Anda di halaman 1dari 18

ALIRAN FLUIDA

Laboratorium Teknik Kimia 1 14


1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam suatu industri kimia, banyak dijumpai pipa-pipa saluran dengan ukuran diameter
dan bahan pipa yang berbeda-beda. Pipa-pipa ini berfungsi sebagai alat transportasi bahan cair,
gas dan uap air (steam) sebagai pembawa energi atau air sebagai bahan pendingin atau bahan
pelarut.
Proses produksi dalam industri kimia adalah proses yang mengalir, maka dibutuhkan
instalasi perpipaan sebagai alat transportasi fluida. Selain pipa-pipa juga terdapat bermacam-
macam sambungan pipa (fitting) dan alat-alat instrumentasi untuk mengatur dan
mengendalikan proses di industri kimia.
Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di laboratorium Teknik Kimia-1, agar lebih
aplikatif yang sesuai dengan yang ada di industri, maka perlu dirancang suatu modul praktikum
yang mempelajari aliran fluida dalam sistem instalasi perpipaan. Sistem perpipaan meliputi
pipa lurus (pipa baja dan pipa fleksi glass), sambungan pipa (sambungan pipa lurus, sambungan
pipa bengkok, sambungan pipa tee), katup (katup gate, katup globe dan check valve), alat ukur
laju alir (plat orifice, tabung venturi, rotameter dan meter air) dan alat ukur tekanan seperti
manometer (manometer air raksa dan manometer pressure gage). Sistem perpipaan merupakan
sistem yang dimiliki oleh semua industri, baik industri besar, maupun industri kecil.
Ruang lingkup percobaan ini lebih difokuskan pada pengukuran pressure drop yang
diakibatkan oleh aliran fluida di dalam sistem perpipaan. Percobaan aliran fluida meliputi
pengukuran pressure drop lewat pipa lurus, sambungan pipa, katup (valve), dan alat ukur laju
alir baik secara sendiri-sendiri, maupun secara gabungan (terintregrasi).
1.2. Tujuan
1. Mempelajari aliran fluida dalam sistem perpipaan yang sesuai dengan kondisi nyata di
industri.
2. Menentukan rejim aliran fluida dengan Bilangan Reynold (NRe)
3. Menentukan konstanta koefisien hambatan (K) dan fanning fraction (f) macam-macam
alat ukur , katup (valve), sambungan pipa dan pipa lurus dari masing – masing rejim.
4. Menentukan pressure drop dan head loss friction karena gesekan (h) aliran fluida pada
berbagai rejim aliran macam-macam alat ukur , katup (valve), sambungan pipa dan pipa
lurus.

2. DASAR TEORI

Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang banyak digunakan untuk transportasi fluida,
baik cair, gas, maupun campuran cair dan gas dari suatu tempat ke tempat yang lain. Sistem
perpipaan yang lengkap terdiri atas:
1. Pipa Lurus
2. Sambungan-Sambungan Pipa (fitting)
3. Katup (valve)

Laboratorium Teknik Kimia 1 15


4. Alat ukur tekanan (Manometer pipa U Raksa dan Minyak)
5. Alat ukur level
6. Pompa

Materi yang dipelajari dalam aliran fluida meliputi:


1. Rejim aliran fluida
2. Persamaan Kontinuitas
3. Persamaan Bernoulli
4. Pressure Drop
5. Kalibrasi Debit Aliran untuk berbagai Posisi Valve
6. Karakteristik Aliran di dalam Pipa dan Sambungan Pipa

2.1. Rejim Aliran Fluida


Dalam aliran fluida kondisi mantap (steady state) dikenal dua rejim aliran atau pola aliran yang
tergantung kepada kecepatan rata-rata aliran (υ) , densitas (ρ), viskositas fluida (μ), dan diameter
pipa. Kedua jenis rejim aliran tersebut akan menentukan rumus-rumus yang digunakan terkait
proses pengaliran fluida, sehingga perlu dipelajari secara keseluruhan

Rejim Aliran Fluida:


• Laminer
• Turbulen

Aliran laminer atau turbulen tergantung dari nilai bilangan Reynolds. Selain itu, proses
aliran fluida bisa terjadi dalam kondisi steady dan unsteady. Kondisi Steady tercapai jika semua
variable aliran tidak merupakan fungsi waktu ( d..../dt = 0).

