Anda di halaman 1dari 10

EKSPLORASI MASALAH

IDENTIFIKASI MASALAH:
Peserta didik merasa dirinya berbeda dengan yang lain, bodoh dan kurang kemampuan
dalam berpikir sehingga merasa dirinya minder dan tidak punya teman
Melalui permasalahan tersebut maka akan digali lebih dalam melalui metode wawancara
dengan teman sejawat, kepala sekolah, dan guru (wali kelas) siswa tersebut dan akan di tindak
lanjuti dengan layanan konseling individual

Kepala Sekolah
Topik Masalah : Peserta didik merasa dirinya berbeda dengan yang lain,
bodoh dan kurang kemampuan dalam berpikir sehingga
merasa dirinya minder dan tidak punya teman
Identitas responden
Nama :
Endri Listiani, S.Pd
Jabatan/pekerjaan :
Sekretaris bagian Kurikulum (dialihkan karena kepala
sekolah sedang ada dinas luar dan kaitannya dengan
kebijakan permasalahan siswa dengan bagian
kurikulum)
Umur : 29 tahun
Lama pengalaman bekerja : 7 tahun
Pendidikan terakhir : S1 (Pendidikan Ekonomi)
Tempat tinggal : Mantingan, RT 01/RW 01
No wa : 082137147717
Waktu wawancara : Selasa , 26 Juli 2022
Tempat wawancara : Ruang BK SMKN 3 JEPARA
A. WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

PEDOMAN WAWANCARA

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana tanggapan ibu mengenai Menurut saya karena memang siswa dengan
kasus X? kategori tersebut memang sudah di
identifikasikan punya kekurangan yaitu
kemampuan yang hanya ada pada batas
tersebut, mau tidak mau karena memang
siswa tsb adalah bagian dari SMKN3
JEPARA ya kita seyogyanya sebagai seorang
pendidik harus bisa menerima dan
mengarahkan ke perubahan yang lebih baik
2. Apakah sebelumnya ibu sudah pernah Mungkin dari tahun ke tahun pasti ada
menemui kasus seperti itu? spesifikasi siswa yang seperti tsb, akan tetapi
mungkin untuk kasus X ini tergolong lebih
spesial karena memang susah sekali dalam
menerima pelajaran. Sebelumnya juga pernah
ada anak yg juga susah menerima pelajaran
didalam kelaspun dia malah sering
tersenyum-senyum sendiri tapi karena
menimbang sikap dan juga daftar kehadiran
terpenuhi akhirnya di luluskan, eh sekarang
anaknya jadi polisi. Kita tidak tau nasib
nantinya bagaimana.
3. Bagaimana tanggapan ibu mengenai Menurut saya karena anak itu berbeda-beda
peserta didik yang merasa dirinya jadi jangan dilihat kekurangannya saja,
berbeda dengan yang lain, bodoh dan selama anak ada niat untuk mengikuti
kurang kemampuan dalam berpikir pelajaran, menyelesaikan tugas , dan sikap
sehingga merasa dirinya minder dan baik maka perlu di bantu. Lha wong siswa
tidak punya teman? yang perilakunya lebih parah dari X saja
dibantu kenapa X yang notabennya di sikap
tetap sopan kenapa tidak dibantu. Malah
justru tugas kita untuk mendampingi dan
mengarahkan sikap dia yang merasa minder
dll itu.
4. Dari sudut pandang kurikulum ketika Kalau dari sudut kurikulum memang kriteria
dihadapkan permasalahan yang seperti ada di penilaian akademik siswa akan tetapi
itu kira2 apa yang harus dilakukan? kita kan tetap mempertimbangkan syarat
kenaikan kelas yang bukan hanya dari sisi
akademik saja, nilai sikap, kehadiran ,
penyelesaian tugas juga diperhitungkan jadi
nanti tergantung penilaian kepada bapak ibu
guru yang mengampu juga untuk
menuntaskan nilai2 tadi.
5. Menurut ibu sendiri apakah siswa yang Selama siswa berperilaku baik tidak
mempunyai latar belakang kemampuan melanggar norma dan masih mempunyai niat
bisa tetap dipertahankan di sekolah belajar dan berubah kenapa tidak bisa
umum seperti SMK ini ? dipertahankan
6. Menurut ibu apakah kasus seperti ini Sebetulnya saya kira memang diperlukan
perlu penanganan ahli? Atau referal bahkan kalau bisa siswa di tes.kan tapi saya
misal ke psikolog dll? dengar sepertinya ortunya kurang menyetujui
jika anaknya di teskan ya? Kalo memang
seperti itu sih kita tidak bisa memaksa ya bu
karena mungkin memang ada pertimbangan
mungkin dari orang tua, yasudah tidak usah
dipaksakan karena apabila dipaksakan tau
sendiri kan sekolah kita ini riskan sekarang
eranya sedikit dikit lapor, sedikit dikit LSM
jadi mungkin kita dampingi saja lah sebisa
mungkin selama tadi siswa masih ada niatan
dan etika yang baik di sekolah.
7. Menurut ibu kebijakan sekolah seperti Kalau kebijakan tertinggi mungkin bapak
apa yang harus dilakukan dalam kepala sekolah yang berhak memutusi seperti
menindaklanjuti masalah tersebut? dalam rapat pleno kemarin ya bu tapi ternyata
bapak kepala juga asumsinya sama sehingga
anak bisa naik ke kelas XI juga kesepakatan
bersama bp ?ibu guru yang mengampu juga
menaik kan.
8. Menurut ibu apa kedepannya kebijakan Ya tergantung bu, makanya kita lihat
akan tetap sama ,karena kemungkinan progressnya apabila siswa sangat kesulitan
siswa juga akkan mengalami kesulitan kita lihat saja karena apabila dipaksakan juga
serupa dikelas XI ini? kasian siswa apalagi siswa masuk di jurusan
AKL, kita lihat saja dululah progres
kedepannya.
9. Untuk mengantisipasi kemungkinan Kita beri jangka waktu dulu ini sampai tengah
terburuk, menurut ibu apa yang semester apabila memang siswa kesusahan ,
dilakukan apabila siswa memang yang penting nanti tolong jenengan
benar2 tidak mampu ada ditaraf kelas komunikasikan dengan orang tua memberikan
XI ini? gambaran terburuk apabila siswa memang
benar2 keberatan mengikuti pelajaran di
SMK, bukan maksudnya apa-apa karena
disinikan standart jurusan akuntansi tinggi
sedangkan bapak ibu gurupun mempunyai
standard yang berbeda-beda, takutnya nanti
apabila ada guru yang tidak berkenan
menuntaskan karena bagaimanapun hasil
rapat pleno kan musyawarah bersama jadi
tidak bisa dari 1 pihak saja.
LINK VIDEO

