Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR

MOBILITAS DI RUANGAN ASTER RSUD UNDATA PALU


PROVINSI SULAWESI TENGAH

DISUSUN OLEH :
SUKMAWATY
NIM: 2022031032

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ira Martini, S.Kep.,Ns Ns. Elifa Ihda Rahmayanti, S.Kep.,M.Kep


NIP: 198403242010012008 NIK: 20120901025

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
2022
A. Konsep kebutuhan dasar
1. Pengertian
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk
bergerak secara mudah, bebas dan teratur untuk mencapai suatu tujuan,
yaitu memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara mandiri maupun dengan
bantuan orang lain dan hanya dengan bantuan alat (Widuri, 2018).
Mobilitas adalah proses yang kompleks yang membutuhkan adanya
koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan sistem saraf (P. Potter,
2019). Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan
kegiatan dengan bebas (Kozier,2019). Jadi mobilitas atau mobilisasi
adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya untuk dapat melakukan aktivitas sehari-
hari.

2. Anatomi dan fisiologi mata

(Gambar Anatomi mata)


Mata adalah suatu bola berisi cairan yang terbungkus oleh tiga
lapisan jaringan khusus. Berdasarkan gambar anatomi mata dari bagian
paling luar hingga paling dalam, lapisan-lapisan tersebut adalah
sklera/kornea, koroid/badan siliaris/ iris, retina.
Sebagian besar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan
ikat, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di sebelah anterior,
lapisan luar terdiri dari kornea transparan, yang dapat ditembus oleh
berkas cahaya untuk masuk ke interior mata. Lapisan tengah di bawah
sklera adalah koroid yang berpigmen banyak dan mengandung banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan koroid di
sebelah anterior mengalami spesialisasi membentuk badan siliaris dan
iris. Lapisan paling dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri
dari lapisan berpigmen di sebelah luar dan lapisan jaringan saraf di
sebelah dalam. Lapisan jaringan saraf mengandung sel batang dan sel
kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls
saraf. Seperti dinding hitam sebuah studio foto pigmen di koroid dan
retina menyerap sinar setelah sinar mengenai retina untuk mencegah
pantulan atau pembuyaran sinar di dalam mata.
Rongga posterior yang lebih besar antara lensa dan retina
mengandung bahan cair mirip gel, cairan vitreous. Cairan vitreous
membantu mempertahankan bentuk bola mata tetap bulat. Rongga
anterior antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih encer, cairan
aqueous. Cairan aqueous membawa nutrien bagi kornea dan lensa.
Cairan ini mengalir ke suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk
ke darah (Sharewood, 2018).

(Gambar kedalaman fokus lensa)


Jumlah cahaya yang masuk ke mata ditingkatan pada saat gelap
dan dikurangi pada waktu terang oleh kontrol iris. Jumlah cahaya yang
memasuki mata melalui pupil sebanding dengan luas pupil atau kuadrat
diameter pupil. Diameter pupil manusia dapat mengecil sampai 1,5 mm
dan membesar hingga 8 mm. Jumlah cahaya yang memasuki mata dapat
berubah sekitar 30 kali lipat sebagai akibat dari perubahan pupil. Pada
gambar kedalaman fokus lensa . 2 mata atas, pupilnya kecil, sedangkan
pada mata bawah, pupilnya besar (Guyton & Hall, 2014).

3. Perubahan fungsi

4. Pemeriksaan fisik mata


Kesadaran: composmentis
TTV:
TD: 140/90 mmHg
N: 82x/mnt
S: 36℃
RR: 20x/mnt
Inspeksi: bentuk mata simetris, terlihat warna kehitaman di sekitar kedua
mata, konjungtiva tidak anemis, seklera tidak ikterik, pupil warna putih
keruh
Palpasi: palpasi area pelipis apakah ada nyeri tekan atau tidak

5. Pemeriksaan diagnostik katarak


a. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler: mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina
b. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
c. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
d. Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glukoma
e. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma
f. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng
optik, papiledema, perda rahan.
g. Pemeriksaan lampu slit
h. A-scan ultrasound (echography)
i. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

