Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PKWU

LAPORAN HASIL BUDIDAYA IKAN LELE

NAMA : NI KETUT RESTU PATRIA INDRAYANTI

NO : 26

KLS : XI IPS 2

SMA NEGERI 2 MLAPURA TAHUN PELAJARAN 2020/2021


BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Aspek Manajemen Usaha


1. Nama Perusahaan
Nama perusahaan ikan lele ini di ambil dari nama idola pengusaha itu
sendiri yang sangat menginspirasi yaitu “Usaha Budidaya Lele Watanabe Jaya”
pengusaha itu sendiri juga yakin sangat tinggi dengan keberhasilan bisnis ini,
dimana setelah mempertimbangkan segala sesuatunya, keyakinan akan bisnis
ini menjadi bisnis besar sangat tinggi.

2. Struktur Organisasi

PEMBINA

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA PEMASARAN

3. Bentuk Badan Usaha


Sebagai bentuk awal dari usaha ini adalah usaha budidaya. Seiring
dengan suatu motivasi untuk tumbuh berkembang,saya dalam waktu dekat
akan menjadikan usaha ini sebagai Usaha Dagang (UD). Pemilihan UD sebagai
wadah perusahaan adalah karena usaha ini tidak akan hanya sebatas pada usaha
budidaya melaikan lebih berorientasi pada produk olahan seperti nudget lele,
abon lele, serta bakso lele yang naninya sebagai pemasok ikan lele baik di
Karangasem maupun luar Karangasem. Berdasarkan perencanaan ini, saya
sudah menargetkant waktu yang di butuhkan sebagai proses teknis untuk
mencapai terbentuknya usaha budidaya dan usaha dagang dengan aneka olahan
ikan lele agar bisa menembus pasar internasional.

B. Aspek Produksi
1. Nama Produk
Produk yang saya rencanakan dalam usaha ini dapat dibagi menjadi 2
yaitu:
 Produk Primer
Produk primer merupakan hasil dari budidaya yang berupa ikan lele
segar. Produk primer dapat berupa ikan segar siap olah, seperti lele yang
di jual di pasaran dan yang untuk diolah menjadi pecel lele.
 Produk Skunder
Produk skunder dari usaha ini merupakan produk olahan dari ikan lele.
Adapun beberapa olahan yang direncanakan antara lain :
 Bakso Lele, Bakso biasanya dibuat dari bahan dasar daging sapid an
daging ayam. Tapi kini juga ada bakso yang tebuat dari ikan lele yang
memiliki tekstur kenyaldan rasa yang nikmat, sehingga banyak orang
yang penasaran ingin mencobanya.
 Abon Lele, abon lele biasanya digunakan untuk lauk karena rasanya
yang gurih. Abon ini diolah dari daging lele yang berukuran cukup
besar sehingga abon yang diperoleh mempunyai serat.

2. Bahan Produk

Bahan produksi merupakan hasil dari budidaya, yang berupa ikan lele
segar.

3. Peralatan

Kolam yang akan digunakan sebagai tempat budidaya yaitu kolam terpal.
Untuk pemula akan dibuatkan 1 kolam terpal. - Kolam Terpal, Suatu
teknologi yang mudah dan gampang dibuat adalah pembuatan kolam terpal,
dimana akan membutuhkan beberapa alat dan bahan untuk membuatnya
antara lain, terpal, batu dan bambu. Dala membuat kolam terpal
membutuhkan luas lahan 2 x 4 meter dengan penggunaan terpal ukuran 4 x 6
meter. Kemudian bambu yang dibutuhkan sebanyak 4 bambu. Dengan
panjang rata ratanya 7 meter.

4. Proses Produksi

Benih ikan lele kini sudah ditebar di kolam. Saatnya menjalankan proses
pemeliharaan. Ada dua poin penting yang harus Anda perhatikan dalam
pemeliharaan, yakni pengelolaan air dan pemberian pakan. Air yang
digunakan di dalam kolam lele, tidak disarankan untuk diganti sebelum masa
panen. Kondisi air pun harus tenang dan tergenang. Hindari melakukan
pengurasan air dengan cara sirkulasi karena berpotensi mengurangi kestabilan
pH kolam.

5. Biaya Produksi

Untuk melihat kelayakan usaha budidaya lele ini, maka diperlukan suatu
analisis kelayakan usaha, yang bisa dilihat pada analisis dbawah ini:

 Investasi
Biaya pembuatan kolam termasuk ongkos dan terpal = Rp. 100.000
Total biaya kolam = Rp. 100.000 x 2 kolam = Rp. 200.000
 Biaya Tetap
Biaya variable untuk 1 tahun diasumsikan untuk penebaran bibit
sebanyak 3 kali per tahun, dengan masa panen 3 sampai 4 bulan, untuk
setiap budidaya, dengan jumlah benih yang ditebar untuk setiap masa
budidaya adalah 100 ekor, dan dengan asumsi kematian dan kehilangan
sebanyak 20%.
 Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 20 ekor = Rp. 5000 = 20 x 5000 = Rp.
100.000/ tahun
 Obat-obatan 5 unit = Rp. 50.000 = 2 x 50.000 = Rp 100.000/ tahun
 Pakan sesuai dengan analisis pakan sebelumnya yaitu Rp 67.500 =RP
67.500 X 2 =Rp 135.000 / tahun
 Alat perikanan 5 unit Rp. 50.000 = 50.000 x 5 = Rp. 250.000
 Tenaga kerja tetap Rp. 300.000/bulan = 300.000 x 12 = Rp.
3.600.000
 Biaya lain-lain 12 bulan Rp. 50.000/bulan = 12 x 50.000 = Rp.
600.000
Total biaya variable adalah: = 100.000 + 100.000 + 135.000 + 250.000 +
3.600.000 + 600.000 = Rp. 4.785.000

Total Biaya Dari uraian diatas, maka total yang di perlukan untuk
memulai usaha lele dalam 1 tahun.
biaya tetap + biaya variable =total biaya
Rp 200.000 + Rp4.785.000 = Rp4.985.000

Pendapatan Seperti analisis pakan dalam satu kali proses produksi


dengan penebaran bibit 20 ekor dalam 1 tahun dihasilkan.

