Disusun Oleh :
SETYO UTOMO
G1D013060
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2016
A. PENGKAJIAN
Hari, Tanggal Pengkajian : Senin, 23 Mei 2016
Jam Pengkajian : 11:35 WIB
1. Identitas Pasien
Nama : TN. D
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/ Tanggal Lahir : Pemalang, 21 Mei 1951
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pendidikan Terakhir :-
Alamat : Gunungtiga RT 06/02, Pemalang
Asuransi : BPJS
Usia :65 Tahun
No. RM : 64.62.57
Diagnosa Medis : CKR, VL, IMA
Tanggal Masuk : 21 Mei 2016
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merupakan korban tabrakan. Kejadiannya jam 12 siang ketika pasien
berada di pinggir jalan kemudian ada sepeda motor yang lewat menabrak,
kemudian pasien terjatuh dengan kepala dan wajahnya membentur aspal.
Terjadi luka pada dahi, hidung, dan kaki sebelah kiri. Kemudian pasien
dibawa ke puskesmas belik untuk mendapatkan pertolongan pertama, karena
lukanya cukup serius dan mengenai saraf di kepalanya maka pasien di rujuk ke
RSUD Goeteng. Di IGD pasien mendapat terapi inf RO, ketorolak, ranitidine,
ceticolin, dan cefotaxime.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah dirawat di RS dengan penyakit yang serius tetapi
biasanya tensinya tinggi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan seluruh keluarganya sehat, tidak ada penyakit yang
menurun dan tidak ada penyakit menular dalam keluarga.
e. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan
maupun obat
3. Pola Kesehatan Fungsional
a. Pola Persepsi Kesehatan-Manajemen Kesehatan
Pasien mengalami nyeri kepala, nyeri berada di luka bagian dahi, serta kaki
kirinya lecet dan sedikit sulit untuk digerakkan. Pasien mengatakan nyeri skala
7 dibagian dahi dan hidung sedangkan kaki nyerinya skala 5, dalam rentan 0-
10, pasien tidak merasakan gejala sakit lainnya selain nyeri. Selama ini pasien
kurang menjaga kesehatannya dengan baik karena jarang berolahraga, tetapi
pasien berprofesi sebagai petani yang setiap harinya selalu pergi kesawah dan
membajak sawah. Pasien mengkonsumsi rokok, biasanya sehari menghabiskan
1 bungkus rokok. Pasien belum pernah melakukan screning kesehatan tertentu.
Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit. Pasien mengatakan hari ini nyeri
kepala dibagian dahi, hidung, dan kaki sebelah kirinya karena jatuh. Pasien
terlihat merintih dan sering mengusap-usap luka di hidungnya yang sakit
karena terasa gatal. Pasien mengatakan biasanya tensinya selalu tinggi.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Pasien mengatakan setiap makan sebelum sakit habis 1 porsi sesuai takarannya
sebanyak 3 kali sehari. Sedangkan beberapa hari ini selama dirawat di RS
selera makannya berkurang, walaupun makan 3 kali sehari tetapi hanya habis
setengah porsi. Pasien tidak mengkonsumsi suplemen makanan. Sedangkan
asupan minum, pasien hanya minum air putih sebanyak 4-5 gelas per hari.
Penurunan napsu makannya mempengaruhi penurunan berat badannya karena
pasien terlihat kurus. Pasien sekarang mendapat terapi cairan melalui infus.
c. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan selama 2 hari dirawat di RS sudah BAB sebanyak 2 kali.
Pasien tidak menggunakan laksatif, sedangkan BAK sehari 2-3 kali tiap hari
walaupun sedikit jumlahnya, warnanya bening berbusa dan tidak berbau
menyenyat. Pasien tidak mengalami nokturia tetapi sering berkeringat.
d. Pola Aktifitas
Ketika sebelum sakit pasien tidak pernah olahraga karena aktivitasnya cukup
sibuk menjadi petani tetapi pasien sering melakukan kegiatan seperti
membajak dan berjalan jauh dll. Beberapa hari ini di rumah sakit karena
pasien merasa nyeri jadi tidak bisa melakukan aktivitas yang banyak seperti
biasa. Level kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari digambarkan sebagai
berikut:
1. Makan (2) : Pasien mengatakan perlu bantuan keluarga saat akan
makan dan minum.
