Anda di halaman 1dari 7

Struktur dan Stratifikasi Sosial serta Layanan Bimbingan dan Konseling

A. Pengertian Struktur Sosial


Secara singkat struktur sosial dapat didefinisikan sebagai pola dari hak dan kewajiban
para pelaku dalam suatu interaksi, yang terwujud dari rangkaian-rangkaian hubungan sosial
yang relatif stabil dalam suatu jangka waktu tertentu (Suparlan, 1986). Koentjraningrat
menjelaskan bahwa sturktur sosial adalah kerangka yang dapat menggambarkan kaitan
berbagai unsur dalam masyarakat. Sementara itu Soeleman B. Taneko menjelaskan bahwa
struktru sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur -unsur sosial yang pokok, yakni
kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta
lapisan-lapisan sosial.Sedangkan Coleman, Melihat struktur sosial sebagai sebuah pola
hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia.
Dapat dijelaskan bahwa struktur sosial mencakup berbagai hubungan sosial antar
individu pada waktu tertentu dan dengan cara tertentu Ini adalah keadaan statis dari sistem
sosial. Jadi struktur sosial tidak hanya mencakup budaya yang terpisah, tetapi pada saat yang
sama mencakup prinsip-prinsip semua hubungan -hubungan sosial yang stabil dan stabil.
Struktur sosial diartikan sebagai tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat
berisi hubungan antara status dan peran dan batasan perangkat menunjuk pada unsur sosial
dari hukum perilaku, sehingga dapat memberikan
membentuk masyarakat.
B. Ciri-ciri dan Fungsi Struktur Sosial
1. Ciri-ciri struktur sosial
Berikut ini merupakan beberapa ciri dari struktur sosial menurut Abdul Syani, yaitu:
a) Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial pokok
Dari hal tersebut struktur sosial akan memberikan bentuk dasar pada masyarakat
dan memberikan batas-batas ada kegiatan yang mungkin dilakukan oleh
organisasi ataupun masyarakat. Dan konsep sosial dapat diterapkan pada kegiatn
setiap totalitas, contohnya: lembaga-lembaga, kelompok, dan proses sosial.
b. Struktur sosial meliputi semua hubungan sosial yang terjadi antara individu-
individu pada waktu tertentu
Struktur sosial dapat disebut sebagai aspek non process dari sistem sosial. Dalam
sistem sosial, stuktur sosial cendrung bersifat statis. Struktur sosial merupakan
kerangka acuan yang utama dalam setiap studi tentang keteraturan hubungan-
hubungan sosial dalam masyarakat.
c. Struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat.
Struktur sosial dapat dipandang sebagai suatu hal yang ada pada setiap terjadinya
hubungan sosial antara manusia dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal ini,
hubungan sosial tersebut meliputi perilaku, perasaan, kepercayaan, serta unsur-
unsur kebudayaan lainya.
d. Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memilih
kerangka yang berbentuk suatu tatanan.
Struktur sosial memang aspek statis dari suatu proses atau fungsional dari sistem
sosial.
e. Struktur sosial merupakan suatu tanggapan perubahan dan perkembangan dua
pengertian
Yang ke satu, terdapat struktur sosial berperan yang bersifat empiris dalam proses
perubahan dan perkembangan. Yang ke dua, setiap perubahan dan perkembangan
tersebut terhadap tahap perhentian dimana terjadi stabilitas, keteraturan, dan
integrasi sosial yang berkesinambungan
2. Fungsi struktur sosial
Berikut ini terdapat beberapa fungsi struktur sosial, adalah sebagai berikut
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah
kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang
ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai
pembeda dari kelompok lainnya.
1. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri
individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam
masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya
dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya
melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi
yang pahit.
1. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini
dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi.
Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari
sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

