Modifikasi Persamaan Hidrograf Satuan Sintetis Metoda Nakayasu Terhadap Hidrograf Satuan Observasi Das Ciliwung Hulu
Modifikasi Persamaan Hidrograf Satuan Sintetis Metoda Nakayasu Terhadap Hidrograf Satuan Observasi Das Ciliwung Hulu
Oleh :
Indra Agus
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
Kampus Limau Manis Padang
ABSTRAK
Kejadian banjir dan kekeringan dalam suatu daerah pengaliran sungai terjadi akibat fenomena iklim, yaitu
distribuasi curah hujan terjadi dalam waktu yang singkat dengan intensitas tinggi, atau periode kemarau yang
terjadi lebih panjang dari normalnya. Secara umum penyebab banjir adalah adanya input berupa curah hujan
dan sistem DAS (daerah aliran sungai). Curah hujan meliputi faktor intensitas hujan, lama hujan dan distribusi
hujan, sedangkan sistem DAS meliputi faktor topografi, jenis tanah, penggunaan lahan dan sistem transfer hujan
dalam DAS. Data curah hujan dan debit merupakan hal yang penting dalam mendapatkan hidrograf satuan
observasi. Curah hujan yang digunakan adalah curah hujan efektif yang mana perhitungan menggunakan
metoda indeks. Sementara limpasan langsung (direct run off) di dapat dengan cara pemisahan total run off
dengan base flow menggunakan salah satu dari tida metoda yaitu metoda Straight Line. Ordinat-ordinat hidrograf
satuan observasi didapat dengan membagi ordinat limpasan langsung dengan hujan efektif.
Hidrograf satuan sintetis merupakan hidrograf satuan yang didapat berdasarkan karakteritik DAS. Modifikasi
persamaan Nakayasu dilakukan dengan menggunakan solver pada Microsoft Excel. Hasil Modifikasi persamaan
Nakayasu harus mendekati hidrograf satuan observasi, yaitu dengan melihat koefisien korelasi dan rasio
descrapancy. Modifikasi dilakukan pada tiga kondisi yaitu modifikasi pada persamaan tg, modifikasi pada
persamaan tg, pangkat 2.4 pada Qa serta persamaan Qd1 , modifikasi pada persamaan tg, pangkat 2.4 dan
persamaan Qd1,Qd2,Qd3
Secara umum penyebab banjir dapat Kondisi ini akan diperburuk apabila periode
dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu: tanah sudah dalam keadaan jenuh akibat hujan
masukan (hujan) dan sistem DAS. Masukan sebelumnya. Banjir terjadi saat debit aliran
(hujan) meliputi faktor intensitas hujan , lama sungai menjadi sangat tinggi, sehingga
76
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695
melampaui kapasitas daya tampung sungai. berikut : Luas DAS Ciliwung Bagian Hulu
Akibatnya bagian air yang tidak tertampung adalah 14.876 ha terbagi kedalam 4(empat)
melimpas melampaui badan/bibir/tanggul Sub DAS yaitu:
sungai dan pada akhirnya akan menggenangi 1. Sub DAS Ciesek seluas 2.452,78 ha
daerah sekitar aliran yang lebih rendah. 2. Sub DAS Hulu Ciliwung seluas 4.593,03 ha
Untuk memperkirakan debit banjir dapat 3. Sub DAS Cibogo Cisarua seluas 4.110,34
menggunakan cara probabiltas (statistik), ha
rumus empiris dan hidrograf satuan. 4. Sub DAS Ciseuseupan Cisukabirus seluas
3.719,85 ha
Maksud Dan Tujuan Penelitian
Tabel 1 Sub DAS Ciliwung Hulu
Maksud dari penelitian ini adalah SUB DAS
NO KEC/ CILI CIBO CISE TOTAL
menentukan hidrograf satuan dan memodifikasi DESA CIES WUN GO USEU
EK G CISAR PAN
persamaan hidrograf satuan sintetik nakayasu HUL UA CISU
U KABI
berdasarkan karakterisitik daerah pengaliran RUS
I Kec.Ciawi 0 0 83,76 1261 1344,7
sungai Ciliwung Hulu. 8
II Kec.Cisarua 233,8 3740 2962 0 6936,2
Tujuan dari penulisan penyusunan tesis ini 3
III Kec.Mega 2219 835,1 1064,1 1868 6004,6
adalah: mendung 8
IV Kec.Sukar 0 0 0 221,5 221,47
1. Menghitung hidrograf satuan observasi aja
V Kec.Kota 0 0 0 368,8 368,84
Bogor
berdasarkan data debit dan data curah
hujan. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa
2. Memodifikasi hidrograf satuan sintetik DAS Ciliwung bagian bulu mempunyai curah
metoda Nakayasu pada daerah pengaliran hujan rata-rata sebesar 2929 - 4956 mm/tahun.
Ciliwung Hulu dan hasilnya dibandingkan Perbedaan bulan basah dan kering sangat
dengan hidrograf satuan observasi. menyolok yaitu 10,9 bulan basah per tahun dan
hanya 0,6 bulan kering per tahun.
