DISUSUN OLEH :
MUTIARA
4022021041
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Peran Bahasa Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGENTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Peran dan Fungsi bahasa Indonesia....................................................3
B. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)...............................................6
C. Tinjauan Sejarah Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Perdagangan.....7
D. Peran Bahasa Indonesia dalam MEA.................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan untuk
menyatakan maksud, pesan, tujuan dari pengirim ke penerima. Sebagai alat
komunikasi bahasa harus memiliki beberapa persyaratan yang salah satunya
adalah terpakainya bahasa sebagai alat perhubungan baik antar daerah maupun
pada tingkat regional seperti Asean.
Tahun 2016 adalah tahun diberlakukannya Asean Economic Community
(AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang merupakan bentuk realisasi
integrasi ekonomi di kawasan Asean terutama di 7 (tujuh) negara anggota Asean
yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina, Vietnam, Thailand dan Myanmar.
Meskipun merupakan bentuk penyatuan ekonomi di Asean, tetapi MEA akan
berdampak sangat luas di berbagai dimensi kehidupan seperti sosial, politik,
budaya dan bahasa.
1
negara kepulauan terbesar di dunia, dan peringkat kelima dunia kepadatan
penduduknya membuktikan bahwa Indonesia dijadikan target sasaran utama investasi
modal dalam hal ekonomi dan perdagangan di era MEA.
Salah satu faktor yang memiliki pengaruh yang sangat luas adalah
penggunaan bahasa dalam komunikasi antar negara Asean. Selama ini bahasa
yang digunakan sebagai bahasa pengantar di dalam semua kegiatan adalah bahasa
Inggris. Hal ini dapat dimaklumi karena bahasa Inggris merupakan salah satu
bahasa internasional yang pemakaiannya paling luas termasuk di kawasan Asean.
Bahasa Inggris telah lama digunakan sebagai alat komunikasi dalam berbagai
bidang baik lisan maupun tulis. Tetapi dalam kenyataannya banyak masyarakat
kita belum mampu memahami dan menggunakan bahasa Inggris sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang
dibuat adalah:
1. Apa peran dan fungsi bahasa Indonesia?
2. Apa itu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?
3. Bagagimana tinjauan sejarah bahasa Indonesia sebagai bahasa
perdagangan?
4. Bagaimana peran bahasa Indonesia dalam MEA?
C. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini kami memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa peran dan fungsi bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui apa itu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
3. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan sejarah bahasa Indonesia sebagai
bahasa perdagangan
4. Untuk mengetahui bagaimana peran bahasa Indonesia dalam MEA
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai
jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa,
serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan,
komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan
dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.
Peran Bahasa Indonesia
Dalam literatur bahasa, para ahli merumuskan peran bahasa secara umum,
yaitu:
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud
kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Pada
saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi maka orang yang menyampaikan
komunikasi ingin orang yang menerima komunikasi dapat mengerti dan dapat
menerima gagasan . Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi
sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa,
semua dapat menunjukkan sudut pandangnya, pemahaman atas suatu hal, asal
usul bangsa dan negaranya, pendidikan, bahkan sifat. Bahasa menjadi cermin diri,
baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
2. Sebagai Alat Ekspresi Diri
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk
mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk
perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Dengan kata lain
sebagai sarana ekspresi diri dalam arti media yang dapat kita gunakan untuk
mencurahkan isi pikiran kita kepada orang lain, sebagai contoh berupa karya
ilmiah, kreatifitas, ataupun curahan isi hati kita, sehingga kita dapat
mempublikasikan pendapat kita mengenai suatu hal. Begitu juga digunakan untuk
4
menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain
dalam berbagai tempat dan situasi.
Contoh bahasa untuk mengekspresikan diri yaitu seorang penulis yang
mengekspresikan dirinya melalui sebuah tulisan yang dia buat, ada pun seorang
pelukis yang mengekspresikan dirinya melalui sebuah hasil karya lukisan.
3. Sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa selain dapat menjadi salah satu kebudayaan, tapi juga
memungkinan manusia untuk mempelajari dan memanfaatkan pengalaman
manusia itu. Pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih
bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang
akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman-
teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau
yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang
untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
Sebagai integrasi dan adaptasi pada suatu lingkungan, peran kali ini
memiliki makna bila kita ingin mempelajari suatu kebudayaan, lingkungan sosial,
ataupun tinggal pada suatu negara tertentu kita harus mempelajari bahasa yang
digunakan di negara tersebut. Agar kita dapat mengetahui kapan kita
menggunakan suatu kata dalam bentuk formal ataupun bahasa sehari-hari. Karena
bahasa merupakan media yang kita gunakan untuk berhubungan dengan orang
lain jadi kita harus menguasai bahasa tersebut agar bisa beradaptasi pada suatu
lingkungan.