- Produk Tahunan = 20kg x 2 = 40 kg / tahun Dengan harga jual


dianisusikan Rp 12.500 /kg maka

Total penghasilan dalam 1 tahun = 40 x 12.500 = 500.000

Jadi, total pendapatan bersih yang bisa diterima dari usaha budidaya lele
ini yaitu:

Total pendapatan =4.985.000 –500.000 = Rp4.485.000 Jadi analisis


diatas diketahui bahwa keuntungan bersih yang diperoleh sebesar Rp 4.485.000

6. Lokasi Produksi

Usaha budidaya ini berlokasi di kawasan Karangasem, tepatnya di Jln.


Jendral Sudirman. Lokasi ini sangat strategis karena terletak di jalan jalan
yang ramai dan dekat sekali dengan kota yang memiliki wisata kuliner seperti
lalapan lele, kita juga mudah untuk mencari alat alat keperluan seperti bibit.
Selain itu lokasi ini memiliki halaman yang cukup luas untuk dijadikan
tempat budidaya.
C. ASPEK PERMODALAN

1. Sumber Modal

Untuk usaha ini saya memakai 2 sumber modal yaitu dari modal sendiri.
Saya mempunyai modal sendirisebesar 500.000, Saya juga meminjam modal
dari orang tua saya sebanyakRp.500.000,

2. Proyeksi Sumber Modal

Dalam analisis diatas, modal yang diperlukan untuk produksi tahunan


sebesar

Biaya tetap Rp. 200.000


Bibit 3 bulan 20x5000 Rp. 100.000

Pakan Rp. 67.500

Tenaga kerja Rp. 300.000

Lain lain Rp. 50.000

Total biaya yang diperlukan Rp. 717.500

 Laporan Rugi

Harga pokok penjualan Rp. 12.500

Hasil penjualan Rp. 500.000

Laba kotor Rp. 100.000

Beban usaha
Upah tenaga kerja Rp. 300.000

Transportasi Rp. 50.000

Laba bersih Rp. 4.485.000

 Laporan Perubahan Modal

Modal usaha Rp. 500.000

Laba usaha Rp. 4.485.000

Modal sendiri pertahun Rp. 4.985.000


D. ASPEK PEMASARAN
Pasar merupakan salah satu tempat untuk menawarkan dagangan kita. Semua
hasil produk atau hasil ternak harus diapasarkan. Sehingga dapat menghasilkan
laba. Riset pasar dilakukan dengan melakukan observasi lapangan media antara
lain:

1. Pemasaran Produk Primer


 Observasi Produk Primer Setelah melakukan kunjungan ke pasar di
Karangasem dan info dari para pedagang lele, mereka menjual ikan
lele per kilo yaitu Rp 18.000 sampai Rp 37.000d dari pengakuan
pedagang, mereka mengambil lele dari pengepul yaitu Rp 15.000 itu
sudah termasuk ongkos layanan antar.

 Observasi Pedagang Bakso Lele Observasi di lakukan di sekitar bagian


utara kota Karangasem, di daerah sana banyak yang terbukti menjual
bakso lele. Setelah bertanya, harga satu porsi bakso dijual seharga Rp
7000 – 8000 per porsi. Menurut pengakuan mereka untuk lele yang
diperlukan untuk membuat bakso yaitu sebanyak 6-7 kg. Mereka
mengambil lele dari pengepul dengan harga Rp 12.000. Dalam sehari
satu pedagang bisa menghabiskan 3-4 kg untuk djadikan olahan bakso
lele.

 Observasi Rumah Makan Untuk daerah Karangasem sendiri terdapat


bnyak warung makan yang menyediakan menu ikan. Termasuk di kota
Amlapura. Saya mendapat informasi dari masing masing pedagang
yaitu, mereka menjual ikan Rp 15.000/ porsi sudah termasuk nasi.
Dalam sehari mereka menghabiskan 10-15 kg ikan lele. Mereka
mengambil ikan dari pemasokmya langsung dengan harga Rp 16.000/
ikan. Tetapi pada saat harga ikan naik atau mahal para pedagang di
warung makan menjualnya dengan harga Rp 16.000- 18.000 per porsi.

2. Pemasaran Produk Sekunder Untuk observasi sekunder sudah dilakukan


beberapa observasi antara lain:
 Observasi Industry Saat ini sudah dilakukan observasi ke salah satu
produsen kerupuk lele. Menurut mereka daging lele murah daripada
daging udang, mereka juga mengaku lebih untung menjual kerupuk
berbahan lele karena daging ikan lele lebih murah. Saat ini banyak
masyarakat yang suka dengan kerupuk, karena dapat dijadikan
cemilan. Termasuk di daerah Bali. Selain itu, produk ini juga sudah
banyak yang memproduksinya dan sudah dikenal di kalangan
masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan melakukan usaha budidaya ini saya bisa membangun usaha
secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi saat ini. Semoga usaha
yang saya lakukan berjalan dengan baik dan lancar.

Anda mungkin juga menyukai