77
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695
i Q
Hujan efektif Limpasan Langsung
Black box
T t t
78
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695
hidrograf, maka dengan hidrograf satuan dapat Untuk menurunkan hidrograf satuan diperlukan
dijelaskan bagaimana hubungannya, berapa rekaman data limpasan dan data hujan, pada
besar pengaruh hujan efektif terhadap limpasan hal sering kita jumpai ada beberapa watershed
permukaan). tidak memiliki sama sekali catatan limpasan.
Dalam kasus ini limpasan diturunkan
Langkah pertama adalah memisahkan aliran berdasarkan data-data dari sungai pada
dasarnya (base flow) dari limpasan permukaan, watershed yang sama atau watershed terdekat
kemudian menggambarkan grafik limpasan dan yang mempunyai karakteristik sama. Hasil dari
hujan pada dasar waktu yang sama. Besarnya penurunan hidrograf satuan ini dinamakan
hujan efektif harus ditaksir sehingga intensitas hidrograf satuan sintesis. Ada bebarapa
dan durasinya dapat ditentukan. Kemudian metode dalam menghitung hidrograf satuan
harus dilakukan pemeriksaan terhadap volume sintesis, diantaranya adalah metoda Snyder
hujan efektif dan besarnya limpasan yang Alexejev, metoda Nakayasu, metoda SCS
berasal dari hidrograf, keduanya harus sama Dimensionless dan metoda Gamma yang
kalau terjadi perbedaan maka salah satu harus dilakukan beberapa DAS (watershed) di pulau
disesuaikan. Hidrograf satuan didapat dengan Jawa.
membagi ordinat hidrograf limpasan langsung
oleh hujan efektif, yang akhirnya didapat Nakayasu menyelidiki beberapa sungai di
ordinat-ordinat hidrograf satuan dengan periode Jepang, ia membuat rumus hidrograf satuan
tertentu. dari hasil penyelidikannya. Adapun rumusnya
adalah sebagai berikut :
Hidrograf satuan bisa dikelompokan menjadi
C A Ro
Qp
beberapa bagian yaitu hidrograf satuan 3,6 0,3Tp T0,3
observasi (lapangan), hidrograf satuan teoritis
dimana :
dan hidrograf satuan sintetis. Diantara metoda
Qp = debit puncak banjir (m3/dtk)
hidrograf satuan teoritis adalah , Metoda
Ro = hujan satuan (mm)
Forward Subtitution, Least Square, Linear
Tp = tenggang waktu (time lag) dari permulaan
Reservoar Cascade, Persentase Distribusi.
hujan sampai puncak banjir (jam)
Sedangkan hidrograf satuan sintetis
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan
diantaranya Metoda Snyder Alexejev,
debit, dari debit puncak sampai menjadi 30%
Nakayasu, SCS Dimensionless, Gamma Sri
dari debit puncak.
Harto dan lain sebaginya. Hidrograf satuan
teoritis didapat berdasarkan data limpasan
2 ,4
langsung (direct runoff) dan curah hujan. Untuk t
Qa Qp
Tp
hidrograf satuan sintetik data yang dperlukan
adalah karakteristik suatu daerah aliran sungai, dimana :
yang meliputi panjang sungai, luas DAS, Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak
kemiringan lahan, tata guna lahan dsb. (m3/detik)
t = waktu (jam)
79
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695
Bagian lengkung turun (decreasing limb) - 3 bagian naik hidrograf yang cepat dan
bagian menurun yang lambat
Qd 0,3 Qp :
PEMBAHASAN
t Tp
T0 ,3 Hidrograf Satuan Observasi
Qd Qp . 0,3
Tabel 2 Curah Hujan Efekti dan Limpasan
0,3Qp Qd 0,3 Qp : Langsung
t Tp 0,5 T0 ,3 CH LIMPASAN
1,5 T0 ,3 t EFEKTIF LANGSUNG
Qd Qp . 0,3
(jam) (mm) (m3/s)
0 0.000 0.000
0,32 Qp Qd :
1 1.848 0.000
t Tp 1,5 T0 ,3 2 0.706 0.559
3 0.000 2.413
2 T0 ,3
Qd Qp . 0,3 4 0.000 6.123
5 0.000 11.664
6 0.000 14.907
Tenggang waktu T tg 0,8tr 7 0.000 14.907
8 0.000 12.709
9 0.000 8.740
Untuk : 10 0.000 6.538
L < 15 km 11 0.000 5.317
12 0.000 4.543
t = 0,21 L0,7
13 0.000 3.802
L > 15 km 14 0.000 2.749
t = 0,4 + 0,058 L 15 0.000 2.413
16 0.000 2.413
L = panjang alur sungai (km)
17 0.000 1.765
tg = waktu konsentrasi (jam) 18 0.000 1.452
T0,3 t g 19 0.000 1.147
20 0.000 0.849
Untuk : 21 0.000 0.559
- 2 daerah pengaliran biasa 22 0.000 0.000
23 0.000 0.000
- 1,5 bagian naik hidrograf yang lambat
dan bagian menurun yang cepat
80
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695
81
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695
Fungsi Kendala :
t g 0.4 22.75 X
Gambar 6 Hidrograf Satuan Observasi dan
Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Original
Untuk panjang sungai (L) besar dari 15 km
n 2
Minimum : Z (O QN )
i1
i i
82
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695
Y
148 .76 ti
Qai
3.6576 208 .026 X 0.72 40 .95 X
ti 0.72A 40.95 X A
148 .76 0.8 B 45.5 X B
Qd1i 0.3
3.6576 9.144 X L
t 0.3218.2X
148 .76
Qd2i 0.3 1.269.25X
3.6576 208 .026 X
t i 0.48 27.3X
Gambar 7 Hidrograf Satuan Nakayasu Hasil 148 .76 1.6 91X
Qd3i 0.3
3.6576 208 .026 X
Modifikasi Terhadap Persamaan tg Pada DAS
Ciliwung Hulu
Qai , Qd1i , Qd2i , Qd3i = Debit pada waktu ke
Perubahan yang dilakukan adalah terhadap 1,2,3……n
persamaan tg, dimana angka 0.058 setelah t i =waktu ke 1,2,3…n
dilakukan optimasi menjadi 0.1158, terlihat
harga tg semakin besar dan berpengaruh
0 X 0.5 0.5 Y 3 0A2
terhadap time lag (Tp). Untuk nilai tr = 1xtg.