https://drive.google.com/file/d/16MO9rddHEYK7MqVW2pidIIvDXwqRcSxJ/view?
usp=sharing

Pewawancara

Fachrunnisa Yunitasari, S.Pd

KESIMPULAN

Kebijakan kurikulum selama siswa bisa mencapai standart kenaikan maupun kelulusan
maka tidak jadi masalah, karena syarat kenaikan kelas bukan hanya diambil dari sudut pandang
akademik saja, dari sisi nilai sikap dan kehadiranpu harus diperhitungkan dan pastinya dengan
kesepakatan dan dukungan dari semua pihak yaitu persetujuan guru mapel, guru BK, kepala
sekolah, maupun pihak kurikulum.

B. WAWANCARA REKAN SEJAWAT

Rekan Sejawat
Topik Masalah : Peserta didik merasa dirinya berbeda dengan yang lain,
bodoh dan kurang kemampuan dalam berpikir sehingga
merasa dirinya minder dan tidak punya teman
Identitas responden
Nama : Ega Diaes Ramadhani
No Pokok Siswa : 03565
Kelas XI AKL2
Umur : 7Tahun
Tempat tinggal : Kauman, RT 04 RW 05
No wa : 085742518987
Waktu wawancara : Selasa , 25 Juli 2022
Tempat wawancara : Ruang BK SMKN 3 JEPARA