6. Tindakan penanganan
a. Penatalaksanaan non bedah
1) Terapi penyebab katarak
2) Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obat-
obatan yang bersifat kataraktogenik seperti kortikosteroid,
fenotiasi, dan miotik kuat, menghindari radiasi dapat
memperlambat atau mencegah terjadinya proses kataraktogenik.
3) Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipien dan
imatur:
a) Retraksi sering berubah sangat cepat, sehingga harus sering di
koreksi
b) Pengaturan pencahayaan, pasien dengan kekeruhan dibagian
perifer lensa dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan
yang terang. Berbeda dengan kekeruhan pada bagian sentral
lensa, cahaya remang yang ditempatkan disamping dan sedikit
di belakang kepala pasien akan memberikan hasil terbaik
c) Penggunaan kacamata gelap, pada pasien dengan kekeruhan
lensa dibagian sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik
dan nyaman apabila beraktivitas diluar ruangan.
d) Midriatil, dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada
lateral aksial dengan kekeruhan yang sedikit. Midriatil seperti
fenilefrin 5% atau tropikamid 1% dapat memberikan
penglihatan yang jelas.
b. Pembedahan katarak
1. Pengankatan lensa
Ada tiga macam teknik pembedahan ynag biasa digunakan untuk
mengangkat lensa:
a) Operasi katarak Ekstrakapsular atau Ekstraksi katarak ekstra
kapsular  (EKEK/ECCE)
EKEK adalah tindakan pembedahan pada lensa katarak
dimana dilakukan  pengeluaran isi lensa dengan memecah atau
merobek kapsul lensa anterior  sehingga masa lensa dan korteks
lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Pembedahan ini
dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan
endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa
intraokuler posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa
intraokuler, kemungkinan akan dilakukan bedah glaukomamata
dengan predisposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata
sebelahnya telah mengalami prolaps badan kaca, sebelumnya
mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular
edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat
melakukan pembedahan katarak  seperti prolaps badan kaca.
Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat
terjadinya katarak sekunder.
b) Operasi katarak intrakapsular atau Ekstraksi katarak
intrakapsular(EKIK/ICCE)
EKIK adalah pembedahan dengan mengeluarkan seluruh
lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan pada zonula zinn telah
rapuh atau berdegenerasi dan mudah  putus. Pada katarak
ekstraksi intrakapsular tidak akan terjadi katarak sekunder  dan
merupakan pembedahan yang sangat lama populer.
Pembedahan ini dilakukan dengan mempergunakan mikroskop
dan pemakaian alat khusus sehingga penyulit tidak banyak.
Katarak ekstraksi intrakapsular ini tidak boleh dilakukan atau
kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang
masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang
dapat terjadi pada  pembedahan ini adalah astigmatisme,
glaucoma ,uveitis, endoftalmiti dan  perdarahan. Namun, saat
ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.
c) Phacoemulsification:
Merupakan modifikasi dari ECCE. Pembukaan kapsul
dilakukan dengan teknik Capsular Helix. Keuntungannya: insisi
lebih kecil, komplikasi lebih sedikit, dan lebih aman.
2. Penggantian lensa
Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak
biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti
lensa yang teleh diangkat. Lensa buatan ini merupakan
lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler dan biasanya
lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam
mata. Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan, dan
mempercepat penyembuhan selama beberapa minggu setelah
pembedahan di berikan tetes mata atau salep. Untuk melindungi
mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata
atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka
pembedahan benar-benar sembuh.

B. Konsep keperawatan teori


1. Pengkajian keperawatan
a. Aktivitas fisik
Gejala : perubahan aktifvitas biasanya/hobby sehubungan dengan
gangguan penglihatan
b. Makan/cairan
Gejala : mual / muntah (pada komplikasi kronik / glaukoma akut)
c. Neurosensori
Gejala : gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer,
kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat / merasa di ruang gelap.
d. Tanda : tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil
e. Nyeri / kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair. Nyeri tiba – tiba, berat
menetap atau tekanan pada sekitar mata.
f. Penyuluhan dan pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskular,
riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidakseimbangan
endokrin.