0.5 B 2
Fungsi Tujuan :
n 2
Minimum : Z (O QN )
i1
i i
148 .76
Qp
3.6576 208 .026 X
83
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695
Fungsi Tujuan :
n 2
Minimum : Z (O QN )
i1
i i
84
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dapat diambil beberapa
kesimpulan :
Persamaan hidrograf satuan sintetik nakayasu
tidak bisa langsung diterapkan pada suatu
daerah aliran sungai. Hal ini disebabkan karena
perbedaan karakteristik antara satu DAS
Gambar 10 Perbandingan Hidrograf Satuan
dengan DAS lainnya.
Observasi, Hidrograf Satuan Nakayasu Original
dan Hidrograf Satuan Nakayasu Modifikasi
Hidrograf satuan nakayasu sebelum modifikasi
(original) masih jauh dari hidrograf satuan
observasi. Hal itu terlihat dari koefisien korelasi
Tabel 9 Koefisien Korelasi Hidrograf Satuan
dan rasio descrapancy yang mempunyai nilai
Nakayasu Modifikasi
yang cukup besar di bandingkan dengan
KOEFISIEN
KORELASI hidrograf satuan observasi.
NO HIDROGRAF SATUAN KURVA KURVA
NAIK TURUN
(%) (%)
MODIFIKASI TERHADAP Dari beberapa kondisi modifikasi yang
1 PERSAMAAN tg 353 153
MODIFIKASI TERHADAP disebutkan diatas, yang paling mendekati
PERSAMAAN tg DAN
2 PANGKAT 2.4 24 142 hidrograf satuan observasi adalah kondisi 3
MODIFIKASI TERHADAP
yaitu modifikasi pada persamaan tg, pangkat
PERSAMAAN tg ,PANGKAT 2.4
3 DAN (Qd1,Qd2,Qd3) 26 8 2.4 dan persamaan Qd1,Qd2,Qd3. Hal itu bisa
4 NAKAYASU ASLI 1,305 207
terlihat dari koefisien korelasi dan rasio
descrapancy, adapun nilai koefisien korelasi
Tabel 10 Rasio Descrapancy Hidrograf Satuan
nya adalah 26% untuk lengkung konsentrasi
Nakayasu Modifikasi
dan 8% untuk lengkung resesi. Sedangkan
RASIO
HIDROGRAF DESCRAPANCY untuk rasio descrapancy rata-rata adalah 1,
JUMLAH RATA-
SATUAN
Qp Tp Tb RATA dengan rincian untuk Qp=0.95, Tp=1 dan
MODIFIKASI
TERHADAP Tb=1.05
PERSAMAAN
tg 0.97 1.00 0.59 2.56 0.85
MODIFIKASI
TERHADAP Saran
PERSAMAAN
tg DAN Sebaiknya modifikasi hidrograf satuan sintetik
PANGKAT 2.4 0.94 1.00 0.59 2.53 0.84
MODIFIKASI dilakukan lebih dari satu DAS, supaya hasil
TERHADAP
PERSAMAAN
modifikasi yang di dapat antara satu DAS
tg ,PANGKAT dengan DAS yang lain bisa dibandingkan, atau
2.4 DAN
(Qd1,Qd2,Qd3) 0.95 1.00 1.05 3.00 1.00 dari beberapa DAS didapat satu persamaan.
NAKAYASU
ASLI 0.59 2.00 0.64 3.23 1.08
85
Rekayasa Sipil Volume II1, Nomor 2, Oktober 2007 ISSN : 1858-3695
DAFTAR PUSTAKA
86