Anda di halaman 1dari 11

Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

MODIFIKASI PERSAMAAN HIDROGRAF SATUAN SINTETIS


METODA NAKAYASU TERHADAP HIDROGRAF SATUAN
OBSERVASI DAS CILIWUNG HULU

Oleh :

Indra Agus
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
Kampus Limau Manis Padang

ABSTRAK

Kejadian banjir dan kekeringan dalam suatu daerah pengaliran sungai terjadi akibat fenomena iklim, yaitu
distribuasi curah hujan terjadi dalam waktu yang singkat dengan intensitas tinggi, atau periode kemarau yang
terjadi lebih panjang dari normalnya. Secara umum penyebab banjir adalah adanya input berupa curah hujan
dan sistem DAS (daerah aliran sungai). Curah hujan meliputi faktor intensitas hujan, lama hujan dan distribusi
hujan, sedangkan sistem DAS meliputi faktor topografi, jenis tanah, penggunaan lahan dan sistem transfer hujan
dalam DAS. Data curah hujan dan debit merupakan hal yang penting dalam mendapatkan hidrograf satuan
observasi. Curah hujan yang digunakan adalah curah hujan efektif yang mana perhitungan menggunakan
metoda  indeks. Sementara limpasan langsung (direct run off) di dapat dengan cara pemisahan total run off
dengan base flow menggunakan salah satu dari tida metoda yaitu metoda Straight Line. Ordinat-ordinat hidrograf
satuan observasi didapat dengan membagi ordinat limpasan langsung dengan hujan efektif.
Hidrograf satuan sintetis merupakan hidrograf satuan yang didapat berdasarkan karakteritik DAS. Modifikasi
persamaan Nakayasu dilakukan dengan menggunakan solver pada Microsoft Excel. Hasil Modifikasi persamaan
Nakayasu harus mendekati hidrograf satuan observasi, yaitu dengan melihat koefisien korelasi dan rasio
descrapancy. Modifikasi dilakukan pada tiga kondisi yaitu modifikasi pada persamaan tg, modifikasi pada
persamaan tg, pangkat 2.4 pada Qa serta persamaan Qd1 , modifikasi pada persamaan tg, pangkat 2.4 dan
persamaan Qd1,Qd2,Qd3

PENDAHULUAN hujan dan distribusi hujan, sedangkan sistem


Terjadinya perubahan penggunaan lahan DAS meliputi faktor topografi, jenis tanah,
dari vegetasi (vegetated land) menjadi non penggunaan lahan dan sistem transfer hujan
vegetasi (non vegetated land) pada suatu dalam DAS. Tingginya frekuensi hujan dengan
daerah pengaliran sungai cenderung jumlah yang besar dalam waktu relatif singkat
meningkat intensitasnya menurut ruang dan di musim penghujan yang di sertai perubahan
waktu. Hal ini merupakan konsekuensi logis penggunaan lahan menuju makin luasnya
dari aktivitas pembangunan dan laju pemukaan kedap (impermeable) menyebabkan
pertumbuhan penduduk yang tinggi. Adanya hanya sebagian kecil curah hujan yang dapat
peningkatan intensitas perubahan alih fungsi diserap dan ditampung oleh tanah melalui
lahan tersebut, tentunya membawa pengaruh intersepsi maupun infiltrasi sebagai cadangan
negatif terhadap kondisi hidrologis daerah air di musim kemarau. Dampaknya air hujan
aliran sungai di antaranya meningkatnya debit yang di transfer menjadi aliran permukaan
puncak, fluktuasi debit antar musim, koefisien meningkat, sehingga terjadi banjir dengan
aliran permukaan, serta banjir dan kekeringan. besaran (magnitude) yang makin meningkat.