2. Diagnosa keperawatan
a. Pre oprasi
1) Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan
dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.
2) Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan
kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.
b. Post oprasi
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur
invasif.
2) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif (bedah pengangkatan)
3) Gangguan sensori–perceptual : penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan
secara terapeutik dibatasi.

3. Perencanaan keperawatan
a. Pre oprasi

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan kriteria hasil

Gangguan NOC: NIC:


persepsi Gangguan - Orientasikan - Memperkenalkan
sensori persepsi sensori klien terhadap pada klien tentang
visual/penglih teratasi. lingkungan lingkungan dan
atan Kriteria Hasil : aktifitas.Bedakan aktifitas sehingga
beruhubungan a. Dengan penglih kemampuan Dapat meniggalkan
dengan penurunan atan yang lapang pandang stimulus
ketajaman terbatas klien diantara kedua penglihatan.
penglihatan ganda mampumelihat mata. - Menentukan
lingkungan - Observasi tanda kemampuan lapang
semaksimal disorientasi pandang tiap mata.
mungkin. dengan tetap - Mengurangi
- Mengenal Berada disisi ketakutan klien dan
perubahan klien. meningkatkan
stimulus - Dorong klien stimulus.
yang untuk melakukan - Menignkatkan
Positif dan aktivitas input sensori dan
negative sederhana seperti mempertahankan
- Mengidentifik menonton TV, perasaan normal,
asi kebiasaan radio, dll. tanpa
lingkungan. - Anjurkn klien meningkatkan
menggunakan stress.
kacamata katarak - Menurunkan
cegah lapang penglihatan perifer
pandang perifer dan gerakan.
dan catat
terjadinya bintik
buta Posisi pintu
harus tertutup
terbuka, jauhkan
rintangan.

Ansietas NOC: NIC:


berhubungan Tujuan : ansietas - Ciptakan - Membantu
dengan menurun. lingkungan yang mengidentifikasi
pembedahan yang Kriteria Hasil : tenang dan relaks, sumber ansietas.
akan dijalani dan - Mengungka berikan dorongan - Meningkatkan
kemungkinan pkan untuk verbalisasi keyakinan klien.
kegagalan untuk kekhawatira dan - Meningkatkan
memperoleh nnya dan mendengarkan proses belajar dan
penglihatan ketakutan dengan penuh informasi tertulis
kembali mengenai perhatian mempunyai
pembedaha - Yakinkan klien sumber rujukan
n yang akan bahwa ansietas setelah pulang.
dijalani mempunyai - Menjelaskan
- Memungkinkan respon normal pilihan
pemahaman dan memungkinkan
tindakan rutin diperkirakan klien membuat
preoperasi dan terjadi pada keputusan secara
perawatan. pembedahan benar.
katarak yang
aka dijalani.
- Sajikan informasi
menggunakan
metode media
instruksional.
- Jelaskan kepada
klien aktivitas
premedikasi
yang diperlukan,
berikan
informasi
tentang aktifitas
penglihatan dan
suara yang
berkaitan
dengan periode
intra operatif.

b. Post operasi

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria hasil

Gangguan rasa NOC: NIC:


