberikan penjelasan atas
pertanyaan yang disampaikan peserta didik, guru memeriksa dan melakukan evaluasi atas
proses pembelajaran daring atau belajar di rumah ini untuk mendapatkan umpan balik hasil
pembelajaran, guru merekap nilai peserta didik dan melaporkannya kepada orang tua peserta
didik atas hasil yang telah dicapai.

Selain itu, juga terdapat tugas peserta didik dan tugas orang tua untuk membantu
tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif selama masa pandemi diantaranya tugas peserta
didik yaitu mempelajari bahan atau materi mata pelajaran diunggah guru melalui media yang
telah disepakati. Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan guru melalui media online jika
masih ada hal yang kurang jelas dari materi yang diberikan. Dan untuk tugas orang tua yaitu
memastikan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar di rumah masing_masing dan
membatasi izin kegiatan di luar rumah, melakukan koordinasi dengan wali kelas, guru atau
sekolah dan membantu peserta didik menerapka pola hidup bersih sehat (PHBS) di rumah.
Ketika pengumpulan kembali tugas-tugas peserta didik kepada wali kelas maka di
perlukan penjelasan tentang keterangan baik berupa materi, teknik dan cara pengumpulanya
yaitu melalui daring dan adanya pertemuan guru dengan peserta didik.

Untuk kelas daring diadakan setiap hari sesuai jam mata pelajaran yang sudah
disediakan. Selain itu, peserta didik bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan
baik untuk mengerjakan soal atau materi yang di berikan oleh guru.
Untuk pembagian kelas luring hanya ada 6 jam pembelajaran selama 2 hari dan tidak
ada istirahat, dengan waktu yang demikian singkat guru harus pandai menggunakan metode-
metode pembelajaran yang bisa menumbuhkan semangat peserta didik. Dan untuk
pembelajaran daring saat ini tetap dengan guru mata pembelajarannya masing-masing yang
bertanggungjawab atas pemegang pembelajaran daring agar bisa lebih efektif dalam
memantau peserta didik.
Sistem pembelajaran daring dan luring mau tidak mau harus dilakukan di tengah wabah
covid-19. Sebab, tidak mungkin peserta didik dibiarkan saja libur panjang hingga
menggunggu covid 19 akan hilang. Dalam pembelajaran daring dan luring di sekolah ini pada
masa pandemi covid-19 terdapat beberapa kendala seperti terbatasnya waktu pembelajar
karena waktu pembelajaran di kurangi sehingga materi yang di sampaikan tidak tuntas. Untuk
pembelajaran luring kelemahannya yaitu terkendala internet yang lemot dan kuota internet
yang terbatas.

Dalam pembelajaran di masa pandemi Covid 19, sekolah ini menggunakan berbagai
cara supaya pembelajaran tetap berjalan seperti halnya menggunakan pembelajaran daring
terlebih dahulu dengan menggunakan media social seperti aplikasi WhatsApp, Google
Classrom, Google Meet. Supaya dalam peroses pembelajaran bisa berjalan lancar guru harus
memandu pembelajaran terlebih dahulu, dan peserta didik mempelajari bahan atau materi
mata pelajaran yang sudah diberikan guru melalui media yang telah disepakati. Akan tetapi
terkadang menemukan kendala seperti terdapatnya peserta didik yang tidak mengerjakan
tugas dengan alasan tidak memiliki fasilitas teknologi yang mendukung seperti smartphone di
karenakan orang tua dari peserta didik tersebut tidak mampu membelikan atau di rumahnya
hanya ada satu saja sehingga bergantian dengan keluarganya yang lain, tidak adanya sinyal di
tempat mereka tinggal, dan tidak adanya pulsa yang memadai. Di karenakan kendala tersebut
maka sekolah ini mencoba menggunakan pembelajaran luring dengan tatap muka akan tetapi
peserta didik dibatasi untuk hadir yaitu separuhnya dari satu kelas yang berjumlah 20 siswa
jadi hanya 10 peserta didik yang hadir yang di bagi berdasarkan urutan absen. Dalam proses
pembelajaran ini waktu pembelajaran juga dibatasi satu jam pelajaran hanya 30 menit, dengan
demikian guru di tuntut agar bisa lebih memanfaatkannya secara maksimal, dan menggunakan
metode-metode yang mampu menumbuhkan semangat peserta didik dan aktif selama proses
belajar berlangsung.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang dilakukan di lapangan, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran di SMP Islam Kunir di masa pandemic ini sudah dapat di katakan baik.
Karena ada 2 metode pembelajaran yang di terapkan oleh lembaga,. Pertama untuk siswi
yang bermukim di pesantren pembelajarannya dengan tatapmuka, alhasil pembelajaran
tatap muka disini bisa memupuk kembali semangat peserta didik. Dan yang kedua untuk
peserta didik yang tidak bermukim di pesantren pembelajarannya dengan metode daring.
Yang mana untuk daring di sini tetap dengan gurunya masing-masing. Dengan demikian
untuk guru-guru memiliki tugas masing-masing dalam pembelajaran yang diadakan secara
daring dan luring untuk memantau peserta didik dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin.2012.Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Djamarah, yaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Jamad. 2020. Goresan Pena Guru Bahasa Kala Pandemi. Banyumas: Omera Pustaka.

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Kumiasih, Imas. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Memahami Berbagai
Aspek dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena
Ismam, Mhd. 2016. Pembelajaran Moda Dalam Jaringan (Moda Daring). Muhammadiyah
University Press
A.M. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo
Persada
https://www.researchgate.net/journal/2580-3611_AR-RIAYAH_Jurnal_Pendidikan_Dasar (di
akses pada agustus 2021)
Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001
Shaleh, Abdur Rachman Shaleh. 2004. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta: Raja
Gratindo Perdasa.

Anda mungkin juga menyukai