Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FARMASI INDUSTRI
DISTRIBUSI OBAT
a. Warehouse
Warehouse merupakan sarana pendukung untuk kegiatan produksi di industri farmasi
yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku atau bahan awal, bahan pengemas, dan
obat jadi yang belum disalurkan. Warehouse mempunyai fungsi penting dalam menjaga
mutu obat jadi sampai disalurkan ke konsumen. Apabila warehouse di Industri Farmasi
tersebut juga sebagai pusat distribusi yang dapat melakukan penyaluran ke fasilitas
distribusi maupun pelayanan secara langsung maka harus menerapkan pedoman CDOB
(Aditya dan Musfroh, 2020). Pelaksanaan penyimpanan yang sesuai akan
menghindarkan dari kesalahan serta penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab,
menjaga stok obat, serta memudahkan penelusuran dan monitoring obat (Aditya dan
Saputri, 2020).
b. Operasional CDOB
Penerimaan
● Ceklist penerimaan obat dan/atau bahan obat meliputi: nama pemasok yang
disetujui, nama barang, nomor ijin edar (untuk obat), nomor bets, tanggal
kadaluwarsa, jumlah fisik, keutuhan fisik kemasan produk, keutuhan kontainer,
keutuhan segel kontainer, Certificate of Analysis (CoA) untuk bahan obat.
● Batas obat yang dapat diterima yaitu mendekati tanggal kadaluwarsa yaitu 3 bulan
sebelumnya yang harus terdapat pernyataan bahwa obat dan/atau bahan obat
tersebut dapat diterima oleh penerima.
● Catat obat yang diterima di ceklist penerimaan dan kartu stok.
Penyimpanan
● Jika volume pemesanan melampaui kapasitas penyimpanan, fasilitas distribusi
harus mengajukan permohonan penambahan atau perubahan gudang dan telah
mendapatkan persetujuan penambahan atau perubahan gudang.
● Penyimpanan obat/bahan obat terpisah yaitu harus berbeda
rak/ruang/lemari/ruangan dan diberi label sesuai dengan analisis risiko, misalnya
risiko kontaminasi, aroma.
● Dalam penyimpanan harus dilakukan pemantauan suhu.
● Obat/bahan obat status ditolak, ditarik atau diduga palsu disimpan kondisi terkunci.
● Pemastian FEFO dikawal melalui: pencatatan nomor bets dan kadaluwarsa saat
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran (manual dan komputerisasi).
● Untuk pencegahan kerusakan atau kontaminasi akibat tumpahan, maka obat
dan/atau bahan obat yang berupa cairan diletakkan pada rak paling bawah.
● Penyimpanan obat dan/atau bahan obat harus diletakkan di atas pallet atau rak.
● Stock opname secara berkala berdasarkan pendekatan risiko adalah pelaksanaan
stock opname berdasarkan prioritas dengan mempertimbangkan kriteria risiko
seperti:
1. Produk narkotika dan psikotropika.
2. Nilai produk
3. Produk dingin dll.
● Investigasi selisih stock dilakukan di bawah pengawasan APJ.
Pemisahan
● Penyimpanan narkotika, psikotropika dan prekursor harus terpisah sesuai peraturan
perundang-undangan.
● Penyimpanan berdasarkan analisis risiko dilakukan pada bahan obat yang berisiko
tinggi seperti, golongan betalaktam (penisilin dan non-penisilin), hormon seks, dan
sitostatika.
Pemusnahan
Bahan obat yang dinyatakan tidak memenuhi syarat (rusak/reject) harus dicatat dan
dikarantina pada lokasi yang aman. Jika diputuskan untuk dimusnahkan maka pemusnahan
harus dilakukan sesuai dengan ketentuan dan dilaporkan kepada Badan POM (BPOM,
2015).
c. Transportasi
1. Peralatan keamanan tambahan pada kendaraan untuk pengiriman dapat berupa
kunci pengaman.
2. Peralatan keamanan untuk personil dapat berupa alat pelindung diri, alat
komunikasi dan GPS.
3. Dokumentasi berupa faktur penjualan/surat pengiriman barang/surat jalan.
4. Jadwal pengiriman disesuaikan dengan
- jadwal moda transportasi
- perkiraan waktu kedatangan di sarana tujuan pengiriman
- kondisi geografis perjalanan, dan
- kondisi keamanan selama perjalanan.
5. Jika terjadi kondisi yang tidak diharapkan, laporkan dengan segera, yaitu tidak lebih
dari 24 jam setelah kejadian.
6. Jika terjadi pencurian atau kehilangan selama transportasi, harus dilengkapi berita
acara pencurian (form B) dari pihak kepolisian.