2. Berpakaian (2) : Pasien mengatakan dibantu kelurganya saat berganti
pakaian
3. Memasak (4) : Pasien mengatakan tidak bisa memasak selama sakit
4. Berdandan (2) : Pasien terlihar dibantu oleh keluarga saat akan
membersihkan rambut
5. Berbelanja (4) : Pasien mengatakan tidak dapat berbelanja saat sakit
sehingga digantikan keluarga
6. Mandi (2) : Pasien mengatakan dibantu oleh keluarga saat mandi
7. Toileting (2) : Pasien terlihat dibantu oleh keluarga untuk BAB dan
BAK
8. Mobilitas secara umum (2) : Pasien mengatakan dibantu oleh
keluarga dalam mobilitas tanpa alat bantu
9. Bangun dan berbaring (2) : Pasien terlihat bangun dan berbaring
dibantu oleh keluarga
10. Menata rumah (4) : Pasien mengatakan tidak dapat menata rumah saaat
sakit
Keterangan Level:
i. Pola Seksualitas-Reproduksi
Pasien sudah tidak pernah melakukan hubungan intim dengan isterinya, tetapi
tidak mengurangi kasih sayang pasien kepada isterinya. Selama sakit pasien
selalu didampingi oleh istrinya. Pasien mempunyai 4 orang anak yang sudah
dewasa.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien beragama islam. Ketika sehat pasien salalu beribadah, tetapi ketika
sakit ini pasien mengeluh tidak bisa memenuhi kewajibannya karena sulit
untuk ke toilet untuk berwudhu. Pasien mengatakan tujuan hidupnya saat ini
yaitu ingin berkumpul dengan seluruh anggota keluarganya.
4. Pemeriksaan Fisik (head to toe)
a. Keadaan umum : Baik, Kesadaran: KomposmentisE: 3, V: 4, M: 4, Nilai
GCS: 11
b. Vital Sign : TD: 150/78 mmHg, Suhu: 37, 6 C, RR: 19 x/menit, Nadi
64x/menit
c. Pasien mengatakan nyeri skala 7, dalam rentan nyeri antara 0-10
d. Kepala :
Bentuk kepala proporsional dengan tubuhnya
Rambut dan kulit rambut bersih, tidak ada kotoran, tetapi ada beberapa
rambut yang rontok dan bekas luka di kepala. Warna rambut putih
Terdapat cidera pada dahi yang sudah dijahit dan ditutup perban. Luka
cukup panjang
Kepala tidak ada nyeri tekan
e. Mata :
Bola mata kanan dan kiri simetris
Pergerakan mata normal
Reflek pupil terhadap cahanya isokor atau normal
Kornea bening
Sklera tidak ikterik
Konjuktifa tidak anemis
Tidak menggunakan kaca mata
Tidak ada nyeri tekan pada mata
f. Hidung :
Bentuk hidung normal
Terdapat luka di bibir lubang hidung kanan dan kiri
Lubang hidung kanan dan kiri simetris
Tidak ada pernapasan cuping hidung
Tidak ada kotoran yang berlebihan
Ada kemerahan, nyeri, dan bekas perdarahan
Tidak ada benjolan atau pembesaran pada hidung
Ada nyeri tekan pada hidung dengan skala 5 dalam rentan nyeri antara
0-10
g. Telinga :
Bentuk daun telinga normal
Letak daun telinga kanan dan kiri simetris
Tidak ada tanda kemerahan, dan perdarahan
Fungsi pendengaran baik
Serumen dalam telinga tidak menumpuk atau berlebih
Tidak ada nyeri tekan pada telinga
h. Mulut :
Bibir sedikit kering
Warna bibir sedikit pucat
Jumlah gigi dan susunan tidak lengkap karena sudah banyak yang lepas
Tidak ada stomatitis
Fungsi pengecapan tidak baik, jika makan terasa pahit
i. Leher :
Tidak ada peningkatan JVP
Tidak ada benjolan maupun masa
Tidak ada nyeri tekan maupun nyeri telan
Tidak ada pembesaran tiroid
j. Thorak :
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
k. Jantung:
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Pekak
Auskultasi:
l. Abdomen:
Inspeksi:
Tidak ada asites
Tidak ada masa
Tidak ada bekas luka
Auskultasi:
Palpasi:
Perkusi:
Timpani
m. Ekstremitas:
Kekuatan otot :
a. Tangan kanan :5
b. Tangan kiri :5
c. Kaki kanan :5
d. Kaki kiri :3
Tidak ada edema pada setiap ekstremitas
Terdapat lecet dan memar di kaki sebelah kiri