Secara umum penyebab banjir dapat Kondisi ini akan diperburuk apabila periode
dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu: tanah sudah dalam keadaan jenuh akibat hujan
masukan (hujan) dan sistem DAS. Masukan sebelumnya. Banjir terjadi saat debit aliran
(hujan) meliputi faktor intensitas hujan , lama sungai menjadi sangat tinggi, sehingga

76
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

melampaui kapasitas daya tampung sungai. berikut : Luas DAS Ciliwung Bagian Hulu
Akibatnya bagian air yang tidak tertampung adalah 14.876 ha terbagi kedalam 4(empat)
melimpas melampaui badan/bibir/tanggul Sub DAS yaitu:
sungai dan pada akhirnya akan menggenangi 1. Sub DAS Ciesek seluas 2.452,78 ha
daerah sekitar aliran yang lebih rendah. 2. Sub DAS Hulu Ciliwung seluas 4.593,03 ha
Untuk memperkirakan debit banjir dapat 3. Sub DAS Cibogo Cisarua seluas 4.110,34
menggunakan cara probabiltas (statistik), ha
rumus empiris dan hidrograf satuan. 4. Sub DAS Ciseuseupan Cisukabirus seluas
3.719,85 ha
Maksud Dan Tujuan Penelitian
Tabel 1 Sub DAS Ciliwung Hulu
Maksud dari penelitian ini adalah SUB DAS
NO KEC/ CILI CIBO CISE TOTAL
menentukan hidrograf satuan dan memodifikasi DESA CIES WUN GO USEU
EK G CISAR PAN
persamaan hidrograf satuan sintetik nakayasu HUL UA CISU
U KABI
berdasarkan karakterisitik daerah pengaliran RUS
I Kec.Ciawi 0 0 83,76 1261 1344,7
sungai Ciliwung Hulu. 8
II Kec.Cisarua 233,8 3740 2962 0 6936,2
Tujuan dari penulisan penyusunan tesis ini 3
III Kec.Mega 2219 835,1 1064,1 1868 6004,6
adalah: mendung 8
IV Kec.Sukar 0 0 0 221,5 221,47
1. Menghitung hidrograf satuan observasi aja
V Kec.Kota 0 0 0 368,8 368,84
Bogor
berdasarkan data debit dan data curah
hujan. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa
2. Memodifikasi hidrograf satuan sintetik DAS Ciliwung bagian bulu mempunyai curah
metoda Nakayasu pada daerah pengaliran hujan rata-rata sebesar 2929 - 4956 mm/tahun.
Ciliwung Hulu dan hasilnya dibandingkan Perbedaan bulan basah dan kering sangat
dengan hidrograf satuan observasi. menyolok yaitu 10,9 bulan basah per tahun dan
hanya 0,6 bulan kering per tahun.

Gambaran Wilayah Tipe iklim DAS Ciliwung Bagian Hulu menurut


DAS Ciliwung Hulu dimulai dari Bendung sistem klasifikasi Smith dan Ferguson (1951)
Katulampa sampai kearah selatan Gunung yang didasarkan pada besarnya curah hujan,
Pongrango yang secara administratif berada di yaitu Bulan Basah (>200 mm) dan Bulan Kering
Kabupaten Bogor. DAS Ciliwung Hulu berada (<100 mm ) adalah termasuk kedalam Type A.
dalam kecamatan Ciawi, Cisarua,
Megamendung, Sukaraja dan Kota Bogor.
Secara geografis DAS Ciliwung Hulu terletak
pada 6o 35’ LS s/d 6o 49’ LS dan 106o 49’ BT
s/d 107o 00’ BT.