7. Kendaraan yang digunakan untuk pengiriman harus dalam kondisi baik dan layak
jalan.
Kondisi ruang penyimpanan dalam kendaraan harus:
- Tidak terpengaruh cahaya, suhu, kelembaban, bau menyengat dan kondisi buruk
lain.
- Bersih, kering dan bebas dari masuknya binatang pengerat, hewan atau
serangga.
Peralatan dapat berupa:
- Pallet
- Kontainer pengiriman
- Cool box
8. Penanganan obat dan/atau bahan obat dalam pengiriman:
a. Cara pengemasan
b. Pemisahan berdasarkan bentuk sediaan
c. Material kemasan
d. Segel kemasan
9. Dilakukan monitoring suhu, kelembaban dapat dimonitor dan dicatat pada saat
keberangkatan dan saat diterima sesuai persyaratan validasi pengiriman.
10. Sistem penomoran spesifik dilakukan untuk mencatat nomor dokumen, tujuan
pengiriman, nomor kendaraan yang digunakan dan nama pengemudi (BPOM,
2015).
c. Indentification
List daftar penempatan barang dan peta gudang ini berguna untuk
membantu Staff dalam mencari barang, sehingga staff dapat mengetahui
langsung lokasi pasti dari barang yang akan diambil atau disimpan. Ada 3 list
daftar yaitu list daftar untuk stock gudang, list daftar untuk stock mekanik,
dan list daftar untuk arsip. Pada setiap list daftar diurutkan berdasarkan nama
setiap barang dan arsip. Keterangan nomor rak dan nomor lemari diberikan
pada list daftar untuk stock gudang dan stock mekanik saja. Pada list daftar
arsip gudang keterangan yang diberikan adalah keterangan metode simpan,
media simpan, lokasi penyimpanan, dan warna label. Pada bagian dalam
setiap rak lemari penyimpanan barang juga diberikan list daftar penempatan
barang agar pekerja yang akan mengambil barang menjadi lebih mudah
dalam melakukan pengambilan dan pencarian barang pada tiap lemari. List
daftar penempatan barang pada setiap rak lemari ini hanya diberikan pada
lemari 3 dan 4 karena barang yang terdapat pada lemari tersebut cukup
banyak dan merupakan barang yang rutin digunakan. Contoh list daftar
penempatan barang dalam rak lemari.
2. Bar coding
3. RFID
Pallet Mover / Hand Pallet Electric merupakan alat yang digunakan untuk
mengangkat / memindahkan barang yang digerakan secara elektrik (dengan cara naik
turun ataupun maju mundur).
JENIS PERALATAN MATERIAL HANDLING :
Conveyor digunakan untuk aliran material yang kontinyu dengan proses
produksi massal. conveyor terdiri dari beberapa macam yaitu wheel conveyor ;
belt conveyor ; chain conveyor ; roller conveyor ; screw conveyor dan lainnya.
● Wheel Conveyor terbuat dari roda kecil dari baja / bantalan
plastik dimana beban disimpan pada bantalan dengan cara
didorong atau berdasarkan gaya gravitasi untuk gerakan maju
material.
● Belt Conveyor ini umumnya digunakan untuk pergerakan
material yang mana hal ini digunakan untuk kegiatan produksi
massal.
● Chain Conveyor digunakan untuk memindahkan material berat.
Hal ini digunakan dalam kegiatan produksi massal juga.
● Roller Conveyor digunakan pada dermaga (docks) untuk
mempercepat bongkar muatan barang. Hal ini serupa dengan
wheel conveyor akan tetapi digunakan dengan tenaga.
● Screw Conveyor umumnya terbuat dari logam yang
mengarahkan materi diturunkan dari tingkat lebih tinggi ke
tempat lebih rendah. Bentuk saluran material dapat lurus / spiral
untuk menghemat ruang serta digunakan dalam industri
penanganan massal.
Crane (Derek) dan Hoists (Kerekan) adalah suatu peralatan diatas yang
digunakan untuk memindahkan beban secara terputus - putus dengan area
terbatas. Berikut ini adalah tipe dari crane antara lain Jib Crane ; Bridge Crane
; Grantry Crane ; Stacker Crane ; Tower Crane dan lain - lain.
● Jib Crane merupakan suatu perangkat kerek yang bergerak
horizontal dipasang pada tiang vertikal dan ledakan horizontal
dapat memutar untuk mencapai berbagai jangkauan.
● Bridge Crane adalah alat pengangkat yang dipasang pada sebuah
jembatan (penyangga yang kuat).
● Grantry Crane pada dasarnya sama dnegan bridge crane
berjalanan di rel di pasang di permukaan tanah.