2.2. Persamaan Kontinuitas


Persamaan kontinuitas diperoleh dari hukum kekekalan massa aliran fluida, yaitu:
𝛒𝟏 𝐯𝟏 𝐀 𝟏 = 𝛒𝟐 𝐯𝟐 𝐀 𝟐 (1)

Untuk fluida yang tidak dapat dimampatkan (incompressible), 𝛒𝟏 = 𝛒𝟐 persamaan menjadi:


𝐯𝟏 𝐀 𝟏 = 𝐯𝟐 𝐀 𝟐 (2)
Dimana: ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
v = kecepatan linier fluida (m/s)
A = luas penampang pipa (m2)

Laboratorium Teknik Kimia 1 16


2.3. Persamaan Bernoulli
• Merupakan salah satu bentuk penerapan hukum kekekalan energi
• Prinsipnya adalah kandungan energi pada dua titik yang dianalisis haruslah sama
Untuk aliran steady dan fluida inkompresibel persamaan yang diperoleh adalah:

𝐏𝟏 𝐯𝟐 𝐏 𝐯𝟐
+ 𝟐𝐠𝟏 + 𝐳𝟏 = 𝛒𝐠𝟐 + 𝟐𝐠𝟐 + 𝐳𝟐 + 𝐡𝐋 m (SI) (3)
𝛒𝐠

𝐏𝟏 𝟏 𝐯𝟐 𝟐 𝐏 𝟐 𝐯𝟐
+ 𝟐𝐠/𝐠𝐜 + 𝐳𝟏 = 𝛒𝐠/𝐠𝐜 + 𝟐𝐠/𝐠𝐜 + 𝐳𝟐 + 𝐡𝐋 ft (British) (4)
𝛒𝐠/𝐠𝐜

Dimana: z = tinggi (head potensial)


hL = head loss dari titik 1 ke titik 2
gc = factor konversi satuan

2.4. Pressure Drop


Pressure drop merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan penurunan
tekanan dari satu titik aliran di dalam pipa ke titik lain yang mempunyai tekanan rendah.
Pressure drop juga merupakan hasil dari gaya-gaya friksi terhadap fluida yang mengalir di
dalam pipa, yang disebabkan oleh tahanan fluida untuk mengalir (Geankoplis C. J., 1997).
Pressure drop terjadi ketika aliran fluida mengalami gesekan: antar lapisan fluida, dengan
dinding pipa, dan ketika aliran melewati sambungan pipa,belokan,katup dan sebagainya Nilai
Pressure Drop bergantung pada:
• Kecepatan aliran
• Kekasaran dinding pipa
• Panjang dan Diameter pipa
• Bentuk geometri pipa
Pengukuran ∆P pada alat sistem aliran fluida pada praktikum ini menggunakan
manometer pipa U dengan fluida air raksa dan pipa U terbalik dengan fluida minyak, tergantung
nilai pressure drop yang terjadi, dengan prinsip kerja dijelaskan pada Gambar 1. Pemasangan
manometer pipa U untuk mengukur beda tekan fluida pada dua titik tertentu. Manometer pipa
U diisi dengan raksa yang tidak larut dengan fluida air. Dalam hal ini densitas fluida dalam
manometer pipa U (raksa) harus jauh lebih besar dibandingkan fluida air. Nilai pressure drop
bisa dihitung dengan rumus:
P1 - P2 = X.g.( raksa – air) : beda tekan antar 2 titik (5)

Laboratorium Teknik Kimia 1 17


Gambar 1 Pengukuran Pressure Drop dengan Manometer Pipa U
Namun terkadang besaran nilai pressure drop antara dua titik sangat kecil, misalnya
antara dua titik dalam pipa lurus jarak dekat atau pengukuran beda tekan setelah melalui valve
atau fittings. Pengukuran beda tekan yang kecil jika dilakukan dengan manometer pipa U yang
diisi oleh fluida air raksa tidak akan terdeteksi, sehingga perlu dicari fluida yang densitasnya
kecil bahkan mungkin lebih kecil dari fluida kerjanya. Jika harus menggunakan fluida
manometer dengan densitas lebih kecil dari fluida kerjanya seperti minyak, maka pemasangan
manometer harus dibalik seperti Gambar 2

