PENDAHULUAN
2) Disolusi
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak persentasi zat
aktif dalam obat yang terabsorpsi dan masuk ke dalam peredaran darah
untuk memberikan efek terapi. Persyaratan dalam waktu 30 menit harus
larut tidak kurang dari 85% (Q) dari jumlah yang tertera pada etiket
(Depkes RI, 1979).
3) Kadar
Penetapan kadar dilakukan untuk memastikan bahwa kandungan zat
berkhasiat yang terdapat dalam kapsul telah memenuhi syarat dan sesuai
dengan yang tertera pada etiket. Metode penetapan kadar yang digunakan
sesuai dengan zat aktif yang terkandung dalam sediaan kapsul. Caranya
ditimbang 10-20 kapsul, isinya di gerus dan bahan aktif yang larut
diekstraksi menggunakan pelarut yang sesuai menurut prosedur yang
sudah ditetapkan. Secara umum rentang kadar bahan aktif yang ditentukan
berada diantara 90-110% dari pernyataan pada label (Agoes, 2008).
1.3 Monografi Bahan
A. Paracetamol (FI III, 1979. Hal 36)
Sinonim : Acetaminophen
Rumus molekul : C8H9NO2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol ( 95% )
P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P
dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan
alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Khasiat : Analgetikum, Antipiretikum.
Buat 30 Kapsul
B. Keseragaman Bobot
Bobot Kapsul Penyimpangan bobot rata-rata
No.
A B
1 0,87 g 5% 10%
2 0,88 g 5% 10%
3 0,88 g 5% 10%
4 0,87 g 5% 10%
5 0,87 g 5% 10%
6 0,88 g 5% 10%
7 0,87 g 5% 10%
8 0,88 g 5% 10%
9 0,87g 5% 10%
10 0,88 g 5% 10%
11 0,87 g 5% 10%
12 0,88 g 5% 10%
13 0,87 g 5% 10%
14 0,88 g 5% 10%
15 0,87 g 5% 10%
16 0,88 g 5% 10%
17 0,88 g 5% 10%
18 0,87 g 5% 10%
19 0,88 g 5% 10%
20 0,88 g 5% 10%
Rata-rata 0,87 g 1% 1%
CV (%) 0,16% CV
Range 5%
826,5 mg
BB
Range 5%
913,5 mg
BA
Range
783 mg
10% BB
Range 957 mg
10% BA
C. Waktu Hancur
Waktu hancur
No.
Replikasi I Replikasi II Replikasi III
6,50 menit 6,00 menit = 6,29 menit =
1
= 410 detik 360 detik 389 detik
7,00 menit 6,03 menit = 6,56 menit =
2
= 420 detik 363 detik 416 detik
7,05 menit 6,08 menit = 7,09 menit =
3
= 425 detik 368 detik 429 detik
7,16 menit 6,15 menit = 7,17 menit =
4
= 436 detik 375 detik 444 detik
7,25 menit 6,25 menit = 7,28 menit =
5
= 445 detik 385 detik 448 detik
Jumlah 2136 detik 1851 detik 2126 detik
3.2 Perhitungan
A. Keseragaman Bobot
Diketahui : rata-rata perkapsul 0,87 gram
Ditanya : koefisien variasi keseragaman bobot?
