Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang

Berbagai peristiwa krisis besar telah terjadi dalam sejarah baru-baru ini, dan orang-orang terus
menerus mengalami ketidakpastian dan ketakutan akibat krisis seperti serangan teroris,
kecelakaan pesawat, bencana alam atau perang. Oleh karena itu, muncul berbagai pemikiran
dan pendapat bahwa peristiwa itu dikait-kaitkan dengan teori konspirasi sekelompok orang
tertentu untuk kepentingan tertentu seolah-olah dibuat-buat untuk tujuan lain. Selain itu, dunia
yang sedang mengalami perubahan iklim, telah menimbulkan gerakan penolakan perubahan
iklim bahwa perubahan iklim adalah tipuan. Lalu, masalah perang yang terjadi (misalnya Irak
dan Afganistan) telah dipercaya adalah motif untuk kepentingan perusahaan minyak dalam
pengambilan keputusan politik rahasia. Akhirnya, serangan 9/11 telah menghasilkan teori
konspirasi. Dengan demikian banyak peristiwa atau krisis ini mengarahkan kelompok besar
untuk percaya teori konspirasi.
Banyak teori konspirasi saat ini melibatkan institusi pemerintah (missal CIA) atau perusahaan
besar (misalnya industri farmasi), berbagai kelompok masyarakat lainnya juga sering terlibat
dalam teori konspirasi. Satu kelompok yang sering dituduh membentuk konspirasi adalah
populasi Yahudi. Teori konspirasi Yahudi bahwa ada plot yahudi untuk mencapai dominasi
dunia. Teori-teori konspirasi juga membuat asumsi tentang pemerintahan yang kuat yang
menipu warga dengan cara yang disengaja dan sangat cerdik. Teori semacam itu masih berasal
dari persepsi subyektif suatu bangsa yang sedang dalam krisis. Lebih penting dari itu bahwa
situasi krisis social hampir selalu menimbulkan teori konspirasi. Pertimbangan ini menunjukkan
bahwa teori konspirasi diprakarsai oleh pikiran dan perasaan subyektif yang dimiliki orang
ketika dihadapkan dengan situasi krisis sosial, seperti kebakaran, epidemi penyakit, perang,
kecelakaan pesawat, atau serangan teroris.
Dalam kaitannya dengan literasi psikologis, diyakini bahwa teori konspirasi memberi orang
jawaban yang disederhanakan, khususnya untuk pertanyaan tentang bagaimana situasi krisis
itu muncul, dan actor masyarakat mana yang bisa dan tidak bisa dipercaya. Jawaban-jawaban
ini sangat relevan untuk bagaimana orang dapat mengatasi situasi krisis. Situasi krisis
cenderung memiliki efek psikologis pada orang-orang sehingga mereka menjadi tidak pasti atau
merasa bahwa mereka tidak dapat mengendalikan lingkungan mereka lagi. Teori konspirasi
mengatasi perasaan-perasaan ini dengan memungkinkan tindakan pencegahan terhadap para
konspirator yang dituduhkan, yang mengarah pada peningkatan kewaspadaan yang mungkin
berguna dalam mengungkap, memerangi, atau menghindari konspirasi.
Secara berbeda Hofstadfer (1966) mencatat bahwa terori konspirasi membantu orang
memahami peristiwa kompleks yang sulit dipahami dengan menghubung-hubungkan peristiwa
ini dengan kelompok musuh yang kuat dan jahat. Secara umum, keinginan untuk memahami
dunia adalah motif inti yang melandasi kepercayaan pada teori konspirasi. Dalam
pengertiannya sendiri menurut dictionary.com konspirasi adalah tindakan bersekongkol,
sebuah kejahatan, melanggar hukum, berbahaya atau secara sembunyi-sembunyi direncanakan
oleh dua orang atau lebih dengan tujuan yang rahasia.

Anda mungkin juga menyukai