Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625

Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

IDENTIFIKASI KESULITAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI


SDN 7 WOJA KECAMATAN WOJA KABUPATEN DOMPU

Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Mataram
ilham_jiwandono@unram.ac.id

ABSTRAK

Tujuan peneltian ini adalah untuk mengidentifikasi kesulitan guru, faktor penyebab
kesulitan, dan solusi mengatasi kesulitan guru dalam kegiatan pengelolaan kelas di
Sekolah Dasar Negeri 7 Woja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru kelas sebanyak empat
orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dan
dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data model
Milles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data kesulitan yang dihadapi oleh
guru dalam kegiatan pengelolaan kelas antara lain kesulitan mengelola kedisiplinan
peserta didik, kesulitan mengendalikan tingkah laku peserta didik dan kesulitan
mengatur alat-alat pengajaran. Faktor penyebab terjadinya kesulitan yang dihadapi oleh
guru dalam pengelolaan kelas antara lain terdiri dari faktor guru, faktor siswa dan faktor
fasilitas. Solusi untuk mengatasi kesulitan guru dalam pengelolaan kelas yaitu
memperbaiki format mengajar, melakukan bimbingan dan pendekatan, memilih metode
yang tepat dan memodifikasi media pembelajaran, melakukan diskusi dan evaluasi
dengan sesama guru dan kepala sekolah.

Kata kunci : Guru Sekolah Dasar, Kesulitan Guru, Pengelolaan Kelas

203 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

PENDAHULUAN Kondisi yang mengutungkan


Penyelenggaraan pendidikan di didalam kelas merupakan prasyarat
sekolah tidak terlepas dari kegiatan utama bagi terjadinya pembelajaran
pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang efektif. Seperti yang terkandung
dan siswa di kelas. Proses pembelajaran dalam Peraturan Menteri Pendidikan
yang terjadi di kelas merupakan salah Nasional Republik Indonesia Nomor 41
satu cerminan mutu pendidikan sekolah. Tahun 2007 Tentang Standar Proses
Guru mempunyai tanggung jawab untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
melihat segala sesuatu yang terjadi Menengah dalam Pelaksanaan Proses
dalam kelas untuk membantu proses Pembelajaran, setidaknya terdapat 11
perkembangan siswa. Pembelajaran yang poin utama yang harus dilakukan guru
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam kegiatan pengelolaan kelas.
merupakan sistem pembelajaran yang Selama kegiatan pembelajaran
dapat dengan mudah meningkatkan berlangsung tidak sedikit guru menemui
motivasi siswa. Menciptakan kegiatan kesulitan serta kendala dalam
belajar yang menyenangkan dan pembelajaran. Kesulitan itu merupakan
bermakna, seorang guru harus dapat problem yang dapat menyebabkan kelas
melakukan pengelolaan kelas yang tepat. tidak efektif untuk melaksanakan
Pengelolaan kelas sering kali dianggap pembelajaran sehingga menghambat
sebagai permasalahan mendasar dalam tercapainya hasil belajar. Pada saat
mengelola pembelajaran atau proses kegiatan pembelajaran yang terjadi di
belajar mengajar. Dalam realitas dalam kelas, sering kali ditemukan guru
pengelolaan kelas, terdapat beberapa yang mengajar hanya dalam waktu yang
permasalahan yang berhubungan singkat, setelah itu guru pergi
dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi meninggalkan ruang dan hanya
selama berlangsungnya proses belajar- memberikan tugas seperti mencatat atau
mengajar. Peristiwa-peristiwa itu terjadi merangkum materi pembelajaran.
begitu cepat dan sulit diprediksi dalam Karena seringnya guru tidak bisa
satu periode waktu pembelajaran dalam mengelola kelas secara benar, akhirnya
kelas. siswa hanya bemain-main saja yang
Pengelolaan kelas merupakan mengakibatkan ruang kelas tidak efektif
serangkaian perilaku guru dalam untuk belajar.
upayanya menciptakan dan memelihara Apabila situasi seperti ini berlanjut
kondisi kelas yang memungkinkan terus-menerus dapat mengakibatkan
peserta didik untuk belajar dengan baik ruang kelas tidak efektif dan berdampak
(Gunawan, 2019:2). Hal ini dipertegas pada hasil belajar yang menurun.
lagi oleh Susilo Adi (2016) pengelolaan Penggunaan metode mengajar yang
kelas merupakan suatu keterampilan seperti itu membuat siswa bosan dan
guru untuk menciptakan dan tidak mampu berfikir kreatif.
memelihara kondisi belajar yang optimal Sebagaimana diungkap oleh Munira
dan mengembalikannya apabila Astrini (2017) Hambatan yang dihapai
gangguan dalam proses belajar guru dalam pengelolaan kelas adalah
mengajar. Kegiatan pengelolaan kelas format belajar mengajar dimana guru
terbagi menjadi dua komponen yaitu tidak melakukan pemberian waktu dan
Pengaturan Peserta Didik (Kondisi tidak menggunakan media selama
Nonfisik) dan Pengaturan Fasilitas proses belajar mengajar berlangsung.
(Kondisi Fisik). Pengelolaan kelas yang dilakukan
oleh guru di SDN 7 Woja belum
204 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

dilakukan secara maksimal. Seringkali pembelajaran dapat berjalan dengan


terjadi kegaduhan di kelas yang tenang dan efektif, sehingga
mempengaruhi konsentrasi siswa dalam memungkinkan siswa untuk
mengikuti pembelajaran. Dapat ditarik mengembangkan kemampuannya
kesimpulan bahwasannya guru belum semaksimal mungkin dan membentuk
maksimal dalam mengelola kelas karena perilaku berbudaya (Sugeng Susilo Adi,
masih terdapat beberapa kegiatan 2016:2).
pengelolaan kelas yang belum Djamarah (dalam Gunawan,
dilaksanakan sepenuhnya, terutama 2019:16) menyatakan seorang guru
pengaturan peserta didik. Selain itu dalam rangka meminimalisasi masalah
faktor lingkungan juga mempengaruhi gangguan dalam mengelola kelas dapat
proses pembelajaran, karena lingkungan menggunakan prinsip-prinsip
yang kondusif juga besar pengaruhnya manajemen kelas yaitu: Hangat dan
dalam menentukan keberhasilan proses Antusias, Tantangan, Bervariasi,
belajar. Keluwesan, Penekanan pada hal-hal
Dari permasalahan di atas, maka yang positif, dan Penanaman disiplin
penulis tertarik untuk meneliti lebih diri.
lanjut tentang Kesulitan Guru Dalam Sebagai pekerja yang profesional
Menggunakan Pengelolaan Kelas Di seorang guru harus mendalami kerangka
SDN 7 Woja, Dompu. acuan pendekatan-pendekatan
pengelolaan kelas, sebab di dalam
penggunaannya guru terlebih dahulu
KAJIAN LITERATUR
Pengelolaan Kelas meyakinkan bahwa pendekatan yang
Pengelolaan kelas terdiri dari dua dipilihnya untuk mengatasi suatu
kata, yaitu pengelolaan dan kelas. masalah pengelolaan kelas sudah tepat.
Pengelolaan berasal dari kata “kelola”, Beberapa pendekatan pengelolaan kelas,
yang ditambah awalan “pe” dan akhiran antara lain: Pendekatan Kekuasaan,
“an”. Pidarta (dalam Liriwati, 2017:59- Pendekatan Ancaman, Pendekatan
60) menyebutkan bahwa pengelolaan Kebebasan, Pendekatan Resep,
kelas adalah proses pemilihan dan Pendekatan Pengajaran, Pendekatan
penggunaan alat-alat yang tepat Perubahan Tingkah Laku, Pendekatan
terhadap problem dan situasi kelas. suasana emosional dan hubungan sosial,
Sedangkan Susilo Adi (2016:1-2) Pendekatan Kerja Kelompok,
berpendapat bahwa,”…pengelolaan Pendekatan Electis atau Pluralistik, dan
kelas atau manajemen kelas adalah kunci Pendekatan Teknologi dan Informasi.
untuk membuktikan kemampuan Dalam pelaksanaan pengelolaan
seorang guru dalam mengendalikan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang
kelas. Pengelolaan kelas dapat di harus dilakukan oleh guru antara lain:
definikan sebagai kegiatan-kegiatan 1. Pengelolaan kelas secara fisik yang
yang diupayakan seorang guru untuk terdiri dari: pengaturan tempat
menciptakan situasi kelas yang kondusif duduk, penempatan peserta didik
dalamrangka menciptakan tujuan (meliputi aspek postur tubuh siswa,
pembelajaran yang optimal dan siswa yng memiliki gangguan
maksimal. penglihatan maupun pendengaran),
Tujuan pengelolaan kelas adalah ventilasi, pengaturan cahaya,
untuk menciptkan lingkungan belajar pengaturan alat-alat pengajaran,
yang nyaman, menyenangkan, sehingga
205 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