Menurut Mayor Polak struktur sosial berfungsi sebagai berikut:


a. Sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai, dan peraturan
kelompok atau masyarakat. Misalnya pembentukan lembaga pengadilan,
kepolisian, lembaga adat, lembaga pendidikan, lembaga agama, dan lain-lain.
b. Dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat karena
struktur sosial berasal dari kelompok atau masyarakat itu sendiri. Dalam proses
tersebut, individu atau kelompok akan mendapat pengetahuan dan kesadaran
tentang sikap, kebiasaan, dan kepercayaan kelompok atau masyarakatnya.
Individu mengetahui dan memahami perbuatan apa yang dianjurkan oleh
kelompoknya dan perbuatan apa yang dilarang oleh kelompoknya.
C. Dampak Struktur Sosial
Dampak positif
a. Membuka kesempatan bagi masyarakat dari ras, agama, dan agama apapun untuk tetap
maju dan memotivasi untuk memajukan kesejahteraan negara.
b. Menunjukkan bahwa perbedaan suku dan agama bukan merupakan penghalang dari
persatuan suatu masyarakat.
c. Meningkatnya pemerataan pembangunan dari setiap daerah karena adanya motivasi
untuk melenyapkan kesenjangan sosial akibat stratifikasi sosial.
Dampak negatif
a. Munculnya konflik dari berbagai kelompok karena adanya kesenjangan sosial yang
tinggi antara sub krlompok masyarajat yang dibedakan menurut profesi atau
pendapatan.
b. Munculnya kesombongan dan gengsi dari masyarakat kalangan atas sehingga terjadi
jarak di mana orang kaya akan semakin kaya, dan terjadi sebaliknya.
c. Membuka peluang terjadinya perang saudara apabila konflik semakin rumit dan tidak
segera diurus oleh pemerintah.
D. Stratifikasi Sosial
1. Pengertian stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial adalah sistem pembedaan individu atau kelompok dalam masyarakat,
yang menempatkannya pada kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan
memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu
lapisan dengan lapisan lainnya(Maunah, 2015). Sistem stratifikasi sosial adalah
perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang
diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah (Muin, 2004). Stratifikasi
social sendiri dalam Singgih (2007) didefinisikan sebagai pembedaan dan/atau
pengelompokkan suatu kelompok social secara bertingkat (hierarkis) yang didasari pada
adanya suatu symbol-simbol tertentu yang dianggap berhara dan bernilai, baik secara
social, ekonomi, politik, hukum, budaya, maupun dimensi lainnya.
2. Bentuk stratifikasi sosial
a. Stratifikasi Sosial Tertutup, adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan
terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial)
b. Stratifikasi Sosial terbuka, adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya mobilitas,
baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada masyarakat modern.
c. Stratifikasi Sosial Campuran, Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial terbuka
bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup. Anggotanya kemudian menjadi anggota
dua stratifikasi sekaligus. Ia harus menyesuaikan diri terhadap dua stratifikasi yang ia
anut.
3. Tolak Ukur Stratifikasi Sosial
Stratifikasi memerlukan sebuah ukuran atau kriteria untuk memposisikan individu ke
dalam sebuah kelompok. Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk
menggolonggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tersebut
adalah:
a. Kekayaan, dapat dilihat dari symbol status berupa tempat tinggal (bangunan dan
lokasi), kendaraan, pakian, kebiasaan dalam mecukupi rumah tangga;
b. Kekuasaan, pemilik kekuasaan dan wewenang terbesar menempati lapisan
tertinggi dalam masyarakat;
c. Kehormatan, ukuran seperti ini biasanya terdapat pada masyarakat yang masih
tradisional, individu yang bersangkutan adalah iyang dianggap atau pernah
berjasa besar dalam masyarakat; orang atau orang-orang yang paling dihormati
atau yang disegani, ada dalam lapisan atas;
d. Ilmu pengetahuan, menggunakan mutu ilmu pengetahuan sebagai indicator.
Namun, banyak juga yang menggunakan gelar akademik di mana itu merupakan
hal yang kurang tepat.
4. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial
Menurut Weber, para anggota masyarakat dapat dipilah secara vertikal berdasarkan
atas ukuran-ukuran kehormatan, sehingga ada orang-orang yang dihormati dan disegani dan
orang-orang yang dianggap biasa-biasa saja, atau orang kebanyakan, atau bahkan orangorang
