OLEH
hanya berpusat pada guru saja dan siswa akan merasa cepat bosan saat proses
pembelajaran.
Saat ini sumber-sumber belajar, media pembelajaran dan juga bahan ajar
sangat berguna saat proses pembelajaran guna memudahkan siswa untuk belajar,
baik di sekolah maupun di rumah. Dengan sumber belajar, bahan ajar dan media
pembelajaran yang baik dan juga menarik diharapkan dapat meningkatkan minat
dan motivasi belajar siswa. Selain itu guru sebagai sumber belajar harus dapat
bagaimana guru menciptakan iklim belajar yang menyenangkan dan juga menarik
Kegiatan belajar mengajar di era saat ini tidak lagi berpusat pada guru tetapi
siwalah yang dituntut untuk lebih aktif dan kreatif, maka dari itu bahan ajar dan
media pembelajaran menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran. Untuk
menarik siswa agar lebih termotivasi lagi dalam belajar, guru membutuhkan
sebuah bahan ajar dan media pembelajaran yang menarik. Bahan ajar sekaligus
yaitu bahan ajar modul pembelajaran interaktif atau modul elektronik (E-Modul)
bahan ajar sekaligus media pembelajaran interkatif yang berbasis teknologi seperti
sehingga tidak ada feedback antara siswa dengan guru ataupun sebaliknya.
Biasanya guru hanya mengandalkan media buku saat proses belajar mengajar
berlangsung. Media dalam bentuk buku bagus untuk meningkatkan literasi anak
tetapi jika diberikan secara terus menerus siswa akan menjadi tidak tertarik lagi
dalam belajar apalagi dalam situasi sekarang ini yang memerlukan suatu inovasi
bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Dengan
menggunakan modul siswa akan lebih cepat untuk menangkap materi yang
yang akan dicapai siswa dan juga harus disajikan dengan menggunakan bahasa
laptop, tablet ataupun smartphone. Text pada e-modul dapat dibuat menggunakan
Microsoft Word. Tapi untuk menampilkan media yang interaktif, e-modul harus
Author, Calibre, Lectora Inspire dan masih banyak lagi. Kelebihan e-modul dari
bahan ajar cetak adalah e-modul lebih lengkap dengan media interaktif seperti
video, audio, animasi dan fitur interaktif lain yang dapat dimainkan dan diputar
ulang oleh siswa saat menggunakan e-modul. E-modul dinilai bersifat inovatif
karena dapat menampilkan bahan ajar yang lengkap, menarik, interaktif, dan
sesuatu sangat besar. Maka dari itu guru harus bisa mengembangkan strategi,
bahan ajar dan juga media pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa
keingintahuan siswa. Salah satunya materi sistem pencernaan pada manusia yang
ada di kelas V Sekolah Dasar yang memerlukan berbagai bahan ajar ataupun
media yang mendukung agar siswa lebih cepat memahami materi sistem
pencernaan pada manusia. Karena dalam materi sistem pencernaan pada manusia
pencernaan yang benar. Selain itu bahan ajar ataupun media pembelajaran yang
inovatif mampu untuk menarik perhatian siswa dan juga memudahkan siswa
B. Identifikasi Masalah
2. Saat situasi pandemi ini modul elektronik berguna sebagai pengganti buku.
3. Banyak orang tua siswa yang mengeluhkan kuota saat belajar di rumah.
4. Siswa merasa cepat bosan karena strategi, bahan ajar, dan media
C. Pembatasan Masalah
yang tak jarang sulit untuk dipahami oleh siswa khususnya siswa Sekolah Dasar.
Terdapat beberapa hambatan yang menjadi masalah atau kendala saat proses
belajar mengajar berlangsung yaitu, media untuk penyampaian materi masih
kurang, fasilitas belajar yang sangat minim, sumber belajar yang masih monoton,
metode atau strategi pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, dan
juga situasi pandemi seperti sekarang ini, menyebabkan tidak tercapaina tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Beberapa modul atau buku elektronik yang
E-modul interaktif menjadi salah satu pilihan sumber belajar sebagai solusi
kelayakan dan unjuk kerja E-Modul interaktif berbasis inkuiri sebagai sumber
10 Pedungan.
D. Rumusan Masalah
Negeri 10 Pedungan?
10 Pedungan?
3. Bagaimana efektivitas E-Modul interaktif berbasis inkuiri materi sistem
10 Pedungan?
E. Tujuan Pengembangan
di SD Negeri 10 Pedungan.
Negeri 10 Pedungan.
Negeri 10 Pedungan.
F. Manfaat Penelitian
praktis dalam kegiatan pembelajaran IPA maupun secara teoritis dalam bidang
akademis.
1. Manfaat Teoritis
lain yang berwujud teori-teori atau masalah yang perlu dikaji lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
selanjutnya.
G. Spesifikasi Produk
Interaktif berbasis inkuiri untuk mata pelajaran IPA. Bahan ajar yang berupa
modul elektronik ini telah dirancang sedemikian rupa yang dapat dijadikan media
dalamnya, seperti pada mata pelajaran IPA materi sistem pencernaan pada
manusia siswa tidak bisa hanya sekedar membayangkan saja bagaimana proses
sistem pencernaan manusia itu berlangsung tetapi dapat melihat prosesnya melalui
produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori,
yaitu:
1. Spesifikasi Teknis
Lectora Inspire.
c) E-Modul ini dilengkapi juga dengan menu utama home, help, exit,
dicapai siswa.
menjalankannya).
dijawab.
dan siswa.