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah kamu dekat dengan (X)? Dibilang dekat tidak juga bu, dibilang jauh
juga tidak bu karena X duduknya
dibelakang saya
2 Berapa lama kamu kenal dengan (X)? Kurang lebih 4 tahun
3. Apakah (X) adalah teman semenjak SMP? Iya bu satu sekolah ketika SMP, di MTs Al
Islam
4. Menurut kamu ada yang lain tidak dari Kayak aneh gitu lho bu, terus menyendiri
(X)? terus kalo dideketin ndak mau ndak
nyambung juga
5. Apakah kamu tahu latar belakang (X) Ndak begitu bu, tapi pernah kerumahnya
alamat rumahnya/keluraganya? pas mengerjakan kelompok ,ditanya berapa
bersaudara jawabnya 2 tapi pas ditanya ini
siapa wa? Bilangnya punya kakak kandung
2 ndak mudeng bu dia
6. Menurut kamu, bagaimana sikap (X) Pendiam, kalau saya ndak ngajak dia ndak
dikelas? mau gabung bu
7. Bagaimana sosialisasi dengan teman2 Kalau mulai duluan ndak mau , harus
yang ada dikelas? orang lain yang ngajak duluan untuk bicara
7. Ketika mendapat tugas berkelompok Ndak mau mikir bu, dia diem aja padahal
apakah (X) aktif di dalam kelompok? dah tak bilangi melu mikir sitik-sitik tapi
tetap ndak mudeng kadang malah ditinggal
main hp
8. Didalam kelas dengan siapa biasanya (X) Dengan saya, kalo sya ajak main sama
bergaul? teman yang lain baru mau kalo tidak ada
saya ya ndak mau
9. Apakah kamu save wa no (X)? Iya bu
10. Ketika istirahat apa yang dilakukan (X)? Ya kadang saya ajak jajan tapi kadang ya
cuman diem dikelas main hp
11. Pernah tidak kamu melihat status wa (X)? Pernah , update statusnya dengan pacarnya
12. Apakah (X) pernah berkeluh kesah atau Ndak pernah bu, kalo ditanya ya jawab
menunjukkan sikap atau status yang sekedarnya
kurang wajar?
13. Apakah (X) mempunyai teman dekat? Punya, teman di luar juga ada sekedar
teman main kelompok.an
14. Apakah kamu mau membantu (siswa ybs) Mau bu, saya kasihan dengan dia
untuk menjadi lebih baik?
15 Kira-kira langkah apa yang kamu Diajari supaya lebih baik, misal dia ndak
lakukan? bisa mengerjakan ya saya bantu karena
memang anaknya ndak pahaman.
LINK VIDEO

https://youtu.be/_rWnhI73ZmU

Pewawancara

Fachrunnisa Yunitasari, S.Pd

KESIMPULAN

Siswa adalah teman sebangku X dan hampir tiap hari komunikasi dengan X bahkan untuk
keseharian disekolah siswa yang selalu mengajak X mulai ke kantin atau bergabung dengan yang
lain. Menurut siswa (informan) X adalah tipikal pendiam , tertutup dan dalam bersosialisasi
siswa tidak punya inisiatif sendiri untuk bergabung dengan teman yang lain. Siswa berpendapat
bahwa kemampuan X memang kurang dalam menangkap pembelajaran jadi informan merasa
kasihan sehingga untuk tugas dan lain lain lebih siswa sering membantu X.
C. WAWANCARA GURU (WALI KELAS)

Guru (Wali Kelas)


Topik Masalah : Peserta didik merasa dirinya berbeda dengan yang lain,
bodoh dan kurang kemampuan dalam berpikir sehingga
merasa dirinya minder dan tidak punya teman
Identitas responden
Nama : Fitriya Siskaningtyas, S.Pd
Jabatan/pekerjaan : Guru (Wali Kelas)
Umur : 30 tahun
Lama pengalaman bekerja : 6 tahun
Pendidikan terakhir : S1 (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Tempat tinggal : Sukodono, RT 04/RW 04 Tahunan Jepara
No wa : 088214880436
Waktu wawancara : Selasa , 25 Juli 2022

