Tema artikel Ruang Lingkup SDGs : “ Air bersih & Sanitasi layak” Air bersih dan sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia. Salah satu poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) pada sektor lingkungan hidup memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi. Pembangunan sanitasi merupakan upaya peningkatan kualitas dan perluasan pelayanan persampahan rumah tangga, air limbah domestik, dan pengolahan drainase lingkungan secara terpadu dan berkelanjutan melalui peningkatan perencanaan, kelembagaan, pelaksana dan pengawasan yang baik. Menurut World Health Organisation (WHO), Indonesia menempati peringkat ketiga negara yang memiliki sanitasi terburuk/tidak layak pada 2017, sementara peringkat pertama ditempati India dan peringkat kedua Tiongkok. Di Indonesia tercatat beberapa masalah sanitasi yang terjadi karena kurang memperhatikan kebersihan atau hiegenitas makanan, air maupun komponen sanitasi. Setiap tahunnya selalu ada insiden penyakit yang menyebabkan kematian karena sanitasi yang buruk dan Indonesia adalah negara terbesar yang memiliki insiden typhoid di wilayah Asia Timur. Sanitasi yang kerap kali diabaikan di wilayah pedesaan antara lain praktik buang air besar sembarangan, baik ke badan air atau langsung ke tanah sehingga berdampak pada aktivitas keseharian lainnya berbeda halnya dengan warga perkotaan di Indonesia yang sudah memiliki WC atau jamban pribadi sehingga akses buang air lebih baik. Namun yang menjadi permasalahan pada warga kota adalah saluran air limbah yang penuh dengan polusi dan sampah sehingga menyumbat selokan dan menyebabkan banjir musiman yang parah. Kesadaran masyarakat yang tinggal di perkotaan mengenai saluran air limbah ini juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat kesadaran akan kepedulian sanitasi publik paling rendah di Asia. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat di Indonesia juga menyebabkan penggunaan air semakin tinggi. Kebutuhan terhadap kuantitas juga kualitas air pun turut meningkat. Air yang tercemar menimbulkan berbagai macam penyakit, tak menutup kemungkinan menjadi penyebab kematian. Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah nonorganik (plastik, logam, dan deterjen). Tiap tahunnya sebanyak 1,7 juta anak tewas akibat diare yang disebabkan karena lingkungan yang tidak sehat, terutama karena air yang tercemar. Laporan Riskesdas 2007 menunjukkan diare sebagai penyebab 31 persen kematian anak usia antara 1 bulan hingga satu tahun, dan 25 persen kematian anak usia antara satu sampai empat tahun. Angka diare pada anak-anak dari rumah tangga yang menggunakan sumur terbuka untuk air minum tercatat 34 persen lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dari rumah tangga yang menggunakan air ledeng, Selain itu, angka diare lebih tinggi sebesar 66 persen pada anak-anak dari keluarga yang melakukan buang air besar di sungai atau selokan dibandingkan mereka pada rumah tangga dengan fasilitas toilet pribadi dan septik tank. Dampak lainnya yang tidak kalah merugikan dari pencemaran air adalah terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Air yang tercemar dapat mematikan berbagai organisme yang hidup di air. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Air begitu penting bagi kehidupan karena air merupakan salah satu syarat untuk mengukur kualitas hidup manusia. Selain kualitas air sanitasi pun begitu penting bagi kehidupan manusia di Indonesia maka dari itu mari kita bantu pemerintah agar tujuan dari SDGs yang sekarang program tersebut dilanjut dengan MDGS agar capaian di masa depan terwujud agar rakyat Indonesia tidak mengeluh lagi tentang air bersih dan sanitasi yang tidak layak. Karena apabila memburuknya mutu air dan sanitasi akan memperbesar biaya yang harus dikeluarkan lalu akan sulit memperoleh sumber air bersih dan sanitasi yang layak digunakan.