Penentuan batas Wilayah Ciliwung Bagian Hulu


didasarkan pada bentang alam dan
administrasi seperti di jelaskan pada uraian

77
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

i Q
Hujan efektif Limpasan Langsung

Black box

T t t

Gambar 2 Metode black box

Inputnya berupa merata, yaitu hujan dengan


intensitas konstan sebesar i dan durasi T yang
Gambar 1 Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu terbagi rata diatas watershed. Jadi yang
dimaksud hidrograf satuan suatu watershed
adalah suatu limpasan langsung yang
TINJAUAN PUSTAKA diakibatkan oleh suatu satuan volume hujan
Hidrograf adalah diagram yang efektif, yang terbagi rata dalam waktu dan
menggambarkan variasi debit atau permukaan ruang.
air menurut waktu. Kurva tersebut memberikan
gambaran mengenai berbagai kondisi yang ada Hidrograf satuan menunjukan bagaimana hujan
didaerah tersebut. Kalau karakteristik daerah efektif tersebut ditranformasikan menjadi
aliran itu berubah maka bentuk hidrograf juga limpasan langsung di pelepasan (outlet)
akan mengalami perubahan. Kegunaan utama watershed. Trasformasi itu disertai anggapan
hidrograf satuan adalah untuk menganalisis berlakunya proses linear. Hidrograf satuan
proyek-proyek pengendalian banjir. Faktor mempunyai sifat khusus untuk suatu watershed
utama untuk menentukan bentuk hidrograf , yang menunjukan adanya efek terpadu sifat
adalah karakteritik DAS dan iklim. Unsur iklim dan bentuk permukaan watershed terhadap
yang perlu diketahui adalah jumlah curah hujan penelusuran (routing) hujan lewat daerah
total, intensitas hujan, lama waktu hujan, tangkapannya.
penyebaran hujan dan suhu. Prinsip hidrograf satuan dapat diterapkan untuk
:
Teori klasik hidrograf satuan (unit hydrograph) 1. memperkirakan banjir perencanaan (design
yang pertama kali diperkenalkan oleh L.K flood).
SHERMAN, berasal dari hubungan antara 2. mengisi data banjir yang hilang
hujan efektif dengan limpasan langsung. 3. memperkirakan banjir jangka pendek yang
Hubungan tersebut merupakan salah satu didasarkan atas curah hujan yang tercatat
komponen model watershed yang umum. Teori (recorded rainfall).
hidrograf satuan merupakan penerapan
pertama teori sistem linear dalam hidrologi. Tujuan hidrograf satuan adalah mencari
Watershednya dipandang sebagai blac box dan hubungan antara limpasan permukaan dan
sistemnya ditandai oleh tanggapan (response) hujan sebagai penyebabnya (walaupun sudah
Q terhadap input tertentu (Gambar 2). jelas terlihat bahwa kualitas dan intensitas
hujan mempunyai pengaruh langsung terhadap

78
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

hidrograf, maka dengan hidrograf satuan dapat Untuk menurunkan hidrograf satuan diperlukan
dijelaskan bagaimana hubungannya, berapa rekaman data limpasan dan data hujan, pada
besar pengaruh hujan efektif terhadap limpasan hal sering kita jumpai ada beberapa watershed
permukaan). tidak memiliki sama sekali catatan limpasan.
Dalam kasus ini limpasan diturunkan
Langkah pertama adalah memisahkan aliran berdasarkan data-data dari sungai pada
dasarnya (base flow) dari limpasan permukaan, watershed yang sama atau watershed terdekat
kemudian menggambarkan grafik limpasan dan yang mempunyai karakteristik sama. Hasil dari
hujan pada dasar waktu yang sama. Besarnya penurunan hidrograf satuan ini dinamakan
hujan efektif harus ditaksir sehingga intensitas hidrograf satuan sintesis. Ada bebarapa
dan durasinya dapat ditentukan. Kemudian metode dalam menghitung hidrograf satuan
harus dilakukan pemeriksaan terhadap volume sintesis, diantaranya adalah metoda Snyder
hujan efektif dan besarnya limpasan yang Alexejev, metoda Nakayasu, metoda SCS
berasal dari hidrograf, keduanya harus sama Dimensionless dan metoda Gamma yang
kalau terjadi perbedaan maka salah satu harus dilakukan beberapa DAS (watershed) di pulau
disesuaikan. Hidrograf satuan didapat dengan Jawa.
membagi ordinat hidrograf limpasan langsung
oleh hujan efektif, yang akhirnya didapat Nakayasu menyelidiki beberapa sungai di
ordinat-ordinat hidrograf satuan dengan periode Jepang, ia membuat rumus hidrograf satuan
tertentu. dari hasil penyelidikannya. Adapun rumusnya
adalah sebagai berikut :
Hidrograf satuan bisa dikelompokan menjadi
C A Ro
Qp 
beberapa bagian yaitu hidrograf satuan 3,6 0,3Tp  T0,3 
observasi (lapangan), hidrograf satuan teoritis
dimana :
dan hidrograf satuan sintetis. Diantara metoda
Qp = debit puncak banjir (m3/dtk)
hidrograf satuan teoritis adalah , Metoda
Ro = hujan satuan (mm)
Forward Subtitution, Least Square, Linear
Tp = tenggang waktu (time lag) dari permulaan
Reservoar Cascade, Persentase Distribusi.
hujan sampai puncak banjir (jam)
Sedangkan hidrograf satuan sintetis
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan
diantaranya Metoda Snyder Alexejev,
debit, dari debit puncak sampai menjadi 30%
Nakayasu, SCS Dimensionless, Gamma Sri
dari debit puncak.
Harto dan lain sebaginya. Hidrograf satuan
teoritis didapat berdasarkan data limpasan
2 ,4
langsung (direct runoff) dan curah hujan. Untuk  t 
Qa  Qp  
 Tp 
hidrograf satuan sintetik data yang dperlukan  
adalah karakteristik suatu daerah aliran sungai, dimana :
yang meliputi panjang sungai, luas DAS, Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak
kemiringan lahan, tata guna lahan dsb. (m3/detik)
t = waktu (jam)