2. Spesifikasi Nonteknis
d) Bahan ajar sekaligus media pembelajaran ini dapat menjadi solusi saat
kelas.
H. Pentingnya Pengembangan
keadaan yang ada di lapangan saat ini, baik dalam proses pembelajaran maupun
media yang digunakan. Disaat masa pandemi seperti saat ini, guru dituntut untuk
melakukan inovasi dalam bidang Pendidikan. Karena dimasa pandemi ini proses
belajar mengajar tidak dapat dilakukan secara efektif dengan tatap muka dan
pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh menjadi solusi untuk saat ini.
Dengan berubahnya sistem pendidikan saat ini menjadi pembelajaran daring, guru
dan juga siswa dituntut untuk cepat beradaptasi. Guru sebagai komunikator harus
mudah dan siswapun dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan oleh
guru. Proses inilah yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar daring
dapat membantu guru dan juga siswa dalam proses belajar mengajar daring. Guru
dapat dengan mudah menyampaikan materi dan siswa juga dapat belajar secara
aktif, tidak cepat merasa bosan dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Selain itu, dengan adanya bahan ajar E-Modul Interaktif ini siswa dapat dengan
mudah memahami materi yang dipelajari, sedangkan bagi siswa yang agak lambat
J. Definisi Istilah
yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka dari itu dipandang perlu untuk
sebelumnya menjadi suatu produk yang nyata yang harus di uji coba
pengajaran digital dan non cetak yang disusun secara sistematis dan
komunikasi dua arah atau suatu hal yang bersifat saling melakukan
interaksi pembelajaran.
sedemikian rupa yang dapat juga menjadi media pembelajaran. Dengan materi,
dalam menyampaikan materi dimasa pandemi seperti saat ini. Beberapa uraian
teori yang berkaitan dalam penelitian ini yaitu : (1) Penelitian Pengembangan, (2)
Model Penelitian Pengembangan, (3) Model Pembelajaran Inkuiri (4) Bahan Ajar
(5) Media Pembelajaran, (6) Modul, (7) E-Modul (Modul Elektronik), (8) Lectora
Pendidikan, (11) Hasil Penelitian yang Relevan, (12) Kerangka Berpikir, (13)
Hipotesis Penelitian.
1. Penelitian Pengembangan
pengembangan, yang lebih kita kenal dengan istilah Research & Development
(R&D). Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (1983) adalah
Pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan merupakan suatu jenis
penelitian yang menghasilkan suatu produk baik berupa materi, alat, atau strategi
pembelajaran. Selain itu penelitian ini berfokus pada proses untuk meggunakan
a. Model ADDIE
masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan
Model ADDIE ini terdiri dari lima Langkah yaitu : (1) Analisis
Develop
Gambar 2.1
Model Pengembangan ADDIE
(Sumber : Tegeh dan Kirna, 2010: 81)
penelitian ini adalah model ADDIE. Model ADDIE dipilih karena didasari
Istilah inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Model
Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin
tahu akan segala sesuatu. Teori yang mendasari model pembelajaran ini:
(1) Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu mencari tahu
(2) Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala sesuatu tersebut dan akan
berpikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang senantiasa
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
ingin tahu tentang keadaan alam di sekililingnya tersebut merupakan kodrat sejak
dan siswa. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam menggunakan teknik
mental. Dengan demikian, dalam inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk
didasari oleh teori kognitif yang menekankan arti penting proses internal
pada hasil belajar, juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu,
kriteria keberhasilan dalam pembelajaran inkuiri bukan ditentukan oleh
siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Pada inkuiri ini yang
dinilai adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi
yang berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan
b) Prinsip Interaksi
c) Prinsip Bertanya
dan mengantar pada lebih banyak pertanyaan lain. Oleh karena itu peran
e) Prinsip Keterbukaan
dan tenaga bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pandangan yang
Pertama, Motivator. Memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.
Kedua, Fasilitator. Menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses
berpikir siswa. Ketiga, Penanya. Menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka
Memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan. Keenam,
4. Bahan Ajar
Bahan ajar didefinisikan sebagai segala bentuk bahan, baik tertulis maupun
tidak tertulis, yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Bahan ajar berisikan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga
(Pannen 2001) dalam suasana dan lingkungan yang nyaman untuk belajar. Sikap,
disusun secara sistematis menjadi bahan ajar yang siap saji untuk dipelajari oleh
peserta didik.
cara oleh beberapa ahli dan masing-masing ahli mempunyai justifikasi sendiri-
jenis bahan ajar berdasarkan cara kerjanya. Untuk itu ia mengelompokkan jenis
(1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan seperti foto, diagram, display,
model;
(1) Bahan Ajar Cetak dan duplikatnya, misalnya handouts, lembar kerja
(2) Bahan Ajar Display yang tidak diproyeksikan, misalnya flipchart, poster,
(3) Bahan Ajar Display Diam yang diproyeksikan, misalnya slide, filmstrips,
dan lain-lain.
