Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NAOMI FRICILLA

NIP : 199602092022032001

JABATAN : PEMBIMBING KEMASYARAKATAN

UNIT KERJA : BALAI PEMASYARAKATAN KELAS II SAMPIT

ANGKATAN : LVIII

KELOMPOK : III / No. Absen 29

EVALUASI AKADEMIK LATSAR GELOMBANG III TAHUN 2022

1. Soal : Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan peran
setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Jawaban

Kasus yang diangkat dalam studi kasus ini, merupakan hal yang sangat memprihatinkan bagi
bangsa Indonesia dimana masih maraknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Dalam kasus ini
dipaparkan bahwa hanya dalam kurun waktu 10 bulan yaitu dari bulan Januari – Oktober sudah
ada 7 Kepala Daerah yang tertangkap oleh KPK dimana dalam kasus ini Kepala Daerah tersebut
melakukan penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang diembannya serta tidak melaksanakan
tugas yang telah diamanatkan dengan baik.
Kasus pertama adalah kasus tangkap tangan Bupati Mesuji periode 2017-2022, Khamami,
pada 23 Januari 2019. Dalam penindakan tersebut, Kamami menerima sekurangkurangnya uang
suap Rp1,58 miliar dari pihak swasta terkait proyek infrastruktur di Kabupaten Mesuji. Kasus kedua
adalah kasus tangkap tangan Bupati Kabupaten Talaud periode 2014-2019 Sri Wahyumi Maria
Manalip. Sri ditetapkan tersangka oleh KPK terkait kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa
revitalisasi pasar di Kabupaten Talaud. Selanjutnya kasus ketiga pada 10 Juli 2019, tim penindakan
lembaga antirasuah KPK menangkap Gubernur Kepulauan Riau periode 2016-2021 Nurdin Basirun.
Nurdin Basirun ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana korupsi memberikan atau menerima
hadiah atau janji terkait dengan izin prinsip dan lokasi pemanfaatan laut, proyek reklamasi di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kepulauan Riau tahun 2018/2019 dan gratifikasi yang
berhubungan dengan jabatan. Kasus yang ke-empat adalah kasus korupsi yang dilakukan oleh
Tamzil, Bupati Kudus. Ia ditangkap pada 26 Juli 2019 saat operasi tangkap tangan dilakukan tim
penindakan KPK. Tamzil merupakan residivis kasus korupsi. Dia sebelumnya pernah menjabat
Bupati Kudus periode 2003 hingga 2008. Selama masa pemerintahannya, dia pernah melakukan
korupsi terkait dana bantuan sarana dan prasarana pendidikan Kabupaten Kudus untuk tahun
anggaran 2004 yang ditangani Kejaksaan Negeri Kudus. Operasi tangkap tangan kelima menyasar
pada Bupati Kabupaten Muara Enim, Ahmad Yani. Ia ditangkap pada 2 September 2019. Ahmad
Yani diduga terkait suap proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muara Enim. Pada kasus ke-
enam ialah kasus korupsi yang dilakukan Bupati Kabupaten Bengkayang Suryadman Gidot yang
ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek pemerintah di Kabupaten Bengkayang
Kalimantan Barat. Kasus yang ke- Tujuh adalah kasus operasi tangkap tangan yang dilakukan pada
6 Oktober 2019 atas Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara. Agung lalu ditetapkan
sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait Proyek di Dinas PUPR dan Dinas Perdagangan
Kabupaten Lampung Utara.

2. Soal : Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai
dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor
yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai
dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan
konteks deskripsi kasus.

Jawaban :

2. A. Ketujuh Kepala Daerah yang terlibat kasus korupsi tersebut sudah jelas sangat tidak sesuai
dengan nilai-nilai dasar PNS, berikut merupakan nilai – nilai yang dilanggar :

1. Nilai Wawasan Kebangsaan yaitu Cinta akan tanah air dan bangsa. Perilaku korupsi yang
dilakukan 7 kepala daerah tersebut jelas-jelas sangat tidak mencerminkan Nilai Wawasan
Kebangsaan dimana tidak adanya rasa cinta kepada tanah air, salah satu contohnya kasus
korupsi yang dilakukan oleh Tamzil yang saat itu menjabat sebagai Bupadi Kudus yang
melakukan penyalahgunaan dana bantuan sarana dan prasarana pendidikan Kabupaten
Kudus untuk tahun anggaran 2004.