yang dianggap hina. Orang-orang yang dihormati atau disegani pada umumnya adalah
mereka yang memiliki jabatan atau profesi tertentu, keturunan bangsawan atau orang-orang
terhormat, atau berpendidikan tinggi. Ukuran-ukuran penempatan anggota masyarakat dalam
stratifikasi sosial yang dapat dikategorikan sebagai kriteria sosial antara lain :
1. Profesi
Yang dimaksud profesi adalah pekerjaan-pekerjaan yang untuk dapat
melaksanakannya memerlukan keahlian, misalnya dokter, guru, wartawan, seniman,
pengacara, jaksa, hakim, dan sebagainya. Orang-orang yang menyandang
profesiprofesi tersebut disebut kelas profesional. Di samping kelas profesional, dalam
masyarakat terdapat juga kelas-kelas tenaga terampil dan tidak terampil, yang pada
umumnya ditempatkan pada posisi yang lebih rendah dalam stratifikasi sosial
masyarakat.
2. Pekerjaan.
Berdasarkan tingkat prestise atau gengsinya, pekerjaan-pekerjaan dalam masyarakat
dapat dibedakan menjadi: (1) pekerjaan kerah putih (white collar), dan (2) pekerjaan
kerah biru (blue collar). Pekerjaan kerah putih merupakan pekerjaan-pekerjaan yang
lebih menuntut penggunaan pikiran atau daya intelektual, sedangkan pekerjaan-
pekerjaan kerah biru lebih menuntut penggunaan energi atau kekuatan fisik. Pada
umumnya anggota masyarakat lebih memberikan penghargaan atau gengsi yang lebih
tinggi pada pekerjaanpekerjaan kerah putih. Walaupun, tidak selalu bahwa pekerjaan
kerah putih memberikan dampak ekonomi atau finansial yang lebih besar daripada
pekerjaan kerah biru.
3. Pendidikan
Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah dianggap sebagai kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh sebagian besar anggota masyarakat. Orang-orang yang berpendidikan
tinggi akan menempati posisi dalam stratifikasi sosial yang lebih tinggi. Sehingga
tamatan S-3 dipandang lebih tinggi kedudukannya daripada tamatan S2, S1,
SMA/SMK, SMP, SD, dan mereka yang tidak pernah sekolah.
4. Keturunan
Keturunan raja atau bangsawan dalam masyarakat dipandang memiliki
kedudukan yang tinggi. Bahkan, pada masyarakat feodal, hampir tidak ada pengakuan
terhadap simbol-simbol yang berasal dari luar istana, termasuk tata
kota, arsitektur, pemilihan hari-hari penting, pakaian, seni, dan sebagainya.
Penempatan orang dalam posisi-posisi penting dalam suatu struktur sosial masyarakat
akan selalu mempertimbangkan faktor keturunan, dan keaslian keturunan dipandang
sangat penting.
5. Kasta
Kasta merupakan pemilahan anggota masyarakat yang dikenal pada masyarakat
Hinduisme. Masyarakat dipilah menjadi kasta-kasta, seperti: Brahmana, Ksatria,
Weisyia, dan Sudra. Kemudian ada orang-orang yang karena tindakannya dihukum
dikeluarkan dari kasta, digolongkan menjadi paria. Sebagian besar orang menganggap
pemilahan dalam kasta bersifat graduated atau berjenjang, mengingat orang-orang
yang berasal dari kasta yang berbeda akan memiliki gengsi (prestige) dan hak-hak
istimewa (privilege) yang berbeda. Namun, tokoh-tokoh Hinduisme menyatakan
bahwa kasta bukanlah pemilahan vertikal, melainkan hanyalah merupakan catur
warna.
E. Layanan Bimbingan dan Konseling
Implikasinya terhadap layanan bimbingan dan konseling yakni dalam rangka membentuk,
membina, dan membiasakan siswa dengan memberikan layanan Bimbingan sosial dimana
layanan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa dalam mengenal dan berhubungan
dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi dengan budi pekerti luhur dan tanggung jawab
kemasyarakatan dan kenegaraan,tanpa timbulnya perpecahan akibat stratifikasi sosial
maupun struktur sosial. Bimbingan dan konseling sosial adalah proses bantuan untuk
memfasilitasi siswa agar mampu mengembangkan pemahaman dan keterampilan berinteraksi
sosial atau hubungan insani (human realtionship) dan memecahkan masalah-masalah sosial
yang dialaminya (Yusuf, 2009: 55).
Secara garis besar tujuan bimbingan konseling sosial membantu seseorang agar mampu
mengembangkan kompetensinya dalam hal, bersifat respek (menghargai dan menghormati)
terhadap orang lain, memiliki rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas, peran
hidup dalam bersosialisasi. Beberapa aspek-aspek sosial yang memerlukan layanan
bimbingan sosial diantaranya :
a.Kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya.
b. Kemampuan individu melakukan adaptasi.
c.Kemampuan individu melakukan hubungan sosial (interaksi sosial) dengan
lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai