Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan pada pasal 1 ayat (2) : perawatan
adalah seseorng yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar
negeri yang diakui pemerintah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; ayat
(3) : pelayanan keperawatan adalah sutau bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang
ditunjukkan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan no.49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit
pada pasal 2 ayat (1) : penyelenggaraan komite keperawatan bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu
pelayanan keperawatan berorientasi pada keselamatan pasien di rumah sakit lebih terjamin dan
terindungi. Pasal 10 ayat (4) : subkomite etik dan disiplin profesi bertugas merekomendasikan
pembinaan etik dan disiplin profesi.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah berhasil menyusun standar
kompetensi perawat yang merupakan acuan dalam memberikan pelayanan atau asuhan
professional, dengan adanya standar kompetensi perawat ini dapat menumbuhkan serta
mengembangkan rasa tanggung jawab perawat serta komitmen pihak terkait dalam
melaksanakan tugasnya agar dengan sadar menerapkan semua ketentuan guna mewujudkan
pelayanan atau asuhan yang professional, bermutu, aman, nyaman, dan manusiawi serta
mengutamakan keselamatan pasien.
B. Tujuan
Sebagai panduan bagi Subkomite Keperawatan dalam melaksanakan etik dan disiplin
profesi untuk meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.

1
BAB II
DEFINISI

1. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
2. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan sistem klien dan
tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual
dan berkelompok.
3. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaiankegiatan pada praktik keperawatan baik
langsung atau tidak angsung diberikan kepada sistem klien di saran dan tatanan kesehatan
lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan
standar praktik keperawatan.
4. Staf keperawatan adalah perawat dan bidan, tidak termasuk staf keperawatan adalah perawat
gigi sesuai yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Komite keperawatan adalah wadah profesi keperwatan non strukturan yang ditetapkan oleh
Kepala/Direktur Rumah Sakit untuk menetapkan tata kelola keperwatan agar perawat di rumah
sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, pengendalian mutu praktik
keperawatan, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi keperawatan.
6. Peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur agar tata
kelola korporasi (corporate governance) terselenggara dengan baik melalui pengaturan
hubungan antara pemilik, pengeola, dan komite keperawatan di rumah sakit.
7. Peraturan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang perawat untuk melakukan
sekelompok pelayanan keperawatan tertentu berdasarkan area praktiknya dalam lingkungan
rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis
(clinical appointment).
8. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan kepala rumah sakit kepada seorang
perawat untuk melakukan sekelompok pelayanan keperawatan di rumah sakit tersebut
berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
9. Sub komite etik dan disiplin profesi adalah seorang yang ditunjuk berdasarkan surat keputusan
direktur berperan melaksanakan kebijakan sosialisasi dan pembinaan di bidang etika dan disiplin
profesi perawat dan bidan.
10. Etik Merupakan cabang filsafat yang berada dalam ranah aksilogi , yaitu suatu ilmu yang
membahas tentang nilai-nilai yang terkait tingkah laku
11. Moral Merupakan Kebiasanan (sikap , kewajiban , akhlak , budi pekerti dan semangat )
2
12. Etik dan Moral keperawatan merupakan suatu pondasi baik etik maupun moral hendaklah
menjadi suatu dasar yang kokoh , bila kekohan ini di ragukan, maka goyalah keilmuan
keperawatan yang akan berdampak pada intervensi keperawatan.

3
BAB III
RUANG LINGKUP

Komite Keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme etik dan disiplin para perawat
dan bidan karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat dan bidan melindungi
pasien rumah sakit dari hal-hal yang berkaitan dengan tindakan medis dan keperawatan.
Fungsi komite keperawatan dan sub komite etik dan disipin profesi ini adalah melaksanaan
kebijakan komite keperawatan dibidang etika dan disiplin profesi perawat dan bidan.
1. Uraian tugas sub komite etik dan disiplin profesi :
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan dan kebidanan
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan dan kebidanan
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran
e. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi
f. Membuat keputusan, pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan
dengan melibatkan panitia keorganisasian
g. Melakukan tindak lanjut keputusan untuk pelanggaran etik direkomendasikan kepada
organisasi profesi keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite
h. Melakukan tindak lanjut keputusan untuk Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada
Manajer Keperawatan melalui ketua komite keperawatan
i. Melakukan tindak lanjut keputusan untuk rekomendasi pencabutan kewenangan klinis
diusulkan kepada ketua komite keperawatan untuk diteruskan kepada direktur rumah
sakit
j. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
k. Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada ketua komite
keperawatan
2. Tanggug jawab sub komite etik dan disiplin profesi :
a. Membantu dan memberikan pelaporan bulanan kegiatan su komite kepada ketua komite
keperawatan
b. Melaporkan hasil emantauan sub komite atas seluruh kegiatan pelayanan keperawatan
yang berhubungan dengan proses pencapaian target sub komite kepada ketua komite
keperawatan setiap bulan
c. Mengajukan rapat koordinasi secara insidentil kepada keperawatan untuk membahas
masalah pelayanan keperawatan khusus yang berhubungan dengan pelaksanaan
program sub komite
3. Wewenang sub komite etik dan disiplin profesi :
a. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan pendidikan
keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta pendampingan.
4
BAB IV
TATA LAKSANA KODE ETIK KEPERAWATAN

Setiap perawat dan bidan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan asuhan
keperawatan/kebidanan dengan menerapkan :
1. Standar pelayanan, prosedur operasional (SPO)
2. Menerapkan etika profesi dalam praktiknya

Profesionalisme tenaga keperawatan/kebidanan dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan


dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi, berpedoman
kepada dasar-dasar seperti dibawah ini :

A. Etik Keperawatan
1. Peduli pada profesi keperawatan di tunjang oleh 4 unsur utama , yaitu :
1.1 Respeck to others
Respeck to others bertujuan untuk menghargai subjek yang berrelasi. subjek bereelasi
adalah perawat dengan pasien atau antar subjek lainya.seperti perawat setiap memulai
tugasnya hendaklah mengenalkan diripada pasien , apabila pasien sudah kenal dengan
perawat , maka perawat hendaklah menyampaikan bahwa ia yang akan merawat pasien
pada jam kerjanya demikian juga saat jam kerja berakhir maka perawat berpamitan
dengan pasien.
1.2 Compassion
Compassion dapat di artikan sebagai rasa iba , rasa iba ini juga di artikan sebagai rasa
saying pada pasien , rasa saying ini dapat di pelajari dengan cara melihat wajah pasien ,
pada wajah pasien tergambarkan penderitaan akibat sakit yang di alami. dari wajah ini
akan menimbulkan belas kasih dari melihatnya.
1.3 Advocacy
Advocacy berate melindungi pasien supaya selamat selama berada dalam asuhan
keperawatan pasien.
Dapat di lakukan dengan cara menjamin intervensi yang di berikan perawat agar selalu
aman.hal ini dapat di peroleh bila perawat memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan kompetensi yang di milikinya.Bila perawat tidak memiliki kompetensi , maka ia
tidak layak diberi penugasan untuk intervensi tersebut.
1.4 intimacy
Intimacy adalah kedekatan , perawat terhadap pasien , dari mulai pasien kontak dengan
perawat , pasien akan selalu berada di bawah pengawasan perawat.Sehingga dekat ini
di gambar sebagai ibu dekat dengan anaknya.

5
2. Selain Empat unsur utama , etik keperawatan juga terdiri dari :
2.1 Beneficience ( berbuat baik )
Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang program
latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk
tidak dilakukan karena alasan risiko serangan jantung.

2.2 Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada
klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka
perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak
sesuai dengan asas keadilan
2.3 Non-maleficence (tidak merugikan)
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Contoh
ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian
transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien
semakin memburuk dan dokter harus mengistruksikan pemberian transfusi darah.
akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence walaupun pada situasi
ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip nonmaleficince
2.4 Veracity (Kejujuran)

Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk
rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga
ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya
tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan
tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti.
Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

2.5 Fidelity (Menepati janji)


Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu
perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada
orang lain.
6
2.6 Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
2.7 Accountability (Akuntabilitasi)

Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika
perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut
kemampuan professional.
2.8 Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-
hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
B. Moral Keperawatan
Moral keperawatan suatu filsafat moral.kata moral lebih ke kata benar atau salah , dengan
demikian bila terjadi pelanggaran terhadap aturan , standar ataupun disiplin maka perawat
melakukan suatu kesalahan yang pada tingkat lebih lanjut akan memasuki ranah hukum.
1. Tahap social contract and individual rights adalah profesi keperawatan sudah tertata
dengan baik, semua aturan sudah di pahami dan dipatuhi untuk di laksanakan , tidak ada
yang perlu dikeluh kesahkan, semua intervensi ditujukan untuk kesejahteraan pasien
berdasarkan kontrak-kontrak social yang sudah diakui secara hokum.
2. obedience and punishment orientation perawat di hadapkan pada dua pilihan yaitu
mematuhi aturan atau hokum , maksudnya perawat patuh pada aturan , standar atau
disiplin yaitu mematuhi aturan atau hukum.
C. Prinsip Dasar Kode Etik Keperawatan
1. Perawat dengan Pasien
1.1 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat
manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan social.

7
Perilaku yang dapat di ukur :

a. Perawat wajib memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya


b. Perawat wajib menjelaskan setiap intervensi keperawatan yang dilakukan pada klien
dan keluarga
c. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dilarang/tidak membedakan
pelayanan atasdasar kebangsaan , kesukuan, warna kulit , umur , jenis kelamin ,
aliran politik dan agam yang di anut serta kedudukan social pada klien .
d. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
e. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai
dengan ketentuan hokum yang berlaku.
1.2 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya , adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama.

Perilaku yang dapat diukur :

a. Perawat pada awal bertemu klien , wajib menjelaskan bahwa mereka boleh
menjalankan /diizinkan melaksanakan kegiatan yang terkait dengan budaya , adat
dan agama .
b. Perawat dalam memberikan pelayanan wajib memfasilitasi pelaksanaan nilai-nilai
budaya , adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dan wajib mencari solusi
yang akan berpihak pada klien bila terjadi konflik terkait nilai-nilai budaya , adat
istiadat dan kelangsungan hidup beragama.
c. Perawat wajib membantu klien memenuhi kebutuhanya sesuai dengan budaya,
adat istiadat dan agam
d. Perawat wajib mengikut sertakan klien secara terus meneruspada saat
memberikan asuhan keperawatan.
1.3 Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan

Perilaku yag dapat diukur :

a. Perawat wajib melaksanakan asuhan keperawatan sesuai SPO


b. Perawat wajib melaksanakan intervensi keperawatan sesuai dengan
kompetensinya
c. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan sesuai SPO

8
1.4 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika perlu oleh yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
Perilaku yang dapat diukur :
a. Perawat tidak memberikan informasi tentang klien kepada orang yang tidak
berkepentingan
b. Perawat tidak mendiskusikan klien di tempat umum
c. Perawat menjaga kerahasiaan dokumen klien
2. Perawat dengan Praktek
2.1 Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi bididang keperawatan melalui
belajar terus menerus.
Perilaku yang dapat di ukur :
a. Perawat selalu mengikuti kegiatan kegiatan untuk meningkatkan ilmu dan
keterampilan sesuai dengan kemampuan
b. Perawat menerapkan dalam praktik sehari- hari pengetahuan dan teknologi
terbaru dalam memberikan pelayanan
c. Perawat harus mempublikasikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki baik dalam
bentuk hasil penelitian maupun persentasi kasus diantaranya journal reading ,
laporan kasus dan summary report
d. Perawat melakukan evaluasi diri terhadap pencapaian hasil asuhan keperawatan
2.2 Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.
Perilaku yang dapat di ukur :
a. Perawat mengikuti dan melaksanakankegiatan-kegiatan peningkatan dan
penjaminan mutu antara lain gugus kendali mutu, diskusi kasus dan seterusnya
b. Perawat selalu melakukan evaluasi terhadap perawat lain yang menjadi tanggung
jawabnya dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru
c. Perawat dalam membrikan asuhan keperawatan wajib mengidentifikasikan asuhan
keperawatan yang tidak sesuai dengan standar mutu dan keselamatan pasien
d. Perawat wajib menyampaikan kepada atasan langsung , apabila menemukan
pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan standar mutu dan keselamatan
pasien untuk selanjutnya ditindak lanjuti
e. Perawat dalam memberikan intervensi keperawatan wajib merujuk pada standar
yang dikeluarkan institusi pelayanan kesehatan
f. Perawat menggunakan teknologi keperawatan yang telah diuji validitasi dan
realibitasi oleh lembaga yang berwenang

9
2.3 Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
Perilaku yang dapat di ukur :
a. Perawat selalu menggunakan data akurat dalam mengambil keputusan
b. Perawat mendelegasikan pekerjaan harus menggunakan komunikasi yang jelas dan
lengkap
c. Perawat bertanggung jawab dalam pembinaan moral staf
d. Perawat harus membuat laporan terkait tugas yang dilimpahkan
e. Perawat harus menjalankan tugas sesuai yang didelegasikan
f. Perawat memberikan masukan berkaitan dengan kasusyang dikonsulkan sesuai
dengan tingkatkan penerima konsul
2.4 Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukan perilaku professional.
Perilaku yang dapat di ukur :
a. Perawat harus berpenampilan rapid dan wangi
b. Perawat selalu dapat menjawab pertanyaan klien sesuai dengan ilmu pengetahuan
yang dimiliki
c. Perawat selalu menepati janji
d. Perawat selalu ramah
e. Perawat menggunakan seragam yang bersih dan sesuai dengan norma kesopanan
f. Perawat berbicara lemah lembut
3. Perawat dengan Masyarakat
3.1 Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
Perilaku yang dapat di ukur :
a. Perawat memperlihatkan perilaku hidup sehat di lingkunganya
b. Perawat melakukan pembimbingan kepada masyarakat untuk hidup sehat dengan
berpartisipasi aktif dalam tindakan preventif , promotif , kuratif dan rehabilitative
c. Perawat melaksanakan gerakan masyarakat sehat , seperti perilaku hidup sehat ,
hand hygiene dll
d. Perawat mengajarkan masyarakat tentang bencana
e. Perawat mengajarkan masyarakat menciptkan lingkungan yang bersih , aman dan
nyaman
f. Perawat melakukan penelitian dan menerapkan praktik berbasis bukti dalam
memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat

10
4. Perawat dengan Teman Sejawat
4.1 Perawat senantiasa meelihara hubungan baik dengan sesame perawat maupun dengan
tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Perilaku yang dapat di ukur :
a. Perawat mendiskusikan hal- hal profesi secara berkala dengan sejawat
b. Perawat dalam menyampaikan pendapat terhadap sejawat , menggunakan rujukan
yang diakui kebenaran
c. Perawat menghargai dan bersikap terbuka terhadap pendapat teman sejawat
d. Perawat menciptkan lingkungan yang kondusif
e. Perawat menghargai sesame perawat seperti keluarga sendiri
4.2 Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.
Perilaku yang dapat di ukur :
a. Perawat mempraktikan penyelesaian yang terjadi antar sejawat sesuai alur
penyelesaian masalah
b. Perawat melaporkan sejawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan
standar , etik dan tidak sesuai dengan peraturan per undang-undangan
c. Perawat menegur sejawat atas perilaku yang tidak kompeten , tidak etik dan tidak
legal
d. Perawat membina sejawat agar memelihara tindakan yang kompeten etis dan legal
5. Perawat dengan Profesi
5.1 Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
Perilaku yang dapat di ukur :
a. Perawat menyusun standar yang dibutuhkan profesi di institusi pelayanan dan
pendidikan
b. Perawat wajib memfasilitasi kebutuhan belajar mahasiswa sebagai calon anggota
profesi
c. Perawat melakukan sosialisasi ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru dalam lingkup
profesi di Institusi pelayanan dan pendidikan
d. Perawat wajib menjaga nama baik profesi dan symbol – symbol organisasi profesi
termasuk di media social dan lainya
5.2 Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan.
Perilaku yang dapat di ukur :
a. Perawat melaksanakan kajian asuhan keperawatan yang diberikan secara terus
menerus dengan bimbingan perawat yabg ditunjuk.
11
b. Perawat menyampaikan hasil kajian asuhan keperawatan dalam forum temu ilmiah
perawat pada institusi terkait.
5.3 Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan meelihara
kondisi kerja yang kondusif dan terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
tinggi.
Perilaku yang dapat di ukur :
a. Perawat harus aktif memberikan uuslan terhadap pihak terkait agar tersedia
sarana prasarana untuk kelancaran asuhan keperawatan.
b. Perawat wajib menyampaikan asuhan keperawatan yang telah dilakukannya pda
setip serah terima.
c. Perawat penanggung jawab wajib memastikan terlaksananya asuhan keperawatan
yang diberikan oleh perawat pelaksana yang ada dibawah tanggung jawabnya.
d. Perawat penanggung jawab wajib menyampaikan perkembangan asuhan
keperawatan kepada penanggung jawab perawatan yang lebih tinggi secara
berkala.

D. Jenis-Jenis Pelanggaran Berdasarkan Kode Etik Keperawatan


Jenis pelanggaran ada 3 (tiga) yaitu :
1. Pelanggaran Ringan
1.1 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi
b. Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan petugas kesehatan kepada pasien
c. Memberikan informasi yang tidak optimal
d. Tidak mencuci tangan setiap kali akan dan selesai berkontak dengan pasien atau
melakukan tindakan
e. Kurang menunjukan sikap empati
f. Tidak memberikan informasi pasien saat akan melakukan tindakan keperawatan
g. Melakukan tindakan/perilaku yang dapat mengganggu kenyamanan atau ketenangan
kerja (berbicara keras, menghidupkan radio, TV, dll)
1.2 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan kebijakan rumah sakit yang terkait
dengan tugas sebagai perawat/bidan
1.3 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain
a. Kurang menghargai privacy, hasil kerja, martabat perawat lain atau profesi lain
b. Tidak menghargai kelebihan/prestasi perawat lain atau profesi lain
c. Tidak menghormati hak sesama perawt dan atau tenaga kesehatan lain
1.4 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan

12
a. Berpenampilan tidak rapi, rambut tidak rapi / gondrong, tidak memakai pakaian
dinas / seragam sesuai yang ditetakan
2. Pelanggaran Sedang
2.1 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien, memandikan, menggosok gigi/oral
hygine, vulva hygine
b. Memberikan informasi yang tidak bertanggung jawab yang membuat kecemasan
pada pasien dan keluarga
c. Tidak memberikan bimbingan rohani/menunjuk pada pemuka agama pada saat
pasien membutuhkan/dalam skaratul maut
d. Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan protap yag dapat merugikan
pasien tetapi tidak membahayakan jiwa
e. Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien yang butuh bantuan
f. Tidak melakukan prosedur teknik aseptik/ antoseptik yang mengakibatkan terjadi
infeksi
g. Tidak melakukan tindakan pencegahan dikubitus (mengubah posisi, memberi
pelembab, bedak, massage, mengganti alat tenun yang basah / kotor)
2.2 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur tetap dan kebijakan rumah sakit
yang berlaku
b. Tidak melakukan antisipasi terhadap keamanan kenyamanan pasien
c. Tidak memelihara mutu pelayanan dan asuhan keperawatan secara optimal
d. Tidak melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan (respon pasien,
kondisi pasien, dll)
e. Tidak mawas diri dalam melaksaakan tugas perawatan
2.3 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain
a. Tidak mau bekerjasama dalam tugas dengan sesama perawat atau profesi lain
b. Tidak mau membantu perawat lain dalam menjalankan tugas saat dibutuhkan
c. Tidak memelihara suasana kerja yang harmonis dan kondusif
d. Melemparkan tanggung jawab kepada perawat lain
e. Tidak mau memberi/transformasi ilmu, keterampilan dan pengalaman kepada
perawat lain atau profesi lain
f. Tidak mau menerima pengetahuan, pengalaman, keterampilan dari semua perawat
dan profesi lain dalam rangka peningkatan keterampilan di bidang keperawatan
g. membicarakan kekurangan / keburukan perawat lain di depan / kepada pasien /
keluarga
2.3 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a. Menolak untuk meningkatkan pendidikan formal dan non formal
13
b. Tidak berupaya meningkatkan kemampuan professional
c. Tidak menunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukan perilaku dan sifat
pribadi yang terela, merokok diruang perawatan, tidak menggunakan seragam
lengkap, menjelekkan profesi perawat atau organisasi profesi, mengeluarkan kata-
kata kotor saat berdinas