penataan keindahan dan kebersihan Peters menyatakan tugas dan


ruangan kelas. tanggung jawab guru meliputi tiga
2. Pengelolaan kelas berupa pengaturan aspek, yaitu guru sebagai pengajar, guru
siswa atau nonfisik terdiri dari: sebagai pembimbing, dan guru sebagai
pembentukan organisasi siswa, administrator kelas (Gunawan, 2019:205).
pengelompokkan siswa, penugasan Guru sebagai pengajar, lebih
siswa, pembimbingan siswa, menekankan kepada tugas dalam
pembinaan hubungan baik, gairah merencanakan dan melaksanakan
bealajar, tingkah laku siswa, pengajaran.guru dalam tugas ini dituntut
kedisiplinan siswa, dan untuk memiliki seperangkat
minat/perhatian. pengetahuan dan keterampilan teknis
mengajar, selain menguasai ilmu atau
Tinjauan Tentang Guru
Guru merupakan salah satu faktor bahan yang akan diajarkannya.
utama bagi keberhasilan pendidikan.
METODE PENELITIAN
Menjadi seorang guru bukanlah tugas
Penelitian ini menggunakan metode
yang mudah. Hal ini dikarenakan guru
penelitian kualitatif deskriptif, yakni
mengemban peran yang sangat penting
sebuah penelitian yang bermaksud
dalam proses pendidikan. Karwati &
memahami sebuah fenomena tentang
Priansa (2019:62) berpendapat bahwa
apa yang dialami objek penelitian,
guru merupakan fasilitator utama di
(Tohirin, 2012:3). Penelitian ini dilakukan
sekolah yang berfungsi untuk menggali,
di SDN 7 Woja Kecamatan Woja
mengembangkan, dan mengoptimalkan
Kabupaten Dompu. Objek penelitian
potensi yang dimiliki oleh peserta didik
pada penelitian ini adalah kepala sekolah
sehingga ia bisa menjadi bagian dari
dan empat guru kelas di SDN 7 Woja,
masyarakat yang beradab. Selanjutnya,
khsusnya yang terkait dengan kesulitan
guru menurut Zahara Idris dan Lisma
guru dalam pengelolaan kelas.
Jamal (dalam Shabir, 2015:223) adalah
Pengumpulan data dalam penelitian
orang dewasa yang bertanggung jawab
ini dilakukan dengan metode
memberikan bimbingan kepada peserta
wawancara, dan dokumentasi. Adapun
didik dalam hal perkembangan jasmani
untuk analisis data, dilakukan dengan
dan ruhaniah untuk mencapai tingkat
teknik analisis data kualitatif Milles and
kedewasaan, memenuhi tugasnya
Huberman (interactive model) yang
sebagai makhluk Tuhan, makhluk
terdiri dari tiga tahapan, yakni: 1)
individu yang mandiri, dan makhluk
reduksi data; 2) display data; dan 3)
sosial.
penarikan kesimpulan. (Sugiyono, 2019).
Kinerja guru berkaitan dengan
proses belajar mengajar, yaitu
PEMBAHASAN
kesanggupan atau kecakapan guru
Kesulitan Guru Dalam Kegiatan
dalam menciptakan suasana komunikasi
Pengelolaan Kelas di SDN 7 Woja
yang edukatif antara guru dan peserta
Berdasarkan hasil penelitian yang
didik yang mencakup pengembangan
telah dilakukan, terdapat beberapa
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
kesulitan yang dihadapi oleh guru guru
antara lain: Penyusunan Rencana
kelas di SDN 7 Woja dalam pengelolaan
Pelaksanaan Pembelajaran, Pelaksanaan
kelas. Secara garis besar kesulitan
Proses Pembelajaran, Evaluasi/Penilaian
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
Pembelajaran.
tiga kategoti. Adapun deskripsi dari

