Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
in pesat. Meski demikian seperti yang di katakan Oliver Leaman, 3 hal itu
adanya penerjemahan naskah-naskah Ilmu Filsafatkedalam bahasa arab yang telah bukan berarti Filsafat Islam berasal dari terjemah teks-teks Yunani tersebut atau
dilakukan sejak masa klasik Islam. Usaha ini melahirkan sejumlah filsuf besar hanya nukilah dari fiilsafat Aristoteles (384-332 SM) seperti Dituduhkan Ernest
Muslim. Dunia Islam belahan timur yang berpusat di baghdat, irak lebih dulu Renam (1823-1892) atau dari Neo-Platonisme seperti tuduhan Pierre Duhem
melahirkan filsuf muslim daripda ddunia Islam belahan barat yang berpusat di (1861-1916).4
cordoba, Spanyol.1 Pertama, bahwa belajar atau berguru tidak berarti meniru atau membebek
Mengenai pernyataan di atas Ahmad Salabi dan Louis Ma’ruf semata. Mesti difahami bahwa kebudayaan Islam menembus berbagai macam
menguraikan bahwa sejarah Islam mencatat, Ilmu Filsafat tidak diketahui oleh gelombang dimana ia bergumul dan berinteraksi. Pergumulan dan intereksi ini
orang-orang Islam kecuali setelah masa daulah Abbasyiah pertama (132-232 H). melahirkan pemikiran-pemikiran baru, Artinya, transformasi dan peminjaman
Ilmu ini ditransfer ke dunia Islam melalui penerjemahan dari buku-buku filsafat beberapa pemikiran tidak harus mengkonsekuensikan perbudakan dan
Yunani yang tersebar di daerah-daerah laut putih seperti: Iskandalia, Atlentika dan penjiplakan. Seorang murid berhak mengambil pemikiran-pemikiran gurunya,
Harran.terlebih pada masa Al Makmun yang terkenal sangat tertarik dengan namun pasti ia juga memiliki pemikiran-pemikiran tersendiri. Sebab dari
kemerdekaan berpikir, yang berkuasa antara 198-218 H dan mengadakan pemikiran pemikiran gurunya pasti terdapat hal-hal yang tidak ia setujui. Sehingga
hubungan kenegaraan dengan Raja-Raja Romawi, Bizantium yang beribu kota di dalam hal ini ia tentu akan memiliki pandangan dan pemikiran baru.5
Konstantinopel yang juga dikenal sebagai kota al-Hikmah, pusat Ilmu Filsafat dari Kedua, ide, gagasan, atau pemikiran, seperti dinyatakan Karl A.
kota ini, buku-buku Filsafat diperoleh dan diterjemahkan sekalipun dari bahasa Steenbrink, adalah ekspresi dan hasil dari proses komunikasi sang tokoh denggan
Suryani. Dengan disertai uraian dan penjelasan seperlunya. Para cendikia pada kondisi sosial lingkungannya.6 Arinya, sebuah ide, gagasan atau pengetahuan
saat itu berusaha memasukkan Filsafat Yunani sebgai bagian dari metodologi tidak bisa lepas dari akar sosial, tradisi, dan keberadaan seseorang yang
dalam menjelaskan isllam, terutama akidah untuk melihat perlunya persesuaian melahirkan ide atau pemikiran tersebut. Pemikiran Filsafat Yunani dan Islam lahir
antara wahyu dengan akal.2 dari keyakinan, budaya dan kondisi sosial yang berbeda. Karena itu menyamakan
Tujuh abad pra-Islam, dunia sudah diduduki oleh mekarnya kebudayaan dua buah pemikiran yang lahir dari budaya yang berlainan adalah sesuuatu yang
Yunani dengan tradisi pemikiran kefilsafatanya. Sungguhpun tertinggal tujuh tidak tepat sehingga penjelasan karya-karya muslim secara terpisah dari faktor dan
abad, namun perrjalanan sejarahnya, percepatan perkembangan kebudayaan islam kondisi kulturalnya juga akan menjadi suatu deskripsi yang tidak lengkap,
lebih cepat dari “saudara tuanya”, yaitu kebudayaan yunani maupun romawi, deskripsi yang tidak bisa menjelaskan sendiri transformasi besar yang sering
dengan Baghdad, Cordoba dan Kairo sebagai pusat-pusat kebudayaanya. terjadi ketika batas-batas kultural sudah terlewati.7
Ketempat inilah para cendikiawan datang dan berkonsultasi. Pergulatan Para Tokoh Muslim Dalam Invasi Pemikiran Yunani Ke Dalam
Alih kebudayaan dari yunani keislam dibidani oleh era penerjemahan di Dunia Islam.
