Pengaruh Nutrisi Terhadap Timbulnya Ketosis Pada Sapi Laktasi
Pengaruh Nutrisi Terhadap Timbulnya Ketosis Pada Sapi Laktasi
Karya Ilmiah
Oleh :
BUDI AYUNINGSIH
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PETERNAKAN
SUMEDANG
2007
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
II. KETOSIS (ACETONEMIA) PADA RUMINANSIA ................. 3
2.1 Pengertian Ketosis .................................................................... 3
2.2 Sumber dan Pembentukan Badan-Badan Keton ........................ 4
2.3 Tempat Terjadinya Ketogenesis dan
Pemanfaatan Badan-Badan Keton............................................. 6
2.4 Penyebab Timbu1nya Ketosis................................................... 8
2.5 Proses Terjadinya Ketosis......................................................... 10
III. PENGARUH NUTRISI TERHADAP
TIMBULNYA KETOSIS............................................................. 12
3.1 Pengaruh Ransum Terhadap Timbulnya Ketosis ....................... 12
3.2 Penanggulangan dan Pencegahan Ketosis Pada Sapi Perah ....... 15
IV KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 17
4.1 Kesimpulan .............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
KATA PENGANTAR
dapat membuat Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pengaruh Nutrisi Terhadap
Pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah merupakan salah satu kegiatan
rutin yang dilakukan penulis selaku staff pengajar Fakultas Peternakan Universitas
Karya Tulis Ilmiah dapat terwujud berkat bantuan semua pihak, khusunya
Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNPAD. Pada kesempatan yang baik ini
Oleh karena itu penulis akan merasa senang hati apabila ada kritik dan saran para
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
ternak baik berupa daging atau susu merupakan manifestasi dari makanan yang
dikonsumsi oleh ternak yang bersangkutan. Oleh karena itu makanan merupakan
salah satu faktor penting di dalam usaha peternakan, terutama terhadap tinggi
rendahnya produksi. Hal ini terbukti pada sebagian besar kelompok sapi perah.
makanannya baik.
Bile keadaan atau susunan ransum yang diterima ternak. tidak seimbang, seperti
dapat berubah apabila ada kelainan proses metaboiisme. Ada beberapa kelainan
yang dapat mempengaruhi sapi perah. Yang paling sering terjadi salah satunya
adalah ketosis. Karena sapi perah kita terus berkembang ke arah potensi genetik
2
yang lebih tinggi dalam produksi susu . maka pengelolaannya harus ditingkatkan
rendahnya produksi susu dan hilangnya bobot badan. Bau aceton dapat dicium
pada susu atau dari udara pernapasannya (Chase, 1990). Menurut Luick et al.
(1967) ketosis akan menurunkan kandungan lemak susu, laktosa dan casein.
BAB II
dalam urin disebut ketonuria. Keadaan keseluruhari ini disebut juga ketosis
(Hamper, 1979)
aceton (CH3-CQ-CH3) dan suatu komponen keempat ditemukan dalam usus ysitu
isopropanol, tapi zat ini tidak timbul setiap saat (Bergman, I970).
merupakan intermediete oksidasi asam lemak tapi juga dengan cepat dibentuk dari
dalam keadaan ketosis, hati tidak dapat mengubah badan-badan keton menjadi
acetoacetyl-CoA . Hal ini disebabkan hati defisien dalam sistem enzim yang dapat
yang tidak stabil, bentuk aceton dan CO2 tidak dapat diubah (Bergman, 1970).
Betahidroksi butirat secara kuantitatif merupakan badan keton yang paling banyak
glukoqenik pada sebagian kecil non-ruminansia, misalnya pada tikus. Aceton ini
mudah menguap dan berbau khas yang timbul pada saat respirasi (Luick et al,
1967).
adalah asam lemak, terutama asam lemak bebas yang mempunyai 16-18 karbon
rantai panjang yang dimobilisasi dari depot lemak yaitu jaringan lemak atau
Keton
pada non-ruminansia hanya terjadi di hati saja seperti terlihat pada label 1.
