Jumriati
Universitas Islam Makassar, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) proses peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui metode Problem
Based Learning dan (2) hasil keterampilan menulis cerpen melalui metode Problem Based Learning siswa kelas. Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu: tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII sebanyak 29 orang. Teknik pengumpulan data berupa
observasi, tes menulis cerpen, angket, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan metode Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa kelas
VII SMP. Pembelajaran keterampilan menulis cerpen dengan memerhatikan aspek penilaian yaitu aspek Kesesuaian isi cerpen, Penyajian
dan organisasi, bahasa, dan mekanik. Perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus I hanya mencapai 51.72% sedangkan nilai pada siklus II
meningkat sebesar 82.7%. Sesuai dengan hasil penelitian ini diajukan saran, yaitu bagi guru bahasa Indonesia khususnya di kelas VII SMP
Negeri 3 Salomekko hendaknya guru dapat memilih metode pembelajaran dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan,
misalnya dengan menggunakan metode Problem Based Learning sebagai alternatif pembelajaran menulis cerpen untuk menambah
minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dalam aspek yang berbeda
untuk menambah khasanah ilmu bahasa.
The Effectiveness of the Problem Based Learning Method in Improving Short Story Writing Skills for Seventh
Grade Students of SMP Negeri 3 Salomekko, Bone Regency
Abstract
The research aims (1) the process of improving short story writing skills through the Problem Based Learning method and
(2) the results of short story writing skills through the Problem Based Learning method. The research design is classroom action
research which is carried out in two cycles. The research subjects were 29 seventh grade. Data collection techniques in the form of
observation, short story writing tests, questionnaires, documentation, and interviews. The data analysis technique used descriptive
qualitative and quantitative.
The results showed that the Problem Based Learning Method could improve the short story writing skills. Learning short
story writing skills by paying attention to the assessment aspects, namely: The suitability of the contents of the short story,
presentation and organization, language, and mechanics. The average score of students in the first cycle reached 51.72%, while the
score in the second cycle increased by 82.7%. In accordance with the results suggestions are proposed, namely for Indonesian
language teachers, especially in this school, teachers should be able to choose learning methods well according to the material to
be taught by using the Problem Based Learning method as an alternative to learning to write short stories to add interest and
motivation of students.
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 12
(Jumriati)
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 13
(Jumriati)
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 14
(Jumriati)
2) Jika pada pertemuan pertama siswa belum 1) Pada siklus kedua ini peneliti bersama guru
selesai mengerjakan tugas, siswa memecahkan faktor yang menjadi hambatan
melanjutkan praktik menulis. bagi siswa dalam proses pembelajaran
3) Setelah siswa selesai menulis dengan waktu menulis cerpen.
yang telah ditentukan, guru meminta salah 2) Peneliti bersama guru mempersiapkan
seorang siswa untuk membacakan hasil karya dengan baik pelaksanaan tindakan kelas
yang telah mereka tulis di depan teman- dengan menerapkan metode Problem Based
teman sekelas. Learning dan penyediaan sarana dan
4) Guru meminta siswa yang lain menilai dan prasarana yang dibutuhkan oleh siswa
memberi tanggapannya atas hasil kreasi salah ketika proses belajar mengajar menulis
seorang teman mereka yang telah cerpen.
membacakan di depan kelas. 3) Peneliti dan guru menyiapkan instrumen
5) Guru memberi kesempatan kepada siswa pengambilan data yang berupa lembar
untuk memperbaiki hasil karyanya masing- catatan lapangan, lembar observasi, lembar
masing yaitu hasil penulisan. pedoman penilaian, dan kamera sebagai alat
6) Setelah siswa selesai memperbaiki, guru dokumentasi.
meminta semua siswa mengumpulkan hasil b) Tindakan
karya mereka. Implementasi tindakan pada siklus kedua
7) Guru menyampaikan kembali secara singkat dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pada
mengenai keterampilan menulis dan langkah- siklus II, pembelajaran keterampilan menulis
langkah membuat tulisan dengan cerpen disesuaikan hasil evaluasi dan refleksi
memperhatikan unsur-unsur pembangun, pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada
sebagai bentuk kepedulian guru untuk sedikit pertemuan pertama adalah sebagai berikut.
