Anda di halaman 1dari 3

5 LEVEL PENCEGAHAN COVID

1. Promosi kesehatan (health promotion)


menurut (Lawrence Green, 1984) adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi politik dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Promosi kesehatan yaitu tahapan yang paling pertama dalam upaya pencegahan penyakit,dimana promosi
kesehatan merupakan upaya memberikan informasi kesehatan agar masyarakat mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatanya sehingga masyarakat mau merubah perilakunya yang tadinya berperilaku tidak sehat
menjadi berperilaku sehat misalnya dalam kasus covid-19 tentu harus ada upaya untuk memberitahukan kepada
masyarakat / memberikan infromasi terkait PHBS yang baik dan benar agar dapat terhindar dari wabah virus covid
tersebut.
2. Perlindungan khusus (Specific Protection).
Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang diberikan diberikan kepada
orang-orang atau kelompok yang berisiko terkena penyakit.Perlindungan khusus ini dimaksudkan agar kelompok
yang berisiko dapat bertahan dari serangan penyakit.
Dalam kasus covid-19 penyakit ini dapat menyerang siapa saja, dan kapan saja, tetapi kelompok yang paling
berisiko dari persebaran Covid-19 adalah para tenaga kesehatan, dimana tenaga kesehatan bekerja sebagai garda
terdepan dalam penanganan virus Covid-19., selain tenaga kesehatan pedagang pasar juga merupakan kelompok
berisiko dimana mereka melakukan aktivitasnya ditempat umum dan berinteraksi dengan banyak orang untuk
kebutuhan sehari hari, sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan risiko penularan penyakit.Jadi bentuk
proteksi khusus kepada pedagang adalah dengan menggunkan alat pelindung diri seperti masker, menjaga jarak,
rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir
3. Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat dan Tepat
Tahapan ketiga dalam Five Level Prevention adalah Early Diagnosis And Prompt Treatmen atau Diagnosis Dini
dan Pengobatan Yang Cepat Dan Tepat. Dalam tahapan ini merupakan tahapan pertama ketika seseorang telah jatuh
sakit. Tentu saja sasaranya merupakan orang-orang yang telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera
di identifikasi dan secepatnya pula diberikan pengobatan yang tepat. Perlu kita ketahui bahwa penularan virus Covid-
19 ini sangat cepat, maka semakin cepat diagnosis dan pengobatan yang diberikan maka semakin besar pula
kemungkinan untuk sembuh sehingga dapat mengurangi biaya pengobatan dan dapat mencegah dari pada
kematian.
Gejala umum penyakit korona yang disebabkan oleh virus Covid-19 pada umumnya yaitu demam, flu, batuk,
dan sesak napas, maka apabila kita telah memiliki gejala tersebut segera periksakan kepada pelayanan kesehatan
terdekat. akan tetapi banyak kasus orang yang sudah positif terkena Covid-19 tidak menyebabkan atau menunjukan
adanya gejala klinik yang jelas atau Asimtomatik Carrier. Penyakit korona memiliki faktor resiko, yaitu orang yang
telah bepergian dari negara yang terdampak, atau kontak langsung dengan orang yang positif korona.  maka
diperlukanya adanya pemeriksaan laboratorium secara massal atau dikenal dengan Rapid Tes.
4. Pembatasan Kecacatan
Tahap keempat dalam Five level Prevention, yaitu Disability Limitation atau Pembatasan Kecacatan. Inti dari
tahapan keempat ini yaitu membatasi agar orang yang sudah sakit tidak semakin parah (cacat) atau bahkan
mengakibatkan kematian. Pembahasan kecacatan di sini, yaitu membiarkan penyakit menyerang dan membuat
pasien sakit penderita, baru kemudian diambil tindakan.
Masa Inkubasi atau masa masuknya virus korona kedalam tubuh seseorang sampai dengan menimbulkan
gejala berlangsung selama 2-14 hari. Setelah itu virus akan menyerang sistem saluran pernapasan atas atau (ISPA).
Selanjutnya, Virus akan bergerak kebawah menyebabkan faringitis, laringitis, dan bronkitis. Virus korona terus
bergerak kebawah secara progresif menuju saluran pernapasan bawah dan menyebabkan pneumonia atau radang
paru-paru. Saat terjadi pneumonia, asupan oksigen berkurang dan mengakibatkan kegagalan pernapasan. Kegagalan
pernapasan tubuh mengalami disfungsi organ sehingga menyebabkan kematian (CNN, 2020). Upaya yang dapat
dilakukan oleh orang yang sudah positif terkena virus Covid-19 adalah dengan dikarantina. orang yang positif korona
harus dikarantina di Rumah sakit yang dirujuk sebagai rumah sakit Covid-19. Selain itu dengan cara meningkatkan
sistem imunitas dirinya. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan sistem imun didalam tubuh kita
seperti makan-makanan dengan gizi seimbang, berolahraga secara teratur, minum rampah-rempah dan masih
banyak lagi. selain pembatasan kecacatan pada orang yang sakit, perlu adanya pembatasan juga dari orang yang
sehat agar orang yang sehat tidak terpapar dengan orang yang positif korona. Dapat dilakukan dengan cara
melakukan aktivitas di dalam rumah atau Social Distancing. Hal ini berfungsi untuk menekan persebaran virus korona
dimasyarakat. 
5. Rehabilitasi
Tahap kelima dan terakhir pada Five Level Prevention adalah Rehabilitation atau rehabilitasi. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Rehabilitasi adalah perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu,
supaya menjadi manusia yang berguna, dan memiliki tempat dalam masyarakat. intinya Rehabilitasi merupakan
tahapan yang sifatnya pemulihan ditunjukan kepada kelompok masyarakat yang dalam masa penyembuhan
sehingga dapat benar-benar pulih dari penyakit korona dan dapat beraktifitas kembali secara produktif.
Dalam ilmu epidemiologi (ilmu tentang penyebaran penyakit), ada teori segitiga epidemiologi yaitu adalah alat yang
digunakan para ilmuwan untuk mengatasi tiga komponen yang berkontribusi terhadap penyebaran penyakit: agen
eksternal, host yang rentan dan lingkungan yang menyatukan agen dan host. 

SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

Karena penyakit yang berbeda memerlukan keseimbangan dan interaksi yang berbeda antara ketiga faktor ini,
penting untuk menilai sepenuhnya setiap komponen untuk mengembangkan kontrol dan langkah-langkah
pencegahan yang efektif dan tiga faktor yang mempengaruhi adanya penyakit atau orang sakit tersebut yaitu :

1.   Host (Manusia)

Host mengacu pada manusia yang bisa terkena penyakit.  Memang host utama dari virus Corona ini pada awalnya
disinyalir dari hewan oleh para ahli, tetapi sejak 2019 kemarin di Wuhan terjadi penularan ke manusia yang
menyebabkan Pandemi di seluruh dunia. Akhirnya Covid-19 menjadi penyakit yang penularannya dari manusia ke
manusia. Berbagai faktor intrinsik pada inang, kadang-kadang disebut faktor risiko, dapat memengaruhi paparan,
kerentanan, atau respons individu terhadap agen penyebab. Peluang untuk terjadinya paparan dipengaruhi oleh
kontak antar manusia. Sedangkan kerentanan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti komposisi genetik, status gizi
dan imunologi, struktur anatomi, adanya penyakit atau obat-obatan, dan susunan psikologis.

2.   Agent (Virus)

Agen awalnya disebut mikroorganisme atau patogen infeksi: virus, bakteri, parasit, atau mikroba lainnya. Agen
utama Covid-19 adalah virus Corona atau yang dikenal juga sebagai SARS-CoV-2.  Virus ini tidak tahan hidup di luar
tubuh manusia terutama jika kena panas matahari, dan mati pada panas di atas 65 derajat celcius. Virus ini termasuk
sangat kuat/ganas virulensinya. Masa inkubasi virus ini antara 2 – 14 hari. Artinya dalam rentang waktu tersebut jika
masuk ke dalam tubuh manusia, akan muncul gejala penyakit Covid-19.