(4) Bahan Ajar Audio, misalnya audiodiscs, audio tapes, dan siaran radio.
(5) Bahan Ajar Audio yang dihubungkan dengan bahan visual diam,
(6) Bahan Ajar Video, misalnya siaran televisi, dan rekaman videotape.
(Koesnandar, 2008):
(1) Bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar. Bentuk bahan ajar ini
antara lain buku, handouts, lembar kegiatan siswa (LKS) dan modul.
(2) Bahan ajar yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk
(empat) yaitu:
(1) Bahan ajar cetak (printed): handout, buku, modul, lembar kegiatan siswa,
(2) Bahan ajar audio: radio, piringan hitam, dan compact disk (CD) audio.
(3) Bahan ajar audio visual: video compact disk (VCD) dan film.
siswa.
belajar.
e) Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun
perguruan tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan
ajar, dan buku teks pelajaran. Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk
mempermudah peserta didik untuk memahami materi ajar yang ada di dalamnya.
Menurut Lestari (2008: 49), sesuai dengan penulisan yang dikeluarkan oleh
Nasional Tahun 2003 bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu self
a) Self Instructional
Hal ini sesuai dengan tujuan bahan ajar, yaitu agar peserta didik mampu
didalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas,
baik tujuan akhir ataupun tujuan antaranya. Selain itu, dengan bahan ajar
sejenisnya.
mandiri.
b) Self Contained
atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar
yang harus dikuasai oleh peserta didik. Sebuah bahan ajar haruslah
c) Stand Alone
tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan
bersama-sama dengan bahan ajar lain. Peserta didik tidak perlu bahan ajar
yang lain untuk mempelajari atau mengerjakan tugas pada bahan ajar
bahan ajar lain selain bahan ajar yang digunakan, maka bahan ajar
d) Adaptif
e) User Friendly
dijadikan pedoman dalam membuat sebuah bahan ajar karena suatu bahan ajar
harus mampu membuat siswa mandiri, bahan ajar harus mampu sebagai
penunjang materi, bahan ajar tidak tergantung dengan yang lain, bahan ajar
5. Media Pembelajaran
pembelajaran. Istilah media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harafiah diartikan sebagai perantara atau pengantar. Media dikatan sebagai
segala bentuk dan juga saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak
didik untuk tercapainya tujuan pendidikan. Heinich, Molenda, dan Russell (1993)
mendefinisikan media sebagai alat saluran komunikasi. Istilah media itu sendiri
berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang
secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan
lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar.
Sedangkan Briggs (1970) mengemukakan media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar contohnya
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah
prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna
dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan
kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai
menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek
disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti
distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam
yang integral
6. Modul
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang
dan evaluasi. Modul harus dibuat dengan tampilan yang menarik dengan bahasa
yang sederhana agar peserta didik dapat mempelajarinya secara mandiri di rumah.
peserta didik. Di dalam sebuah modul setidaknya harus berisi tentang petunjuk
belajar (petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai, content atau isi
Sebuah modul akan bermakna jika peserta didik dapat dengan mudah
didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat
Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh
berbeda dengan bahan ajar yang lainnya. Adapun ciri-ciri modul antara lain:
a) Modul merupakan suatu unit bahan belajar yang dirancang secara khusus
dan terukur,
pembelajaran,
1) Fungsi Modul
Sebagai salah satu bahan ajar, modul memiliki fungsi sebagai berikut :
mereka.
diperhatikan. Modul harus dikembangkan atas dasar hasil analisis kebutuhan dan
kondisi. Perlu diketahui dengan pasti materi belajar apa saja yang perlu disusun
menjadi suatu modul, berapa jumlah modul yang diperlukan, siapa yang akan
menggunakan, sumber daya apa saja yang diperlukan dan telah tersedia untuk
mendukung penggunaan modul, dan hal-hal lain yang dinilai perlu. Selanjutnya,
dikembangkan desain modul yang dinilai paling sesuai dengan berbagai data dan
informasi objektif yang diperoleh dari analisis kebutuhan dan kondisi. Bentuk,
struktur dan komponen modul seperti apa yang dapat memenuhi berbagai
kebutuhan dan kondisi yang ada. Berdasarkan desain yang telah dikembangkan,
disusun modul per modul yang dibutuhkan. Proses penyusunan modul terdiri dari
komponen pendukungnya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Adapun
Materi atau isi modul yang ditulis harus sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang disusun. Isi modul mencakup subtansi yang dibutuhkan
untuk menguasai suatu kompetensi. Sangat disarankan agar satu kompetensi dapat
dikembangkan menjadi lebih dari satu modul. Selanjutnya, satu modul disarankan
terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran. Apabila pada standar kompetensi yang ada
4) Desain Modul
Desain penulisan modul yang dimaksud di sini adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Di dalam RPP telah memuat
strategi pembelajaran dan media yang digunakan, garis besar materi pembelajaran
dan metoda penilaian serta perangkatnya. Dengan demikian, RPP diacu sebagai
pustaka. Bila RPP-nya sudah ada, maka dapat diacu untuk langkah ini.