mengingatkan bagi siswa-siswa yang 1) Guru memberi penjelasan kepada siswa
mungkin telah lupa dengan materi tersebut. mengenai kekurangan mereka dalam
c) Pengamatan menulis cerpen yang telah dilakukan pada
Observasi (pengamatan) dilakukan selama siklus I, berdasarkan hasil evaluasi dan
tindakan berlangsung. Peneliti menggunakan refleksi siklus I.
instrumen observasi antara lain lembar 2) Bertanya jawab tentang masalah atau
observasi yang dilengkapi dengan catatan pengalaman pribadi yang pernah dialami
lapangan. Dalam lembar observasi, yang dinilai siswa, kegiatan ini sebagai apersepsi bagi
terdiri dari dua aspek yaitu: (1) mendeskripsikan siswa agar memorinya mengingat kembali
penampilan perilaku siswa, reaksi, penerapan hal-hal yang menarik bagi siswa, sehingga
metode dan suasana berlangsungnya kegiatan mampu menuangkannya dalam cerpen.
belajar mengajar, (2) peran guru dalam 3) Guru meminta siswa menuliskan pengalaman
menerapkan metode Problem Based Learning atau masalah yang mereka anggap berkesan
untuk meningkatkan keterampilan menulis untuk dijadikan bahan menulis cerpen.
siswa. 4) Siswa mengidentifikasi dan mengumpulkan
2. Siklus II informasi berdasarkan pengalaman pribadi
Pada siklus kedua ini pembelajaran menulis yang telah mereka tentukan.
cerpen berkonsentrasi pada hal-hal yang belum 5) Guru meminta siswa membuat kerangka
dikuasai oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar cerpen untuk memudahkan siswa dalam
kelemahan dan kesulitan siswa dalam menulis praktik menulis cerpen, dengan tetap
cerpen dapat diatasi. Prosedur yang dilakukan memperhatikan unsur-unsur pembangun
pada siklus kedua adalah sebagai berikut. cerpen dan struktur kebahasaan.
a) Perencanaan 6) Guru meminta masing-masing individu siswa
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus untuk praktik menulis cerpen dengan
pertama, rencana implementasi tindakan yang mengembangkan kerangka cerpen yang
akan dilakukan guru pada siklus kedua sebagai sudah mereka buat. Guru membimbing siswa
berikut. untuk mengembangkan cerita dalam alur dan
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 15
(Jumriati)
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 16
(Jumriati)
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 29 c. menyiapkan alat dan media pembelajaran
siswa terdapat 14 siswa yang tidak tuntas yang dibutuhkan, menyiapkan instrumen
dengan presentase 48,2% dengan nilai penelitian berupa catatan lapangan,
ketuntasan antara 0-74 sedangkan siswa yang pedoman pengamatan, lembar penilaian
tuntas dalam pembelajaran ada 15 siswa dengan menulis cerpen, dan kamera foto sebagai
persentase (51,72%) dengan nilai ketuntasan dokumentasi.