79
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

Bagian lengkung turun (decreasing limb) -   3 bagian naik hidrograf yang cepat dan
bagian menurun yang lambat

Persamaan hidrograf satuan sintetis Nakayasu


didapat berdasarkan data-data daerah
pengaliran sungai di Jepang. Persamaan
Nakayasu belum tentu cocok digunakan untuk
DAS yang ada di Indonesia. Untuk itu perlu
dilakukan modifikasi terhadap persamaan
Nakayasu, sehingga hasilnya mendekati
Gambar 3 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
hidrograf satuan observasi (lapangan)

Qd  0,3 Qp :
PEMBAHASAN
t  Tp
T0 ,3 Hidrograf Satuan Observasi
Qd  Qp . 0,3
Tabel 2 Curah Hujan Efekti dan Limpasan
0,3Qp  Qd  0,3 Qp : Langsung
t  Tp  0,5 T0 ,3 CH LIMPASAN
1,5 T0 ,3 t EFEKTIF LANGSUNG
Qd  Qp . 0,3
(jam) (mm) (m3/s)
0 0.000 0.000
0,32 Qp  Qd :
1 1.848 0.000
t  Tp 1,5 T0 ,3 2 0.706 0.559
3 0.000 2.413
2 T0 ,3
Qd  Qp . 0,3 4 0.000 6.123
5 0.000 11.664
6 0.000 14.907
Tenggang waktu T  tg  0,8tr 7 0.000 14.907
8 0.000 12.709
9 0.000 8.740
Untuk : 10 0.000 6.538
L < 15 km 11 0.000 5.317
12 0.000 4.543
t = 0,21 L0,7
13 0.000 3.802
L > 15 km 14 0.000 2.749
t = 0,4 + 0,058 L 15 0.000 2.413
16 0.000 2.413
L = panjang alur sungai (km)
17 0.000 1.765
tg = waktu konsentrasi (jam) 18 0.000 1.452
T0,3   t g 19 0.000 1.147
20 0.000 0.849
Untuk : 21 0.000 0.559
-   2 daerah pengaliran biasa 22 0.000 0.000
23 0.000 0.000
-   1,5 bagian naik hidrograf yang lambat
dan bagian menurun yang cepat

80
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu


Dengan data-data karakteristik DAS Ciliwung
Hulu didapat hidrograf satuan sintetik
Nakayasu.
Panjang Sungai (L) = 22.75 km
2
Luas DAS = 148.76 km

Gambar 4 Curah Hujan Efektif dan Limpasan


Langsung Tabel 4 Hasil Perhitungan Hidrograf Satuan
Tabel 3 Hidrograf Satuan Observasi Metoda Nakayasu DAS Ciliwung Hulu
HIDROGRAF AKIBAT
CH HUJAN
t SATUAN t U(t,1) TOTAL
EFEKTIF 1.848 0.706 KET
(jam) OBSERVASI (jam) (m3/s) (m3/s)
(mm)
(m3/s)/mm mm mm
3 3
0 0.000 0.00 (m /s) (m /s)
1 1.848 0.00 0 0.0000 0 0 0.0
2 0.706 0.22 1 0.7047 1.303 0.498 1.8
Qa
3 0.000 0.94 2 3.7195 6.875 2.627 9.5
4 0.000 2.40 3 9.8423 18.193 6.952 25.1
5 0.000 4.57 4 6.3875 11.807 4.512 16.3
6 0.000 5.83 5 4.5882 8.481 3.241 11.7 Qd1
7 0.000 5.83 6 3.2958 6.092 2.328 8.4
8 0.000 4.97 7 2.6957 4.983 1.904 6.9
9 0.000 3.421 8 2.1621 3.997 1.527 5.5
10 0.000 2.559 9 1.7342 3.206 1.225 4.4
11 0.000 2.081 10 1.3909 2.571 0.982 3.6 Qd2
12 0.000 1.778 11 1.1156 2.062 0.788 2.9
12 0.8948 1.654 0.632 2.3
13 0.000 1.488
13 0.7177 1.327 0.507 1.8
14 0.000 1.076
14 0.7102 1.313 0.502 1.8
15 0.000 0.945
15 0.6019 1.113 0.425 1.5
16 0.000 0.945
16 0.5102 0.943 0.360 1.3
17 0.000 0.691
17 0.4324 0.799 0.305 1.1
18 0.000 0.568
18 0.3665 0.677 0.259 0.9
19 0.000 0.449
19 0.3106 0.574 0.219 0.8
20 0.000 0.332
20 0.2632 0.487 0.186 0.7
21 0.000 0.219
21 0.2231 0.412 0.158 0.6
22 0.000 0.000 Qd3
22 0.1891 0.350 0.134 0.5
23 0.000 0.000
23 0.1603 0.296 0.113 0.4
24 0.1358 0.251 0.096 0.3
31 0.0427 0.079 0.030 0.1
32 0.0362 0.067 0.026 0.1
33 0.0306 0.057 0.022 0.1
34 0.0260 0.048 0.018 0.1
35 0.0220 0.041 0.016 0.06