sehingga diberi istilah modul elektronik. Modul elektronik adalah sebuah bentuk
penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis ke dalam unit
bahan ajar yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Mulyasa (2013: 43)
menyatakan bahwa modul sebagai paket belajar mandiri yang dirancang secara
sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Seiring dengan
elektronik atau e-modul merupakan tampilan informasi dalam format buku yang
disajikan secara elektronik dengan menggunakan hard disk, disket, CD, atau flash
disk dan dapat dibaca dengan menggunakan komputer atau alat pembaca buku
elektronik.
dari 2 bagian, yaitu singkatan dari “e” atau “electronic” yang berarti pengolahan
data elektronik atau EDP (Electronic Data Processing). Dalam kalangan bidang
adalah “module” atau modul yang berarti alat atau sarana pembelajaran yang
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai
dengan tingkat kompleksitasnya. Modul elektronik juga dapat digunakan dimana
saja, sehingga lebih praktis untuk dibawa kemana saja. Karena merupakan
penggabungan dari media cetak dan komputer, maka modul elektronik dapat
interaktifitas yang tinggi. Selain itu, proses pembelajaran tidak lagi bergantung
sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Modul disusun sedemikian rupa
bantuan dari orang lain. Untuk memenuhi prinsip tersebut, maka modul
harus :
penguasaannya.
kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh. Tujuan dari
dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian, atau
pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-
siswa.
pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media
digunakan.
multimedia.
dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa. Secara garis besar, baik modul cetak
komponen pendukungnya.
tentang pencapaian hasil belajar yang telah dilakukan siswa. Di tahap ini
dan sikap terkait) dapat dinilai berdasarkan kriteria tertentu yang telah
ditetapkan.
mandiri memiliki berbagai keunggulan yang tidak dimiliki oleh media lain.
keterbatasannya. Akan tetapi, jika digunakan dengan kondisi belajar yang sesuai
a) Keunggulan E-Modul
kemampuan.
pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian
video tutorial.
b) Keterbatasan E-Modul
lama.
dimiliki oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang
pada khususnya.
8. Lectora Inspire
pasti sudah mengenal dengan yang namanya PowerPoint dan Adobe Flash.
Lectora inspire merupakan salah satu program aplikasi yang dapat digunakan
inspire inspire sangat user friendly (mudah digunakan) dalam pembuatan media
secara online maupun offline yang dapat dibuat dengan cepat dan mudah. Lectora
pembelajaran, selain itu di dalam Library Lectora inspire sudah terdapat banyak
gambar, animasi, karakter animasi yang dapat kita gunakan secara langsung.
kesatuan.
lingkungan kelas.
a) Flypaper
transisi, game memory dll. Software ini dapat mengasilkan file dalam
bentuk swf sehingga dapat dengan mudah diintegrasikan dengan Lectora
b) Camtasia
c) Snagit
menjadi satu dan dapat dipublish dalam berbagai bentuk file gambar.
yang wajib dipelajari di jenjang pendidikan, salah satunya jenjang Sekolah Dasar
seluruh peristiwa yang ada di sekitar. Pembelajaran IPA penting untuk dipelajari
berpikir kritis.
mempelajari segala sesuatu yang ada di alam. Ilmu pengetahuan alam atau yang
sering disebut dengan IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1)
sikap : rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan
melaui prosedur yang benar; (2) proseses : prosedur pemecahan masalah melalui
produk : berupa fakta, prinsip, teori dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan
peserta didik diharapkan dapat mengembangkan rasa ingin tahu di setiap kegiatan
belajarnya peserta didik tidak berpusat terhadap guru melainkan berpusat terhadap
peserta didik. Melalui proses pembelajaran itu peserta didik dapat lebih meningkat
rasa ingin tahu, sehingga dapat muncul kemampuan berpikir kritis dari peserta
peserta didik yang kurang termotivasi dalam belajar. Dari hal tersebut juga
dibawah KKM. Selain itu juga peserta didik juga merasakan jenuh mengikuti
proses pembelajaran yang hanya berpusat kepada guru. Guru dalam proses
agar peserta didik dapat belajar secara mandiri. Menurut Setiawan (2017)
menyatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan untuk membantu peserta didik
besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul
yang panjang sebelum makanan tersebut bisa menjadi sumber energi bagi tubuh.
Proses pencernaan tentunya tidak bisa berlangsung tanpa adanya alat pencernaan
pada manusia terdiri atas beberapa organ, diantaranya (1) Mulut: merupakan
organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses pencernaan makanan. (2)
karena sifatnya yang asam, cairan lambung dapat membunuh kuman yang masuk
bersama makanan. (4) Usus halus: terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). (5) Usus besar,
dalam usus besar ini terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa-sisa makanan
oleh bakteri pembusuk (Karim, 2008). Setelah dicerna di lambung makanan akan
masuk ke usus halus. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari
makanan berakhir di ileum. Di sini makanan yang telah dicerna akan diserap
dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan vitamin akan diserap melalui
pembuluh darah dinding ileum. Adapun asam lemak dan gliserol akan diserap
melalui pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening ini pada akhirnya akan
seluruh tubuh (Karim, 2008). Proses pencernaan dalam usus manusia dalam
dilihat pada.