antara 75-100, dengan persentase tersebut maka 2) Pelaksanaan siklus II
ketuntasan hasil tes siswa untuk siklus I berada a) Pertemuan Pertama
pada kategori baik (kategori indikator Pada pertemuan I ini, guru memberi
keberhasilan). Jadi, nilai hasil tes kemampuan penjelasan kepada siswa mengenai kekurangan
menulisa cerita pendek siswa telah memenuhi mereka dalam menulis cerpen yang telah
kriteria ketuntasan minimal (KKM) kemampuan dilakukan pada siklus I. Ternyata masih terjadi
membaca cerita pendek sebesar ≥ 75 dengan kendala yaitu siswa belum mampu
persentase ≥ 51,72% dari seluruh siswa, maka mengembangkan cerita dengan baik, sehingga
kelas di anggap masih belum tuntas secara cerita kurang bervariasi. Siswa juga belum
klasikal. mampu menyajikan alur cerita sesuai dengan
1) Refleksi tahapannya. Dari segi mekanik penulisan, siswa
Setelah dilakukan perlakuan tindakan masih banyak melakukan kesalahan. Dari segi
dengan menggunakan metode Problem Based proses, aspek keaktifan siswa masih perlu
Learningpada siklus I yaitu sebanyak dua kali ditingkatkan lagi. Begitu juga dari segi produk,
pertemuan, peneliti bersama guru melakukan nilai siswa belum mencapai kriteria
analisis dan refleksi hasil perlakuan tindakan. keberhasilan yaitu minimal 75. Kemudian, guru
Kegiatan refleksi ini, didasarkan pada dan siswa saling bertanya jawab tentang
pencapaian indikator keberhasilan penelitian. masalah atau pengalaman pribadi yang pernah
Oleh karena itu, refleksi siklus I ini juga dilihat dialami siswa. Kegiatan ini sebagai apersepsi
dari segi proses dan segi produk. Segi proses, bagi siswa agar memorinya mengingat kembali
siswa menjadi antusias untuk mengikuti hal-hal yang menarik bagi siswa, sehingga
pembelajaran menulis cerpen. Siswa lebih aktif mampu menuangkannya dalam sebuah cerpen.
dalam kegiatan pembelajaran, dan berkurangnya Guru kembali menerapkan metode Problem
keluhan akan kesulitan dalam menemukan ide Based Learningdalam pembelajaran menulis
atau imajinasi dalam cerpen mereka. Perubahan cerpen. Siswa diminta mengeluarkan buku
tersebut tidak terlepas dari penggunaan metode tugasnya masing-masing untuk menuliskan draf
Problem Based Learning, karena metode kasar atau kerangka karangan, sebelum
Problem Based Learning bertujuan agar pelajar dituliskan pada lembar kerja yang telah
meningkat kecakapan pemecahan masalahnya, dipersiapkan oleh peneliti. Guru mengingatkan
lebih mudah mengingat, meningkat siswa agar tetap memperhatikan unsur-unsur
pemahamannya, meningkat pengetahuannya pembangun cerpen dan struktur kebahasaan.
yang relevan dengan dunia praktik, mendorong Selanjutnya, guru meminta masing-masing
mereka penuh pemikiran dan memotivasi individu siswa untuk praktik menulis cerpen
pelajar. dengan mengembangkan kerangka karangan
b. Pelaksanaan tindakan siklus II yang sudah mereka buat. Guru membimbing
1) Perencanaan siswa untuk mengembangkan cerita dalam alur
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, dan penokohan yang mendasarkan pada masalah
rencana tindakan siklus II adalah sebagai yang harus diselesaikan. Siswa juga harus
berikut. memperhatikan penyajian alur cerita agar sesuai
a. koordinasi dengan guru pembimbing dengan tahapannya, dan penulisan ejaan yang
sebelum pelaksanaan siklus II. benar. Tak lupa guru mengingatkan kepada
b. menyiapkan Rencana Pelaksanaan siswa atas hal-hal yang telah dievaluasi
Pembelajaran (RPP) yang disusun peneliti sebelumnya, agar siswa menghasilkan cerpen
dengan guru pembimbing, yang lebih baik dari hasil yang telah dilakukan
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 17
(Jumriati)
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 18
(Jumriati)
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 19
(Jumriati)
memberikan motivasi kepada siswa pada tiap mengalami peningkatan pada siklus II. Pada
pertemuan, supaya siswa dapat lebih siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu
bersemangat pada saat proses pembelajaran 51.72% dengan kategori cukup. Berdasarkan
menulis cerpen. pengamatan peneliti, hasil evaluasi siswa
Pada tahap pelaksanaan tindakan, menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam
aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan menulis cerpen belum tuntas secara maksimal
bahwa pada kegiatan awal pembelajaran, mulai karena belum mencapai KKM. Pada
pada kegiatan menyimak tujuan pembelajaran pembelajaran siklus II terjadi peningkatan, guru
dan menyimak materi pembelajaran siswa menjelaskan kembali tentang cerpen secara
kurang aktif. Menurut pengamatan peneliti hal spesifik kepada siswa sehingga siswa tidak lagi
ini disebabkan oleh ketidaksiapan siswa dalam mengulangi kesalahan pada pembelajaran siklus
menerima materi. Kelemahan tersebut akan II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
diperbaiki pada pembelajaran siklus II dengan pada siklus II sebesar 82,7% dengan kategori
jalan guru lebih memotivasi dan mempersiapkan baik sekali.