Gambar 2 Pengukuran Pressure Drop dengan Manometer Terbalik

P = P1 –P2 = P1’ –P2’ (6)


P1’ = Pudara + m.g.h1minyak + a.g.h1air (7)
P2’ = Pudara + m.g.h2minyak (8)

Laboratorium Teknik Kimia 1 18


P = P1’ – P2’ = m.g.(h1minyak - h2minyak) + a.g.h1air (9)
P1 > P2 atau P1’ >P2’

2.5. Kalibrasi Debit Aliran pada Berbagai Posisi Bukaan Valve


Debit aliran merupakan salah satu variabel yang berpengaruh dalam penentuan rejim
aliran. Debit aliran perlu diklaribasi karena untuk ketepatan pengukuran laju alir untuk setiap
bukaan valve yang digunakan. Selain itu,pada sistem aliran fluida pada praktikum ini tidak
menggunakan alat ukur laju alir volumetric,namun menggunakan alat ukur level pada bak
penampung. Dengan waktu (t) yang ditentukan akan mengisi bak penampung dan didapat
volum (m3) air dan diperoleh debit aliran.

2.6. Karakteristik Aliran dalam Pipa dan Sambungan-Sambungan Pipa


Karakteristik aliran dalam pipa dan sambungan-sambungan pipa merupakan hubungan
kecepatan aliran fluida terhadap kerugian tekanan dan kerugian head.
• Aliran di dalam suatu saluran pipa selalu disertai dengan friksi
• Aliran yang mempunyai NRe tinggi (rejim turbulen) mempunyai nilai friksi yang lebih
rendah dibandingkan dengan aliran yang mempunyai NRe rendah (rejim lamner).

Jenis-jenis friksi pada sistem perpipaan bisa terjadi dalam friksi di pipa lurus dan friksi di
sambungan pipa (fitting) dan valve. Kerugian yang terjadi di dalam aliran fluida berupa
penurunan energi dalam bentuk Kerugian head (Head Loss) yang bisa diukur atau diketahui dari
Pressure Drop. Faktor yang mempengaruhi kerugian di dalam aliran fluida:
• Kecepatan aliran
• Luas penampang saluran
• Faktor friksi (gesekan)
• Viskositas
• Densitas fluida

A. Friksi Pipa Lurus


Persamaan matematis penurunan tekanan (Pressure drop) di dalam pipa lurus:
∆𝐋 𝐯𝟐
∆𝐏 = 𝟒 𝐟 𝛒 (𝟐 ) N/m2 (SI) ( 10 )
𝐃
∆𝐋 𝐯𝟐
∆𝐏 = 𝟒 𝐟 𝛒 (𝟐 𝐠𝐜) lbf/ft2 (British) ( 11 )
𝐃

Kerugian head (head loss) pada pipa lurus

Laboratorium Teknik Kimia 1 19


∆𝐋 𝐯 𝟐
𝐡 = 𝟒𝐟 ( J/kg ) (SI) ( 12)
𝐃 𝟐
∆𝐋 𝐯𝟐
𝐡 = 𝟒𝐟 ( ft lbf/lbm) (British) ( 13 )
𝐃 𝟐 𝐠𝐜

Dimana: P = kerugian tekanan (pressure drop)


D = diameter pipa
v = kecepatan linier (linier velocity)
f = faktor friksi fanning (factor gesekan)
ΔL = panjang pipa lurus atau panjang ekivalen
g = percepatan grafitasi
h = kehilangan/kerugian head ( head loss ) dalam J/kg
gc = faktor konversi =, 32,174 lbm ft/s. lbf

Nilai faktor gesekan Fanning untuk pipa-pipa tertentu dapat dicari dengan menggunakan
diagram Moody dengan terlebih dahulu menghitung bilangan Reynolds. Pipa yang digunakan
diasumsikan menggunakan smooth pipe

Gambar 3. Grafik hubungan Fanning friction factor, f dengan bilangan Reynold,


NRe.untuk berbagai macam jenis pipa
Sumber: Based on L.F.Moody, Trans. A.S.M.E.,66, 671, (1947): Mech. Eng. 69, 1005, (1947)