206 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

masing-maisng kesulitan tersebut adalah pada usia SD berbeda-beda, antara anak


sebagai berikut ini: yang satu dengan anak yang lainnya,
1. Kesulitan mengelola kedisiplinan karakter anak pada masa kelas rendah
peserta didik. berbeda dengan karakter anak pada
Kedisiplinan peserta didik dalam kelas tinggi, hal ini dapat dilihat dalam
ruang kelas pada saat pembelajaran proses pembelajaran anak. Oleh karena
sangat mempengaruhi kelancaran itu sangat penting untuk guru
kegiatan belajar mengajar. Hal ini seusai memahami karakteristik dan tingkah
dengan pendapat Mahasti Windha laku setiap peserta didik.
Wardhani (2018) hambatan yang dialami Berdasarkan penelitian yang
dalam mendisiplinkan siswa bukan dilakukan oleh Aprilia, Sutaryadi,
hanya berasal dari siswa saja melainkan Susilowati (2013) mengatakan bahwa
juga dari guru terdapat kendala ataupun sebagian besar siswa mempunyai
hambatan. Hambatan yang berasal dari karakter yang berbeda-beda dalam
guru karena guru takut membuat siswa mengikuti proses pembelajaran.
menangis jika harus mendisiplinkan Perbedaan ini terkadang membuat guru
siswa terlalu disiplin. Selain itu saat merasa kesulitan bagaimana cara
mendisiplinkan siswa guru terkendala menangani siswa ketika proses
dengan badan yang tidak fit dan guru pembelajaran berlangsung supaya dapat
kesulitan menghubungi orangtua siswa memahami pelajaran yang diberikan
karena jarak rumah yang jauh. sehingga mampu mencapai batas standar
Lebih lanjut Yoga Dwi Anggara ketuntasan belajar.
(2015:7) berpendapat bahwa hambatan Lebih lanjut Imam Anas Hadi
dalam mengimplementasikan nilai-nilai (2017) berpendapat bahwa kegiatan
kedisiplinan yang dihadapi guru dalam proses pendidikan memerlukan
meliputi pelaksanaan implementasi pemahaman terhadap peserta didik dan
masih terpaku pada aturan sekolah, mempelajari berbagai aspek psikologis
program belum berjalan jika belum ada anak sangat membantu keberhasilan
perintah dari sekolah, dan guru proses pengajaran. Tugas tersebut
pengganti masih kesulitan bukanlah merupakan pekerjaan yang
mengkondisikan siswa di kelas ketika sederhana, tetapi memerlukan
menggantikan guru kelas. Menurut ketelatenan dan dedikasi yang tinggi
Ilham Syahrul Jiwandono (2017) peran untuk dapat selalu memahami anak,
guru masih belum optimal dalam menyesuaikan penyesuaian tersebut
menciptakan lingkungan belajar yang dalam cara mengajar dan dalam
kondusif. Salah satu indikatornya adalah pengambilan keputusan. Apapun
masih banyak siswa yang ramai sendiri hambatan yang dialami di lapangan dan
ketika guru menjelaskan materi di depan bagaimanapun sulitnya memahami
kelas dan banyak siswa yang tidak fokus setiap individu siswanya merupakan
dalam proses pembelajaran. tugas guru sebagai tenaga pengajar
2. Kesulitan mengendalikan tingkah untuk terus melakukan usaha, agar
laku peserta didik. proses pengajaran dapat membuahkan
Perbedaan karakteristik dan tingkah hasil yang maksimal.
laku peserta didik sangat mempengaruhi 3. kesulitan Mengatur Alat-alat
adanya kesulitan yang dihadapi oleh Pengajaran.
guru dalam mengelola kelas. Berdasarkan data yang diperoleh
Perkembangan dan karakteristik anak bahwa guru-guru di SDN 7 Woja

207 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

mengalami kesulitan untuk mengatur pengelolaan kelas, yaitu:


alat-alat pengajaran yang berfokus 1. Faktor Guru
kepada alat peraga atau media Faktor penyebab yang datang dari
pembelajaran. Pengembangan media guru antara lain format belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru masih sangat yang menoton, kurangnya pemahaman
kurang maksimal. Karena pada guru tentang peserta didik, pengetahuan
umumnya guru hanya menggunakan dalam menguasai materi yang minim,
media sederhana dan sumber belajar kepribadian guru dan tipe
seperti buku paket dan gambar. Untuk kepemimpinan guru. Guru adalah
penggunaan media yang lebih kreatif komponen yang sangat menentukan
masih belum ada. Menentukan dan dalam implementasi suatu pembelajaran.
mengembangkan suatu alat peraga dan Dalam proses pembelajaran, guru
media pembelajaran tidaklah mudah bukan hanya sebagai model dan teladan
dilakukan oleh guru oleh karena itu bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga
tidak heran guru-guru di SDN 7 Woja sebagai pengelola pembelajaran di dalam
tidak setiap saat menggunakan alat kelas. peserta didik. Febriyanto, dkk
peraga atau media pembelajaran. (2020) mengemukakan pendidik di
Hal ini senada dengan apa yang dalam kelas memiliki peranan yang kuat
disampaikan oleh Said Alwi (2017) untuk menjadi sosok teladan tersebut,
Penggunaan media pembelajaran dalam mengingat peserta didik yang memiliki
proses pembelajaran dianggap problem hubungan komunikasi yang baik dengan
atau menambah pekerjaan terutama pendidiknya cenderung menjadikan
dengan menciptakan media pendidik sebagai sosok idola yang perlu
pembelajaran yang cocok dan diikuti. Guru dituntut untuk selalu
mendukung terhadap pembelajaran profesional dan memiliki kompetensi
yang dilaksanakan. Problematika yang serta kemampuan yang baik dalam
dihadapi guru dalam pengembangan kegiatan pendidikan, termasuk halnya
media yaitu masih kurangnya alat-alat dalam mengelola kelas. Guru berperan
media pembelajaran yang ada disekolah sebagai sumber belajar, sebagai
dan kemampuan guru dalam fasilitator, sebagai pembimbing, sebagai
menggunakan alat-alat media demonstrator dan motivator dan sebagai
pembelajaran masih kurang. pengelola.
Selanjutnya Reviani Salvia (2016) Menurut Rika Ni Luh (2014) Faktor
menyatakan bahwa guru mengalami penyebab timbulnya masalah dari guru
kendala-kendala dalam penggunaan karena kurang memperhatikan siswa
media pengajaran. Kendala-kendala secara individual dan kurangnya
guru dalam penggunaan media komunikasi antara guru dan siswa.
pengajaran disebabkan oleh 1) Kurang Begitu pula dengan penelitian yang
tersedianya waktu dalam pembuatan dilakukan oleh Erwinsyah (2017:102)
media 2) Guru kurang memahami fungsi menyatakan bahwa faktor penghambat
media. 3) Kurang tersedinya media yang yang datang dari guru berupa hal-hal,
ada disekolah. seperti: tipe kepemimpinan guru yang
otoriter, format belajar mengajar yang
Faktor-faktor penyebab terjadinya
kesulitan guru dalam melakukan tidak bervariasi, kepribadian guru yang
pengelolaan kelas d SDN 7 Woja tidak baik, pengetahuan guru yang
Terdapat tiga faktor penyebab kurang, serta pemahaman guru tentang
terjadinya kesulitan guru dalam peserta didik yang kurang.

