Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KAJIAN TEORI
A. Reformasi Pendidikan
Reformasi berasal dari kata "re" dan "formasi". "Re" berarti kembali
sosial, politik, ekonomi atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara.
Dalam bahasa arab, reformasi sering diartikan sebagai tajdid maupun islah.
bernegara.
Hal ini dimaklumi reformasi jika ditinjau segi sejarah adalah reformasi
agama di Eropa. Pada abad ke-16 satu abad setelah berlangsungnya era
35
36
pencerahan di dunia ilmu yang pada hakikatnya pembebasan akal dan dari
sesuatu hal yang lebih baru, dengan cara memperkokoh sesuatu yang
Pengertian ini akan lebih jelas jika dibedakan dengan revolusi. Konsep
cita.
masyarakat”.
membuat sistem administrasi sebagai badan atau agen yang lebih efektif
Quah (dalam Arief Idiris 2013: 136) yang dikutip oleh Ismiyarto (2016: 4)
dan prosedur birokrasi publik dan sikap serta tingkah laku birokrasi untuk
kehidupan dalam aspek politik, ekonomi, hukum, social dan tentu saja
esensi dari reformasi itu menjadi kabur, karena belum adanya konvensi
dengan arti, maksud, dan tujuan yang berbeda. Istilah reformasi diartikan
“form” atau bentuk dari sesuatu bentuk yang dianggap lebih baik, atau
misalnya karena bentuk yang ada dinilai sudah menyimpang dari bentuk
dasar, yaitu:
kesepakatan bersama.
39
dari kata didik lalu mendapat imbuhan pe-an artinya memelihara dan
masyarakat.
kini maupun di masa yang akan datang”. Menurut Sutrisno (2016: 29),
unsur yang berhubungan erat antara unsur satu dengan unsur yang lain
tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar anak tesebut memperoleh
kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya dapat bermanfaat bagi
dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Selain dari itu
muda sebagai usaha generasi tua dalam menyiapkan fungsi hidup generasi
ada pada diri individu manusia agar mencapai tujuan atau target tertentu
inovasi. Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, metode baru atau sarana
mahasiswa.
rendah.
mungkin sesuai.
pendidikan bagi kaum miskin dan skema atau kebijakan yang bersifat
Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, para peserta didik menegaskan
tata kelola dan evaluasi pengajaran peserta didik telah menjadi praktik
standar (Levin:2000).
44
dalam peran yang lebih besar bagi peserta didik telah diperbarui. Namun
alasan untuk mengusulkan keterlibatan peserta didik yang lebih besar telah
bergeser. Pada 1960-an dan awal 1970-an, kekuatan peserta didik pada
antara para guru. Kepala sekolah dengan kolaborasi tinggi dan budaya
paling bermanfaat.
halnya bagi orang lain.” Perlu bahwa upaya oleh guru untuk berubah
ingin kita lakukan untuk guru. Jika partisipasi oleh mereka yang
kita dapat belajar lebih banyak tentang bagaimana proses kelas dan
reformasi.
apa yang menjadi kesulitan dalam belajar, tentang apa yang membuat
peluang kerja yang dirasakan atau struktur keluarga atau peran gender
praktik penilaian yang tepat, dan aspek penting lainnya dari kehidupan
pandangan ini.
saat ini serta memikirkan tentang perubahan lain yang mungkin benar-
1999). Seperti yang dikatakan Fullan (1991:182), "... kita hampir tidak
mereka."
Data dan opini peserta didik juga dapat memiliki efek kuat pada
aktif untuk berubah karena mereka takut apa yang mereka anggap
bersekolah, dan orang tua benar-benar mendengar, akan ada jauh lebih
Salah satu hasil penelitian ini adalah peserta didik memiliki pengaruh
Data dan opini peserta didik juga dapat memiliki efek kuat pada
dan Schultz (1992: 482), "Tidak adanya pengalaman peserta didik dari
pembelajaran (Pirik & Peterson, 1999). Pengakuan luas dari posisi ini
2
Pembelajaran Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama.
Teori konstruktivisme memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak
secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman
dan interaksi mereka
51
akan lebih banyak pertanyaan dan pendapat oleh peserta didik tentang
dianggap sebagai bidang tugas para guru akan menjadi masalah yang
Class Two " (Nicholls & Hazzard, 1993). Dijelaskan dalam buku ini,
literatur substansial tentang motivasi (mis. Deci & Ryan, 1985; Kohn,
apa yang berkontribusi pada kerja keras mereka. Bagi peserta didik,
gagasan kerja keras terkait erat dengan keterlibatan dalam tugas yang
di antara murid-murid ini adalah untuk cara kerja yang lebih mandiri
berakar pada sifat dasar pendidikan, tidak hanya dalam hal pedagogik
Peserta didik bukanlah bahan mentah yang akan dibentuk, seperti yang
tetapi mau tidak mau pembentuk, untuk yang lebih baik atau lebih
buruk, dari diri mereka sendiri. Tentu saja orang membentuk diri
memiliki dampak yang kuat pada apa yang peserta didik pilih untuk
lakukan. Tetapi minat kita akhirnya harus terletak pada apa yang
peserta didik pilih, dan itu berarti bahwa kita harus lebih
memperhatikan daripada saat ini apa yang dilakukan oleh peserta didik
bahwa peserta didik perlu memiliki andil yang lebih besar dalam
beberapa pemikiran ini telah diterapkan pada guru sebagai bagian dari
(Hargreaves, 1994).
B. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
pengertian luas dan khusus. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan
pertama, adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
55
belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi interaksi siswa dengan guru
antara sesama peserta didik, guru dengan peserta didik dan dengan sumber
mengajar.
atau menata sejumlah sumber potensi secara baik dan benar, sehingga
lebih baik. Selama proses pembelajaran, tugas guru yang paling utama
di sekolah
adalah suatu peristiwa atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka
Jadi di dalam pembelajaran itu ditemukan dua pelaku yaitu pelajar dan
dalam perilaku peserta didik sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan
pendidik dan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar dalam
2. Komponen-Komponen Pembelajaran
dan evalusi.
a. Peserta didik
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik
bertahap.
didik adalah seseorang dengan segala potensi yang ada pada dirinya
b. Guru
c. Tujuan Pembelajaran
media pembelajaran
d. Materi/isi
e. Metode
berlangsungnya pembelajaran.
62
1) Metode ceramah
3) Metode diskusi
dengan teman-temannya.
adanya satu atau lebih tugas yang diberikan oleh guru dimana
6) Metode simulasi
a) Metode Ceramah
secara lisan dan pada saat yang sama materi tersebut diterima oleh
sekelompok subyek.
b) Metode Diskusi
c) Metode Tugas
e) Metode Karyawisata
empiris.
65
f) Metode Seminar
individual mereka.
a) Metode ceramah
b) Metode tanya jawab
c) Metode diskusi
d) Metode demonstrasi
e) Metode kerja kelompok
f) Metode pemberian tugas
g) Metode eksperimen
h) Metode penemuan
i) Metode simulasi
j) Metode pengajaran unit
pembelajaran adalah strategi atau cara yang dilakukan oleh guru dalam
f. Media Pembelajaran
66
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
belajar mengajar.
mutakhir:
cartridge
multi image
dan video
out)
(peta, boneka )
jarak jauh
68
dipersingkat
diperlukan
mengurangi verbalisme.
dalam belajar.
ada.
faktor serta kriteria pemilihan media agar sesuai dengan apa yang akan
disampaikan.
g. Evaluasi
oleh guru. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir
diartikan sebagai seperangkat alat atau cara dari berbagai proses yang
3. Prinsip-prinsip Belajar
sebagai berikut.
kelakukaannya.
pembelajar.
c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi
j. Prinsip konteks.
prinsip belajar tidak lepas dari persiapan belajar, proses dalam belajar dan
serta potensi dari masing-masing individu agar merasa siap untuk belajar.
Dalam proses belajar, motivasi, minat dan bakat sangat diperlukan agar
4. Ciri-ciri Belajar
73
laku yang disadari atau disengaja oleh individu tersebut. Dia juga
hasilnya belajar.
guru yang belajar tentang tipe tipe cara belajar anak. Setelah dia belajar
dia paham bahwa setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda,
Hal ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada individu akibat
Menurut Djamarah dan Zain (2010: 15) adapun ciri-ciri belajar adalah
sebagai berikut:
belajar.
permanen yaitu perubahan tersebut akan selalu menetap dan tidak akan
yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah kepada sebuah
Setelah melihat ciri-ciri belajar menurut Djamarah (2010: 15) dan ciri-
seorang nelayan atau bujang dalam zaman yunani kuno yang pekerjaannya
paedagogos. Istilah ini berasal dari kata paedos yang berarti anak, dan
kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup,
orang dewasa (orang yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah,
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
78
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
jawab.
salah satu dari sekian banyak istilah yang muncul dalam studi
negaranya.
Pendidikan non formal sudah ada sejak dulu dan menyatu di dalam
lahirnya pendidikan sekolah. Gerakan atau dahwah nabi dan Rosul begitu
80)
Ada juga tujuan belajar di jalur pendidikan non formal yang ditujukan
nilai hidup. Contoh program pendidikan non formal yang ditujukan untuk
2012:44)
sebagai berikut:
dipergunakan.
berkesinambungan.
didik.
(Abdulhak 2012:205)
Jenis dan isi pendidikan non formal pada dasarnya bergantung pada
kebutuhan pendidikan.
1) Pendidikan Keaksaraan
terbebasnya populasi sasaran dari buta baca, buta tulis, buta bahasa
2) Pendidikan Vokasional
3) Pendidikan Kader
masyarakat.
2011:91)
sebagainya)
sebagainya)
a. Sasaran Pelayanan
terpadu
tenaga yang produktif, siap kerja dan siap untuk usaha mandiri
1) Masyarakat Pendesaan
86
2) Masyarakat Perkotaan
3) Masyarakat Terpencil
2) Khalayak
87
sepanjang hayat, sejak anak usia dini sampai dengan orang usia
audiens, tidak saja ditinjau dari segi usia, tetapi juga karakteristik
terbatas.
(Abdulhak 2012:45).
88
a. Lembaga kursus
b. Lembaga pelatihan
c. Kelompok belajar
juga sebagai dua akronim dari belajar dan bekerja serta kelompok
tempat belajar yang bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam
dan lainnya.
e. Majlis Ta`lim
ditetapkan satuan pendidikan sejenis (UU No. 2003 pasal 26 ayat 4).
melalui media massa (cetak dan elektronik) dan majlis ta`lim (dalam
Non Formal)
D. Kerangka Berfikir
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri
formal (jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
(jalur pendidikan keluarga dan lingkungan) yang dapat saling melengkapi dan
saling memperkaya.
paket yang spesifik dan biasanya lahir dari kebutuhan yang sangat diperlukan;
skuesnsi materi pelajaran atau latihannya relatif lebih luwes; tidak berjenjang
dasar, menengah, dan tinggi, hal itu juga tidak seketat perjenjangan pada
seberapa tersandarkan.”