(Bergman, 197O).
glukosa. Bila badan-badan keton terlalu banyak maka jaringan tidak dapat lagi
Tabel 1 Produksi (+) atau Pemanfaatan (-) dari Badan Badan Keton Oleh
Berbagai Jaringan
Hati + + +
Rumen + + +
Paru-oaru domba + - -
Otot, berkontraksi - + -
Otot, relaksasi - + -
Otak manusia - - -
AcAc = Acetoacetat
Total = BHB + AcAc
Sumber : Bergman, 1V70
adalah sumber penting untuk energi pada saat puasa, seperti yang dikemukkan
oleh Fox (1970), bahwa puasa dapat mengobati ketosis pada ruminansia.
CoA oleh reaksi denqan succinyl-CoA atau dengan ATP dan CoA. Thiolisis
(Allen, 1970).
jaringan ekstrahepatik hanya sedikit sekali. Bila dalam keadaan ketosis dimana
berkurang bahkan menjadi toksik. Untuk ini badan-badan keton yang berlebihan
harus dikeluarkan dari tubuh melalui air susu, urin dan sebagian aceton akan
(Bergman, 1970). Hal ini sesuai dengan pendapat dari Hibbet (1980) yang
menyatakan bahwa ketosis pada sapi perah yang berproduksi tinggi dapat
ketosis tampaknya akibat kekurangan glukosa untuk sintesis susu pada awal
laktasi. Karena konsumsi secara normal menurun pada saat awal laktasi, maka
sapi akan berusaha untuk memanfaatkan jaringan tubuh cadangan sebagai sumber
energi, Tetapi terjadi oksidasi tidak sempurna pada asam lemak dan keton body
terbentuks glukosa darah menurun, ketone darah meningkat dan cadangan lemak
hati naik. Dua faktor penyebab adalah tidak cukupnya energi dan tidak cukupnya
secondary ketosis, Ketosis primer adalah kelainan metabolik yang terjadi bila
tidak terdapat kondisi patologis pada sapi tersebut. Ketosis sekunder biasanya
(Chase, 1990), atau singkatnya yaitu primary ketosis yaitu ketosis yang
penyakit (Kronfeld, 1970). Dalam paper ini yang dibahas adalah ketosis yang
Tanda tanda sapi perah yang mengalami ketosis yaitu napasnva berbau
aceton, produksi susu menurun, berat badan menurun dan bila dilakukan test
8
Rothera menunjukkan hasil yang positip. Bila tanda-tanda ketosis itu sudah
diberikan dan hal ini sudah berlangsung selama 2 sampai 4 minggu (Bergman.
jalan utama glukoneogenesis melalui siklus asam sitrat, setelah diubah menjadi
propionat, maka g1ukoneogenesis dapat terjadi dari asam 1emak atau protein
kemudian diubah menjadi CO2 dan H20 oleh siklus asam sitrat.
dan kemudian dibawa dari hati ke jaringan tertentu seperti otot merah
1967).
konsentrasi badan-badan keton hanya sedikit per 100 ml plasma darah, selama
9
Pada saat tubuh kekurangan glukosa, maka asam lemak bebas dalam
jumlah besar akan dilepas oleh jaringan lemak, sehingga hati akan memecahkan
asam lemak bebas dalam jumlah yang lebih besar. Asam lemak bebas yang
dimobi1isasi dari jaringan lemak merupakan sumber energi yang diperlukan oleh
jaringan, yang bisanya didapat dari glukosa, Dalam keadaan normal asam lemak
Bila kekurangan glukosa maka maka asam lemak yang dipecah oleh hati
akan lebih besar. Hal ini akan menyebabkan terlampauinya kemampuan hati untuk
menjadi asam acetoacetat, Asam acetoacetat ini menga1ami reduksi menjadi asam
1979) .