208 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

2. Faktor Siswa pembelajaran. Sebaliknya semakin


Siswa atau peserta didik adalah rendah sikap siswa semakin rendah hasil
anggota masyarakat yang berusaha pembelajaran.
mengembangkan potensi diri melalui 3. Faktor Fasilitas
proses pembelajaran yang tersedia pada Faktor fasilitas berhubungan dengan
jalur, jenjang dan jenis pendidikan kelengkapan fasilitas sekolah yang
tertentu. Defenisi tersebut menghendaki menunjang proses pembelajaran di kelas.
guru untuk mampu mengelola potensi Kurang lengkapnya fasilitas
siswa secara individu karena setiap pembelajaran di SDN 7 Woja dapat
peserta didik berbeda-beda. Kurangnya menghambat kelancaran proses belajar
kesadaran peserta didik dalam mengajar yang dilakukan oleh guru dan
memenuhi tugas dan haknya sebagai siswa. Minimnya LCD proyektor, media
anggota suatu kelas atau sekolah dapat pembelajaran dan kurangnya buku-buku
merupakan faktor utama penyebab yang tersedia di sekolah dapat
pengelolaan masalah kelas. mempengaruhi kelancaran kegiatan
Adapun pengelolaan siswa kaitanya belajar mengajar di kelas.
dengan usaha untuk menciptaan kondisi Sejalan dengan pernyataan Andita
yang kondusif di dalam kelas adalah Eka Fitriani (2017) menyatakan bahwa
dengan melakukan membentuk Fasilitas belajar siswa kelas kurang
kedisiplinan dan ketertiban siswa dalam lengkap, jumlah buku utama dalam
belajar. Sering kali guru kesulitan dalam pembelajaran PKn kurang dari jumlah
menghadapi peserta didik yang berbeda- siswa yang ada. Tidak terdapat LCD atau
beda dapat membuat proses belajar komputer di dalam ruang kelas dapat
mengajar tidak berjalan lancar, apabila mempengaruhi proses pembelajaran.
guru tidak dapat menertibkan peserta Selanjutnya menurut Ria Risty
didik pada saat pembelajaran Rahmawati (2013) adanya pemenuhan
berlangsung. fasilitas belajar yang baik dan lengkap
Menurut Rika Ni Luh (2014) Faktor diharapkan proses belajar mengajar
penyebab timbulnya masalah dapat berjalan dengan baik sehingga
manajemen kelas yang disebabkan oleh prestasi belajar yang dihasilkan dapat
siswa yaitu karena kurangnya kesadaran maksimal.
siswa terhadap pentingnya belajar dan Bahkan diatur dalam PP No.19
siswa kurang dalam hal kerjasama atau Tahun 2005 tentang Standar Nasional
dalam kerja kelompok sehingga Pendidikan, Pasal 42 Ayat 1, disebutkan
menyebabkan manajemen kelas bahwa “Setiap satuan pendidikan wajib
mengalami masalah. Sedangkan memiliki sarana yang meliputi perabot,
berdasarkan penelitian yang dilakukan peralatan pendidikan, media
oleh Arvi Riwahyudin (2015:20) pendidikan, buku dan sumber bahan
menyatakan bahwa faktor yang berasal lainnya, bahan habis pakai, serta
dari dalam diri siswa tersebut di perlengkapan lain yang diperlukan
antaranya adalah dorongan untuk untuk menunjang proses pembelajaran
berprestasi, tanggung jawab terhadap yang teratur dan berkelanjutan”.
tugas, penghargaan atas tugas, dan
Solusi Untuk Menghadapi Kesulitan
peluang untuk mengembangkan dalam Pengelolaan Kelas di SDN 7
karakter siswa. Tinggi atau rendahnya Woja
sikap siswa berpengaruh positif Ada beberapa solusi yang dapat
terhadap tinggi atau rendahnya hasil dilakukan dalam menghadapi kesulitan
209 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