4. Sebagai Alat kontrol sosial
Sebagai alat kontrol sosial memiliki arti sebagai suatu media yang dapat
mempengaruhi sikap, tingkah laku, maupun kepribadian seseorang. Dengan
bahasa Indonesia kita dapat mengubah sifat ataupun kepribadian seseorang hanya
dengan kata-kata. misalkan anda ingin merokok di suatu tempat namun pada saat
itu anda membaca suatu pemberitahuan yang menyatakan bahwa di tempat ini
dilarang merokok, maka anda akan mencari tempat lain ataupun tidak jadi
merokok di tempat itu. Contoh sederhana seperti ini sudah bisa membuktikan
bahwa bahasa Indonesia memiliki peran sebagai alat kontrol sosial yang dapat
5
mengubah sifat, tingkah laku, maupun kepribadian suatu individu ataupun
kelompok.
6
C. Tinjauan Sejarah Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Perdagangan
Bahasa Indonesia memilki peran yang sangat besar jika dijadikan bahasa
perdagangan di era MEA. Hal ini diutarakan pada akhir tahun 2010, Ketua Dewan
perwakilan Rakyat Indonesia secara terbuka mengusulkan agar bahasa Indonesia
menjadi salah satu bahasa resmi Asean. Setahun sebelumnya, delegasi DPR RI
juga telah mengutaran usul serupa. Indonesia pun secara resmi mengusulkan
amandemen statute ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) agar bahasa
Indonesia masuk dalam bahasa kerja AIPA, tentu saja selain inggris.
Pejabat kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan ada 45 negara di
dunia yang mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah luar negeri,
misalnya Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Vietnam. Di Australia, bahasa
Indonesia menjadi bahasa populer keempat di mana tercatat sekitar 500 sekolah
yang mengajarkan bahasa Indonesia. Di Vietnam, sejak akhir 2007, Pemerintah
Daerah Ho Ci Minh City telah mengumumkan secara resmi bahasa Indonesia
menjadi bahasa resmi kedua di negaranya. Jadilah Vietnam sebagai anggota
Asean pertama yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua di
negaranya. Bahasa Indonesia di Vietnam disejajarkan dengan bahasa Inggris,
Prancis, dan Jepang, sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan.
Jika ditinjau dari latar belakang sejarah, Indonesia memilki wilayah yang
sangat luas. Salah satu wilayah Indonesia yang berdekatan dengan Negara
tetangga adalah Kepulauan Riau. Daerah Kepulauan Riau memang merupakan
bagian yang secara historis menyatu dengan perkembangan kawasan-kawasan
Selat Melaka selama berabad-abad yang silam. Di wilayah ini terdapat pulau
Bintan, yang pada abad ke-13 didatangi Sri Tribuana dari Bukit Siguntang, dekat
Palembang. Dari pulau inilah peradaban Melayu di Selat Melaka berkembang,
seiring dengan penemuan Temasik (Singapura), kemudian penumbuhan Kerajaan
Melaka yang berjaya menjadi kerajaan dan pusat perniagaan dominan di nusantara
abad ke-14 – 15 (Abdullah, 2007).
Dahlan (Persidangan Tamadun Melayu Johor, 11/11/2015) mengatakan
Hubungan kekerabatan yang baik terus tercipta diantara Malaysia, Indonesia, dan
Singapura. Dengan kekuatan triangle atau yang disebut SIJORI membawa
7
kemajuan dan kejayaan sebagai bentuk pengulangan kejayaan kerajaan Melayu
dulu. Dahlan juga menambahkan, bahasa mengambil peran penting sebagai
pemersatu bangsa Melayu. Saat ini bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa tutur
oleh lebih dari 350 juta jiwa dan menempati posisi ke 5 sebagai bahasa tutur dunia
setelah bahasa Mandarin, Inggris, Arab, dan Spanyol. “Sumbangan Johor dan
Riau terhadap bahasa sangat luar biasa, karena beragam dialek Melayu yang ada
di berbagai daerah di rumpun Melayu, sumbernya berasal dari kerajaan Riau
Johor ini. Selain itu, menurut Penalosa (dalam Supardo, 1988:18) bahasa
Indonesia secara historik berdasarkan bahasa Melayu atau lebih tepat salah satu
dialek Melayu.