Laboratorium Teknik Kimia 1 20


B. Friksi Fitting dan Valve
Persamaan matematis penurunan tekanan (Pressure drop) di dalam fitting dan valve
adalah:
𝐯𝟐
∆𝐏 = 𝐊 𝛒 ( 𝟐 ) (N/m2) (SI) ( 14 )
𝐯𝟐
∆𝐏 = 𝐊 𝛒 (𝟐 𝐠𝐜) (lbf/ft2) (British) ( 15 )

Sedangkan besar pebnurunan energi (head loss) karena penurunan tekanan tersebut bisa
dihitung dengan rumus:
𝐯𝟐
𝐡 = 𝐊(𝟐) ( J/kg ) (SI) ( 16 )
𝐯𝟐
𝐡 = 𝐊 (𝟐𝐠𝐜) ( ft lbf/lbm ) (British ( 17 )

C. Friksi dalam Alat Ukur Fluida


C1. Plat Orifice
Orifice meter adalah alat ukur yang sederhana untuk mengetahui kecepatan rata-rata aliran,
biasanya terdiri dari flat plate yang bagian tengah dibor membentuk lubang dengan pinggiran
tajam (sharp edge)

Gambar 4. Plat Orifice

Persamaan neraca energi apabila tidak ada kehilangan energi:


𝐏𝟏 𝐯𝟏𝟐 𝐏𝟐 𝐯𝟐𝟐
+ + 𝐳𝟏 𝐠 = + + 𝐳𝟐 𝐠 (J/kg) ( 18 )
𝛒 𝟐 𝛒 𝟐

𝟐 (−𝚫𝐏)
𝐐 = 𝐀𝟏 𝐀𝟐 √ ( 19 )
𝛒 (𝐀𝟐𝟏 −𝐀𝟐𝟐 )

Dimana: Q = kapasitas/debit/laju alir teoritis


𝐃𝐞𝐛𝐢𝐭 𝐚𝐤𝐭𝐮𝐚𝐥 (𝐏𝐞𝐧𝐠𝐮𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧) 𝐐𝐚
𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐎𝐫𝐢𝐟𝐢𝐜𝐞 (𝐂𝐨) = =
𝐃𝐞𝐛𝐢𝐭 𝐓𝐞𝐨𝐫𝐢𝐭𝐢𝐬 𝐐
𝟐 (−𝚫𝐏)
𝐐𝐚 = 𝐂𝐨 𝐐 = 𝐂𝐨 𝐀 𝟏 𝐀 𝟐 √𝛒 (𝐀𝟐 −𝐀𝟐 ) ( 20 )
𝟏 𝟐

Laboratorium Teknik Kimia 1 21


C2. Tabung Venturi
Venturimeter merupakan alat ukur yang cukup akurat. Pressure loss yang terjadi lebih kecil
dibandingkan jenis orificemeter. Karena di orificemeter ada daerah turbulensi di belakang plat
orifice yang banyak mengeluarkan energi mekanis, sedangkan untuk venturi, aliran yang terjadi
akan menyempit dan setelah itu langsung membesar sesuai dimensi alat secara perlahan-lahan

Gambar 5. Tabung Venturi

Analog dengan Plat Orifice, maka:


𝐃𝐞𝐛𝐢𝐭 𝐚𝐤𝐭𝐮𝐚𝐥 (𝐏𝐞𝐧𝐠𝐮𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧) 𝐐𝐚
𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐕𝐞𝐧𝐭𝐮𝐫𝐢 (𝐂𝐯 ) = =
𝐃𝐞𝐛𝐢𝐭 𝐓𝐞𝐨𝐫𝐢𝐭𝐢𝐬 𝐐
𝟐 (−𝚫𝐏)
𝐐𝐚 = 𝐂𝐯 𝐐 = 𝐂𝐯 𝐀 𝟏 𝐀 𝟐 √𝛒 (𝐀𝟐 −𝐀𝟐 ) ( 21)
𝟏 𝟐

