Budidaya Lele Dengan Sistem Bioflok Tingkatkan Hasil Panen Hingga 10X Lipat
Budidaya Lele Dengan Sistem Bioflok Tingkatkan Hasil Panen Hingga 10X Lipat
10X Lipat
Cara Budidaya Lele Bioflok – Budidaya ikan lele merupakan salah satu budidaya dibidang
perikanan yang terus berkembang. Ini dikarenakan teknologi budidaya lele yang realtif
mudah di kuasai masyarakat.
Selain itu pemasaran dan modal yang dikeluarkan juga realtif rendah serta bisa
dibudidayakan di lahan sempit dengan padat tebar tinggi.
Beberapa tahun kebelakang sistem yang dipakai dalam budidaya lele adalah sistem
autotrof. Namun cara itu mempunyai kelemahan yaitu keterbatasan dalam memanfaatkan
limbah budidaya.
Untuk mengatasi ini, hadirlah sistem yang lebih efisien yaitu sistem heterotof. Salah satu
penerapan dalam sisitem ini adalah dengan menggunkan teknologi bioflok.
Daftar Isi hide
1 Pengertian Teknologi Bioflok
2 Prinsip Dasar Sistem Bioflok
3 Cara Budidaya Lele Bioflok dengan Kolam Terpal Bulat
3.1 1. Pembuatan Kolam
3.2 2. Persiapan Air
3.3 3. Penebaran Benih Ikan Lele
3.4 4. Perawatan Susulan Probiotik
3.5 5. Pengelolaan Pakan
3.5.1 Keunggulan Budidaya Lele dengan Sistem Bioflok
3.6 Peluang Bisnis Budidaya Lele Bioflok
Pengertian Teknologi Bioflok
Bioflok bisa diartikan sebagai gumpalan ( flok ) dari berbagai campuran heterogen
mikroba ( plankton, protozoa, fungi ), partikel, polimen organik, koloid dan kaiton yang
saling berinteraksi dengan sangat baik di dalam air.
Dalam penerapnnya dalam budidaya perairan dalam hal ini budidaya lele, teknologi
bioflok memanfaatkan nitrogen anorganik menjadi nitrogen organik yang tidak beracun.
Nah, nitrogen yang sudah diubah ini bsia digunakan untuk pakan lele, sehingga lebih
hemat biaya.
Cara Budidaya Lele Bioflok dengan Kolam
Terpal Bulat
Setelah kamu mengetahui apa itu sistem bioflok, kini saatnya menambah pengetahuan
kamu tentang cara budidaya lele menggunakan sistem bioflok.
1. Pembuatan Kolam
Yang harus pertama dibuat tentu saja kolam untuk menampung ikan lele. Karena kolam
sebagai rumahnya ikan, maka diperlukan syarat-syarat khusus agar tingkat keberhasilan
dalam budidaya ikan lele bisa maksimal.
Secara umum ada 4 jenis kolam yang biasa digunakan oleh sebagian besar pembudidaya,
yaitu
Dari keempat itu yang banyak dipakai adalah bahan dari terpal karena lebih efisien
( gampang bongkar pasang ) dan hemat biaya.
Untuk pembahasan kali ini, saya akan membahas kolam lele dengan terpal khususnya
kolam terpal bulat.
1. Terpal ukuran
2. Terpal talang ukuran PxL = 11m x 1m
3. Besi Wire-mesh berdiameter minimal 7mm, panjang 5,4 m dan lebar 2,1 m
4. Bengkokan paralon 2 buah
5. Paralon
6. Kabel ties/ripet
7. Terpal atap
8. Las listrik
Setelah semuanya telah disiapkan, kini saatnya kita buat kolam terpal bulatnya.
1. Potong besi wire-mesh menjadi dua bagian sehingga terbentuk dua ukuran 5.4m x
1.05m sebanyak dua buah.
2. Kemudian gabungkan 2 besi wire-mesh tadi menggunakan las, maka terbentuk
ukuran 10.8m x 1.05m.
3. Satukan kedua ujung besi wire-wesh sehingga berbentuk bulat. Sampai disini
rangka kolam sudah jadi.
4. Buatlah lahan atau tempat untuk menaruh kerangka kolam tadi. Buat dengan
ukuran yang sama dengan kerangka dan bagian tengah lahan dibikin mengerucut.
Lalu buat saluran pembuangan pada bagian tengah tadi.
5. Letakan pipa PVC di lubang saluran yang telah dibuat.
6. Letakan kerangka kolam pada lingkaran tanah/lahan berbentuk kerucut tadi.
7. Pasang karpet talang di setiap sisi dalam kerangka besi dan diikat dengan kabel
ties.
8. Kemudian pasanglah terpal dengan rapi hingga membentuk sebuah kolam bundar.
9. Pada bagian tengahnya di beri lubang untuk menempatkan pipa PVC untuk
saluran pembuangan.
10. Dan kolam sudah bisa digunakan.
2. Persiapan Air
Kolam ikan lele sudah kita buat, kini saatnya mempersiapkan air untuk pembesaran lele.
