Anda di halaman 1dari 2

Pelajaran Mahal Untuk Para Bendaharawan dan Pemotong Pajak

Saya tidak tahu apa yang melatar belakangi tindakan Bendahara ( Sebut saja Mr. X dan Mrs. Y ) yang
dengan “gegabah” melakukan penyetoran pajak melalui orang lain. Padahal jelas-jelas yang namanya
Pajak yaa harus disetorkan ke Bank atau kantor pos dan harus diingat juga pajak nggak boleh disetor ke
dan atau melalui orang pajak atau yang mengaku sok dekat dan atau mengaku sok kenal dengan orang
pajak. Itu masalah tempat setor, lha masalah lain adalah mentang-mentang mengaku sok dekat dan
atau mengaku sok kenal dengan orang pajak terus pada saat setor akan memperoleh “uang pungut”
atau “komisi bank”. Itu pasti bohong.

Mr X dan Mrs Y adalah bendaharawan di sebuah instansi pemerintah daerah. Saat ini dia harus menjadi
TERSANGKA dalam kasus Tindak Pidana di Bidang Perpajakan gara-gara keteledorannya dan ketidak
tahuannya (?). Negara dirugikan puluhan milyar karena Bendaharawan sudah memotong PPh Pasal 21
tetapi tidak menyetor (setorannya nggak sampai ke bank otomatis nggak sampai ke Negara, karena
dititipkan melalui orang lain dan orang tersebut kemudian memalsukan Surat Setoran Pajak [SSP]
seolah-olah sudah diterima bank). Dari sisi Pidana Pajak mau nggak mau Bendaharawan lah yang harus
bertanggung jawab karena dia sebagai pemotong pajak berkewajiban untuk menyetorkan (ke kas
Negara melalui Bank) dan melaporkan SPT ke Kantor Pajak. Saat ini kasusnya ditangani oleh Penyidik
Pajak. Sedangkan pemalsuan SSP merupakan Tindak Pidana Umum sehingga ditangani oleh Penyidik dari
POLRI.  .
.

Kejadiannya sudah cukup lama yaitu tahun pajak 2006, 2007 dan 2008 dan sepanjang waktu itu
Bendaharawan nggak pernah lapor SPT (Surat Pemberitahuan) Masa maupun SPT Tahunan ke Kantor
Pajak, herannya Bendahara tersebut sudah rutin diaudit oleh Bawasko dan Bawasda. Terus yang di audit
itu apanya ya….? Nah selama ini atasan Bendahara itu apa nggak tahu dan nggak nanyain? Apa mereka-
mereka nggak ngerti pajak yaa? Kok nggak nanya-nanya ya…? Kalau nanyanya sudah jadi tersangka kan
jadi repot…….
.
.
Pesan-pesan:

1. Sebagai bos/atasan, atau apapun profesi Anda (notaris dokter akuntan insinyur perawat guru buruh
teknisi dll [mohon maaf tidak semua profesi disebutkan]) harus care dengan urusan pajak, sebab kalau
enggak bisa-bisa perusahaan/instansi akan kecolongan.
2. Jangan sekali-kali sudah memotong pajak tapi tidak setor
3. Jangan sekali-kali setor bukan di Bank (lebih amannya jangan setor tunai jika jumlahnya besar) apalagi
melalui perantaraan orang, jika perlu lakukan prosedur konfirmasi (yang ini untuk internal auditor) ke
bank untuk lebih meyakinkan.
4. Kalau ada iming-iming dapat komisi dari bank atau dapat upah pungut dari pajak, orang tersebut
harus dicurigai bagian dari komplotan pemalsu Surat Setoran Pajak (SSP).
5. Jangan lupa lapor SPT di Kantor Pajak (KPP Terkait)
6. Jangan sungkan-sungkan bertanya kalau belum tahu (saya siap membantunya he he he …. )
7. Waspadalah waspadalah, jangan lupa kalau kebanjiran yaa harus ngungsi (jangan malah bertanya
pada “ahlinya”, karena ini hanya iklan pada saat pilkada DKI, makanya jangan makan iklannya tapi
makanlah “ahlinya”)

Bendaharawan Jangan Anggap Enteng Pajak


18 Feb 2009
Jangan Anggap Enteng Kewajiban Pajak Bendaharawan 

Mengapa ini menjadi keprihatinan pak mantri ?  mengapa harus kita kritisi ?

Dalam dua bulan ini pak mantri baru menyelesaikan pemeriksaan terhadap dua wajib pajak rekanan
bendaharawan pemerintah, kedua-duanya selalu bermasalah di Faktur Pajak dan Bukti Pemotongan
PPh Pasal 23.

Faktur Pajak dibuat tetapi tidak lengkap yang mengakibatkan menjadi FP Cacat sesuai dengan
Pasal dengan Pasal 13 Ayat 5 UU PPN jo Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-159/PJ./2006 tanggal
30/10/2006, Mengakibatkan dikenakannya sanksi Pasal 14 Ayat 4 KUP.

Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 tidak pernah dibuat oleh Bendaharwan mengakibatkan kredit pajak
atas pph pasal 23 yang telah dilakukan pemotongan tidak dapat dipertimbangkan karena tidak
dibuatnya bukti potong tersebut walaupun sudah dilakukan pembayaran.  

Ini hanya contoh dari dua Wajib Pajak saja, bagimana dengan wajib pajak rekanan bendaharawan
pemerintah yang lain ? Sangat mungkin kejadian akan seperti ini.

Bagaimana sebenarnya kewajiban perpajakan bagi para bendaharawan ini, berikut pak mantri
lampirkan panduan praktis perpajakan bagi para bendaharawan (sumber dari taxbase)

Anda mungkin juga menyukai