Berdasarkan uraian sejarah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa
Indonesia telah digunakan sejak dahulu sebagai bahasa komunikasi dan
perdagangan di antara Negara-negara Asean atau lebih dikenal dengan negara
serumpun. Melalui kesamaan dalam hal komunikasi membuat ikatan emosional
negara-negara semakin kuat dalam melaukan peran perdagangan karena saling
memahami maksud yang ingin disampaikan. Hal ini membuat komunikasi
menjadi efektif dan efisien. Melalui peristiwa sejarah perdanganan masa lalu,
membuat kita yakin bahwa bahasa Indonesia layak untuk dijadikan bahasa
perdangangan di era MEA.
8
hati berhadapan dengan Bahasa Inggris di Asia Tenggara. Dari sejarah bahkan
Bahasa Melayu tidak takluk terhadap Bahasa Arab yang pada masa keemasannya
ketika sampai di Asia Tenggara, penyebaran Islam pun tidak menggunakan
mutlak Bahasa Arab, tetapi juga menggunakan Bahasa Melayu.
MEA atau ASEAN Economic Society (AEC) berlaku mulai 31 Desember
2015. Bentuknya: pasar bebas tanpa sekat di wilayah ASEAN. Siapapun warga
negara anggota ASEAN bisa terlibat dalam pasar—termasuk menjual tenaga
sebagai pekerja—di semua kawasan ini. Artinya, selain perlu meningkatkan
kualitas barang dan jasa, calon tenaga kerja pun perlu menyiapkan diri untuk
berebut posisi.
Kesiapan satu negara bisa dilihat dari macam-macam indikator. Bisa dari
tingkat keahlian, tingkat pendidikan, juga kemahiran berbahasa. Bahasa,
bagaimanapun, adalah alat tukar. Calon pekerja yang ingin bekerja di suatu tempat
harus bisa bertukar informasi dengan yang mempekerjakannya, dan itu harus
lewat bahasa yang dipahami kedua belah pihak.
Persoalan kemudian dimulai dari situ. Jika MEA diibaratkan lomba lari, di
manakah posisi start tenaga kerja Indonesia? Lebih spesifik lagi: di mana posisi
start calon tenaga kerja Indonesia dalam hal kemahiran berbahasa?
Dikalahkan Vietnam
Banyak pihak menunjuk penguasaan bahasa asing sebagai salah satu kunci
menghadapai MEA. Kalau sudah berbicara bahasa asing, telunjuk umumnya
diarahkan pada bahasa Inggris, yang jelas telah menjadi lingua franca dunia. Jika
ini yang menjadi alat ukurnya, Indonesia memang patut khawatir. Data English
Proficiency Index (EPI) dari lembaga Education First dapat memberikan
gambaran.
Selama empat tahun terakhir, EPI Indonesia berada di jauh di bawah
Singapura dan Malaysia. Wajar saja. Bagaimanapun, kedua negara itu adalah
bekas jajahan Inggris sehingga lebih akrab dengan bahasanya. Tapi dibanding
Thailand, posisi Indonesia masih lebih baik. Kemampuan berbahasa Inggris warga
Negeri Gajah Putih itu ternyata cukup rendah. Indeksnya hanya 45,35 sedangkan
Indonesia ada pada angka 52,91.
9
Yang cukup mengejutkan adalah Vietnam. Pada tahun sebelum-
sebelumnya, Indonesia masih lebih unggul dari Vietnam. Tapi posisi itu berubah
pada 2015. Indeks kemahiran bahasa Inggris Vietnam lebih baik daripada
Indonesia. Mereka menempati posisi nomor 29, sedangkan Indonesia ada di posisi
ke-32 dari 70 negara.
Bahasa Indonesia menjadi Bahasa ASEAN?
Lalu, apakah demikian calon pekerja Indonesia terpojok? Tak serta merta
begitu. Bahasa lokal tak serta merta hilang oleh bahasa asing. Dalam konteks
bahasa pergaulan, yang juga berimbas ke dunia kerja, orang asing semestinya
harus belajar pakem lokal, termasuk bahasa. Itu pula sebabnya dalam perjanjian
bisnis internasional selalu ada dua dokumen: bahasa Inggris dan bahasa setempat.