Gambar 5 Hidrograf Satuan Observasi

81
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

O i = Hidrograf satuan observasi pada jam ke


1,2,3.....n
QNi = Hidrograf satuan Nakayasu pada jam ke
1,2,3.....n

Fungsi Kendala :

t g  0.4  22.75 X
Gambar 6 Hidrograf Satuan Observasi dan
Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Original
Untuk panjang sungai (L) besar dari 15 km

Tabel 5 Koefisien Korelasi Hidrograf Satuan tr  0.4  22.75 X

Nakayasu Original Tp  0.72  40.95 X

N HIDROGRA KOEFISIEN KORELASI


KURVA KURVA T0.3  0.8  45.5 X
O F SATUAN
NAIK (%) TURUN (%)
NAKAYASU
1 ORIGINAL 9192 4735 148 .76
Qp 
3.6576  208 .026 X
Tabel 6 Rasio Descrapancy Hidrograf Satuan 2.4
148 .76  ti 
Qai   
3.6576  208 .026 X  0.72  40 .95 X 
Nakayasu Original
RASIO
HIDROGRAF DESCRAPANCY ti 0.72 40.95 X
JMLAH RATA-
SATUAN 148 .76 0.8  45.5 X
Qp Tp Tb RATA Qd1i  0.3
NAKAYASU 3.6576  208 .026 X
ORIGINAL 0.59 2.0 0.66 3.25 1.08
t 0.3218.2X
148 .76
Qd2i  0.3 1.269.25X
Persamaan metoda Nakayasu yang mengalami 3.6576  208 .026 X
modifikasi adalah : t i 0.4827.3X
148 .76 1.6  91X
Qd3i  0.3
1. Kondisi 1 3.6576  208 .026 X
Modifikasi pada persamaan tg
2. Kondisi 2 Qai , Qd1i , Qd2i , Qd3i = Debit pada waktu ke
Modifikasi pada persamaan tg, pangkat 2.4
1,2,3……n
pada Qa serta persamaan Qd1
t i =waktu ke 1,2,3…n
3. Kondisi 3
Modifikasi pada Persamaan tg, pangkat 2.4
0  X  0.5
dan persamaan Qd1,Qd2,Qd3
tg  0 ; Tp  0 ; T0.3  0 ; Qp  0 ;

Qai  0 ; Qd1i  0 ; Qd2i  0 ; Qd3i  0


Perubahan terhadap terhadap persamaan tg
Pada DAS Ciliwung Hulu
Fungsi Tujuan :

n 2

Minimum : Z   (O  QN )
i1
i i

82
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

Y
148 .76  ti 
Qai   
3.6576  208 .026 X  0.72  40 .95 X 

ti 0.72A  40.95 X A
148 .76 0.8 B  45.5 X B
Qd1i  0.3
3.6576  9.144 X L
t 0.3218.2X
148 .76
Qd2i  0.3 1.269.25X
3.6576  208 .026 X
t i  0.48 27.3X
Gambar 7 Hidrograf Satuan Nakayasu Hasil 148 .76 1.6  91X
Qd3i  0.3
3.6576  208 .026 X
Modifikasi Terhadap Persamaan tg Pada DAS
Ciliwung Hulu
Qai , Qd1i , Qd2i , Qd3i = Debit pada waktu ke
Perubahan yang dilakukan adalah terhadap 1,2,3……n
persamaan tg, dimana angka 0.058 setelah t i =waktu ke 1,2,3…n
dilakukan optimasi menjadi 0.1158, terlihat
harga tg semakin besar dan berpengaruh
0  X  0.5 0.5  Y  3 0A2
terhadap time lag (Tp). Untuk nilai tr = 1xtg.
0.5  B  2

