Anda di halaman 1dari 17

GEOPOLITIK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5
MARIZ AYURA OKVIANTI
SUMA RINI
FADIA

DOSEN PEMBIMBING : MULIADI S.Pd,M.Pd

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Geopolitik”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Langsa Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Geopolitik...........................................................................3
B. Perkembangan Geopolitik di Indonesia...............................................6
C. Unsur-unsur Geopolitik Indonesia........................................................8
D. Arti Penting Geopolitik.........................................................................9
E. Implementasi Geopolitik dalam Hukum Kewilayahan.........................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geopolitik merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad
terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah
berbangsa membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di
kenal dengan Negara. Dalam perkembangannya pengertian tidak saja diartikan
sebagai intuisi yang secara minimal meliputi unsur wilayah, rakyat, dan
pemerintah yang berkuasa. Unsur rakyat suatu negara disamping warga negara
juga meliputi bukan warga negara. Agar negara mencapai tujuan nasional aman
dan sejahtera (Pembukaan UUD ’45 Alinea IV) perlu pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan yang dimaksud agar warga negara Indonesia tahu
tentang hak dan kewajiban, serta mampu berdiri dan tetap menjaga dirinya di
tengah arus globalisasi.
Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dihadapan sidang
BPUPKI bahwa orang dan tempat tak dapat dipisahkan atau rakyat tak dapat
dipisahkan dari bumi yang ada dibawah kakinya. Oleh karena itu, setelah
membangsa orang menyatakan tempat tinggal sebagai negara. Dalam
perkembangan selanjutnya pengertian negara tidak hanya tempat tinggal, tetapi
diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu pemerintah, rakyat,
kedaulatan, dan lain-lain.
Karena orang dan tempat tinggalnya tak dapat dipisahkan, ruang yang
menjadi hal yang menimbulkan konflik antar manusia, keluarga, masyarakat, dan
bangsa hingga kini, meskipun bentuknya dapat secara fisik maupun non fisik.
Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus mempunyai
kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Para ilmuan
politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik yang merupakan kepanjangan
dari geografi politik.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah geopolitik indonesia atara lain sebagai berikut.
1. Apakah pengertian Geopolitik ?
2. Bagaimanakah perkembangan Geopolitik di Indonesia ?
3. Apa saja unsur-unsur Geopolitik Indonesia
4. Apakah arti penting Geopolitik bagi bangsa Indonesia ?
5. Bagaimana implementasi Geopolitik dalam hukum kewilayahan ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geopolitik
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang
berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang
berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang
berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa
(Sunarso, 2006: 195). Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu
penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-
masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Dengan demikian
geografi bersangkut-paut dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan
tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan dengan kekuasaan atau
pemerintahan.
1. Teori geopolitik Kontinental
a. Asal Istilah Geopolitik
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederic Ratzel (1844-1904)
sebagai ilmu bumi politik (Political Geogrephy). Istilah ini kemudian
dikembangkan dan diperluas oleh sarjaan ilmu politik Swedia, Rudolph
Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1964)dari Jerman menjadi
Geographical Politic dan disingkat Geopolitik. Perbedaan dari dau istilah
di atas terletak pada titik perhatian dan tekanannya, apakah pada bidang
geografi ataukah politik. Ilmu bumi politik (Political Geography)
mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik
mempelajari fenomena politik dari aspek geography.
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan
alternative kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu.
Prinsip-prinsip dalam heopolitik menjadi perkembangan suatu wawasan
nasional. Pengertian geopolitik telah dipraktekan sejak abad XIX, tetapi
pengertiannya baru tumbuh pada awal abad XX sebagai ilmu
penyelenggaraan Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan

3
masalah-masalah geografi wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu
bangsa.
b. Pandangan Ratzel dan Kjellen
Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan kajian
geografi politik dengan dasar pandangan bahwa Negara adalah mirip
organisme atau makhluk hidup. Dia memandang Negara dari sudut konsep
ruang. Negara adalah ruang yang ditempati oleh kelompok masyarakat
politik (bangsa). Bangsa dan Negara terikat hokum alam. Jika bangsa dan
Negara ingin tetap eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan hokum
ekspansi (pemekaran wilayah).
Disamping itu Rudolph Kjellen berpendapat bahwa Negara adalah
organisme yang harus memiliki intelektual. Nagara merupakan system
politik yang mencakup geopolitik, ekonomi politik, kratopolitik, dan
sosiopolitik. Kjellen juga mengajukan paham ekspansionisme dalam
rangka untuk mempertahankan Negara dan mengembangkannya.
Selanjutnya dia mengajukan langkah strategis untuk memperkuat
negaradengan memulai pembangunan kekuatan daratan (kontinental) dan
diikuti dengan pembangunan kekuasaan bahari (maritim).
Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka memandang
pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk
hidup). Oleh karena itu Negara memerlukan ruang hidup (lebensraum),
serta mengenal proses lahir, tumbuh, mempertahankan hidup, menyusut
dan mati. Mereka juga mengajukan paham ekspansionisme yang kemudian
melahirkan ajaran adu kekuatan (Power Politics atau Theory of Power).
Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme Social.
c. Pandangan Haushofer
Pandangan demikian ini semakin jelas pada pemikiran Karl Haushofer
yang pada masa itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman dibawah pimpinan
Hitler. Pemikiran Haushofer disamping berisi paham ekspansionisme juga
mengandung ajaran rasialisme, yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah
ras paling unggul yang harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam

4
ini juga berkembang di dunia, berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi
oleh semangat militerisme dan fasisme.
Kemudian ia berpendapat bahwa pada hakekatnya dunia terbagi dalam
empat benua (Pan Region) dan dipimpin oleh negara unggul. Teori Ruang
dan Kekuatan merupakan hasil penelitiannya serta dikenal pula sebagai
teori Pan Regional, yaitu :
 Lebensraum (ruang hidup) yang “cukup”
 Autarki (swasembada)
Dunia dibagi empat Pan Region, tiap region dipimpin satu bangsa
yang unggul, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India, dan
Pan Eropa Afrika. Dari pembagian daerah inilah dapat diketahui
percaturan politik masalah lalu dan masa depan.Adapun pokok-pokok
pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut :
a. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
tidak terlepas dari hokum alam. Hanya bangsa yang unggul
(berkualitas) saja yang dapat bertahan hidup dan terus
berkembangan, sehingga hal ini menjurus ke arah rasialisme.
b. Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat mengejar
kekuasaan Imperium maritime untuk menguasai pengawasan di
lautan.
c. Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai
Eropa, Afrika, dan Asia Barat (yakni Jerman dan Italia).
Sementara Jepang akan menguasai wilayah Asia Timur Raya.
d. Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangsa
dengan kekuasaan ekonomi dan social yang rasial mengharuskan
pembagian baru kekayaan alam dunia. Geopolitik adalah landasan
ilmiah bagi tindakan politik untuk memperjuangkan kelangsungan
hidupnya dan mendapatkan ruang hidupnya. Berdasarkan teori
yang bersifat ekspansionisme, wilayah dunia dibagi-bagi menjadi
region-region yang akan dikuasai oleh bangsa-bangsa yang

5
unggul seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris, dan
Jepang.

B. Perkembangan Geopolitik  Di Indonesia


Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri bangsa
melalui ikrar sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan wilayah nusantara,
satu bangsa yang merupakan landasan kebangsaan Indonesia, satu bahasa yang
merupakan faktor pemersatu seluruh wilayah nusantara beserta isinya. Rasa
kebangsaan merupakan perekat persatuan dan kesatuan, baik dalam makna spirit
maupun moral, sehingga membantu meniadakan adanya perbedaan fisik yang
disebabkan adanya perbedaan letak geografi.
Kondisi geografis suatu negara atau wilayah menjadi sangat penting dan
menjadi pertimbangan pokok berbagai kebijakan, termasuk juga dalam
merumuskan kebijakan keamanan nasional atau keamanan manusia . Berbagai
bencana alam yang terjadi seperti : angin puting beliung, gempa bumi, tsunami
adalah beberapa ancaman terhadap manusia yang sebagian besar diantaranya
ditentukan oleh kondisi geografis. Penyebaran konflik komunal tampaknya sedikit
terbendung oleh faktor geografis, sebagaimana terjadi di Afrika, Balkan dan Asia
Tengah, dengan demikian posisi strategis Indonesia juga membawa implikasi
geopolitik dan geostrategi tertentu.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan geopolitik hanya efektif apabila dilandasi oleh wawasan
kebangsaan yang mantap. Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara dalam
mencapai kesatuan dan keserasian dapat ditinjau melalui, Satu kesatuan wilayah,
Satu kesatuan bangsa, Satu kesatuan sosial budaya, Satu kesatuan ekonomi, Satu
kesatuan pertahanan dan keamanan.Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu
kemudian dirumuskan menjadi acuan dasar yang diberi nama Wawasan
Nusantara, berbunyi sebagai berikut:
“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara
kepulauan yang dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan untuk mencapai tujuan nasional

6
dan cita-cita perjuangan bangsa melalui pembangunan nasional segenap potensi
darat, laut dan angkasa secara terpadu” .
Perkembangan Geopolitik di Indonesia juga dipengaruhi adanya Globalisasi
dan kemajuan teknologi yang menyebabkan wilayah kedaulatan suatu Negara
terutama Negara Indonesia menjadi semakin abstrak dan kurang pasti sehingga
dapat dengan mudah ditembus oleh para pelaku atau actor internasional.
Kemudian adanya proses politik dan demokratisasi. Akhir tahun 2004 juga
ditandai dengan keberhasilan bangsa Indonesia menyelenggarakan Pemilu dengan
sistem pemilihan langsung. Proses Pemilu yang sangat transparan merupakan
kunci keberhasilan KPU menyelenggarakan pesta demokrasi ini. Selanjutnya
munculah tiga kasus besar, yaitu :
 Pertama adalah gerakan separatis politik dan bersenjata yang kini
mengarah pada upaya pemisahan diri dari NKRI yakni, gerakan separatis
bersenjata di Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang telah sepakat
untuk mengakui dan bergabung kembali dalam NKRI), kelompok
separatis politik (KSP) dan kelompok separatis bersenjata (KSB/TPN)
yang berinduk di bawah OPM di Papua, serta upaya pembentukan
kembali Republik Maluku Selatan (RMS) melalui pembentukan
organisasi RMS gaya baru yakni Forum Kedaulatan Maluku (FKM).Hal
tersebut tentu saja akan mengancam keutuhan wilayah geografis dan
persatuan NKRI sendiri.
 Kedua yaitu aksi kekerasan dan konflik komunal. Meski langkah-
langkah penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan kasus-
kasus kekerasan dan konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara
insidentil. Penanganannya diawali dengan pendekatan pembangunan
kebangsaan, tanpa mengabaikan keberagaman budaya, dan pada saat
yang sama dilaksanakan pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya
peningkatan kualitas proses politik dalam rangka normalisasi dan
stabilisasi kehidupan masyarakat disejumlah daerah konflik dan rawan
konflik relatif berjalan Iambat, tetapi perbaikan struktur dan proses

7
politik menuju penyelesaian konflik secara bertahap dapat berjalan
dengan baik.
 Ketiga adalah isu keamanan teritorial, perbatasan dan pulau terluar.
Dalam isu keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut,
terdapat sejumlah permasalahan tapal batas wilayah yang harus segera
diatasi. Isu keamanan perbatasan tersebut, juga meliputi adanya kondisi
pulau-pulau terluar yang berada dan berbatasan langsung dengan
beberapa negara tetangga yang sesungguhnya berpotensi dapat lepas dari
NKRI bila tidak dapat dipelihara dan dijaga dengan baik.