3.   Environment (Lingkungan)

Lingkungan mengacu pada faktor ekstrinsik yang memengaruhi agen dan peluang untuk terpapar. Faktor lingkungan
meliputi faktor fisik seperti geologi dan iklim, faktor biologis seperti serangga yang mentransmisikan agen, dan faktor
sosial ekonomi seperti crowding, sanitasi, dan ketersediaan layanan kesehatan. Lingkungan fisik seperti area yang
kumuh, akan mempercepat penularan virus karena banyaknya kontak antar manusia. Jumlah fasilitas dan alat
kesehatan (laboratorium) juga menjadi faktor yang berpengaruh. Sedangkan lingkungan sosial budaya yang
dimaksud adalah adanya acara atau kegiatan yang mengumpulkan orang banyak.

Covid-19 akan muncul jika kondisi ketiga faktor tersebut terpenuhi. Jika salah satu tidak ada, maka penyakit tidak
akan muncul.

1.   Host diseimbangkan

Pencegahan paling utama terhadap penyakit ini adalah peran host. Manusia harus selalu menjaga kebersihan diri
dan lingkungannya agar terhindar dari virus Corona. Perilaku masyarakat juga termasuk salah satu cara
menyeimbangkan host dalam rangka memutus mata rantai penularan Covid-19, misalnya dengan cara menghindari
kerumunan (physical distancing), menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, tidak menyentuh area wajah
sembarangan, memisahkan peralatan makan dan menjaga daya tahan tubuh (imunitas). Jika kondisi host dapat
diseimbangkan maka Covid-19 tidak akan muncul.
Salah satu strategi untuk menyeimbangkan host adalah emantau status demam harian warga, memberi arahan
istirahat di rumah, memantau pergerakan warga, membantu proses diagnostik dini, membantu proses rujukan dan
memantau status suhu Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berasal dari daerah tertular. Proses pemantauan dapat
memanfaatkan kemajuan internet atau menggunakan instrumen sederhana berupa simbol status kesehatan.

2.   Agent diseimbangkan

Menyeimbangkan agent yakni virus Corona termasuk hal yang cukup sulit karena belum ditemukannya vaksin dan
obat yang mampu membunuh virus ini. Namun, karakteristik virus yang tidak tahan suhu tinggi serta tidak mampu
bertahan lama di luar tubuh manusia, cara yang paling efektif adalah menjaga lingkungan tetap bersih. Khususnya
tempat atau benda yang sering disentuh manusia agar selalu dicuci dan dijaga kebersihannya. Apalagi sebagian besar
orang positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala. Sehingga kita tidak tahu keberadaan virus pada manusia sebelum
dilakukan pemeriksaan laboratorium.

3.   Environment diseimbangkan

Lingkungan yang mendukung pencegahan Covid-19 yaitu lingkungan yang bersih dan tidak banyak kerumunan orang.
Untuk menegakkan ini semua, perlu adanya kebijakan yang bersifat represif yang memaksa masyarakat untuk turut
patuh dan aktif menjaga kondisi lingkungan mereka aman (tidak berkerumun) dan bersih dari virus Corona. Strategi
bisa dilakukan adalah mengatasi kekurangan kebutuhan fasilitas kesehatan, mengurangi dampak sosial-ekonomi
yang terjadi, dan berdasarkan pada sistem dan sumber daya yang ada.

Strategi berikutnya yang bisa dijalankan adalah penyediaan tiga jenis fasilitas kesehatan dengan kebutuhan yang
berbeda, pertama, pusat karantina untuk merawat ODP dan PDP. Berdayakan fasilitas layanan primer (puskesmas)
dan tempat-tempat umum di daerah. Kedua, pembangunan RS khusus Covid-19 untuk merawat kasus konfirmasi
dengan gejala ringan dan sedang. Ketiga, RS rujukan untuk kasus konfirmasi dengan gejala klinis serius hingga berat.
Pusat karantina bisa menggunakan alih fungsi gedung-gedung yang ada di daerah.

Keseimbangan ketiga faktor tersebut (segitiga epidemiologi) memutus rantai penularan Covid-19 secara efektif.
(jejakrekam)

Anda mungkin juga menyukai