guru dalam pengelolaan kelas, antara pembelajaran tidak monoton maka siswa
lain sebagai berikut: tidak merasa bosan untuk menerima
1.) Memperbaiki Format Mengajar materi pembelajaran yang diberikan oleh
Format belajar mengajar salah satu guru dan tetap aktif untuk mengikuti
usaha yang harus dikuasai dan dimiliki pembelajaran sehingga tercapai tujuan
guru untuk dapat mengelola kelas pembelajaran yang telah ditetetapkan.
dengan baik. melakukan pengelolaan Guru-guru di SDN 7 Woja masih
kelas adalah kemampuan yang harus melakukan pembelajaran monoton
dimiliki guru untuk menciptakan dengan menggunakan metode ceramah
kondisi kelas yang kondusif sehingga dan tanya jawab. Dalam
proses belajar mengajar bisa berjalan pembelajarannya juga guru di SDN 7
secara efekif dan efisien Woja menggunakan media pembelajaran
Sebagaimana teori yang hanya sesekali saja, artinya tidak setiap
dikemukakan oleh Slameto (2013:94) saat digunakan sehingga dapat
:“Guru harus menciptakan pengajaran mengakibatkan kebosanan dan daya
yang efektif dan menumbuhkan minat tarik siswa akan belajar berkurang.
belajar siswa, upaya yang harus Sebaiknya guru tetap memodifikasi
dilakukan guru adalah guru harus metode maupun alat belajar agar
mempergunakan banyak metode dalam mendukung dan menarik minat siswa
pembelajaran, motivasi pada dalam pembelajaran.
perkembangan siswa, dalam interaksi Sejalan dengan pendapat
belajar mengajar guru harus banyak Noviyanti, Santosa dan Widodo (2015)
memberikan kesempatan bertanya, yang mengatakan Media merupakan
untuk dapat menyelidiki sendiri.” komponen yang berupa alat
Lebih lanjut Mardiah Kalsum pembelajaran yang berfungsi
Nasution (2017) menyatakan bahwa melancarkan jalannya kegiatan belajar
adanya kemampuan pengelolaan proses mengajar. Melalui penggunaan media
pembelajaran yang baik dari seorang pembelajaran diharapkan dapat
guru akan menghasilkan proses mempertinggi proses belajar mengajar
pembelajaran yang berkualitas yang yang pada akhirnya dapat
terlihat dari tingginya hasil belajar siswa mempengaruhi kualitas hasil belajar
disekolah. Guru menerapkan metode siswa.
pembelajaran dengan tepat dan bagus Selanjutnya Fachrur Rozie (2018)
akan membuat siswa dapat menyatakan Perkembangan dunia
mengembangkan pelajarannya dengan pendidikan juga berpengaruh terhadap
baik dan benar pula. media pembelajaran, untuk itu guru
2.) Memilih metode yang tepat dan dituntut kreatifitasnya dalam memilih
memodifikasi alat atau media media pembelajaran dalam mengajar
pembelajaran para peserta didik, dengan kata lain guru
Memperhatikan metode yang sesuai diberi keleluasaan dalam memilih dan
materi dan merubah metode mempergunakan media pembelajaran
pembelajaran jika proses belajar untuk mempermudah proses
mengajar belum berjalan dengan efektif pembelajaran. Dalam konteks ini media
dan efisien merupakan solusi yang tepat harus praktis, ekonomis, mudah untuk
dalam mengatasi kesulitan yang dialami digunakan.
guru SDN 7 Woja selama proses 3.) Melakukan bimbingan dan
pembelajaran berlangsung, apabila pendekatan