C. Unsur-Unsur Geopolitik Indonesia


Geopolitik memiliki unsur-unsur dasar konsepsi Geopolitik atau biasa disebut
sebagai Wawasan Nusantara ada tiga,yaitu :
1. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi
seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat nusantara dengan kekayaan
alam dan penduduk serta keanekaragaman budaya. Bangsa Indonesia
memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan
kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik dan wadah dalam kehidupan
bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur
politik.
2. Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita
serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk
mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan
tujuan nasional seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus mampu
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan nasional yang berupa
politik, ekonomi, social, dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Isi
menyangkut dua hal, pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan
bersama (konsensus nasional) dan perwujudannya, pencapaian cita-cita dan

8
tujuan nasional, kedua persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka-an yang
meliputi semua aspek kehidupan nasional.
3. Tata laku (conduct)
Hasil dari interaksi antara sebuah wadah dengan isi maka akan
menghasilkan sebuah tata laku yang terdiri dari tata laku batiniah yaitu
mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia.Sedangkan tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tidakan,
perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.Kedua tata laku tersebut akan
mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan asas
kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap
bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi
dalam semua aspek kehidupan nasional.

D. Arti Penting Geopolitik Bagi Bangsa Indonesia


Geopolitik memiliki arti yang sangat dalam bagi bangsa Indonesia adalah
untuk dapat mempertahankan negara dan berperan penting dalam pembinaan
kerjasama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin muncul dalam
proses pencapaian tujuan. Bahwa kita sebagai masyarakat dan negara harus
memiliki hubungan spiritual yang mendalam dengan lingkungan tempat mereka
hidup dan tinggal. Dengan inilah yang diartikan sebagai kesadaran geopolitik.
Dengan kesadaran geopolitik seperti ini, sebuah masyarakat dan negara akan
hidup dalam harmoni erat dengan lingkungannya, baik itu lingkungan sosial
budaya, adat tradisi, maupun lingkungan geografis. Dengan inilah negara kita
semakin maju karena bisa berhubungan dengan negara lain secara erat.Geopolitik
juga memberi peluang bagi Negara Indonesia untuk bekerja sama dengan Negara
lain yang memiliki kemajuan teknologi dan transportasi yang lebih maju dengan
memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada di wilayah Nusantara dengan
memberikan profit bagi bangsa Indonesia.

9
E. Implementasi Geopolitik Dalam Hukum Kewilayahan
1. Sejak 17 Agustus 1945 sampai dengan 13 Desember 1957.
Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah
bekas hindia belanda berdasarkan ketentuan dalam “Teritoriale Zee en
Maritieme Kringen Ordonantie” tahun 1939 tentang batas wilayah laut
territorial Indonesia. Ordonisasi tahun 1939 tersebut menetapkan batas
wilayah laut teritorialsejauh 3 mil dari garis pantai ketika surut, dengan asas
pulau demi pulau secara terpisah-pisah.
Pada masa tersebut wilayah Negara Indonesia bertumpu pada wilayah
daratan pulau-pulau yang terpisah-pisah oleh perairan atau selat antara pulau-
pulau itu. Wilayah laut territorial masih sangat sedikit karena untuk setiap
pulau hanya ditambah perairan sejauh 3 mil disekelilingnya. Sebagian besar
wilayah perairan dalam pulau-pulau merupakan perairan bebas. Hal ini tentu
tidak sesuai dengan kepentingan keselamatan dan keamanan Negara Kesatuan
RI.
2. Dari Deklarasi Juanda (13 Desember 1957) sampai dengan 17 Februari
1969.
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi jJuanda yang
dinyatakan sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai
berikut :
 Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan RI yang utuh dan bulat.
 Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan
asas Negara kepulaauan (Archipelagic State Principles)
 Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keselamatan dan keamanan Negara Indonesia
Asas kepulauan itu mengikuti ketentuan Yurespundensi Mahkamah
Internasional pada tahun 1951 ketika menyelesaikan kasus perbatasan antara
Inggris dengan Norwegia. Dengan berdasarkan asas kepulauan maka wilayah
Indonesia adalah satu kesatuan kepulauan nusantara termasuk
peraiarannyayang utuh dan bulat. Disamping itu, berlaku pula ketentuan