Faktanya, dalam ruang lingkup Asia Tenggara yang berpenduduk 600 juta
jiwa, bahasa Inggris bukanlah common language. Justru bahasa Melayu—yang
menjadi induk rumpun bahasa Indonesia—memiliki pengguna mayoritas di
ASEAN. Jadi, jika orang Indonesia hendak bekerja di Thailand, bahasa Thailand-
lah yang harus dipelajari. Begitu pula sebaliknya. Lowongan pekerjaan di
Indonesia tak serta merta lepas pada orang luar Indonesia, kecuali mereka mampu
berbahasa Indonesia.
Pada 2012, Universitas Chulalongkorn, Thailand pernah melakukan
penelitian. Temanya adalah mencari bahasa resmi yang digunakan masyarakat
ASEAN. Hasilnya, dari sisi jumlah pengguna, bahasa Melayu digunakan oleh 260
juta orang, dengan basis penutur di Indonesia, Malaysia, Brunei, sebagian Timor
Leste dan sebagian Thailand. itu mencakup 45 persen dari seluruh warga negara
anggota ASEAN. Sementara, bahasa Thailand digunakan sedikitnya 85 juta orang
dengan basis pengguna Thailand, dan sebagian Myanmar, Laos dan Kamboja.
Bahasa Inggris, sebagai bahasa sehari-hari, dalam lingkup ASEAN hanya
digunakan di Singapura dan Filipina. Kedua negara itu secara resmi memang
menjadikan bahasa Inggris menjadi bahasa resmi negara. Penggunanya, jika
dijumlahkan dari kedua negara tersebut adalah 108 juta jiwa, yang terdiri dari 5,5
juta penduduk Singapura dan 103 juta penduduk Filipina.
10
Namun, harus dicatat angka ini bisa turun lebih dari setengahnya.
Musababnya: penggunaan bahasa Inggris di Filipina pun tidak merata. Hanya di
kota-kota besar bahasa Inggris jamak digunakan. Sementara di pedesaan dan
ratusan pulau yang ada di Filipina, penduduk banyak menggunakan bahasa daerah
seperti Tagalog, Filipino, Cebuano, Ilokano, dan Bikol.
Dengan demografi demikian, sangat wajar jika Menteri Komunikasi dan
Multimedia Malaysia Salleh Said Keruak menyerukan agar Bahasa
Melayu/Indonesia dijadikan bahasa resmi ASEAN. Andai saja pemerintah
Indonesia segera menyambut gagasan ini, bukan tidak mungkin bahasa Indonesia
akan menjadi bahasa umum di Asia Tenggara. Orang Indonesia tak perlu takut,
seperti kata Presiden Jokowi.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua makhluk ciptaan Tuhan dianugrahi alat komunikasi yang biasa kita
sebut bahasa. Gunung dan lautan juga berbahasa sepertihalnya manusia ataupun
binatang. Bahasa sebagai alat komunikasi demikian penting berada ditangan
manusia, kemampuan mengembangkan otak menyebabkan penguasaan bahasa
begitu penting , karena bahasa tidak hanya sebatas alat komunikasi tetapi menjadi
multi fungsi bagi kepentingan manusia. MEA merupakan proses perjalanan
peradaban manusia yang didorong oleh penguasaan teknologi dan ilmu
pengetahuan. MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara
ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi
hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan,
misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi.
Bahasa merupakan media integrasi dan komunikasi. Agar tidak
mengalami kendala dalam berkomunikasi maka dibutuhkan bahasa yang
dipahami bersama. Bahasa inggris menjadi salah satu bahasa yang telah menjadi
kesepakatan bersama komunikasi antar bangsa, namun bahasa Indonesia sebagai
bahasa tutur masyarakat indonesia tidak kalah penting dikuasai dengan baik,
karena semua komunikasi akan jauh lebih banyak menggunakan bahasa
Indonesia. Akan lebih epektif tenaga kerja yang datang belajar bahasa Indoinesia
dari pada penduduk lokal harus belajar bahasa Inggris. Tetapi keduanya menjadi
penting ketika keduanya akan menjadi media pembelajaran dan tuntutan profesi.
Akhirnya MEA dan penguasaan bahasa tidak dapat terpisahkan , sudah
menjadi keniscayaan bahwa bertambahnya pergaulan antar bangsa dan antar
komunitas yang berbeda akan menuntut penguasaan bahasa yang dipahami
bersama.
12
DAFTAR PUSTAKA
13