3. Pelanggaran Berat
3.1 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan elektrolit
b. Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi, kebersihan jalan nafas
c. Tidak memperhatikan/ mempertahankan sirkulasi kardiovaskuler
d. Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat/ henti jantung/ pasin (kecuali
keinginan keluarga)
e. Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh, tergelincir, keracunan, salah
obat, salah transfuse, dll)
f. Melakukan tindakan keperawatan yang tidak sesuai prosedur tetap yang dapat
menyebabkan kematian/kecacatan
g. Memberikan informasi yang tidak benar/ tidak dapat dipertanggung jawabkan
h. Meminta imbalan kepada pasien/keluarga
i. Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani pasien/ keluarga (laporan tertulis/
lisan/ kotak saran)
j. Tidak menjaga kerahasiaan pasien/ keluarga pada profesi/ orang yang berhak
mengetahui
k. Komunikasi yang tidak baik dan dimuat di media massa
l. Tidak melakukan prosedur aseptik/antiseptic
m. Tidak menghargai agama pasien/ keluarga
n. Membedakan pelayanan keperawatan terhadap pasien berdasarkan status social dan
martabat pasien
3.2 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai dengan prosedur tetap dan kebijakan
rumah sakit yang dapat merugikan pasien secara fisik/mental
b. Tidak memegang teguh rahasia jabatan
c. Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan, jenis kelamin, aliran politik, agama dan
status social sesuai dengan keinginan pribadi
3.3 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain
a. Bertengkar dengan semua perawat atau profesi lain
b. Melakukan tindakan tidak etis terhadap sesame perawat atau profesi lain
c. Mencelakakan perawat dan profesi lain
14
d. Mengadu domba sesame perawat atau profesi lain
e. Melindungi perbuatan teman yang tidak etis/praktek legal
3.4 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a. Mengkomersialkan/ memperjual belikan harta rumah sakit untuk kepentingan pribadi
atau profesi keperawatan
b. Menjual nama organisasi profesi keperawatan untuk kepentingan pribadi, mencari
dana atas nama profesi lain untuk kepentingan pribadi, promosi produk tertantu
dikaitkan dengan profesi untuk kepentingan pribadi
c. Meninggalkan / tidak dinas ketika dinas sore, malam tanpa izin
d. Meningalkan/ tidak dinas selamat 7 hari berturut-turut dalam satu bulan tanpa izin
4. Program
Pembinaan rutin dan non rutin tenaga perawat dan bidan
5. Langkah Kegiatan
Melaksanakan pembinaan etika dan pembinaan umum kepada semua tenaga perawat dan bidan
secara berkesinambungan, dalam upaya peningkatan disiplin dan etika profesi demi mewujudkan
profesionalisme dalam pemberian asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan. Sub komite etik
dan disiplin profesi akan selalui memantau, mengingatkan, memberi teguran dan atau melakukan
pembinaan terhadap pelaku pelanggaran.
6. Mekanisme Penanganan Kasus Pelanggaran Etik Tenaga Keperawatan
Prosedur :
1. Penanganan masalah
1.1 Pelanggaran yang bersifat kedisiplinan dan administrasi aktif diselesaikan berdasarkan
jenjang structural
1.2 Pelanggaran yang berhubungan dengan etika profesi (perawat dan bidan) di selesaikan
oleh tim etik keperawatan
2. Alur penyelesaian masalah
2.1 Adanya bukti informasi baik melalui layanan pengaduan, laporan atasan langsung
ataupun temuan saat melakukan pelanggaran
2.2 Setiap masalah tentang karyawan baik antar karyawan dengan karyawan secara
terstruktur dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu bulan bila menyangkut citra
pelayanan diselesaikan selambatnya 1 minggu
3. Adapun mekanisme penyelesaian sistem pelaporan masalah etik keperwatan adalah sebagai
berikut :
3.1 Tim etik keperawatan memanggil yang bersangkutan untuk melakukan klarifikasi
selanjutnya tim etik membuat laporan hasil klarifikasi dan tindak lanjutnya yang
diteruskan kepada direktur RS Citama atas sepengetahuan ketua komite keperawatan
3.2 Setelah tim etik melakukan klarifikasi dan kesimpulan bukan merupakan pelanggaran
etik keperawatan maka masalah akan dilimpahkan ke tim etik dan hukum RS Citama
15
3.3 Bila tim etik keperawatan tidak mampu menyelesaikan masalah maka tim etik
keperawatan akan berkoordinasi dengan tim etik dan hokum dan atau bagaian
kepegawaian RS Citama
3.4 Tim etik dan hukum rumah sakit membantu penyelesaian masalah dan membuat
laporan kepada direktur RS Citama
3.5 Direktur/pimpinan rumah sakit mmberikan sanksi melalui bagian personalia untuk
pelaksanaannya
Untuk mekanisme dan pelaporan pelanggaran kasus kedisiplinan atau administrasi
dilakukan seperti kasus etik profesi tetapi penyelesaiannya berdasarkan struktural
keperawatan yaitu manager keperawatan , kepala ruangan dan hasil dilaporkan direktur.
7. Tahap-Tahap Bila Menemukan Pelanggaran
7.1 Informasi pelanggaran dapat diperoleh melalui :
a. Layanan pengaduan masyarakat (sms, telfon, sosmed, dll)
b. Laporan atasan langsung
c. Temuan langsung
7.2 Proses penanganan :
a. Adanya informasi yang jelas tentang pengaduan
b. Lakukan pemanggilan
c. Konfirmasi dan atau klarifikasi
d. Membuat kronologis kejadian
e. Identifikasi dan menilai bobot pelanggaran
f. Penyelesaian masalah
g. Evaluasi, Evaluasi tetap dilakukan tergantung dari tingkat pelanggaran yang dilakukan

16
BAB V
DOKUMENTASI

Dengan sosialisasi dan pembinaan etik dan disiplin profesi terhadap tenaga keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit Citama di harapkan setiap tenaga keperawatan memiliki disilin profesi
yang tinggi dalam memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkan etika profesi
dalam praktiknya.
Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan, menyusun
program pembinaan, mencakup jadwal, ateri/topic dan metode serta evaluasi pembinaan dan
penegaka disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi. Berdasarkan hal
tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara terencana,
terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan yang
diberikan benar-benar menjamin pasie aman dan mendapat kepuasaan selama menjalani perawatan
di Rumah Sakit Citama.

17

Anda mungkin juga menyukai