10
Ketosis dapat juga terjadi karena pada suatu saat hijauan yang diberikan
berupa silase yang mempunyai kadar asam butirat tinggi, seperti pendapat
Brouwer dan Dijkstra (1938) pemberian silase dengan kadar butirat tinggi akan
Pada awal laktasi pada sapi perah berproduksi tinggi sering terjadi
karena pada sapi perah yang berproduksi tinggi memerlukan glukosa darah yang
glukosa dalam darah, untuk itu seekor sapi perah yang berproduksi tinggi
yang tinggi diharapkan akan menyumbangkan energi yang tinggi. (Lassiter dan
Edwards, 1982).
dibandingkan dengan asam lemak terbang lainnya dan konsentrat mempunyai efek
glucoregulatory hormon, dimana kerja dari hormon ini juga dipengaruhi oleh
glukosa tubuh maka akan terjadi mobilisasi asam lemak yang mempunyai efek
dimanfaatkan. Oleh karena itu hasil analisa urinnya menunjukkan positip untuk
badan keton.
tinggi dan hal ini akan menambah jumlah badan-badan keton(Schultz,1970). Hal
butirat yang ada dalam ransum akan mengalami betaoksidasi yang tidak normal
sehingga didapatkan konsentrasi badan keton yang tinggi, Silase dengan kadar
air yang mempunyai asam butirat tinggi merupakan salah satu penyebab
terjadinya ketosis (Kronfeld, 1970). Salah satu cara terbaik untuk menghindari
ketosis yaitu dengan cara menghindari pemberian silase dengan asam butirat
mengandung protein tinggi tapi asam amino ketogenik lebih tinggi dibandingkan
tinggi, selain dapat mencegah penurunan kadar lemak susu akibat pemberian
konsentrat tinggi juga dapat mengobati ketosis. Hal ini disebabkan adanya sifat
merupakan asam amino yang defisien dalam rumen pada ternak ruminansia.
tidak ada pengaruhnya baik pada produksi susu maupun pada komposisi susu,
Oleh karena itu pemberian metionin dalam dosis yang tepat dan diberikan pada
sapi yang berproduksi tinggi barulah terlihat pengaruhnya. Dosis yang dianjurkan
untuk sapi k.etosis yaitu 40 gram per hari per oral (Schultz, 1970).
metionin akan mengalami fermentasi di rumen dan untuk ini masih diperlukan
penelitian lebih lanjut. Tapi pemberian metionin peroral atau injeksi dapat
Suatu cara untuk mengetahui kondisi ketosis yang terdapat pada sapi
perah yaitu dengan cara mengukur tingkat glukosa darah dan tingkat kadar
badan-badan keton dalam darah. Test kualitatif yaitu menggunakan Rothera test,
dengan menduga badan keton dalam urin. Tetapi bila test urin positif belumlah
dapat dikatakan akurat. Perlu dilakukan dilakukan test badan keton dalam susu
propylene glicol. Untuk mencegah terjadinya ketosis pada sapi perah yaitu
3. Memberikan hijauan yang berkualitas baik minimal 1/3 dari total bahan
kering ransum.
baik.
15
IV KESIMPULAN
Alien R. 1970. Lipid Metabolism. Duke Physiology of Domestic Animal. 8th Ed.
M. J.Swenson. Ed. Cornell University Press.
Braid G.D. , K.G. Hibbit, G.D. Hunter, P.Lund , M.Stubbs and H.A. Krebs. 1968.
Biochemical Aspects of Bovine Ketosis. Biochem. J:107.
Chase. LE. 1990. Kelainan Metabolik Dalam Nutrisi Sapi Perah. Proceeding
Seminar International F.H.. PPSKI. Bandung.
Erfle.J.D., L.J. Fisher and F.Sauer. 1970. Effect of Infusion of Carnitine and
Glucose on Blood Glucose. Ketones and Free Tatty adds in Ketotic
Cows. J. Dairy Sci. 54 no 5:674.
Fox F.H. 1970. Clinical Diagnosis and Treatment of Ketosis. J.Dairy Sci. 54 no 6
: 974-979.
Fronk T.J. and L.H.Schultz. 1979. Oral Nicotinic Acid as a Treatment for Ketosis.
J. Dairy Sci. 62:1804-1807.
Kronfeld D.S. I970. Hypoglycemia in Ketotic Cows. J. Dairy Sci . vol 54.6: 949-
958.
Luick J.R., A.L. Black. M.G. Simesen . M.Kametaka and D.S, Kronfeld. 1967.
Acetone Metabolim in Normal and Ketotic Cows. J. Dairy Sci.
50:544-548.
Schultz L.H. 1970. Management and Nutritional Aspects of Ketosis .J. Dairy Sci.
54 no 6 ;962.971.