DISUSUN OLEH :
SUKMAWATY
NIM: 2022031032
CI LAHAN CI INSTITUSI
3. Perubahan fungsi
6. Tindakan penanganan
a. Penatalaksanaan non bedah
1) Terapi penyebab katarak
2) Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obat-
obatan yang bersifat kataraktogenik seperti kortikosteroid,
fenotiasi, dan miotik kuat, menghindari radiasi dapat
memperlambat atau mencegah terjadinya proses kataraktogenik.
3) Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipien dan
imatur:
a) Retraksi sering berubah sangat cepat, sehingga harus sering di
koreksi
b) Pengaturan pencahayaan, pasien dengan kekeruhan dibagian
perifer lensa dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan
yang terang. Berbeda dengan kekeruhan pada bagian sentral
lensa, cahaya remang yang ditempatkan disamping dan sedikit
di belakang kepala pasien akan memberikan hasil terbaik
c) Penggunaan kacamata gelap, pada pasien dengan kekeruhan
lensa dibagian sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik
dan nyaman apabila beraktivitas diluar ruangan.
d) Midriatil, dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada
lateral aksial dengan kekeruhan yang sedikit. Midriatil seperti
fenilefrin 5% atau tropikamid 1% dapat memberikan
penglihatan yang jelas.
b. Pembedahan katarak
1. Pengankatan lensa
Ada tiga macam teknik pembedahan ynag biasa digunakan untuk
mengangkat lensa:
a) Operasi katarak Ekstrakapsular atau Ekstraksi katarak ekstra
kapsular (EKEK/ECCE)
EKEK adalah tindakan pembedahan pada lensa katarak
dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau
merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks
lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Pembedahan ini
dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan
endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa
intraokuler posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa
intraokuler, kemungkinan akan dilakukan bedah glaukomamata
dengan predisposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata
sebelahnya telah mengalami prolaps badan kaca, sebelumnya
mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular
edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat
melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.
Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat
terjadinya katarak sekunder.
b) Operasi katarak intrakapsular atau Ekstraksi katarak
intrakapsular(EKIK/ICCE)
EKIK adalah pembedahan dengan mengeluarkan seluruh
lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan pada zonula zinn telah
rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus. Pada katarak
ekstraksi intrakapsular tidak akan terjadi katarak sekunder dan
merupakan pembedahan yang sangat lama populer.
Pembedahan ini dilakukan dengan mempergunakan mikroskop
dan pemakaian alat khusus sehingga penyulit tidak banyak.
Katarak ekstraksi intrakapsular ini tidak boleh dilakukan atau
kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang
masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang
dapat terjadi pada pembedahan ini adalah astigmatisme,
glaucoma ,uveitis, endoftalmiti dan perdarahan. Namun, saat
ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.
c) Phacoemulsification:
Merupakan modifikasi dari ECCE. Pembukaan kapsul
dilakukan dengan teknik Capsular Helix. Keuntungannya: insisi
lebih kecil, komplikasi lebih sedikit, dan lebih aman.
2. Penggantian lensa
Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak
biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti
lensa yang teleh diangkat. Lensa buatan ini merupakan
lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler dan biasanya
lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam
mata. Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan, dan
mempercepat penyembuhan selama beberapa minggu setelah
pembedahan di berikan tetes mata atau salep. Untuk melindungi
mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata
atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka
pembedahan benar-benar sembuh.
2. Diagnosa keperawatan
a. Pre oprasi
1) Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan
dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.
2) Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan
kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.
b. Post oprasi
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur
invasif.
2) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif (bedah pengangkatan)
3) Gangguan sensori–perceptual : penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan
secara terapeutik dibatasi.
3. Perencanaan keperawatan
a. Pre oprasi
b. Post operasi