Masukan air dengan ketinggian kira-kira 80-100 cm. Di hari ke dua, masukan probiotik
5ml/m3. Hari ketiga masukan prebiotik : molase 250 ml/m3, pada malam harinya taburkan
dolomite 150/200g/m3
Setelah semuanya tercampur, diamkan media pembesaran lele selama 7 hingga 10 hari.
Baru di hari ke 11 lakukan penebaran benih ikan lele.
3. Penebaran Benih Ikan Lele
Sebelum melakukan penebaran benih, perlu diperhatikan terlebih dahulu kualitas benih
lele. Benih harus dari induk unggulan, harus sehat denagn ciri-ciri gerakan aktif, organ
tubuh lengkap, bentuk proposional dan ukuran serta warna sama.
Setelah ukurannya melebihi 12 cm, per 10 sehari sekali masukan probiotik 5 ml/m3, ragi
tempe ditambah menjadi 3 sendok makan/m3, ragi tempe jeuga ditambah 6-8 butir/m3
dan di malam harinya taburkan dolomite 200-300 gram/m3.
5. Pengelolaan Pakan
http://www.mongabay .co.id
Selama masa pembesaran ikan lele, pemberian pakan adalah hal yang wajib
dilakukan. Yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan adalah, pilih pakan yang
berkualitas, ukuran pakan disesuaikan dengan mulut ikan lele.
Pemberian pakan diberikan pada pagi – sore hari dengan dosis 80% dari daya kenyang.
Setiap seminggu sekali jangan diberi pakan atau dipuasakan. Pakan di campur probiotik
dan kurangi dosis pakan jika sudah terbentuk flok.
Probiotik adalah mikro organisme yang tumbuh dan hidup di dalam usus atau lebih
sering di sebut sebagai bakteri baik.
Berbeda dengan sistem konvensional, yang harus mengganti air untuk menghindari
keracunan. Dalam sistem bioflok justru bisa mengubah bakteri di dalam air menjadi nutrisi
yang baik untuk ikan lele.
Baca Juga 5 Keuntungan Investasi Emas Antam yang Harus Kamu Ketahui
Seperti yang sudah dijelaskan di atas. Sitem bioflok akan mengubah bakteri-bakteri
menjadi gumpalan yang bisa difungsikan sebagai bahan pakan ikan lele.
Sebagai perbandingan, jika di dalam kolam biasa satu meter kubik hanya bisa diisi 60 ekor
lele, maka di dalam kolam bioflok bisa diisi 600 ekor lele.
Pada sistem bioflok, tempat atau lahan bukan menjadi masalah. Cocok sekali untuk kamu
yang ingin belajar budidaya lele namun tidak mempunyai lahan luas.
Beberapa negara tujuan ekspor di antaranya, Italia, Perancis, Jepang dan Korea.
Permintaan yang begitu banyak belum bisa diimbagi dengan jumlah produksi. Tentu ini
adalah sebuah peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Maka dari itu, dengan berbagai keunggulan sistem bioflok, diharapkan para petani bisa
meningkatkan omzet hingga 8x lipat bila dibandingkan dengan cara konvensional.
Namun pada kenyataannya masih banyak cerita-cerita kegagalan dan akhirnya gulung
tikar. Mengapa itu bisa terjadi? sesuai dengan tabel di atas berarti jumlah panen mereka
tidak mencapai 4.500 ekor.
Kebanyakan penyebab utamanya adalah banyak ikan mati yang diakibatkan dimakan oleh
lele lain/kanibal. Penyebab utama dari kanibalisme dalam budidaya lele adalah pemberian
pakan yang salah.
Pakan yang jumlahnya sedikit ditambah dengan daging segar, keong atau ayam tiren bisa
menyebabkan lele bersifat kanibal.
Lele yang mempunyai antena sebagai sensor pendeteksi keberadaan makanan akan
terbiasa dengan bau daging. Jika ini terus dibiarkan, maka kalau ada lele yang luka lele lain
akan menyerang dan memangsa.
Inilah yang menyebabkan jumlah lele saat panen tidak sesuai dengan yang diprediksi. Jadi
kesalahan bukan pada sistemnya, tapi lebih pada pembudidaya itu sendiri.
Mereka tidak tahu dan kurang informasi akan cara budidaya lele bioflok yang benar. Maka
dari itu peran pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan penyuluhan kepada para
petani agar hasil yang di dapat bisa maksimal.
Jika sistem bioflok bisa diterapkan dengan benar, bukan tidak mungkin hasil yang
didapatkan bisa mencapai 10x lipat. Dengan asumsi harga lele 17-18 ribu per kilo, bisa
dibayangkan keutungan yang didapat oleh para pembudidaya.
Cara budidaya lele bioflok ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Lahan yang diperlukan juga
tidak terlalu besar. Namun untuk kamu yang ingin serius menjadi peternak ikan lele, saya
menyarankan untuk mempelajari sistemnya terlebih dahulu agar kerugian bisa
diminimalisir.