Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN

Pengertian Pengukuran
Dikutip dari buku Dasar-Dasar IPA: Konsep dan Aplikasinya, Atep Sujana & Julia, (2014:11), pengertian
pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya dengan suatu
nilai standar di satuan ukur tertentu. Oleh karena itu, di dalam pengukuran, kita mengenal besaran dan
satuan. Dalam fisika, besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Benda yang
ditetapkan sebagai satuan bisa berupa satuan baku dan satuan yang tidak baku.
Satuan baku adalah satuan yang dipergunakan secara umum dan diketahui oleh kalangan luas.
Contoh satuan panjang yang baku km, hm, dam, m, dm, cm dan mm.
Satuan tidak baku adalah satuan yang dipergunakan di kalangan terbatas saja.
Contoh satuan panjang yang tidak baku hasta, jengkal, pensil, tongkat.
Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur atau alat yang menjadi patokannya.
Hasil pengukuran terdiri dari angka dan satuannya.
Misalnya mengukur panjang kain dengan pensil.
Hasil pengukuran dituliskan panjang kain = 5 pensil.
Misalnya mengukur panjang meja dengan meteran.
Hasil pengukuran dituliskan panjang meja = 80 cm.

Jenis-jenis Pengukuran
Berikut ini adalah 2 jenis pengukuran yang dapat digunakan:
Pengukuran berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak
langsung. Berikut penjelasannya:
Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung mengambil karakteristik objek yang akan diukur secara eksplisit tanpa terlebih
dahulu memprosesnya.
Contohnya adalah ketika kita langsung mengukur lebar lapangan bola dengan meteran dan langsung
memperoleh hasilnya atau saat mengukur panjang suatu benda dengan meteran.
Pengukuran Tidak Langsung
Di dalam pengukuran tidak langsung, hasilnya tidak langsung diperoleh, karena harus terlebih dahulu
diproses dengan konversi.
Contohnya adalah saat mengukur luas lapangan bola, kita perlu mengukur panjang dan lebar lapangan,
kemudian memperoleh luasnya dengan mengalikan panjang dan lebar dari lapangan bola itu. Begitu pula
dengan pengukuran volume, massa jenis, nilai rata-rata, medan magnet, medan listrik, dan gaya benda.

Cara Menggunakan Pengukuran


Pengukuran suatu benda dilakukan dengan alat ukur sesuai jenis besaran yang akan diukur. Dengan skala
yang sesuai standar internasional, maka pengukuran di sebuah negara akan sama dengan pengukuran di
negara lain.
Berikut ini adalah beberapa contoh alat ukur berdasarkan besaran yang diukur:
Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu dapat menggunakan berbagai alat ukur waktu berupa jam, jam pasir, stopwatch, dan
jam atom dengan ketelitian tingkat tinggi. Satuan internasional waktu adalah sekon (s).
Pengukuran Arus Listrik
Pengukuran arus listrik dapat menggunakan berbagai alat ukur, seperti: voltmeter, ohmmeter, avometer,
amperemeter, galvanometer, dan jembatan wheatstone. Satuan internasional untuk arus listrik adalah
ampere (A).
Pengukuran Panjang
Pengukuran panjang dapat menggunakan beberapa alat ukur, seperti penggaris, meteran, jangka sorong,
dan mikrometer sekrup. Satuan internasional panjang adalah meter (m).
Pengukuran Massa
Pengukuran massa dapat menggunakan timbangan sebagai alat ukur, seperti timbangan analog, neraca
lengan, neraca pegas, neraca ohauss, dan neraca digital. Satuan internasional massa adalah kilogram (kg).
Besaran dan Satuan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai dan satuan.
Sementara itu, satuan digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Dalam satuan, kita mengenal
yang namanya Satuan Internasional (SI), yaitu satuan yang distandarisasi dan diakui penggunaanya secara
Internasional. Nah, berdasarkan satuannya, besaran terdiri dari besaran pokok dan besaran turunan.

a. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang menjadi dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran
pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan.
Besaran pokok sifatnya bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain. Berikut, disajikan
besaran pokok yang telah disepakati oleh para ilmuwan.

b. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang disusun dari besaran pokok. Satuan besaran turunan disebut satuan
turunan dan diperoleh dengan menggabungkan beberapa satuan besaran pokok. Misalnya, satuan turunan
dari luas. Luas itu diperoleh dengan mengalikan panjang dan lebar suatu bangun. Nah, panjang dan lebar
itu satuan pokoknya kan meter (m). Jadi, satuan turunan luas adalah:
Luas = panjang x lebar = m x m = m2
Dimensi
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran tersebut tersusun dari besaran-besaran pokoknya. Pada
sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok
tambahan tidak berdimensi. Cara penulisannya dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda
kurung persegi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut!

Alat Ukur:
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki tingkat
kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17
karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk
mengukur jarak sudut antar bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.
Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda dengan skala
mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala
mikro yang berarti 10-6.

Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

Sumber gambar: wikipedia.org

▪ Poros Tetap (Anvil)


Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan di bagian ini dan bagian poros
geser didekatkan untuk menjepit objek tersebut.

▪ Poros Geser (Spindle)


Poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh thimble.
▪ Pengunci (Lock Nut)
Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.

▪ Sleeve
Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala pengukuran. Terdapat dua
skala, yaitu skala utama dan skala nonius.

▪ Thimble
Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.

▪ Ratchet
Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan lebih perlahan dibanding
menggerakkan thimble.

▪ Rangka (Frame)
Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-komponen lain mikrometer sekrup.
Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar kokoh dan mampu menjaga objek pengukuran tidak
bergerak, bergesar, atau berubah bentuk.

Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup


Prinsip kerja mikrometer sekrup adalah menggunakan suatu sekrup untuk memperbesar jarak yang terlalu
kecil untuk diukur secara langsung menjadi putaran suatu sekrup lain yang lebih besar dan dapat dilihat
skalanya.
Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah:
1. Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
2. Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
3. Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan menggerakkan
poros geser secara perlahan.
4. Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran dapat dibaca di
skala utama dan skala nonius.

Cara Membaca Mikrometer Sekrup


Pembacaan mikrometer sekrup dilakukan pada dua bagian, yaitu di skala utama dan di skala nonius atau
Vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan skala nonius dapat dibaca di bagian thimble.

Sumber gambar: miniphysics.com

Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut adalah:
▪ Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di bagian atas, dan pada
bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm. Artinya, pada bagian ini didapat hasil
pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip
menandakan jarak 0.5mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di bawah
garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5mm = 5.5mm
▪ Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28 di skala nonius.
Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28mm
▪ Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28 = 5.78mm. Hasil
ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.

Fungsi Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur diameter atau ketebalan suatu benda yang
ukurannya kecil. Seperti dijelaskan sebelumnya, alat ini memiliki kepresisian 10x lipat dari jangka sorong
sehingga dapat mengukur benda yang lebih kecil tepatnya pada ketelitian 0,01 mm.
Penggunaan alat ini untuk mengukur panjang benda kurang umum digunakan, karena umumnya panjang
benda masih dapat diukur dengan baik di tingkat kepresisian 1 mm dan 0,1 mm, dimana masing-masing
tingkat kepresisian dimiliki oleh penggaris dan jangka sorong.

Contoh Soal Mikrometer Sekrup dan Pembahasan


Contoh Soal 1:
Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama dan skala nonius sebagai berikut, berapa
panjang dari benda yang diukur?

Jawaban

Skala utama = 4 mm

Skala nonius = 0,30 mm

Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius = 4 +0,3 = 4,30 mm

Contoh Soal 2:
Berapa ketebalan kawat tembaga yang diukur dengan mikrometer sekrup berikut?

Jawaban

Skala utama = 1,5 mm

Skala nonius = 0,30 mm

Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius = 1,5 + 0,3 = 1,80 mm.

Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat untuk mengukur panjang, diameter luar maupun diameter dalam suatu benda.
Selain itu, bisa juga untuk mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang, misalnya tabung. Nah, jangka
sorong lebih dipakai untuk mengukur benda yang ukurannya kecil dan nggak bisa diukur pakai penggaris.
Jadi bisa dibilang tingkat ketelitian jangka sorong lebih tinggi dari penggaris.
Tingkat ketelitian yang dimaksud adalah nilai skala terkecil yang bisa diukur ya! Kalo gitu, berapa sih
nilai skala terkecil jangka sorong? Jadi, nilai skala terkecil untuk jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1
mm, berbeda sama penggaris 0,1 cm atau 1 mm. Hal itulah yang menjadi kelebihan jangka sorong. Selain
itu, karena ukurannya yang pas dan mudah dibawa kemana-mana, jangka sorong jadi alat ukur andalan
para pekerja di bidang teknik loh!

Bagian-Bagian Jangka Sorong


Jangka sorong terbagi jadi dua bagian ya, rahang tetap dan rahang geser. Berbeda dari penggaris yang
cuma punya satu skala pembacaan, jangka sorong punya dua skala. Skala nya terdiri dari skala utama dan
skala vernier atau yang biasa dikenal dengan skala nonius. Skala utama lebih panjang dan letaknya ada di
rahang tetap. Kalau skala nonius itu skala pendek yang ada di rahang geser.

1. Rahang Dalam
Rahang dalam terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Fungsinya untuk mengukur bagian
dalam, seperti diameter lubang atau celah. Seperti gambaran di bawah ini:
Rahang dalam pada jangka sorong (Sumber : Upadhyay via Youtube)

2. Rahang Luar
Rahang luar terdiri dari dua rahang juga yaitu geser dan tetap. Fungsinya untuk mengukur bagian
luar, seperti diameter, lebar, atau panjang benda.

Rahang luar pada jangka sorong (Sumber : Upadhyay via Youtube)

Baca Juga: Ini Dia Bedanya Besaran Pokok dan Besaran Turunan!
3. Tangkai Ukur Kedalaman
Tangkai ukur kedalaman memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman lubang suatu benda.

Tangkai ukur kedalaman pada jangka sorong (Sumber : Upadhyay via Youtube)

4. Skala Utama
Skala utama memiliki fungsi untuk menyatakan hasil ukuran utama, biasanya dinyatakan dalam satuan
cm atau inci. Umumnya panjang skala utama 15 - 17 cm.

5. Skala Nonius
Skala nonius memiliki fungsi untuk menambahkan tingkat akurasi ekstra pada pengukuran. Biasanya
dinyatakan dalam satuan mm atau inchi.

6. Baut pengunci
Baut pengunci memiliki fungsi untuk menahan rahang pada tempatnya, agar objek bisa ditahan/tidak
terlepas dan skala tidak bergeser saat akan mengukur.
Setelah kenalan sama semua bagian jangka sorong, aku mau ajak kamu belajar cara untuk menggunakan
jangka sorong dan cara membacanya. Sayang banget kan, kalo udah tau bagian-bagiannya tapi nggak
ngerti cara pemakaiannya. Yuk langsung aja kita bahas!

Cara Menggunakan dan Membaca Jangka Sorong


Secara umum cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur panjang atau diameter luar suatu benda
adalah seperti ini:
Cara menggunakan jangka sorong (Sumber: WeldNotes.com via Youtube)

1. Cek dan pastikan bahwa pada saat kedua rahang tertutup, skala menunjukkan angka nol.
Tujuannya supaya nggak ada kesalahan pengukuran, yang biasa disebut dengan zero error.
2. Kendurkan baut pengunci dan tarik rahang geser ke kanan.
Tarik sampai benda yang ingin diukur bisa pas ditempatkan diantara 2 rahang (tetap dan geser).
3. Letakkan benda yang akan diukur di antara kedua rahang.
Pastikan juga posisinya sudah sesuai ya.
4. Tarik rahang geser ke kiri sampai mengapit benda yang mau diukur.
Lalu, putar baut pengunci sampai terdengar suara “klik”.
5. Baca dan hitung hasil pengukuran yang diperoleh.
Nah untuk membaca dan menghitung pengukuran jangka sorong, caranya gampang banget. Kita coba
langsung masuk ke contoh soal ya!

Anda mungkin juga menyukai