siswa sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Simpulan
Begitu pula halnya pada saat menulis cerpen Berdasarkan hasil penelitian dan
siswa masih tampak malas dan tidak antusias. pembahasan yang telah dikemukakan
Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengamatan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
pada proses kegiatan pembelajaran berlangsung, penggunaan metode Problem Based Learning
menunjukkan penelitian tindakan pada siklus I dapat meningkatkan keterampilan menulis
belum berhasil secara maksimal. cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 3
Namun, pada siklus II aktivitas siswa Salomekko Kabupaten Bone. Peningkatan
tampak mengalami perubahan. Secara umum, keterampilan menulis cerpen dengan
dibandingkan dengan siklus II lebih banyak menggunakan metode Problem Based Learning
siswa yang aktif daripada siklus I seperti pada tersebut, dilihat berdasarkan peningkatan secara
berikut ini, siswa aktif mengikuti proses proses dan produk. Peningkatan secara proses
pembelajaran yang berlangsung. Siswa aktif dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain
menyimak tujuan pembelajaran yang siswa menjadi aktif dalam bertanya, siswa lebih
disampaikan oleh guru, aktif menyimak materi berani dalam mengemukakan pendapat dan
pembelajaran, aktif bertanya, menanggapi, berani untuk berkomentar. Selain itu, dalam
membuat catatan, dan aktif dalam menulis pembelajaran menulis cerpen siswa juga sudah
cerpen. Hal ini dapat terlihat dari keantusiasan mampu mengikuti pelajaran dengan lebih baik,
siswa dalam belajar. contohnya siswa tidak bercanda dengan teman,
Berdasarkan hasil observasi, siswa lebih tidak bicara sendiri dengan teman sebangku,
bersemangat mengikuti pembelajaran menulis siswa menjadi lebih fokus dalam
cerpen melalui metode Problem Based Learning memperhatikan penjelasan guru dan
. Siswapun telah memiliki keberanian dan rasa mengerjakan tugas. Kelancaran pembelajaran
percaya diri saat menyajikan hasil kerja masing- menulis cerpen pada penelitian ini tidak terlepas
masing. Berdasarkan hasil observasi, dari pengaruh metode Problem Based Learning
wawancara, dan nilai siswa dalam menulis yang mampu menarik perhatian dan minat siswa
cerpen melalui metode Problem Based Learning terhadap pembelajaran menulis cerpen.
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus II Peningkatan secara produk dapat dilihat dari
telah mengalami peningkatan dan berhasil perbandingan perolehan skor rata-rata menulis
secara maksimal. Oleh karena itu pembelajaran cerpen siswa. Skor rata-rata menulis cerpen
keterampilan menulis cerpen melalui metode siswa pada siklus I sebesar 51,72%. Pada siklus
Problem Based Learning tidak dilanjutkan lagi II, skor rata-rata menulis cerpen siswa
pada siklus berikutnya. meningkat sebesar 82,7%. Peningkatan skor ini
Secara umum frekuensi hasil siswa menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan
dalam menulis cerpen melalui metode Problem dalam siklus I dan siklus II, mampu
Based Learning berdasarkan kriteria penilaian meningkatkan kemampuan siswa VII SMP
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 20
(Jumriati)
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)