2. Nilai Bela Negara yaitu kesadaraan berbangsa dan bernegara serta rela berkorban demi bangsa
dan negara. Alih - alih berkorban demi negara 7 kepala daerah tersebut melakukan hal
sebaliknya yaitu mengorbankan negara demi kepentingan pribadinya. Seperti yang dilakukan
oleh Bupati Kabupaten Talaud periode 2014-2019 Sri Wahyumi Maria Manalip, yang membeli
barang-barang mewah seperti as tangan merek Channel senilai Rp97.360.000; tas merek
Balenciaga seharga Rp32.995.000; jam tangan merek Rolex seharga Rp224.500.000; anting
berlian merek Adelle senilai Rp32.075.000; serta cincin berlian merek Adelle seharga
Rp76.925.000 dari hasil korupsi.

3. Core Value BerAKHLAK


Dalam kasus ini ke—Tujuh Kepala Daerah tersebut sangat tidak mencerminkan Core Value Ber-
AKHLAK, dimana mereka tidak memiliki nilai Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

4. SMART ASN
Selain tidak sesuai dengan nilai-nilai diatas, ketujuh Kepala Daerah tersebut juga tidak sesuai
dengan nilai SMART ASN terutama pada nilai Integritas , Nasionalisme, dan Profesional

2.B. Dampak dari tidak diterapkannya Nilai-Nilai ASN dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI :

1. Tidak terlaksananya tujuan organisasi atau Lembaga sebagaimana fungsinya.

2. Tidak tercapainya rencana pemerintah untuk keadilan dan kemakmuran di masyarakat.

3. Kerusakan dan kebrobrokan baik secara pelayanan yang dihasilkan berupa barang dan jasa
4. Penyalahgunaan Jabatan dan Kewenangan yang menyimpang dari tugas pokok, peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.

3. Soal : Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan


konteks deskripsi kasus
Jawaban
1. Menanamkan Nilai – Nilai Kebangsaan sejak dini.
Menanamkan nilai-nilai kebangsaan seperti cinta tanah air dan nilai bela negara kepada anak
melalui Pendidikan di rumah maupun disekolah agar generasi penerus Indonesia menjadi
generasi penerus yang memakmurkan negara serta rela berkorban untuk negara dan tidak
hanya mementingkan kepentingan pribadi.

2. Sistem Rekrutmen ASN dan Pengangkatan Jabatan yang Sistematis dan Transparan. Dengan
adanya sistem yang baik dan transparan dalam melakukan perekrutan dan pengangkatan
jabatan diharapkan ASN dan Pejabat yang terpilih memang benar-benar sesuai dan memiliki
kompetensi sesuai dengan jabatannya serta memegang teguh nilai-nilai pancasila.
3. Diadakannnya Bimbingan untuk ASN.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya setiap ASN mungkin memiliki hambatan dan
kesulitan baik dari pihak eksternal maupun dari pihak internal instansi. Dengan melakukan
bimbingan secara berkesinambungan diharapkan setiap ASN tetap konsisten dalam
melakukan tupoksinya.
4. Penerapkan Sistem Pelayanan yang Efektif dan Efisien serta Transparan
Dengan menerapkan Sistem Pelayanan yang tersistem dengan baik yaitu efektif dan efisien
dan transparan akan mengurangi resiko terjadinya penyalahgunaan wewenang dan juga
dengan sistem pelayanan yang baik masyarakat menjadi semakin terbantu. Sistem Pelayanan
ini bisa dilakukan dengan inovasi-inovasi layanan berbasis aplikasi di smart phone.
5. Dibentuknya Badan Pengawas dan Penilai yang sederhana dan efektif.
Dengan adanya badan pengawas dan penilai, akan membuat komitmen mutu tetap terjaga
dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan tetap terjaga.

4.Soal : Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Jawaban
Konsekuensi dari penerapan setiap alternatif :

1. Penambahan durasi jam belajar di sekolah, dengan ditambahakannya kegiatan penanaman


nilai-nilai kebangsaan di sekolah akan menambah jam belajar murid disekolah.
2. Dengan Sistem Rekrutmen yang Sistematis dan Transparan akan membuat proses perekrutan
menjadi lebih rumit untuk dilakukan karena membutuhkan banyak tenaga ahli dalam
menyelenggarakan proses rekrutmen ini misalnya tenaga IT dalam melaksanakan tes CAT.
3. Dengan diadakanya bimbingan untuk ASN, maka setiap instansi akan membutuhkan tenaga
kerja yang memiliki kompetensi untuk melakukan bimbingan.
4. Penerapan Sistem Pelayanan yang Efektif dan Efisien serta Transparan ini akan membutuhkan
pegawai yang memiliki kompetensi yang lebih terutama dibidang IT.
5. Dengan adanya Badan Pengawas dan Penila akan menambah tekanan dalam bekerja karena
pertanggung jawaban terhadap tugas akan dinilai.

Anda mungkin juga menyukai