Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana
mengungkapkan komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil
Negara (ASN) saat ini tergolong tidak sehat, karena lebih didominasi PNS berusia tua dibanding yang muda. Bima menerangkan, saat ini terdapat 3,9 juta PNS, di mana 1,2 juta berusia 18-40 tahun. Sedangkan PNS berusia 41- 60 tahun ke atas jumlahnya mencapai 2,7 juta orang. Berdasarkan tingkat pendidikan. Tercatat kini PNS lulusan S1 mendominasi, yakni sebanyak 2,2 juta orang. Kendati mayoritas PNS berpendidikan tinggi, tapi Kepala Badan Kepegawaian Negara mengeluhkan kinerja mereka yang buruk. Menurut Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Walaupun latar belakang pendidikannya S1 atau S2, tapi kompetensinya rendah. Jadi, latar belakang pendidikan itu tidak terlalu berkorelasi dengan kompetensi. Kepala BKN Bima Haria Wibisana mengatakan , “PNS berusia tua bukan tidak mampu untuk mengikuti perkembangan teknologi dan proses digitalisasi yang ada, namun tidak mau belajar. Kita tidak bisa berharap dengan orang-orang yang tidak ingin melakukan perubahan”. Kejaksaan Negeri (Kejari) Pontianak menahan seorang mantan pegawai negeri sipil (PNS) di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) berinisial AM. Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Pontianak Banan Prasetya mengatakan, AM ditahan atas dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) atas penerimaan pungutan liar senilai Rp 1,67 miliar. M dianggap melakukan tindak pidana karena menjadi makelar dan menerima pungutan dari sebuah lelang. Pungutan tidak resmi oleh tersangka AM digunakan untuk kepentingan pribadi, pada waktu-waktu antara Maret 2015 hingga Januari 2019, senilai total Rp 1,67miliar. Hal Yang dilakukan oleh tersangkan AM yaitu oknum PNS di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Pontianak ini adalah suatu tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab dan suda melanggar dari core value sebagai ASN.