masa Harun al-Rasyid (786 M) dengan pensyarahan bahasa Yunani, yang dapat Ada anggapan yang kuat yang berkembang di kalangan sarjana Barat
bantuan dari orang-orang Suryani dan orang-orang Kristen Nestoria serta orang- bahwa Filsafat Islam tidaklah benar-benar berasal dari ajaran Islam. Filsafat Islam
orang Syiria. Melalui saluran inilah sebagian besarr kebudayaan Yunani (ilmu
alam, matematika, astronomi, geografi, kedokteran dan filsafat) ditransmisikan. 3
Oliver Leaman, Pengantar Filsafat Islam, Terj. Amin Abdullah (Jakarta: Rajawali, 1988),
Klaim Barat bahwa filsafat Islam pada dasarnya copy paste filsafat Yunani 8.
Pemikiran-pemikiran Filsafat yunani yang masuk dalam pemikiran Islam, 4
Khudori Soleh, Filsafat Islam Dari Klasik Hingga Kontemporer (Jogjakarta: Ar-Ruzz
diakui banyak kalangan telah mendorong perkembangan Filsafat Islam menjadi Media, 2016), 23-24.
5
Madkour, Filsafat Islam..., 26.
6
Karel A. Steenbrink, Metodologi Penelitian Agama Islam Indonesia: Beberapa Petunjuk
1
Juhaya S. Prajaya, Filsafat Islam Konsep, Filsuf, Dan Ajarannya (Bangdung: CV Pustaka Mengenai Penelitian Naskah Melalui Syair Agama Dalam Beberapa Melayu Dari Abad 19
Setia, 2009), 35. (Semarang: Walisongo Semarang, 1985), 4.
2 7
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), 36. Soleh, Filsafat Islam ..., 24.
tidak lebih dari sekedar Filsafat Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab. Tidak ada autentisitas dan keaslian di dalamnya. Bahkan adalah mungkin
Filsafat Islam justru dianggap sebagai limbah yang mengotori kejernihan dan
kebeningan arus peradaban Yunani8
Menurut Musa Kazhim, setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan
munculnya anggapan seperti itu. Pertama, kegairahan umat Islam dalam
menelaah, mengulas, dan menerjemahkan teks-teks peradaban Yunani. Oleh
sarjana Barat, kegairahan besar ini terlihat sebagai upaya semu mengIslamkan
khazanah pemikiran Yunani. Padahal upaya-upaya seperti itu merupakan
pengamalan dari ajaran-ajaran agama Islam yang menekankan betapa pentingnya
mencari Ilmu pengetahuan. Umat Islam, pada puncak peradabannya sama sekali
tidak menentang Ilmu pengetahuan, bahkan menguatkan dan mendorong
perkembangan Ilmu pengetahuan, termasuk filsafat. Umat Islam senantiasa
membuka diri bagi berbagai macam pendapat dan aliran. Hal ini karena Islam
sebagai agama yang selalu mengajak untuk memikirkan, menganalisa dan
mengarahkan pandangan kepada bukti-bukti yang ada di langit dan di bumi, bukan
sebaliknya mengharamkan dan mempersempit kebebasan berpikir.9
Kedua, penguasaan minim kalangan sarjana Barat terhadap literatur
kebudayaan Islam secara umum dan kembangan-kembangan khasnya di daratan
Persia secara khusus. Melepaskan sejarah filsafat Islam dari konteks
perkembangannya di Iran pasca Ibnu Rusyd tak pelak berakibat pada makin
menguatnya asumsi bahwa filsafat Islam tidak lain dari duplikasi filsafat Yunani.
Padahal sebagaimana yang diakui secara jujur oleh Henry Corbin, “adalah sangat
keliru menyimpulkan bahwa perenungan (kalangan filosof Islam) ini berakhir
dengan kematian Ibnu Rusyd pada 1198 M. ”Selanjutnya Corbin juga
menyimpulkan“ di belahan Timur Islam, terutama di Iran, Averroisme telah
menghilang tanpa jejak, dan kritik al-Gazali atas filsafat tidak pernah dianggap
sebagai sebuah keberhasilan dalam mengakhiri tradisi yang diresmikan oleh
Avvicena.10
8
Luluk Nur Faizah, “Filsafat Islam Dan Hubungannya Dengan Filsafat Masehi, Yunani,
Modern”, Jurnal Al-Makrifat, Vol. 2, No. 2, (Oktober 2017), 15.
9
Ibid.,
10
Ibid.,