Akral teraba hangat
CRT: < 3 detik
Ada reflekfisiologis
Reflek patologis negative
Kulit bersih
Kuku bersih dan pendek
n. Integumen:
Tidak ada luka bakar atau bekas luka bakar
Turgor kulit baik
Warna merah muda
Tidak ada luka dikubitus
o. Genetalia
Tidak terpasang kateter
Jenis kelamin laki-laki
Tidak ada nyeri saat BAK
p. Anus
Tidak ada nyeri saat BAB
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Lab
b. Pemeriksaan EKG
B. ANALISIS DATA
DO:
TD: 150/80 mmHg
Nadi: 64 x/menit
Suhu: 37,6 c
RR: 19 x/menit
Terdapat luka di dahi yang dijahit
Terdapat luka lecet di hidung dan
kaki kiri
Mendapat terapi obat ketorolac 1
amp
Ekspresi wajah menahan nyeri
Bibir pucat dan kering
Pasien terlihat merintih
Pasien mengatakan tidak bisa tidur
2 DS: Intoleransi Kelemahan umum
Pasien mengatakan kaki kirinya aktivitas
sulit untuk digerakkan
DO:
TD: 150/80 mmHg
Nadi: 64 x/menit
Suhu: 37,6 c
RR: 19 x/menit
Terdapat luka memar di kaki
sebelah kiri
Pasien sulit menggerakkan kaki
sebelah kiri
Tonus otot kaki kiri 2
Pasien sulit untuk merubah posisi
3 DS: Risiko Infeksi Pengetahuan yang tidak
Pasien mengatakan terdapat luka di cukup untuk menghindari
dahi yang sudah dijahit dan di pemanjatan patogen
perban, luka pada hidung, dan
memar serta lecet pada kaki kiri
DO:
TD: 150/80 mmHg
Nadi: 64 x/menit
Suhu: 37,6 c
RR: 19 x/menit
Terdapat luka memanjang dan
dalam di dahi yang dijahit dan
diperban
Terdapat luka lecet di hidung dan
kaki kiri
Pasien terlihat sering memegangi
perban atau balutan
Pasien sering menggosok luka
dihidungnya
Terlihat perban atau balutan sudah
tidak terlalu merekat dan sedikit
kotor
7. Mengontrol 7. Meningkatkan
lingkungan yang istirahat
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti
mematikan lampu
kamar
2 Intoleransi NOC: NIC:
Aktivitas Activitay tolerance Activity Therapy
b.d 1. Bantu pasien 1. Mengetahui apa
Kelemahan Setelah dilakukan tindakan mengidentifikasi saja aktifitas
umum keperawatan 2x14 jam aktifitas yang yang mampu
diharapkan pasien toleran mampu dilakukan dilakukan
terhadap aktivitas dengan pasien
kriteria hasil:
Indikator Awa Akhi 2. Bantu pasien 2. Membantu
l r memilih aktivitas pasien memilih
Melakukan 1 3 yang mampu aktivitas
aktivitas
sehari-hari
(ADLS) 3. Bantu pasien 3. Melatih
secara menggunakan toleransi pasien
mandiri kursi roda terhadap
aktivitas
Level 2 4
kelemahan
4. Bantu pasien 4. Membantu
Mampu 1 3 mengidentifikasi mengetahui
berpindah: kekurangan dalam batasan
dengan beraktifitas aktivitas pasien
atau tampa
alat bantu
5. Monitor respon 5. Mengetahui
Keterangan: fisik pasien respon fisik
1. Sangat berat pasien
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Baik
3 Resiko NOC: NIC:
infeksi b.d Knowledge: Infection Knowledge: Infection
kurang Control Control
pengetahua Immune Status
n untuk 1. Monitor tanda dan 1. Mengetahui
menghindar Setelah dilakukan tindakan gejala infeksi resiko terhadap
i pemajanan keperawatan 3x24 jam sistemik dan local infeksi
patoden dan diharapkan nyeri pasien
ketidak 2. Monitor 2. Menetahui
berkurang dengan kriteria:
adekuatan kerentanan tingkat resiko
Indicator Awa Akhi
pertahanan terhadap infeksi terhadap infeksi
l r
sekunder Tanda gejala 2 4
(penurunan infeksi
Hb, 3. Inspeksi kondisi 3. Mengetahui
Mencegah 2 4 kondisi luka
Hematokrit) luka
timbulnya
infeksi 4. Meningkatkan
Pengetahuan 2 4 4. Ajarkan pasien dan pengetahuan
terhadap resiko keluarga tentang pasien dan
infeksi tanda dan gejala keluarga tentang
Penanganan 2 4 infeksi infeksi
terhadap luka
Jumlah Hb 2 4 5. Menurunkan
Satus imun 2 4 5. Ajakan cara resiko
Ket: menghindari terjadinya
1: Sangat rendah infeksi infeksi
2: Rendah
3: Sedang 6. Meningkatkan
6. Laporkan kewaspadaan
4: Ringan
kecurigaan infeksi
5: Normal
2. Mengetahui
2. Monitor Hb dan jumlah Hb dan
Hmt Hmt dalam
tubuh
3. Meningkatkan
3. Dorong masukan kekebalan tubuh
nutrisi yang cukup
4. Meningkatkan
4. Dorong masukan cairan dalam
cairan tubuh
5. Meningkatkan
5. Dorong istirahat kesehatan tubuh
6. Mengurangi
6. Instruksikan pasien
resiko terhadap
untuk minum
infeksi
antibiotic sesuai
resep
E. IMPLEMENTASI
O:
TD 150/80 mmHg
Nadi 64 x/menit
RR 19 x/ menit
Suhu 37, 6 C
Pasien terlihat lebih tenang dan nyaman
A:
Masalah nyeri teratasi sebagian
Indicator Awal Saat ini Akhir
Melaporkan 2 3 4
adanya nyeri
Frekuensi nyeri 2 3 4
Panjang 2 3 4
episode nyeri
Ekspresi nyeri 2 3 4
pada wajah
Posisi tubuh 2 3 4
protetktif
Waktu istirahat 2 4 4
Ket:
1: Sangat berat
2: Berat
3: Sedang
4: Ringan
2. Intoleransi aktifitas 5: Tidak nyeri
b.d Kelemahan P:
umum LanjutkanIntervensi
S:
Pasien mengatakan belum bisa beaktivitas
secara mandiri
O:
Terlihat pasien masih tidur di bed
Aktivitas pasien sebagian masih dibantu
oleh keluarganya
A:
Masalah kelemahan anggota gerak bawah
teratasi sebagian
Indikator Awal Saat Ini Akhir
Melakukanakti 1 2 3
vitas sehari-
hari (ADLS)
secara mandiri
Level 2 2 4
kelemahan
Mampu 1 1 3
berpindah:
dengan atau
tampa alat
bantu
Keterangan:
1. Sangat berat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
3. Resiko infeksi b.d 5. Baik
kurang
pengetahuan untuk P:
menghindari Lanjutkan Intervensi
pemajanan patogen
dan ketidak
adekuatan S:
pertahanan Pasien mengatakan sudah mengetahui cara
sekunder menghindari infeksi
(penurunan Hb,
Hematokrit) O:
TD 130/70 mmHg
Pasien terlihat tidak memegangi lukanya
lagi
A:
Masalah infeksi sudah teratasi
Indicator Awal Saat ini Akhir
Tanda gejala 2 4 4
infeksi
Mencegah 2 4 4
timbulnya
infeksi
Pengetahuan 2 4 4
terhadap resiko
infeksi
Penanganan 2 4 4
terhadap luka
Jumlah Hb 2 3 4
Satus imun 2 3 4
Ket:
1: Sangat rendah
2: Rendah
3: Sedang
4: Ringan
5: Normal
P:
Lakukan pendidikan kesehatan latihan gerak
(ROM)
O:
TD 150/80 mmHg
Nadi 64 x/menit
RR 19 x/ menit
Suhu 37, 6 C
Pasien terlihat lebih tenang dan nyaman
A:
Masalah nyeri teratasi sebagian
Indicator Awal Saat ini Akhir
Melaporkan 2 4 4
adanya nyeri
Frekuensi nyeri 2 4 4
Panjang 2 4 4
episode nyeri
Ekspresi nyeri 2 4 4
pada wajah
Posisi tubuh 2 4 4
protetktif
Waktu istirahat 2 4 4
Ket:
1: Sangat berat
2: Berat
3: Sedang
4: Ringan
5: Tidak nyeri
P:
Pertahankan tindakan dan lanjutkan
2. Intoleransi tindakan selanjutnya
aktifitas b.d
Kelemahan
umum S:
Pasien mengatakan belum bisa beaktivitas
secara mandiri
Pasien mengatakan ingin kakinya cepat
sembuh
O:
Terlihat pasien masih tidur di bed
Aktivitas pasien sebagian masih dibantu
oleh keluarganya
Pasien terlihat menggerakkan kakinya
sebelah kiri
A:
Masalah kelemahan anggota gerak bawah
teratasi sebagian
Indikator Awal Saat Ini Akhir
Melakukanakti 1 2 3
vitas sehari-
hari (ADLS)
secara mandiri
Level 2 2 4
kelemahan
Mampu 1 2 3
berpindah:
dengan atau
tampa alat
bantu
Keterangan:
1. Sangat berat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Baik
3. Resiko infeksi
b.d kurang P:
pengetahuan Lakukan pendidikan kesehatan latihan gerak
untuk (ROM)
menghindari Lanjutkan Intervensi
pemajanan S:
patoden dan
Pasien mengatakan sudah mengetahui cara
ketidak
menghindari infeksi
adekuatan
pertahanan
sekunder
(penurunan Hb, O:
Hematokrit) TD 120/70 mmHg
RR 20x/ menit
Pasien terlihat lebih tenang dan nyaman
A:
Masalah infeksi sudah teratasi