● Stacker Crane adalah alat penyangga vertikal pada sebuah kereta
dipasang pada perangkat yang mirip dengan bridge crane dan
dilengkapi dengan garpu untuk menempatkan atau mengambil
barang di rak penyimpanan.
Trucks merupakan alat yang digerakan dengan tangan atau mesin yang
dapat memindahkan material dengan berbagai macam jalur yang ada. Berikut
ini adalah alat yang termasuk bagian dari trucks :
● Hand trucks (Hand lift and trolley)
● Fork lift trucks
● Fork trucks
● Trailer trucks
Factory Automation :
1. Automated Guided Vehicles (AGV)
2. Transfer cars
3. Electrified Monorail Systems
4. Material Handling
5. Skillet Systems
Informasi Obat
- Resep yang dapat dilayani adalah Resep elektronik dan Resep non elektronik yang
dapat diverifikasi.
- Resep yang tidak dapat dilayani adalah resep yang tidak bisa diverifikasi dokter
penulis resepnya dan menunjukkan indikasi potensi adanya penyalahgunaan obat.
- Resep harus disimpan setidaknya 5 tahecara tertulis dengan disertai dengan
tandatangan Apoteker, atau dengan video call, telpon, atau alat elektronik lain yang
dapat dipastikan integritasnya.
Produk
Pengiriman
- Pengantaran dapat dilakukan oleh jasa pengantaran yang merupakan bagian dari
apotek maupun pihak ketiga penyedia jasa antaran yang memiliki perjanjian
kerjasama dengan apotek dan PSE e-Farmasi.
d. delivery → (alfreda)
Menurut CDOB (BPOM, 2012) terdapat dua suhu penyimpanan pada fasilitas
pedagang besar farmasi yaitu:
1. Chiller atau cold room (suhu 2oc s/d 8oc), untuk menyimpan vaksin dan serum
dengan suhu penyimpanan 2oc s/d 8oc, biasanya digunakan untuk penyimpaan
vaksin campak, BCG, DPT, TT, DT, Hepatitis B, DPT-HB.
2. Freezer atau freezer room (suhu -15oc s/d-25oc) untuk menyimpan produk
beku contohnya vaksin polio.
Chiller dan freezer yang digunakan harus dirancang sesuai tujuan penyimpanan
produk rantai dingin dan mampu menjaga suhu yang dipersyaratkan. Termometer
yang sudah terkalibrasi diletakkan di titik yang paling akurat dan mewakili, hal ini
dibutuhkan untuk memantau secara terus menerus suhu selama operasional. Titik
suhu yang akurat dan mewakili seluruh tempat penyimpanan ditentukan dengan
pemetaan suhu titik kritis.
Suhu pada penyimpanan produk rantai dingin dimonitor minimal 3 (tiga kali)
sehari dan tersedia alarm untuk menunjukkan apabila terjadi penyimpangan suhu.
Setting alarm untuk penyimpanan vaksin disarankan pada suhu 2,5 – 7,5 °C, untuk
penyimpanan vaksin 2-8 °C, alarm harus diperiksa secara berkala untuk memastikan
alarm berfungsi dengan baik (BPOM, 2015). Permasalahan listrik padam juga harus
dapat ditangani dengan memiliki generator agar kualitas produk tetap terjaga pada
suhu yang dipersyaratkan.
Selain bangunan dan fasilitas yang, personil yang menangani produk rantai
dingin juga harus memahami tanggung jawab khusus dalam penanganannya.
Personil yang terlibat antara lain adalah penanggung jawab fasilitas distribusi,
petugas gudang (penerimaan, penyimpanan, pengepakan), dan pengemudi
kendaraan transportasi.
Pengepakan produk rantai dingin harus dimasukkan ke dalam cool box serta
ditambahkan ice pack. Cool box tersebut kemudian dimasukkan kedalam kendaraan.
Jumlah ice pack yang dibutuhkan bervariasi berdasarkan jarak dan lamanya proses
pengiriman. Suhu pada saat pengiriman juga dipantau menggunakan data logger atau
EDLM (Electronic Data Logging Monitors). EDLM dapat mencatat suhu pada
interval yang ditentukan selama periode waktu tertentu. Produk rantai dingin yang
akan dikirim harus dilakukan pengecekan oleh apoteker penanggungjawab dengan
mengisi formulir pemantauan suhu produk dalam cool box.