Tabel 1. Number of Velocit Head (K) dan Panjang Ekivalen (Le/D) untuk aliran
Turbulen Sambungan Pipa
Jenis Sambungan dan Katup K Le/D
Elbow, 45o 0,35 17
Elbow, 90 o 0,75 35
Tee 1,00 50
Return Bend 1,50 75
Coupling 0,04 2
Union 0,04 2
Gate Valve
Wide Open 0,17 9
Half Open 4,50 225
Globe Valve
Wide Open 6,00 300
Half Open 9,50 475
Angle Valve, Wide Open 2,00 100
Check Valve
Ball 70,00 3500
Swing 2,00 100
Water Meter 7,00 350
Sumber: R. H. Perry and C. H. Chilton, Chemical Engineer’s, 5th ed. New York:
McGraw-Hill Book Company, 1973, With Permission.

Laboratorium Teknik Kimia 1 22


3. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Alat Utama dan Pendukung
Alat utama ditunjukkan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Alir Proses Percobaan

Laboratorium Teknik Kimia 1 23


Alat Pendukung:
1. Stop Watch
2. Penggaris
3. Botol Semprot
4. Beaker Plastik 2000 mL
3.2. Bahan yang diperlukan
1. Air Kran (H2O)
2. Air Raksa (Hg) Teknis
3. Minyak
3.3. Prosedur Kerja
Rancangan Percobaan
1. Kalibrasi Debit Aliran
2. Percobaan dalam Rejim Laminer
a. Penetuan Pressure Drop di Pipa Lurus
b. Penetuan Pressure Drop di Elbow dan Valve
3. Percobaan dalam Rejim Turbulen
a. Penentuan Pressure Drop di Pipa Lurus
b. Penentuan Pressure Drop di Elbow dan Valve
c. Penentuan Pressure Drop di Orifice dan Venturimeter

4. Pengambilan dan Pengolahan Data

Pada sistem aliran fluida yang ditunjukkan pada Gambar 6, ada beberapa titik
pengukuran yang diambil berdasarkan jenis hambatan pada masing – masing rejim. Untuk
mengelompokkan manometer yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 2 Tata Letak Titik Pengukuran Nilai Friksi pada Masing- Masing Hambatan
Jenis Upstream Downstream Manometer

Pipa Lurus 1 2 Manometer Minyak


Elbow 900 4 5 Manometer Minyak
Tabung 2 3 Manometer Air Raksa
Venturi
Tabung 2 3 Manometer Air Raksa
Oriface
Gate Valve 3 4 Manometer Air Raksa

Laboratorium Teknik Kimia 1 24


Sedangkan teknis pengambilan data dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pengambilan data meliputi data variasi laju alir fluida yang melewati pipa lurus, jenis
sambungan (elbow) dan macam-macam jenis alat ukur.
2. Analisis data adalah pengolahan data kuantitatif yang berupa kehilangan energi karena
friksi dalam bentuk head (head loss), koefisien friksi (K) dan fanning fraction (f) dari
aliran fluida melewati pipa lurus, jenis sambungan (elbow) dan macam-macam jenis
alat ukur.
4.1. Persiapan
1. Persiapan Bahan dan Peralatan
2. Untuk memperoleh pengukuran yang akurat menggunakan Manometer air raksa tabung-
U, sebelum pompa dioperasikan, yaitu mengecek air raksa pada tabung-U 500 mm,
permukaan air raksa pada tabung-U harus pada angka 250 mm (tambahkan apabila
kurang dan kurangi apabila lebih). Hal yang sama juga dilakukan untuk Manometer
terbalik yang berisi minyak.
3. Mengisi tangki penyimpan (Storage tank) hingga +80% kapasitas tangki
4.2. Prosedur Percobaan
Kalibrasi Debit Aliran
1. Membuka penuh semua valve (disesuaikan dengan rejim aliran)
2. Menghidupkan pompa sampai aliranya steady
3. Mengatur bukaan katup ke 1
4. Menampung aliran yang keluar selama t detik
5. Mencatat volum bak penampung pada alat ukur level.
6. Lakukan langkah 4 dan 5 untuk bukaan ke 2, 3, 4 dst
Percobaan dalam Rejim Laminer
A. Menentukan Perbedaan Tekanan (-ΔP) dan Laju Alir (Qa) di Pipa Lurus
1. Membuka penuh semua valve pada instalasi peralatan untuk penelitian
2. Menghidupkan pompa sampai alirannya steady.
3. Menutup penuh katup V5, V7, V8 untuk mulai pengukuran perbedaan tekanan aliran di
titik 1 (upstream) dan titik 2 (downstream) di pipa lurus (-ΔP) dan laju alir (Qa).
4. Mengatur bukaan katup V2 untuk menentukan perbedaan tekanan (-ΔP) aliran upstream
dan downstream pipa lurus laju alir (Qa) dengan cara menampung volume air dan
mencatat waktu yang dibutuhkan untuk menampung air tersebut.