Perubahan pada persamaan tg, pangkat 2.4 tg  0 ; Tp  0 ; T0.3  0 ; Qp  0 ;


pada Qa serta persamaan Qd1
Qai  0 ; Qd1i  0 ; Qd2i  0 ; Qd3i  0

Fungsi Tujuan :

n 2

Minimum : Z   (O  QN )
i1
i i

O i = Hidrograf satuan observasi pada jam ke


1,2,3.....n
QNi =Hidrograf satuan metode Nakayasu pada
jam ke 1,2,3.....n Gambar 8 Hidrograf Satuan Nakayasu Hasil
Modifikasi Pada Persamaan tg, pangkat 2.4
Fungsi Kendala : pada persamaan Qa serta pada persamaan Qd1
t g  0.4  22.75 X Pada DAS Ciliwung Hulu

Untuk panjang sungai (L) besar dari 15 km


Setelah dilakukan optimasi didapatkan
tr  0.4  22.75 X
perubahan terhadap persamaan Nakayasu,
Tp  0.72  40.95 X
adapun persamaan tersebut adalah :
T0.3  0.8  45.5 X

148 .76
Qp 
3.6576  208 .026 X

83
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

Tabel 7 Hasil Modifikasi Persamaan Metoda t 0.3218.2X


148 .76
Nakayasu pada persamaan tg, pangkat 2.4 Qd2i  0.3 0.8C  45.5XC
3.6576  208 .026 X
pada Qa serta persamaan Qd1
t i  0.48 27.3X
148 .76
Qd3i  0.3 0.8D  46.5XD
3.6576  208 .026 X
NO PERSAMAAN PERSAMAAN
NAKAYASU NAKAYASU
ASLI MODIFIKASI
Qai , Qd1i , Qd2i , Qd3i = Debit pada waktu ke
1 t g  0.4  0.058 L tg  0.4  0.114 L
2 2.4 2.326 1,2,3……n
 t   t 
Qa  Qp   Qa  Qp  
 Tp   Tp  t i =waktu ke 1,2,3…n
   
3 t  Tp t 1.344 Tp
0  X  0.5 0.5  Y  3 0A2
T0.3 0.75 T0.3
Qd1  Qp 0.3 Qd1  Qp 0.3
0.5  B  2
t g  0 ; Tp  0 ; T0.3  0 ; Qp  0 ; Qai  0 ;
Perubahan Pada Persamaan tg, pangkat 2.4
dan persamaan Qd1,Qd2,Qd3 Qd1i  0 ; Qd2i  0 ; Qd3i  0

Fungsi Tujuan :

n 2

Minimum : Z   (O  QN )
i1
i i

O i = Hidrograf satuan observasi pada jam ke


1,2,3.....n
QNi = Hidrograf satuan metode Nakayasu pada
Gambar 9 Hidrograf Satuan Nakayasu Hasil
jam ke 1,2,3.....n
Modifikasi Pada Persamaan tg, pangkat 2.4 dan
pada persamaan Qd1,Qd2,Qd3 Pada DAS
Ciliwung Hulu
Fungsi Kendala :
t g  0.4  22.75 X
Tabel 8 Hasil Modifikasi Persamaan Metoda
Untuk panjang sungai (L) besar dari 15 km Nakayasu Pada tg, persamaan Qa,Qd1,Qd2, Qd3
tr  0.4  22.75 X N PERSAMAAN PERSAMAAN
O NAKAYASU NAKAYASU
Tp  0.72  40.95 X ORIGINAL MODIFIKASI
1 t g  0.4  0.058 L t g  0.4  0.119 L
T0.3  0.8  45.5 X 2.4 2.311
2  t   t 
148 .76 Qa  Qp   Qa  Qp  
 Tp   Tp 
Qp     
3.6576  208 .026 X
3 t Tp t 1.341Tp
Y 0.746T0.3
148 .76  ti  Q d1  Q p 0.3 T0.3 Qd1  Qp 0.3
Qai   
3.6576  208 .026 X  0.72  40 .95 X  4 t  Tp 0.5 Tp t  Tp  0.5 Tp
1.5 T0.3 1.381T0.3
Qd2  Qp 0.3 Qd2  Qp 0.3
ti 0.72A  40.95 X A
148 .76 0.8 B  45.5 X B
Qd1i  0.3 5 t  Tp 1.5 Tp t  Tp 1.5 Tp
3.6576  9.144 X L
2 T0.3 0.417T0.3
Qd3  Qp 0.3 Qd3  Qp 0.3