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah Ibu sudah mengetahui Sudah mengetahui untuk masalahnya, siswa
permasalahan siswa ibu atas nama memang spesial dan berbeda dari yang lain banyak
tsb? laporan dari bapak /ibu guru juga mengeluhkan
permasalahan siswa tsb
2. Apakah ibu sudah pernah Sudah pernah beberapa kali,mulai dari awal kelas
mengajak berkomunikasi siswa masuk dulu saya sudah pernah ngobrol dengan
tsb? siswa tsb
3. Bagaimana pendapat ibu Saya kira X adalah siswa yang memang berbeda
mengenai anak tsb? dengan lainnya, kemampuannya kurang tetapi
ketika didalam kelas siswa tetap masuk , sikapnya
sopan tapi memang dalam penangkapan mapel dia
memang lambat
4. Bagaimana siswa tersebut Mungkin karena X merasa kemampuannya kurang,
bersosialisasi di kelas dengan jadi dia merasa minder di kelas dan jarang
teman2nya? bersosialisasi dengan temannya, bahkan selalu
menyendiri hanya berbincang dengan teman
sebangkunya saja
5. Apakah dikelas ibu ada semacam Tidak ada bu, saya rasa anak2 di kelas semua
geng? Atau anak2nya hanya membaur satu dengan yang lainnya dengan baik
berkelompok dengan anak2 tetapi untuk X ini memang belum mau untuk
tertentu saja? bergabung. Karena ketika saya tanya teman2 yang
lain jawabnya kalau di dekati malah menghindar
dan membatasi diri, mungkin ada rasa minder
seperti itu ya
6. Apakah siswa kesulitan ketika Saya rasa tidak hanya tugas dari saya tugas dari bp
mendapatkan tugas dari ibu? ibu yang lain juga begitu karena sudah banyak
yang mengeluhkan apalagi kita tau sendiri dari
rapat pleno siswapun sudah menjadi perbincangan
dan perdebatan banyak pihak
7. Apakah ibu sudah pernah bertemu Sudah pernah , dulu pernah saat pemanggilan
dengan orang tuanya? pertama karena di awal siswa memang bermasalah
tidak pernah absen ketika daring , ternyata
ditemukan memang anaknya tidak bisa
menggunakan aplikasi jadi benar2 tidak paham
8. Apakah orang tua sebelumya Belum , karena permasalahan yang muncul
pernah mengutarakan akhirnya dulu dipanggil
permasalahan anaknya secara
inisiatif menghubungi ibu/
sekolah?
9. Apakah orang tua sudah Sudah, orang tua mengemukakan semenjak SMP
mengetahui masalah siswa tsb? juga pernah mengalami kasus yang sama tetapi
orang tua beranggapan wajar karena siswa pun bisa
lulus SMP
10. Bagaimana latar belakang siswa? Siswa dari keluarga menengah ke bawah
11 Ketika wawancara dengan orang Iya , orang tua menyatakan dirumah tidak ada
tua apakah sempat ibu bertanya masalah pendiam juga dirumah cuman memang
tentang keseharian siswa di biasanya kalau pergi main dekatnya dengan
rumah? tetangga dekat rumah, dirumah juga ortunya tidak
hentinya memberi perhatian sering ditanya juga
kekurangan tugasnya apa, tapi jawabnya sudah
sudah terus.
12. Menurut pendapat ibu, untuk Semisal nilai sikap dan ada usaha saya pikir bisa
kedepannya apakah siswa masih karena kan untuk kenaikan tidak hanya dari aspek
bisa diusahakan dijenjang kelas akademik saja ya, saya pikir insya Allah bisalah
berikutnya? cuman perli dibenahi memang dan butuh
pendampingan yang spesial.
LINK VIDEO:

https://drive.google.com/file/d/1Tv9LroEG32eDCfSEM2TM0f2nohJG76Me/view?
usp=sharing

Pewawancara
Fachrunnisa Yunitasari, S.Pd

KESIMPULAN

Wali kelas mengetahui kondisi siswa, sudah pernah bertemu dengan orang tua dan orang
tua juga mengutarakan kekurangan siswa dalam pemikiran, keseharian dirumah menurut orang
tua anak pendiam dan tertutup ketika ditanya pelajaran siswa menutupi dengan berkata paham
dan sudah ketika menyelesaikan tugasnya. Wali kelas juga sudah pernah berkomunikasi dengan
siswa mengetahui memang kemampuan siswa ada di taraf tersebut dan berdampak dengan diri
siswa yang sepertinya minder dan tidak punya teman di dalam kelas