10
“point to point theory “ untuk menetapkan garis besar wilayah antara titik-
titik terluar dari pulau-pulau terluar.
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No.
4/Prp1960 tanggal 18 Februari 1960 tentang Perairan Indonesia. Sejak itu
terjadi perubahan bentuk wialayh nasional dan cara perhitungannya. Laut
territorial diukur sejauh 12 mil dari titik-titik pulau terluar yang saling
dihubungkan, sehingga merupakan satu kesatuan wilayah yang utuh dan
bulat. Semua perairan diantara pulau-pulau nusantara menjadi laut territorial
Indonesia. Dengan demikian luas wilayah territorial Indonesia yang semula
hanya sekitar 2 juta km2 kemudian bertambah menjadi 5 juta km2 lebih. Tiga
per lima wilayah Indonesia berupa perairan atau lautan. Oleh karena itu,
Negara Indonesia dikenal sebagai Negara maritime.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan Peraturan
Pemerintah No.8 tahun 1962 tentang lalu lintas damai di perairan pedalaman
Indonesia, yang meliputi :
 Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia,
 Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas,
 Semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan
Indonesia.
 Pengaturan demikian sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi Juanda
tersebut, sebagai upaya menjaga keselamatan dan keamanan Negara.
3. Dari 17 Februari 1969 (Deklarasi Landas Kontinen) sampai sekarang.
Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan konsep politik
yang berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang pula sebagai
upaya untuk mengesahkan Wawasan Nusantara. Disamping dipandang pula
sebagai upaya untuk mewujudkan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945.
konsekuensinya bahwa sumber kekayaan alam dalam landas kontinen
Indonesia adalah milik eksklusif Negara.
Asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontinen
adalah sebagai berikut :

11
 Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan
kontinen Indonesia adalah milik eksklusif Negara RI
 Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis
yang di tarik ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan
wilayah terluar Negara tetangga.
 Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan
diatas landas kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
 Demi kepastian hokum dan untuk mendukung kebijaksanaan
Pemerintah, asas-asas pokok tersebut dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.
Disamping itu UU ini juga memberi dasar bagi pengaturan
eksplorasi serta penyidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas
kontinen dan masalah-masalah yang ditimbulkannya.
4. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pengumuman Pemerintah Negara tentang Zona Ekonomi Eksklusif terjadi
pada 21 Maret 1980. Batas ZEE adalah sekitar 200 mil yang dihitung dari
garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-alasan yang mendorong
pemerintah mengumumkan ZEE adalah :
 Persediaan ikan yang semakin terbatas
 Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
 ZEE memiliki kekuatan hokum internasional
Melalui perjuangan panjang di forum Internasional, akhirnya Konferensi
PBB tentang Hukum Laut II di New York 30 April 1982 menerima “The
United Nation Convention on the Law of the sea” (UNCLOS), yang
kemudian ditandatangani pada 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica
oleh 117 negara termasuk Indonesia. Konvensi tersebut mengakui atas asas
Negara Kepualauan serta menetapkan asas-asas pengukuran ZEE. Pemerintah
dan DPR RI kemudian menetapkam UU No.5 tahun 1983 tentang ZEE, serta
UU No. 17 tahun 1985 tentang Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3 Februari 1986
indonesia telah tercatat sebagai salah satu dari 25 negara yang telah
meratifikasinya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Geopolitik merupakan sebagai sistem politik atau peraturan – peraturan dalam
wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional
geografik. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia dijadikan sebagai
pola pikir dan pandangan hidup masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan
bernegara.Kekuatan negara Indonesia terletak pada : posisi dan keadaan geografi
yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara kelemahannya terletak pada
wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam
satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh par pendiri
negara ini dan diikrarkan dalam sebuah Sempah Pemuda.Sehingga pandangan
geopolitik bangsa Indonesia harus didasarkan pada nilai – nilai Pancasila yang
luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 agar
tercipta suatu Persatuan dan Kesatuan Negara Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Ocean Policy dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi

Daerah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Ermanaya, Suradinata. 2001. Geopolitik dan Geostrategi Dalam Mewujudkan

Integritas Negara Kesatuan Indonesia. Jakarta: Lemhanas.

Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

Mangindaan, Robert. 2012. Fondasi Geopolitik Negara Kepulauan. Jakarta Pusat.

Vol. 5, No. 16.

Sumarsono, S. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

14

Anda mungkin juga menyukai