2) Hasil Belajar
diharapkan guru, maka pada setiap akhir pelajaran guru seharusnya mengadakan
evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah suatu yang
dan keterampilan” hasil belajar dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa, baik
perubahan tingkah laku atau kedewasaan. Melihat percapaian hasil belajar dapat
yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai
memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan. Hasil belajar dapat
dalam kegiatan pembelajaran dan hasil belajar tersebut diperoleh dari hasil nilai
ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (sub sumatif), dan nilai
ulangan semester (sumatif). Oleh karena itu, dalam tulisan ini hasil belajar
mata pelajaran IPA materi sistem pencernaan manusia. Beberapa para ahli
sebuah inovasi dalam pembelajaran akan dapat membuat siswa lebih tertarik,
lebih mandiri, lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran, serta dapat
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun hasil validasi dan uji
layak, dan kelayakan grafis sebesar 83% dengan kriteria sangat layak,
serta hasil angket respon siswa sebesar 93% dengan kriteria sangat baik.
tolak dari pemaparan tersebut, dalam penelitian pengambangan kali ini peneliti
pada Pembelajaran IPA nateri sistem pencernaan manusia dengan tujuan untuk
C. Kerangka Berpikir
efisien yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Peran pendidik sangat penting
untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pendidik sering kurang
beragam sebagai salah satu bentuk sumber belajar di sekolah menjadikan sekolah
perlu menyediakan sumber belajar yang seharusnya ada untuk kepentingan belajar
peserta didik. Serta pemanfaatan fasilitas yang ada di sekolah masih belum
Interaktif yang dikembangkan dengan model ADDIE pada mata pelajaran IPA
Interaktif ini memiliki kelebihan dari bahan ajar yang lain antara lain: E-Modul
karena bisa dibaca atau dipelajari melalui handphone siswa dan bisa dibawa
pada buku bahan ajar di sekolah dan stok bahan ajar konvensional yang terbatas,
dan E-Modul juga dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran mandiri
siswa di rumah karena keterbatasan bahan ajar yang ada di sekolah. Dalam
didalamnya terdapat konten berupa gambar dan materi yang dapat ditampilkan
proses pembelajaran peserta didik dapat mengetahui lebih dalam mengenai materi
pelajaran.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori, kajian hasil penelitian yang relevan, dan kerangka
Interaktif adalah model ADDIE. Model ini dikembangkan oleh Reiser dan
model desain yang bersifat generik. Pemilihan model ini didasari atas
pertimbangan bahwa model ini mudah untuk dipahami, selain itu model ini di
dengan kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
Sesuai dengan model yang dipilih, pada tahap analisis yang dilakukan adalah:
karakteristik siswa, isi atau konten, dan penentuan KI dan KD. Pada tahap desain
yang dilakukan adalah pembuatan rancang bangun media E-Modul Interaktif yang
layout, soal uji kemampuan, dan cover. Pada tahap pengembangan dilakukan
Pada tahap implementasi dilakukan validasi para ahli dan uji coba media E-Modul
formatif dan sumatif pada tahap pengembangan produk sesuai dengan model yang
gambar 1.
Analyze
Development
Gambar. 1
Model Pengembangan ADDIE
(Sumber : Tegeh dan Kirna, 2010: 81)
pengembangan ADDIE. Menurut Tegeh dan Kirna (2010:80) model ADDIE ini
Pada tahap analisis ini dilakukan agar produk yang dihasilkan nanti dapat
pembelajaran. Selain itu juga dianalisis mengenai materi pembelajaran yang sulit
Tahap desain dilakukan setelah diperoleh kebutuhan yang terdapat pada tahap
penyusunan materi.
sampul, jenis huruf, ukuran huruf, spasi dan pewarnaan dalam E-Modul.
uji ahli media, uji ahli isi materi, uji perorangan, uji kelompok kecil dan
uji lapangan.
Tahap ini meliputi kegiatan produksi media yang sesuai dengan rancangan
yang telah ditentukan. Adapun tahap pengembangan media E-Modul Interaktif ini
desain, ahli isi materi dan ahli media. Pengembangan modul dengan
Setelah produk selesai dibuat dan dinyatakan layak maka tahap selanjutnya
untuk proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah
sebagai berikut.
b) Dilakukan uji coba produk, baik uji coba perorangan, kelompok kecil,
terkumpul. Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formtif dan sumatif. Evaluasi
mencakup validasi ahli, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji
Pada validasi produk dalam penelitian pengembangan ini terdiri atas : (a)
desain uji coba, (b) subjek uji coba, (c) jenis data, (d) metode dan instrumen
pengumpulan data, dan e) metode dan teknik analisis data. Uji coba yang
Evaluasi formatif adalah suatu evaluasi yang biasanya dilakukan ketika suatu
dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk melakukan suatu perbaikan.