84
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dapat diambil beberapa
kesimpulan :
Persamaan hidrograf satuan sintetik nakayasu
tidak bisa langsung diterapkan pada suatu
daerah aliran sungai. Hal ini disebabkan karena
perbedaan karakteristik antara satu DAS
Gambar 10 Perbandingan Hidrograf Satuan
dengan DAS lainnya.
Observasi, Hidrograf Satuan Nakayasu Original
dan Hidrograf Satuan Nakayasu Modifikasi
Hidrograf satuan nakayasu sebelum modifikasi
(original) masih jauh dari hidrograf satuan
observasi. Hal itu terlihat dari koefisien korelasi
Tabel 9 Koefisien Korelasi Hidrograf Satuan
dan rasio descrapancy yang mempunyai nilai
Nakayasu Modifikasi
yang cukup besar di bandingkan dengan
KOEFISIEN
KORELASI hidrograf satuan observasi.
NO HIDROGRAF SATUAN KURVA KURVA
NAIK TURUN
(%) (%)
MODIFIKASI TERHADAP Dari beberapa kondisi modifikasi yang
1 PERSAMAAN tg 353 153
MODIFIKASI TERHADAP disebutkan diatas, yang paling mendekati
PERSAMAAN tg DAN
2 PANGKAT 2.4 24 142 hidrograf satuan observasi adalah kondisi 3
MODIFIKASI TERHADAP
yaitu modifikasi pada persamaan tg, pangkat
PERSAMAAN tg ,PANGKAT 2.4
3 DAN (Qd1,Qd2,Qd3) 26 8 2.4 dan persamaan Qd1,Qd2,Qd3. Hal itu bisa
4 NAKAYASU ASLI 1,305 207
terlihat dari koefisien korelasi dan rasio
descrapancy, adapun nilai koefisien korelasi
Tabel 10 Rasio Descrapancy Hidrograf Satuan
nya adalah 26% untuk lengkung konsentrasi
Nakayasu Modifikasi
dan 8% untuk lengkung resesi. Sedangkan
RASIO
HIDROGRAF DESCRAPANCY untuk rasio descrapancy rata-rata adalah 1,
JUMLAH RATA-
SATUAN
Qp Tp Tb RATA dengan rincian untuk Qp=0.95, Tp=1 dan
MODIFIKASI
TERHADAP Tb=1.05
PERSAMAAN
tg 0.97 1.00 0.59 2.56 0.85
MODIFIKASI
TERHADAP Saran
PERSAMAAN
tg DAN Sebaiknya modifikasi hidrograf satuan sintetik
PANGKAT 2.4 0.94 1.00 0.59 2.53 0.84
MODIFIKASI dilakukan lebih dari satu DAS, supaya hasil
TERHADAP
PERSAMAAN
modifikasi yang di dapat antara satu DAS
tg ,PANGKAT dengan DAS yang lain bisa dibandingkan, atau
2.4 DAN
(Qd1,Qd2,Qd3) 0.95 1.00 1.05 3.00 1.00 dari beberapa DAS didapat satu persamaan.
NAKAYASU
ASLI 0.59 2.00 0.64 3.23 1.08

85
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695

DAFTAR PUSTAKA

Soemanto, C.D.,(1995), Hidrologi Teknik,


Erlangga
Krida Santausa, Iwan. Catatan Hidrologi
http://balitklimat.litbang.deptan.go.id/index2.php
, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi,
Badan Litbang Pertanian. Manfaat
Pengembangan Dam Parit Untuk Pengendalian
Banjir Dan Kekeringan

86

Anda mungkin juga menyukai