210 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

Pengelolaan kelas dalam kelas oleh guru dan kepala sekolah,


meningkatkan belajar siswa dapat diharapkan mampu memberikan
dilakukan dengan memberikan apresiasi peningkatan terhadap kinerja guru dan
dan persepsi terhadap siswa sebelum mampu mengatasi kesulitan yang
mulai pembelajaran dikelas, memberikan dihadapi.
rasa aman dan nyaman dalam kelas Selaras dengan yang disampaikan
untuk dapat mengikuti pembelajaran, oleh Arum Mawar Kinasih (2017:10)
menciptakan hubungan yang baik dalam penelitiannya yang menyatakan
sesama siswa serta siswa dengan guru bahwa melakukan diskusi dengan teman
sehingga tercipta suasana kekeluargaan sejawat merupakan salah satu solusi
antar warga sekolah pada umumnya dan guru dalam mengatasi masalah yang
warga kelas pada khususnya. dihadapi. Dengan berdiskusi guru dapat
Sejalan dengan pendapat dari Siti bertukar informasi, bertukar ide antara
Yumnah (2018) menyatakan bahwa satu sama lain sehingga antara satu guru
dalam rangka melaksanakan dengan guru yang lainnya dapat saling
pengelolaan kelas, guru harus mengenal membantu. Wiyani (2015: 99)
tentang masalah-masalah pengelolaan menyampaikan bahwa sebagai seorang
kelas, baik masalah yang bersifat guru sudah seharusnya untuk selalu
individual maupun kelompok. Guru belajar, guru dapat menjadikan
harus memahami prinsip-prinsip dan organisasi keguruan seperti Kelompok
pendekatan dalam pengelolaan kelas, Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah
mampu mencari dan menerapkan Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai
alternative-alternatife terhadap solusi media bagi mereka untuk saling bertukar
pengelolaan kelas. pengetahuan melalui kegiatan diskusi.
Berdasarkan penelitian yang Menurut Zainal Arifin (2011)
dilakukan oleh Maulinar (2015:153) tujuan evaluasi pembelajaran adalah
menunjukan kegiatan pembelajaran untuk mengetahui keefektifan dan
maupun diluar proses pembelajaran efisiensi sistem pembelajaran, baik yang
guru selalu memberikan dorongan menyangkut tentang tujuan, materi,
kepada siswanya. Artinya motivasi dan metode, media, sumber belajar,
bimbingan dari guru sangat penting lingkungan maupun sistem penelitian itu
untuk menunjang pembelajaran dan sendiri.
mengatasi siswa yang akan membuat
masalah. SIMPULAN
4.) Melakukan diskusi dan evaluasi Berdasarkan hasil penelitian dapat
dengan guru dan kepala sekolah disimpulkan bahwa Kesulitan yang
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi dihadapi oleh guru dalam mengelola
merupakan salah satu komponen kelas di SDN 7 Woja meliputi: Kesulitan
penting dan tahap yang harus ditempuh mengelola kedisiplinan peserta didik,
oleh pengajar untuk mengetahui Kesulitan mengendalikan tingkah laku
keefektifan suatu proses pembelajaran. peserta didik dan Kesulitan mengatur
Hasil yang didapat dari evaluasi tersebut alat-alat pengajaran. Faktor penyebab
yang akan digunakan pengajar untuk terjadinya kesulitan yang dihadapi oleh
memperbaiki dan menyempurnakan guru dalam mengelola kelas antara lain
program dan kegiatan pembelajaran. terdapat faktor guru, faktor siswa dan
Dengan dilakukannya diskusi dan faktor Fasilitas. Solusi untuk guru dalam
evaluasi terkait kegiatan pengelolaan menghadapi kesulitan dalam

211 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

pengelolaan kelas yaitu Memperbaiki Gunawan, Imam. 2019. Manajemen Kelas


format belajar mengajar, melakukan Teori dan Aplikasinya. Jakarta:
bimbingan dan pendekatan, memilih Rajawali Pers.
metode yang tepat dan memodifikasi Hadi, Imam A. 2017. Pentingnya
media pembelajaran, melakukan diskusi Pengenalan Tentang Perbedaan
dan evaluasi dengan sesama guru dan Individu Anak Dalam Efektifitas
kepala sekolah. Pendidikan. Jurnal Inspirasi. Vol. 1,
No. 1, Januari – Juni 2017.
DAFTAR PUSTAKA Jiwandono, Ilham S. 2017. Peran Guru
Adi, Sugeng. 2016. Classroom Mangement. Dalam Menciptakan Lingkungan
Malang: UB Press. BelajarYang Kondusif Di SDN
Anggara, Yoga D. 2015. Implementasi Wonorejo 01 Lawang. Prosiding TEP
Nilai-nilai Kedisiplinan Siswa Kelas 4 & PDs. Transformasi Pendidikan
SD Unggulan Aisyiyah Bantul. Abad 21. Tema:6;Nomor 21.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Karwati, Euis dan Priansa, Juna D. 2019.
Dasar Edisi 16 Tahun ke IV Manajemen Kelas
September 2015. (ClassroomManagement) Guru
Alwi, Said. 2017. Problematika Guru dalam Profesional yang Inspiratif, Kreatif,
Pengembangan Media Pembelajaran. Menyenangkan, dan Berprestasi.
Itqan, Vol. 8, No. 2. Bandung: Alfabeta.
Aprilia, Sutaryadi, Susilowati. 2013. Kinasih, Arum M. 2017. Problematika
Penanganan Perbedaan Individual Guru Dalam Penyusunan Perangkat
Dalam Proses Pembelajaran Pembelajaran Di SD Muhammadiyah
Stenografi. FKIP. Universitas 14 Surakarta. Unversitas
Sebelas Maret. Surakarta. Muhammadiyah Surakarta.
Arifin, Zainal. (2011). “Evaluasi Liriwati,Yustiasari F. 2017. Pengaruh
Pembelajaran”. Bandung: PT Remaja Pengelolaan KelasTerhadap Hasil
Rosdakarya Belajar Siswa. Jurnal penelitian. Vol.
Erwinsyah, Alfian. 2017. Manajemen Kleas 1. Nomor. 3.
Dalam Meningkatkan Efektifitas Maulinar. 2015. Komponen Guru Dalam
Proses Belajar Mengajar. Institut Memotivasi Siswa Dalam Proses
Agama Islam Negeri Sultan Amai Pembelajaran Pada SMP Negeri 1
Gorontalo. Jurnal Manajemen Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh
Pendidikan Islam. Volume 5, Utara. Jurnal Administrasi
Nomor 2. Pendidikan. Volume 3, No. 1.
Fitriani, Andita E. 2017. Analisis Fasilitas Nasution, Mardiah K. 2017. Penggunaan
Belajar dan Sikap Guru dalam metode pembelajaran dalam
Optimalisasi Hasil Belajar PKn Siswa peningkatan hasil belajar siswa.
Kelas V SDN Candirejo 02. Skripsi. Jurnal ilmiah bidang pendidikan.
Fakultas Ilmu Pendidikan Vol 11. No 1. 11-12.
Universitas Negeri Semarang. Luh, Rika N. 2014. Identifikasi masalah-
Febriyanto, B, dkk. 2020. Pendidikan masalah yang dihadapi oleh guru
Karakter dan Nilai Kedisiplinan sejarah dalam manajemen kelas pada
Peserta Didik Di Sekolah. Jurnal pembelajaran sejarah di SMA (Studi
Elementaria Edukasia. Vol 3, kasus di SMA N 1 Kubu Desa
Nomor 1. Sukadana, Kubu Karangasem, Bali).
Universitas Pendidikan Ganesha.
Bali.Vol 2, No 1
212 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