harus diuji tingkat validitas dan efektivitasnya. Tingkat validitas media E-Modul
Interakif ini diketahui melalui hasil analisis uji coba yang dilaksanakan melalui
dua tahap, yaitu (1) evaluasi ahli atau review ahli yang akan dilakukan oleh para
ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli desain
instruksional dan ahli media pembelajaran, (2) uji coba produk yang akan
dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu: uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil,
yaitu: (1) para ahli, (2) siswa, dan (3) guru. Adapun rincian subjek uji coba yang
Pada tahap ini, subjek uji coba pada tahap ini dilakukan oleh satu orang
ahli isi bidang studi, satu orang ahli desain pembelajaran, dan satu orang ahli
media pembelajaran. Ahli isi bidang studi atau mata pelajaran dalam penelitian
Pedungan. Ahli desain dan media pembelajaran yang diminta kesediannya untuk
Tahap uji coba produk adalah tahap yang melibatkan calon pengguna
produk untuk meriview hasil media sederhana yang sedang dikembangkan. Pada
tahap ini perlu diketahui berapa jumlah subjek tahap uji coba perorangan, uji coba
Pada tahap uji perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang
produk, dilakukan kepada subjek 1-3 orang. Subjek Uji coba perorangan adalah
tiga orang siswa kelas V SD Negeri 10 Pedungan. Ketiga orang siswa tersebut
terdiri atas prestasi belajar rendah, sedang dan tinggi. Prestasi belajar siswa dilihat
dari nilai rapor dan daftar nilai, serta aktivitas pembelajaran siswa di dalam kelas.
pada tahap ini media dicobakan kepada 9 siswa yang dapat mewakili populasi
target. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka pada tahap uji kelompok kecil ini
Pedungan yang dipilih secara acak. 9 orang siswa tersebut terdiri dari 3 orang
siswa dengan hasil belajar tinggi, 3 orang siswa dengan hasil belajar sedang dan 3
Pada tahap ini dilakukan evaluasi formatif yang ketiga yaitu uji lapangan atau
Pada tahap ini, uji efektivitas produk merupakan bagian yang sangat penting
dikembangkan efektif atau tidak dalam meningkatkan hasil belajar siswa ketika
digunakan di lapangan. Uji efektivitas produk merupakan uji yang sangat penting
pada hasil belajar. Tingkat efektivitas modul pembelajaran diketahui melalui hasil
penilaian pretest dan posttest setelah melakukan uji validasi dan produk
berjumlah 33 orang siswa. Dalam satu kelas tersebut sudah termasuk siswa yang
berprestasi belajar tinggi, berprestasi belajar sedang, dan berprestasi belajar
rendah.
efektif atau tidak dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang akan digunakan di
menggunakan pre-test dan post-test terhadap materi pokok yang diuji cobakan.
Setelah melalui tahap uji coba lapangan dapat dilihat seberapa efektif media yang
4. Jenis Data
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: a) data dari evaluasi tahap pertama
berupa data hasil review ahli isi bidang studi, data hasil review ahli desain
pembelajaran, dan data hasil review ahli media pembelajaran, b) data dari evaluasi
tahap kedua berupa data hasil review uji coba perorangan, data hasil uji coba
kelompok kecil, dan data dari hasil uji lapangan berupa hasil review siswa, c)
Data dari evaluasi uji efektifitas hasil belajar mengunakan tes objektif.
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil
tanggapan kuesioner dari ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, hasil review
ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba
kelompok kecil dan uji coba lapangan. Data kuantitatif diperoleh dari data
kualitatif kuesioner yang dikonversikan menjadi skor/nilai dan tes objektif hasil
belajar.
dan data kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dari data wawancara dan hasil
review dari para ahli, yaitu ahli isi mata pelajaran, ahli desain, dan ahli media
pembelajaran serta tanggapan atau respon dari siswa. Sedangkan data kuantitatif
diperoleh dari hasil data kualitatif angket sebelumnya yang diubah menjadi skor
Angket juga digunakan untuk tanggapan para ahli mengenai kelayakan dan
kemenarikan dari produk yang dikembangkan pada penelitian ini. Adapun ahli-
ahli tersebut yaitu ahli media, ahli desain pembelajaran dan ahli isi pembelajaran.
produk yang dikembangkan. Dari hasil uji coba lapangan berupa hasil tes belajar
IPA siswa untuk menguji perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan E-Modul
interaktif, jenis tes yang digunakan yaitu pre-test dan juga post-test.
