oleh:
Kelompok 02 – Kelas 2A
Chagita Salisa Nabillah 211411005
Chyti Meilani Nurhalimah 211411006
Dava Maulana Malik 211411007
Devina Maharani 211411008
2. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengukur potensial logam dalam berbagai larutan dengan menggunakan
elektroda standar
2. Mengubah potensial logam ke dalam standar SHE untuk menentukan kondisi
logam
3. Menunjukan kondisi logam setelah direndam beberapa waktu diberbagai
larutan berdasarkan diagram E-pH untuk system Fe-H2O
4. Menghitung laju korosi baja dalam berbagai larutan berdasarkan metode
kehilangan berat
BAB II
LANDASAN TEORI
1. ALAT
a. Gelas Kimia 250 mL (4 buah)
b. Elektroda standar (CuSO4/Cu)
c. Kerta pH Universal
d. Logam plat baja ukuran 2x5 cm (4 buah)
e. Multimeter
f. Benang
g. Batang pengaduk
h. Neraca analitik
i. Cup plastic (4 buah)
2. BAHAN
a. Aquadest
b. Larutan NaOH 3,65% (200 mL)
c. Larutan HCl 2% (200 mL)
d. Larutan K2Cr2O7 2% (200 mL)
e. Etanoel 100 mL
3. PROSEDUR KERJA
4. KESELAMATAN KERJA
1. Selama praktikum berlangsung wajib mengunakan jas lab, dan lakukan
pembuatan larutan di lemari asam
2. Lakukan secara hati-hati pada saat melakukan pembersihan benda kerja dan
gunakan amplas yang kasar kemudian disusul amplas yang halus
3. Lakukan secara hati-hati saat mengukur potensial logam karena elektroda
standar yang digunakan mudah pecah
4. Pada pembuatan larutan HCl dan NaOH perlu dilakukan secara hati-hati,
karena asam HCl bersifat korosif dan dapat menyebabkan gatal jika
mengenai tangan atau kulit. Untuk larutan NaOH bersifat kaustik dan jika
mengenai kulit menyebabkan gatal dan saat melarutkan NaOH perlu
I. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Data Pengamatan
III. PEMBAHASAN
Korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari anoda ke katoda
yang berlangsung secara spontan. Hal tersebut terjadi akibat dari logam yang ingin
mencapai kondisi yang stabil.
Praktikum korosi di berbagai larutan ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh pH terhadap laju korosi dengan menggunakan elektroda CSE yang
dikonversikan menjadi standar SHE. Pengaruhnya dapat dilihat pada diagram E-pH
untuk sistem Fe-H2O dan menghitung laju korosi logam berdasarkan metode
kehilangan berat (ΔW). Terdapat empat larutan yang digunakan, yaitu NaOH 2%,
HCl 2%, NaCl 3,56% dan K2Cr2O7 2% dengan potensial awal dan akhir yang
berbeda-beda tiap larutannya. Serta logam yang digunakan memiliki luas sebesar
3.8161 inch2 dan membutuhkan waktu pengkorosian selama 48 jam (selama 2
hari).
Dari data yang didapatkan setelah praktikum, logam baja yang memiliki
laju reaksi paling maksimum ada di larutan NaOH dimana laju korosinya 1.148,50
mpy. Sedangkan laju korosi minimum ada di larutan Nacl dengan nilai laju korosi
164,07 mpy.
Pada hasil praktikum nilai laju korosi maksimum ada di larutan yang nilai
pH nya paling tinggi. Jika berdasarkan teori, seharusnya semakin besar nilai pH
maka semakin kecil nilai laju korosinya, karena semakin asam atau semakin kecil
pH larutan maka semakin reaktiflah larutan tersebut untuk terkorosif. Berbedanya
hasil praktikum dengan teori yang ada, bisa disebabkan dengan adanya logam
penghubung yang menyebabkan logam tersebut yang terkorosi terlebih dahulu, atau
mungkin ada kesalahan dari kita dalam menempelkan label sehingga data yang di
dapat tertukar dengan larutan lain.
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Laju korosi pada baja dalam larutan:
NaOH 2% yaitu 1.148,50 mpy
HCl 3% yaitu 406,89 mpy
NaCl 3% yaitu 164,07 mpy
K2Cr2O7 2% yaitu 557,84 mpy
2. Semakin tinggi pH maka semakin kecil laju korosi yang terjadi pada baja, namun dalam
prakteknya laju korosi semakin besar di pH yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jones, Denny A, 1992, Principles and Prevention of corrosion, New York : Macmillan
Publishing Company
2. Piron,D>L, 1991. The Electrochemistry of Corrosion, Nace
3. Ejournal unstrat.ac.id. KevinJ. 2013. Analisis Laju Korosi pada Baja. Diunduh pada 11
September 2022. Hal. 5-7
4. Www.detech.co.id.Pengujian Korosi. Diunduh pada 11 September 2022. Hal. 5-7
5. https://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_Potassium_Chromate. Diakses pada 12
September 2022
6. Httpa://www.merckmillipore.com.”Lembar Data Keselamatan”. Diunduh pada 12
September 2022
7. West, J, M. 1996. Electodeposition of Corrosion. New York.
8. Teknik, PT Prady
9. Achmad, Hiskia. 1992. Elektro Korosi dan Kinetika Kimia
10. Fontana, M, G. 1987, Corrosion Engineering. 3 nd, Me Graw Hill
11. Fatharani Aghnia, Agit, Anisa, Aprilia. 2017. Korosi di Berbagai Larutan. Diunduh pada
19 september 2022. Hal.21
12. …., ASTM G1-81, Standar Practice for Preparing, Cleaning, and evaluating Corrosion
Test Spesimen, Nace
13. Institut Teknologi Bandung. T.t.
Tersedia:http://journal.fmipa.itb.ac.id/jms/article/viewFile/163/160. [Diakses 18
September 2022]