D. WAWANCARA KOORDINATOR BK SMK

Koordinator Bimbingan dan Konseling


Topik Masalah : Peserta didik merasa dirinya berbeda dengan yang lain,
bodoh dan kurang kemampuan dalam berpikir sehingga
merasa dirinya minder dan tidak punya teman
Identitas responden
Nama : Siti Norastuti S.Pd
Jabatan/pekerjaan : Koordinator Bimbingan dan Konseling (ABKIN)
pemilihan Koordinator BK dikarenakan masalah ini
orang tua tidak berkenan untuk direferalkan ke ahli dan
kebijakan sekolah memilih koordinator BK.
Umur : 40 tahun
Lama pengalaman bekerja : 16 tahun
Pendidikan terakhir : S1 (Bimbingan dan Konseling)
Tempat tinggal : Sapen, RT 01/RW 02 Boja-Kendal
No wa : 081326318316
Waktu wawancara : Selasa, 25 Juli 2022
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Untuk permasalahan siswa X menurut ibu Kalau mendefinisikan siswa masuk kategori apa
masuknya dalam klasifikasi yang perlu tes yang dilakukan oleh tester maupun
bagaimana ya bu? psikolog ya, akan tetapi kan terkendala dengan
izin orang tua yang merasa tidak diperlukan tes
tersebut , kalo identifikasi dari saya menurut
saya anak masuk dalam klasifikasi slow learner
2. Apakah sebelumnya ibu sudah pernah Pernah, sebelumnya ada 2 kasus yang pernah say
menjumpai kasus yang seperti ini? jumpai tapi mungkin tidak separah ini, ada anak
teknik waktu dulu yang kasusnya hampir sama
kemudian juga bisa lulus dan menyelesaikan
studi dari SMKN 3 JEPARA yang satu kalau
tidak salah sekarang jadi guru pelatih drumband
di sekolah
3. Apabila ada, bagaimana cara ibu Kalau sebelumnya memang butuh perjuangan
menyikapi kasus tersebut? dan pendampingan yang ekstra karena anak2
yang didampingi, ibaratkan menjelaskan kepada
anak pada umumnya hanya 1 kali kalo kepada
anak2 seperti ini mungkin butuh beberapa kali
4. Bagaimana tanggapan Ibu mengenai Anak itu tidak ada yang merasa bodoh setiap
peserta didik yang merasa dirinya berbeda anak punya kelebihan dan kekurangan masing2
dengan yang lain, bodoh dan kurang tinggal bagaimana sudut pandang kita melihat
kemampuan dalam berpikir sehingga anak tsb
merasa dirinya minder dan tidak punya
teman?
5. Apakah menurut ibu X adalah siswa yang Menurut saya kok tidak ya, karena anak dalam
berkebutuhan khusus? berkomunikasi juga masih bisa masih ada di
tahapan wajar cuman tadi punya kekurangan
yang berbeda dengan temannya hanya pada taraf
atau tingkat pemahamannya, fisik dll pun tidak
memperlihatkan ke arah sana
6. Apakah siswa bisa menyesuaikan di Selama siswa punya niat dan komitmen,
sekolah formal? etikanya baik maka tidak ada yang tidak
mungkin
7. Apakah sekolah formal bisa menangani Selama siswa mempunyai komitmen dan ada
maupun mendampingi kasus siswa X niatan bisa tetap mengikuti dan memenuhi
tersebut? standart kenaikan maka pasti bisa tapi memang
butuh pendekatan, pendampingan yang sesuai
8. Apakah kasus seperti ini perlu Saya kira belum perlu, apabila untuk menangani
direferalkan ke ahli? kemampuan siswa kita butuh kolaborasi misal
dengan tester maupun psikolog tapi untuk arah
perubahan pemikiran irasionalnya saya kira tidak
perlu
9. Apabila perlu, kira-kira apa yang harus Yang perlu dilakukan adalah komunikasi lebih
dilakukan apabila orang tua tidak lanjut dengan orang tua, mungkin orang tua
berkenan untuk mereferalkan kasus tsb? perlu dipahamkan dan diberi penjelasan detail
tentang permasalahan anaknya
10. Langkah yang seharusnya saya ambil Kita lihat terlebih dahulu kasus anak, utk
harus bagaimana geh apalagi untuk penyamaan persepsi kita samakan yang perlu
sekolah formal kita harus berpedoman disamakan adalah untuk standart
menyamakan anak dengan yang lain? KKM ,kehadiran, dan sikap tetapi untuk layanan
pastinya di sesuaikan dengan kebutuhan siswa
11 Kemudian baiknya menggunakan layanan Saya rasa yang perlu kita kembangkan dan kita
maupun teknik yang seperti apa ya bu tangani adalah pemikiran irasionalnya dengan
untuk mengatasinya? pendekatan REBT tekniknya nanti disesuaikan
12. Menurut pendapat ibu, untuk kedepannya Selama siswa punya komitmen dan niat pasti
apakah siswa masih bisa diusahakan bisa walaupun dengan kekurangan seperti X
dijenjang kelas berikutnya?
LINK VIDEO:

https://drive.google.com/file/d/10f6E-JASgeNNniM2V3fLh6vBvOIEjGvY/view?usp=sharing
Kesimpulan:

Menurut koordinator BK siswa belum perlu direferalkan akan tetapi mungkin perlu
berkolaborasi dengan tester /psikolog untuk masalah kemampuan apabila diperlukan dan
mendapat persetujuan dari orang tua. Untuk kedepannya mungkin lebih difokuskan ke arah rasa
minder siswa itu sendiri yang merasa dirinya bodoh, kurang kemampuan dalam berpikir, dan
merasa tidak punya teman. Selama ada komitmen dan niat dari siswa itu sendiri dirasa siswa bisa
menyesuaikan di sekolah formal. Kemudian untuk siswa baiknya difokuskan ke arah bagaiman
siswa tadi mau menerima kekurangan diri dari pikiran irasional ke rasional menggunakan
pendekatan REBT.

Anda mungkin juga menyukai