review, hasil review dari para ahli inilah berguna untuk mengetahui kelayakan dan
diisi oleh para ahli dan subjek penelitian. Adapun para ahli tersebut yaitu ahli
media, ahli desain pembelajaran, ahli isi pembelajaran dan juga siswa yang
dipilih sesuai dengan keadaan subjek penelitian yang merupakan siswa Sekolah
bentuk jawaban tertutup. Nantinya terdapat alternatif pilihan jawaban yang ada
Teknis 8) Kemudahan
2. mengakses 8 5
Pengoperasian
9) Kemudahan
memahami materi 9
10) Dapat diakses
kembali 10
Jumlah 10
Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen Ahli Desain Pembelajaran
(Sumber: Simarmata dan Mujiarto, 2019 dengan modifikasi penulis)
Jumlah
No. Aspek Indikator No. Butir
Butir
1) Pemberian motivasi 1
2) Kejelasan penyajian
materi 2
3) Kemenarikan sajian
materi 3
1. Strategi 5
4) Pemberian latihan
soal untuk menguasai 4
konsep
5) Kejelasan
pembahasan 5
6) Kejelasan rumusan
KD 6
7) Kejelasan indikator
pencapaian 7
kompetensi
2. Evaluasi 4
8) Kesesuaian antara
KD, indikator, materi, 8
dan evaluasi
9) Kejelasan petunjuk
belajar 9
Jumlah 9
Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen Ahli Isi Pembelajaran
(Sumber: Simarmata dan Mujiarto, 2019 dengan modifikasi penulis)
Jumlah
No. Aspek Indikator No. Butir
Butir
1) Kejelasan tujuan
pembelajaran 1
2) Materi pembelajaran
yang spesifik 2
3) Contoh dan ilustrasi
yang mendukung
kejelasan materi 3
pembelajaran
4) Ketersediaan soal-
Self soal latihan/tugas 4
1. 7
Instruction
5) Bahasa yang
sederhana dan 5
komunikatif
6) Ketersediaan
rangkuman materi 6
pembelajaran
7) Ketersediaan
instrumen penilaian 7
8) Memuat seluruh
materi pembelajaran 8
2. Self Contained 1
sesuai dengan
Kompetensi Dasar
10) Menyesuaikan
IPTEK, serta
4. Adaptive fleksibel/luwes 10 1
digunakan
11) Setiap instruksi dan
paparan informasi
5. User Friendly bersifat membantu 11 1
dan bersahabat
dengan pemakainya
Jumlah 11
Tabel 4
Kisi-kisi Instrumen Respon Siswa
(Sumber: Parmiti, 2014:111)
Jumlah
No. Aspek Indikator No. Butir
Butir
1) Kemenarikan media
1. Visualisasi 1 1
pembelajaran
Penyajian
2) Kemudahan
memahami materi 2
3) Kejeasan uraian
2. Materi materi 3 3
4) Keseimbangan materi
dengan evaluasi 4
Tabel 5
Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Soal Tes Pilihan Ganda
Jumlah 10
Instrumen yang akan digunakan ke lapangan, akan terlebih dahulu di uji
ketepatan atau kesahihan alat ukur tersebut terhadap hal yang hendak diukur.
Validitas isi tes oleh dua orang ahli pada bidang matematika. Judges 1 dan Judges
Validitas tes diukur menggunakan teknik korelasi Point Biserial. Adapun rumus
r phbi =
St √
M p −M t p
q
(Koyan,2007:87)
Keterangan:
M p = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi butir yang dicari
validitasnya
Tabel 6
Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas
(Arikunto,2015)
Koefisien
No Interpretasi
Korelasi
1 0,800 – 1,00 Sangat tinggi
2 0,600 – 0,800 Tinggi
3 0,400 – 0,600 Cukup
4 0,200 – 0,400 Rendah
5 0,00 – 0,200 Sangat Rendah
Reliabilitas tes bertujuan untuk mengetahui keajegan suatu tes. Suatu tes
dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap atau ajeg. Reliabilitas instrumen tes hasil belajar
sebagai berikut.
r 1.1= ( )(
k
k −1
SD t 2−∑ pq
SD t
2 )
(Koyan,2007:99)
Keterangan:
r 1.1 = reliabilitas keseluruhan butir tes
k = banyak butir tes
2
SD = varian total tes
p = proporsi testee yang menjawab betul
q = proporsi testee yang menjawab salah
pq = p x q
n = banyaknya testee
Tabel 7
Kriteria Reliabilitas Tes
(Guilford dalam Koyan, 2007)
Koefisien
No Kualifikasi
Korelasi
1 ≤ 0,20 Sangat rendah
2 0,20 ≤ 0,40 Rendah
3 0,40 ≤ 0,60 Cukup
4 0,60 ≤ 0,80 Tinggi
5 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
Taraf kesukaran butir tes merupakan bilangan proporsi butir soal benar yang
dijawab oleh testee. Taraf kesukaran tes yang baik berada pada persentase antara
30% hingga 70% (Koyan,2007:94). Cara menghitung tingkat kesukaran butir tes
Pp=
∑P
n
(Koyan, 2007:91)
Keterangan:
Pp = tingkat kesukaran perangkat tes
P = tingkat kesukaran tiap butir
n = banyaknya butir tes
Tingkat kesukaran tiap butir, dihitung menggunakan rumus:
nB
P=
n
(Koyan, 2007:91)
Keterangan:
P = tingkat kesukaran butir tes
nB = banyaknya subjek yang menjawab soal dengan betul
n = jumlah subjek (testee) seluruhnya
Tabel 8
Kriteria Tingkat Kesukaran (P)
(Koyan, 2007)
Tingkat
No Kualifikasi
Kesukaran
1 0,00 – 0,29 Sukar
2 0,30 – 0,70 Sedang
3 0,71 – 1,00 Mudah
Menurut Arikunto (2015:226) daya pembeda soal adalah kempampuan soal dalam
berkemampuan rendah. Daya pembeda tes yang baik adalah 20% - 80% atau
nB A nB B
DB = −
nA nB
Keterangan:
nB A = jumlah subjek yang menjawab betul pada kelompok atas
nB B = jumlah subjek yang menjawab betul pada kelompok bawah
n A = jumlah subjek kelompok atas
n B = jumlah subjek kelompok bawah
Tabel 9
Kriteria Daya Pembeda Tes (D)
(Koyan, 2007)
No
Daya Pembeda Kualifikasi
.