Produk rantai dingin dapat rusak dengan berbagai cara yang tidak terduga
selama operasional (misalnya; karena listrik mati, chiller atau freezer rusak,
transportasi pengiriman yang tidak sesuai atau kesalahan dalam kondisi
penyimpanan). Insiden ini dapat mempengaruhi hanya beberapa produk obat di
tempat tertentu atau dapat mempengaruhi seluruh produk karena kerusakan chiller
atau freezer. Pendistribusian obat yang disimpan secara tidak sesuai dapat memiliki
konsekuensi yang besar terhadap konsumen. Beberapa produk rantai dingin dapat
dipengaruhi oleh perubahan suhu yang singkat atau lama: sejumlah obat mungkin
kehilangan beberapa efikasinya dengan sedikit relevansi klinis, sementara yang lain
dapat kehilangan efikasinya secara total atau bahkan menjadi toksik.
6. Cold Chain System
Rantai dingin adalah seperangkat aturan dan prosedur yang memastikan penyimpanan
dan distribusi vaksin yang tepat ke layanan kesehatan dari tingkat nasional hingga lokal.
Rantai dingin saling berhubungan dengan peralatan pendingin yang memungkinkan
vaksin disimpan pada suhu yang direkomendasikan untuk mempertahankan potensinya.
a. Storage Device → fasilitas yang diperlukan pada storage device antara lain
penyimpanan vaksin, walk-in fridge (WIC), walk-in fridge (WIF), deep
freezer (DF), lined refrigerator (ILR), truk berpendingin, Mobil, pembawa
vaksin bekas. Untuk mendistribusikan vaksin diperlukan lemari es, rak
vaksin dan kantong es (Prakoso, 2021).
b. Temperature Recording
Tujuan dari temperature recording adalah untuk memastikan bahwa vaksin
disimpan pada suhu yang direkomendasikan dan peralatan cold-chain
berfungsi dengan baik.
● Freeze indicator
○ adalah perangkat elektronik untuk memantau vaksin yang
terpapar suhu kurang dari 0 °C.
○ Jika indikator terkena suhu di bawah 0 °C selama lebih dari 60
menit, tampilan akan berubah dari status "baik" menjadi status
"alarm X".
○ Setelah berubah menjadi X, itu tidak dapat digunakan kembali
atau disetel ulang dan harus dibuang.
○ Umur simpannya adalah lima tahun. Vaksin tidak boleh
digunakan tanpa melakukan shake test ketika label beku
menunjukkan tanda “X”.
Do’s Don’t
terlepas dari bakat atau keterampilan mereka, terlibat dalam beberapa fungsi
Nur, A. 2016, Studi Prospektif Dampak Intervensi Sosialisasi terhadap Kejadian Nyaris
Cidera Pelayanan Kefarmasian di Apotek Rawat Jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo Periode
April-Mei 2016, Skripsi, Jakarta.
Prakoso, B. S. (2021). Kajian Literatur: Penerapan Sistem Cold Chain Dalam Upaya
Pemeliharaan Kualitas Vaksin.
Apple, James M. (1990) Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga.
Bandung: ITB.
BPOM, 2020. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB). Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
Cold Chain Transport https://subzero.uk.com/a-beginners-guide-to-cold-chain-
transportation-and-logistics/. Diakses: 12 september 2022.
Factory Automation (2010)
http://www.conductix.cz/index.asp?id=31&e1=11&lang=E
Hadiguna, R. A. dan Setiawan, H. (2008). Tata Letak Pabrik, Yogyakarta, Andi.
Meyers, Fred E. (2005). Manufacturing Facilities Design and Material Handling, 3rd
Editon, USA: Prentice Hall.
Purnama, Hadi (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas, Yokyakarta: Graha
Ilmu
Cook, A. G. 2016. Forecasting for the Pharmaceutical Industry: Models for New
Product and In-Market Forecasting and How to Use Them. United Kingdom: Taylor &
Francis.
BPOM, 2020, PEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK.
BPOM, 2015, PETUNJUK PELAKSANAAN CARA DISTRIBUSI OBAT YANG
BAIK BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
Aditya, W.A. and Musfiroh, I., 2020. Analisis Kesesuaian Kegiatan Pergudangan dan
Pemetaan Proses Pergudangan pada Salah Satu Warehouse Industri Farmasi di Jakarta.
Majalah Farmasetika, 5(3), pp.94-108.
Aditya, W.A. and Saputri, F.A., 2020. Analisis Kesesuaian Sistem Kegiatan
Operasional pada Salah Satu Gudang Pedagang Besar Farmasi (PBF) di Bandung. Farmaka,
18(3), p.19.
Rogers, B., Dennison, K., Adepoju, N., Dowd, S. and Uedoi, K. 2010, Vaccine Cold
Chain Part 1. Proper Handling and Storage of Vaccine, AAOHN Journal, 58(8) : 337-346.
WHO. Immunization handbook for Medical Officers, Cold Chain and logistics
management Unit 4