SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Karena penyakit yang berbeda memerlukan keseimbangan dan interaksi yang berbeda antara ketiga faktor ini,
penting untuk menilai sepenuhnya setiap komponen untuk mengembangkan kontrol dan langkah-langkah
pencegahan yang efektif dan tiga faktor yang mempengaruhi adanya penyakit atau orang sakit tersebut yaitu :
Host mengacu pada manusia yang bisa terkena penyakit. Memang host utama dari virus Corona ini pada awalnya
disinyalir dari hewan oleh para ahli, tetapi sejak 2019 kemarin di Wuhan terjadi penularan ke manusia yang
menyebabkan Pandemi di seluruh dunia. Akhirnya Covid-19 menjadi penyakit yang penularannya dari manusia ke
manusia. Berbagai faktor intrinsik pada inang, kadang-kadang disebut faktor risiko, dapat memengaruhi paparan,
kerentanan, atau respons individu terhadap agen penyebab. Peluang untuk terjadinya paparan dipengaruhi oleh
kontak antar manusia. Sedangkan kerentanan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti komposisi genetik, status gizi
dan imunologi, struktur anatomi, adanya penyakit atau obat-obatan, dan susunan psikologis.
Agen awalnya disebut mikroorganisme atau patogen infeksi: virus, bakteri, parasit, atau mikroba lainnya. Agen
utama Covid-19 adalah virus Corona atau yang dikenal juga sebagai SARS-CoV-2. Virus ini tidak tahan hidup di luar
tubuh manusia terutama jika kena panas matahari, dan mati pada panas di atas 65 derajat celcius. Virus ini termasuk
sangat kuat/ganas virulensinya. Masa inkubasi virus ini antara 2 – 14 hari. Artinya dalam rentang waktu tersebut jika
masuk ke dalam tubuh manusia, akan muncul gejala penyakit Covid-19.
Lingkungan mengacu pada faktor ekstrinsik yang memengaruhi agen dan peluang untuk terpapar. Faktor lingkungan
meliputi faktor fisik seperti geologi dan iklim, faktor biologis seperti serangga yang mentransmisikan agen, dan faktor
sosial ekonomi seperti crowding, sanitasi, dan ketersediaan layanan kesehatan. Lingkungan fisik seperti area yang
kumuh, akan mempercepat penularan virus karena banyaknya kontak antar manusia. Jumlah fasilitas dan alat
kesehatan (laboratorium) juga menjadi faktor yang berpengaruh. Sedangkan lingkungan sosial budaya yang
dimaksud adalah adanya acara atau kegiatan yang mengumpulkan orang banyak.
Covid-19 akan muncul jika kondisi ketiga faktor tersebut terpenuhi. Jika salah satu tidak ada, maka penyakit tidak
akan muncul.
Pencegahan paling utama terhadap penyakit ini adalah peran host. Manusia harus selalu menjaga kebersihan diri
dan lingkungannya agar terhindar dari virus Corona. Perilaku masyarakat juga termasuk salah satu cara
menyeimbangkan host dalam rangka memutus mata rantai penularan Covid-19, misalnya dengan cara menghindari
kerumunan (physical distancing), menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, tidak menyentuh area wajah
sembarangan, memisahkan peralatan makan dan menjaga daya tahan tubuh (imunitas). Jika kondisi host dapat
diseimbangkan maka Covid-19 tidak akan muncul.
Salah satu strategi untuk menyeimbangkan host adalah emantau status demam harian warga, memberi arahan
istirahat di rumah, memantau pergerakan warga, membantu proses diagnostik dini, membantu proses rujukan dan
memantau status suhu Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berasal dari daerah tertular. Proses pemantauan dapat
memanfaatkan kemajuan internet atau menggunakan instrumen sederhana berupa simbol status kesehatan.
Menyeimbangkan agent yakni virus Corona termasuk hal yang cukup sulit karena belum ditemukannya vaksin dan
obat yang mampu membunuh virus ini. Namun, karakteristik virus yang tidak tahan suhu tinggi serta tidak mampu
bertahan lama di luar tubuh manusia, cara yang paling efektif adalah menjaga lingkungan tetap bersih. Khususnya
tempat atau benda yang sering disentuh manusia agar selalu dicuci dan dijaga kebersihannya. Apalagi sebagian besar
orang positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala. Sehingga kita tidak tahu keberadaan virus pada manusia sebelum
dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Lingkungan yang mendukung pencegahan Covid-19 yaitu lingkungan yang bersih dan tidak banyak kerumunan orang.
Untuk menegakkan ini semua, perlu adanya kebijakan yang bersifat represif yang memaksa masyarakat untuk turut
patuh dan aktif menjaga kondisi lingkungan mereka aman (tidak berkerumun) dan bersih dari virus Corona. Strategi
bisa dilakukan adalah mengatasi kekurangan kebutuhan fasilitas kesehatan, mengurangi dampak sosial-ekonomi
yang terjadi, dan berdasarkan pada sistem dan sumber daya yang ada.
Strategi berikutnya yang bisa dijalankan adalah penyediaan tiga jenis fasilitas kesehatan dengan kebutuhan yang
berbeda, pertama, pusat karantina untuk merawat ODP dan PDP. Berdayakan fasilitas layanan primer (puskesmas)
dan tempat-tempat umum di daerah. Kedua, pembangunan RS khusus Covid-19 untuk merawat kasus konfirmasi
dengan gejala ringan dan sedang. Ketiga, RS rujukan untuk kasus konfirmasi dengan gejala klinis serius hingga berat.
Pusat karantina bisa menggunakan alih fungsi gedung-gedung yang ada di daerah.
Keseimbangan ketiga faktor tersebut (segitiga epidemiologi) memutus rantai penularan Covid-19 secara efektif.
(jejakrekam)