nyaman (nyeri akut) Tujuan : nyeri - Bantu klien - Membantu
berhubungan dengan teratasi. Kriteria dalam menemukan
prosedur invasive Hasil : mengidentifikasi tindakan yang
- Klien tindakan dapat
melaporkan penghilang nyeri menghilangkan
penurunan nyeri yang efektif. atau mengurangi
secara progresif - Jelaskan bahwa nyeri yang efektif.
dan nyeri nyeri dapat - Nyeri dapat terjadi
terkontrol terjadi sapai sampai anastesi
setelah beberapa jam Local habis,
intervensi setelah memahami hal ini
pembedahan. dapat membantu
- Lakukan mengurangi
tindakan kecemasan yang
mengurangi berhubungan
nyeri dengan dengan yang tidak
cara : diperkirakan.
 Posisi: - Latihan nyeri
tinggikan dengan
bagian kepala menggunakan
tempat tidur tindakan yang non
ganti posisi farmakologi
dan tidurpada memungkinkan
sisi yang tidak klien untuk
dioperasi. memperoleh rasa
 Distraksi kontrol terhadap
nyeri
 Latihan
relaksai - Analgetk dapat
- Berikan menghambat
analgetik sesuai reseptor nyeri.
program. Lapor - Tanda ini
doker jika nyeri menunjukan
tidak hilang peningkatan
setelah ½ jam tekanan intra ocular
- pemberian obat, atau komplikasi
jika nyeri disertai lain.
mual.
Resiko tinggi NOC: NIC:
terjadinya infeksi Tujuan : infeksi - Tingkatkan - Nutrisi dan hidrasi
berhubungan dengan tidak terjadi. penyembuhan yang optimal akan
prosedur invasive Kriteria Hasil : luka dengan : meningkatkan
(bedah)  Beri kesehatan secara
- Tanda-
dorongan keseluruhan,
tanda
untuk meningkatkan
infeksi
megikuti diet penyembuhan
tidak
seimbang dan pembedahan.
terjadi.
asupan cairan - Memakai
- Penyembuh
yang adekuat. pelindung mata
an luka
 Instrukskn meningkatkan
tepat waktu.
klien untuk penyembuhan dan
Bebas drainase
tetap menutup menurukan
purulen, eritema
mata. kekuatan iritasi
dan demam.
- Gunakan teknk kelopak mata
aseptic untuk terhadap jahitan
meneteskan tetes luka.
mata. - Teknik aseptic
- Gunakan teknik meminimalkan
aseptic untuk masuknya
membersihkan mikroorganisme dan
mata dari dalam mengurangi infeksi.
keluar dengan - Teknik aseptic
tisu basah/bola mengurangi
kapas untuk tiap terjadinya resiko
usapan ganti infeksi/bakteri
balutan. kontaminasi silang.
- Tekankan - Mencegah
pentingnya tidak kontaminasi dari
menyentuh/ kerusakan operasi.
menggaruk mata - Deteksi dini infeksi
yang dioperasi. memungkinkan
- Observasi penanganan yang
tanda dan cepat untuk
gejala infeksi meminimalkan
seperti: keseriusan infeksi.
kemerahan, - Ketegangan pada
kelopak mata jahitan dapat
bengkak, menimbulkan
drainase interupsi
purulen, mencipatakan Jalan
infeksi masuk Untuk mikro
konjungtiva, organisme.
peningkatan - Sediaan topical
suhu. digunakan secara
- Anjurkan profilaksis, dimana
untuk terapi Lebih agresif
mencegah diperlukan bila
ketegangan terjadi infeksi.
pada jahitan
dengancara:
menggunakan
kacamata
protektif dan
pelindung
pada malam
hari.
- Kolaborasi
sesuai indikasi.
Gangguan sensori- NOC: NIC:
perceptual: Hasil yang - Tentukan - Kebutuhan individu
penglihatan diharapkan : ketajaman dan pilihan
berhubungan dengan - Meningkatkan penglihatan, intervensi dan pilhan
gangguan ketajaman catat apakah intervensi bervariasi
penerimaan penglihatan satu atau kedua sebab kehilangan
sensori/status organ dalam batas mata terlibat. pnglihatan terjadi
indera, lingkungan situasi - Orientasiklien lambat dan progresif.
secara terapeutik individu. terhadap - Memberikan
dibatasi, ditandai - Mengenal lingkugan, peningkatan
dengan menurunnya gangguan staf/orang lain kenyamanan dan
ketajaman, gangguan sensori dan - Observasi kekeluargaan,
penglihatan, berkompensas tanda- tanda menurunkan emas
perubahan respon i terhadap gejala dan disorientasi
biasanya terhadap perubahan. disorientasi pasca operasi.
rangsangan. pertahankan - Terbangun dalam
pengamanan lingkungan yang ta
tempat tidur dikenal mengalami
sampai benar- keterbatasan
benar sembuh penglihatan dapat
dari anastesi. mengakibatkan
- Ingatkan  klien bingung pada orang
menggunakan tua.
kacamata katarak - Perubahan
yang tujuannya ketajaman dan
memperbesar ± kedalaman persepsi
25% penglihatan dapat menyebabkan
perifer hilang bingung
meningkatkan resiko
cedera Sampai
pasien belajar untuk
mengkompensasi

Anda mungkin juga menyukai