1 0,00 – 0,19 Kurang baik
2 0,20 – 0,39 Cukup Baik
3 0,40 – 0,70 Baik
4 0,70 – 1,00 Sangat baik
berbasis inkuiri materi sistem pencernaan manusia pada mata pelajaran IPA kelas
V adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif, analisis kuantitatif, dan analisis
statistik inferensial.
Teknik ini bermanfaat dalam pengolahan data hasil review ahli isi bidang studi,
ahli desain produk pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Teknik ini
mengelompokkan data kualitatif seperti tanggapan, kritik, dan saran pada angket
dan hasil wawancara yang akan digunakan sebagai acuan dalam merevisi produk
merupakan suatu cara pengolahan data suatu objek peneltian yang disusun secara
Tabel 9
Kriteria Daya Pembeda Tes (D)
(Sukardi, 2008)
No. Skor Keterangan
1 Skor 1 Sangat Tidak Setuju
2 Skor 2 Tidak Setuju
3. Skor 3 Setuju
4. Skor 4 Sangat Setuju
tersebut, yaitu.
Keterangan:
Σ = Jumlah
n = Jumlah seluruh item angket
Kemudian, presentase keseluruhan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
Persentase = (F : N) x 100%
Keterangan:
F = jumlah persentase keseluruhan subyek
N = banyak subjek
Ketetapan yang digunkan dalam pemberian makna dan pengambilan keputusan
Tabel 11
Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 4
(Tegeh dan Kirna. 2010:83 )
Tingkat
No Pencapaian Kualifikasi Keterangan
(%)
1 90 - 100 % Sangat Baik Tidak perlu direvisi
2 75 - 89 % Baik Sedikit revisi
3 65 - 74 % Cukup Direvisi secukupnya
4 55- 64 % Kurang Banyak hal yang direvisi
5 0 - 54 % Sangat Kurang Diulangi membuat produk
Pada penelitian ini digunakan teknik analisis statistik inferensial guna mengetahui
dilihat dari hasil belajar siswa ketika sebelum dan sesudah menggunakan produk
terlebih dahulu uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat. Barulah
selanjutnya diadakan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) Berikut di bawah ini rumus
mengenai uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis (uji-t berkorelasi).
1) Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini dengan uji
[ ]
2
2 ( fo−fe)
X =Σ
fe
Keterangan:
2
X = chi-kuadrat
fo = frekuensi observasi
fe = frekuensi harapan
Kriteria pengujian: data berdistribusi normal jika X 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < X 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf
untuk melakukan uji-t, dimana varians dalam kelompok harus homogen (Agung,
2016:34). Oleh karena itu pada uji homogenitas varians akan dicari menggunaka
Variansterbesar
F=
Varians terkecil
(Agung, 2016:34)
Kriteria pengujian H0 diterima jika Fhitung < Ftabel yang berarti sampel
homogen. Uji dilakukan pada taraf signifikan 5% atau α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (db) untuk pembilang n1–1 dan derajat kebebasan (db) untuk penyebut
n2–1.
Teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini
adalah teknik analisis uji-t berkorelasi atau dependen. Dasar penggunaan teknik
uji-t berkorelasi ini adalah menggunakan dua perlakuan yang berbeda terhadap
satu sampel. Pada penelitian ini akan menguji efektifitas E-Modul interaktif yang
ditinjau dari hasil belajar IPA terhadap satu kelompok sebelum dan sesudah
X 1−X 2
t=
√ S12 S 22 S
+ −2r 1
n1 n2 √n 1 ( )( √ ) S2
n2
(Agung, 2016:33)
Keterangan:
X1 = rerata sampel 1
X2 = rerata sampel 2
S1 = simpangan baku sampel 1
S2 = simpangan baku sampel 2
2
S1 = varians sampel 1
2
S2 = varians sampel 2
n1 = banyak subjek sampel 1
n2 = banyak subjek sampel 2
r = korelasi antara dua sampel
Hasil uji coba dibandingkan ttabel dengan taraf signifikan 0,05 (5%) untuk
Hipotesis penelitian:
menggunakan E-Modul interaktif berbasis inkuiri pada hasil belajar IPA kelas V
SD
menggunakan E-Modul interaktif berbasis inkuiri pada hasil belajar IPA kelas V
SD
Hipotesis Statistik:
H 0 :μ 1 = μ 2
H 1: μ 1 ≠ μ 2
(Koyan, 2012:35)
Keputusan:
Bila thitung ≥ t ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Bila thitung ≤ dari ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jadwal Penelitian
No 2020 2021
Kegiatan
. 9 10 11 12 1 2
media pembelajaran
2. Penyusunan proposal penelitian
5. Analisis data
8. Ujian skripsi