Noviyanti, Santosa dan Widodo. 2015. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor
Pengaruh Minat Belajar Siswa dan Yang Mempengaruhi. Jakarta:
Media Pembelajaran Terhadap Hasil Rineka Cipta.
Belajar Mata Pelajaran Teknologi Sugiyono, 2019. Metode Penelitian
Informasi. FKIP. Universitas Sebelas Pendidikan. Bandung: Penerbit
Maret. Surakarta. Alfabeta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tohirin. (2012). Metode Penelitian
Republik Indonesia Nomor 41 Kualitatif dalam Pendidikan dan
Tahun 2007 Tentang Standar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT
Proses untuk Satuan Pendidikan Raja Grafindo Persada.
Dasar dan Menengah Wardhani, Mahasti W. 2018. Faktor-Faktor
Kemendikbud. (2013). Pelatihan Penyebab Rendahnya Kedisiplinan
Guru Implementasi Kurikulum. Siswa SDN Kepek Pengasih Kulon
Jakarta. Progo Yogyakarta. Jurnal
Rahmawati, Ria R. 2013. Hubungan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fasilitas Belajar Dan Lingkungan Edisi 19 Tahun ke-7.
Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Wiyani, Novan A. 2015. Etika Profesi
Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Keguruan. Yogyakarta: Gava
Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013. Media.
Skripsi. FKIP Universitas Sebelas Yumnah, Siti. 2018. Strategi Dan
Maret Surakarta. Pendekatan Pengelolaan Kelas Dalam
Riwahyudin, Arvi. 2015. Pengaruh Sikap Pembelajaran. Jurnal Studi Islam.
Siswa Dan Minat Belajar Siswa Vol.13, No.1, April 2018.
Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa
Kelas V Sekolah Dasar Di Kabupaten
Lamandau. Jurnal Pendidikan
Dasar. Volume 6 Edisi 1.
Rozie, Fachrur. 2018. Persepsi Guru Dasar
Sekolah Dasar Tentang Penggunaan
Media Pembelajaran Sebagai Alat
Bantu Pencapaian Tujuan
Pembelajaran. Widyagogik, Vol. 5.
No. 2 Januari-Juli 2018.
Salvia, Reviani. 2016 . Kendala-kendala
Guru dalam Penggunaan Media
Pengajaran Visual terhadap
pembelajaran IPS kelas VII SMPN 3
Batang Anai Kabupaten Padang
Pariaman. Artikel. (STKIP) PGRI
Sumatera Barat Padang.
Shabir, M. 2015. Keduduka Guru Sebagai
Pendidik : (Tugas dan Tanggung
Jawab, Hak dan Kewajiban, dan
Kompetensi Guru). Makasar.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin. Vol. 2 No. 2.

213 Identifikasi Kesulitan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja
Kabupaten Dompu-
Dita Afianti, A. Hari Witono, Ilham Syahrul Jiwandono

Anda mungkin juga menyukai