Jawab :
Penyimpangan Bobot Rata-rata
5
1) Penyimpangan 5% = x 870 mg=43,5 mg
100
Range 5%
Batas Bawah = 870 – 43,5 = 826,5 mg
Batas Atas = 870 + 43,5 = 913,5 mg
10
2) Penyimpangan 10% = x 870 mg =87 mg
100
Range 10%
Batas Bawah = 870 – 87 = 783 mg
Batas Atas = 870 + 87 = 957 mg
Koefisien Variasi Keseragaman Bobot
(0,87 x 9)+(0,88 x 11)
x̄¿ 20 kapsul
= 0,87 g
( x 1− x̄ )2 + ( x 2− x̄ )2 +… ( n )
S =Σ
2
n ( n−1 )
((0,87−0,87)¿¿ 2 x 9)
S2 = Σ((0,88−0,87)¿¿ 2 x 11)+ ¿¿ =
20 x 19
0,0000028 g
CV = √ S 2 x 100%
CV = √ 0,0000028 x 100% = 0,16% CV
Jadi, hasil yang diperoleh dari uji keseragaman bobot yaitu
0,16% CV
*Nilai CV memenuhi syarat < 2%
( x 1− x̄ )2 + ( x 2− x̄ )2 +… ( n )
S2 = Σ
n ( n−1 )
S2 = Σ (410 - 407,5)2 + (420 - 407,5)2 + (425 - 407,5)2 + (436 -
407,5)2 + (445 - 407,5)2 + (360 - 407,5)2 + (363 - 407,5)2 +
(368 - 407,5)2 + (375 - 407,5)2 + (385 - 407,5)2 + (389 -
407,5)2 + (416 - 407,5)2 + (429 - 407,5)2 + (444 - 407,5)2 +
(448 - 407,5)2
15 x 14
= 61,14 detik = 1 menit
CV = √ S 2 x 100%
CV = √ 61,14 x 100% = 781,9% CV
Jadi, hasil yang diperoleh dari uji waktu hancur yaitu 781,9% CV
*Nilai CV tidak memenuhi syarat < 2%
Praktikum kali ini yaitu evaluasi uji sediaan kapsul paracetamol dengan
tujuan agar mahasiswa memahami bagaimana cara mengevaluasi sediaan kapsul.
Zat aktif yang digunakan adalah paracetamol yang berkhasiat sebagai analgetis
dan antipiretis, tetapi tidak antiradang (Tjay dan Rahardja, 2003). Evaluasi uji
sediaan kapsul paracetamol yang dilakukan diantaranya adalah evaluasi fisik,
keseragaman bobot, dan waktu hancur. Evaluasi harus dilakukan untuk
mengetahui apakah sediaan yang dibuat memenuhi persyaratan atau tidak.
Uji evaluasi yang pertama yaitu uji evaluasi fisik kapsul paracetamol.
Didapatkan bentuk tablet lonjong, tekstur permukaannya lengket, dan warnanya
putih susu. Formulasi dan evaluasi menjadi bagian yang penting dalam sediaan
fitofarmasi karena melalui kedua tahap ini suatu sediaan fitofarmasi dapat
digunakan secara langsung untuk keperluan terapi serta untuk menjamin bahwa
sediaan yang dibuat telah memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan.
Kegiatan evaluasi menentukan mutu dan kualitas dari sediaan fitofarmasi yang
dibuat (diformulasi).
Selanjutnya adalah evaluasi keseragaman bobot kapsul paracetamol. Pada
uji evaluasi ini dilakukan dengan menghitung bobot isi tiap kapsul dan bobot rata-
rata isi tiap kapsul. Dilakukan untuk mengetahui apakah bobot kapsul yang dibuat
sudah memenuhi syarat keseragaman bobot atau belum, dengan tujuan untuk
menjamin keseragaman proporsi zat aktif disetiap bagian. Didapatkan rata-rata
bobot 0,87 g dengan rata-rata penyimpangan pada kolom A 1% dan kolom B 1%.
Perbedaan dalam persen (%) bobot isi kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi
kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A, dan untuk setiap 2 kapsul
tidak lebih dari yang ditetapkan kolom B. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa kapsul untuk uji keseragaman bobot sesuai dengan persyaratan FI III.
Yang terakhir adalah evaluasi waktu hancur kapsul paracetamol. Uji
evaluasi ini bertujuan agar komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorbsi
dalam saluran pencernaan. Menurut FI III, waktu yang diperlukan untuk
menghancurkan kapsul tidak lebih dari 15 menit. Pada hasil uji yang dilakukan,
semua kapsul memiliki rata-rata waktu hancur 7 menit 12 detik. Dari waktu
hancur tablet yang didapat jika dibandingkan dengan persyaratan, maka kapsul
memenuhi pesyaratan.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA