Anda di halaman 1dari 16

Apa Itu Program Roots Indonesia?

Venus
Die Venus ist fast so
groß wie die Erde

Program uji coba pencegahan


perundungan ‘Roots’ telah
dikembangkan oleh UNICEF Indonesia
Program Roots sejak tahun 2017-2020 bersama
Indonesia Pemerintah Indonesia, akademisi,
serta praktisi pendidikan dan
perlindungan anak.
Apa Tujuan Dari Program Roots Indonesia?
Venus
Die Venus ist fast so
groß wie die Erde

Memusatkan peran pelajar di sekolah


Tujuan Program sebagai ‘Agen perubahan’ untuk
menyebarkan pesan dan perilaku baik
Roots Indonesia di lingkungan sekolah, khususnya
kepada teman sebaya.
LEGALITAS PROGRAM ROOTS SMKN 4 MALANG

Menurut SK KEPALA SMK NEGERI 4 MALANG Nomor :


Jupiter is a gas giantTanggal
800/0343/35.73.SMKN4/2021 and also 12theJuli
biggest
2021 s.d
Jupiter planet in the Solar System 1
SEKARANG

Legalitas

PROGRAM ROOTS
Jupiter “ANTI
is a gasPERUNDUNGAN“
giant and also theDIJADIKAN
biggest
Jupiter
EKSTRAKURIKULER planet in the Solar System 2
HASIL ANGKET/ KUESIONER PERILAKU BULLYING
DI SMKN 4 MALANG (265 Responden)

Dari hasil pengisian angket oleh siswa kelas X dan XI SMKN 4 Malang didapatkan bahwa sebanyak
96,6% (256 siswa) telah mendapatkan penjelasan terkait bullying dari sekolah. Dapat disimpulkan,
siswa telah memperoleh informasi mengenai bullying.
Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebanyak 84,5% (224 siswa) telah dilatih atau
diberi tahu cara menghindari bullying. Dapat disimpulkan, siswa telah memperoleh
pelatihan cara menghindari bullying.
Dari hasil tersebut, diperoleh bahwa siswa pernah dibully sebanyak 52,5% (139 siswa) dan sebanyak
77,4% (205 siswa) tidak pernah membully. Dapat disimpulkan, siswa yang menerima bullying masih
cukup tinggi. Selain itu, meskipun siswa yang tidak membully sebanyak 77,3% masih terdapat 22,6%
(60 siswa) yang membully temannya di sekolah.
Dari hasil tersebut, diperoleh sebanyak 70,8% (187 siswa) tidak pernah dibully secara fisik dan
sebanyak 95,1% (251 siswa) tidak pernah membully secara fisik. Dapat disimpulkan, siswa yang
pernah membully dan mengalami tindakan bullying secara fisik cukup rendah. Meskipun begitu,
masih ada sebanyak 29,4% (78 siswa) yang dibully dan 5,3% (14 siswa) yang membully secara fisik.
Dari hasil tersebut, diperoleh siswa yang pernah dibully secara verbal sebanyak 65,7% (174 siswa)
dan sebanyak 70,2% (186) siswa juga tidak pernah membully secara fisik. Dapat disimpulkan siswa
yang dibully secara verbal cukup tinggi. Meskipun siswa yang tidak membully secara verbal cukup
tinggi, masih terdapat 29,8% (79 siswa) yang membully secara verbal di sekolah.
Dari hasil tersebut, sebanyak 75,1% (198 siswa) tidak mengalami cyberbullying dan sebanyak 91,3%
(242 siswa) juga tidak pernah melakukan cyberbullying. Dapat disimpulkan siswa yang melakukan
tindakan serta korban cyberbullying cukup rendah. Meskipun begitu, masih ada 24,9% (66 siswa)
yang mendapat tindakan cyberbullying serta 8,7% (23 siswa) juga masih melakukan tindakan
cyberbullying.
Dari hasil tersebut, sebanyak 65,3% (173 siswa) tidak mendapatkan bullying secara berkelompok dan
sebanyak 90,9% (241 siswa) juga tidak pernah melakukan tindakan bullying secara berkelompok. Dapat
disimpulkan siswa yang dibully dan membully secara berkelompok cukup rendah. Meskipun siswa yang
tidak dibully secara berkelompok cukup tinggi, masih ada 34,7% (92 siswa) yang dibully dan 9,1% (24 siswa)
yang membully secara berkelompok.
Dari hasil tersebut, diperoleh sebanyak 93,6% (248 siswa) tidak pernah mendapatkan tindakan bullying
secara seksual dan sebanyak 100% (265 siswa) juga tidak pernah melakukan tindakan bullying secara
seksual. Meskipun siswa yang tidak dibully secara seksual sangat tinggi, masih ada sebanyak 6,4% (17
siswa) yang mendapat tindakan bullying secara seksual.
Dari hasil tersebut, diperoleh sebanyak 83,8% (222 siswa) memiliki keberanian untuk
menolong temannya ketika dibully. Meskipun begitu, masih ada sebanyak 16,2% (43
siswa) yang tidak berani menolong temannya.
Dari hasil tersebut, diperoleh sebanyak 59,2% (157 siswa) yang memiliki keberanian
untuk melapor/ melawan ketika dibully. Meskipun begitu, masih ada sebanyak 40,8%
(108 siswa yang memilih untuk tidak peduli/ menghindar ketika di bully.
Mengadakan Workshop / Seminar
bertemakan “Anti Perundungan”
dengan mengundang narasumber
dari luar (Dilaksanakan 1 Tahun
sekali) – SMK PK

Membuat poster “Anti


Program Perundungan” yang akan di
distribusikan di kelas-kelas
Kerja dengan mencantumkan contact
person (1 guru, 1 agen anti
perundungan) – SMK PK

Sosialisasi secara berkala lewat


media sosial (whatsapp, IG, FB) baik
berupa poster digital maupun video
(1 s.d 4 bulan sekali)

Anda mungkin juga menyukai