Laboratorium Teknik Kimia 1 25


5. Catatan: Pada saat katup V3 dan V4 pada kondisi tertutup permukaan cairan pada
Manometer terbalik harus sama..Misalnya kalua cairan Manometer terbalik
menggunakan minyak, maka tinggi permukaan minyak harus sama.
6. Mencatat perbedaan tinggi cairan Terbalik (H2-H1) aliran masuk dan keluar di titik 1dan
2
7. Ulangi langkah 4-5 untuk perbedaan tekanan dan laju alir yang lain sampai 5 data.

B. Menentukan Perbedaan Tekanan (-ΔP) dan Laju Alir (Qa) Gate valve (titik 3 &4) sama
dengan prosedur kerja A
C. Menentukan Perbedaan Tekanan (-ΔP) dan Laju Alir (Qa) Pipa Belok (Elbow 90o, titik
4&5) dan sama dengan prosedur kerja A

Percobaan dalam Rejim Turbulen


A. Menentukan Perbedaan Tekanan (-ΔP) dan Laju Alir (Qa) Pipa Lurus sama dengan
prosedur kerja A pada rejim Laminer, kecuali V2 ditutup penuh. Pada rejim ini
menggunakan Manometer Pipa U. Tinggi air raksa harus sama ketika dimulai
pengukuran.
B. Menentukan Perbedaan Tekanan (-ΔP) dan Laju Alir (Qa) Gate Valve (V6) Bukaan 1/2

sama dengan prosedur kerja A, katup V6 dibuka ½ (+ 5 putaran)


C. Menentukan Perbedaan Tekanan (-ΔP) dan Laju Alir (Qa) Elbow 900 (titik 4&5)

sama dengan prosedur kerja A, katup V6 dibuka penuh


D. Menentukan Perbedaan Tekanan (-ΔP) dan Laju Alir (Qa) Tabung Venturi
1. Membuka penuh semua valve pada instalasi peralatan untuk penelitian, kecuali V2
ditutup penuh.
2. Menghidupkan pompa sampai alirannya steady.
3. Menutup penuh katup V3, V7, V8 untuk mulai pengukuran perbedaan tekanan
aliran di titik 2 (upstream) dan titik 3 (downstream) di venturimeter (-ΔP) dan laju
alir (Qa).
4. Mengatur bukaan katup V6 untuk menentukan perbedaan tekanan (-ΔP) aliran
upstream dan downstream pipa lurus laju alir (Qa) dengan cara menampung volume
air dan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk menampung air tersebut.

Laboratorium Teknik Kimia 1 26


5. Catatan: Pada saat katup V4 dan V5 pada kondisi tertutup permukaan cairan pada
Manometer pipa U harus sama..Misalnya kalua cairan Manometer pipa U
menggunakan air raksa, maka tinggi permukaan air raksa harus sama.
6. Mencatat perbedaan tinggi cairan di Manometer pipa U (H2-H1) aliran upstream dan
downstream di titik 2 dan 3. Ulangi langkah 4-5 untuk perbedaan tekanan dan laju
alir yang lain sampai 5 data
E. Menentukan Perbedaan Tekanan (-ΔP) dan Laju Alir (Qa) Orifice sama dengan prosedur
kerja D dengan cara mengganti tabung venturi dengan orifice.
4.3. Uraian Keselamatan Kerja dan Potensi Bahaya
1. Memakai Jas Lab, sarung tangan,sepatu tertutup, sarung tangan dan masker.
2. Apabila terjadi kesalahan operasi pompa yang mengakibatkan air raksa dalam tabung-
U 500 mm keluar, segera hentikan pompa dan bongkar Manometer Tabung-U 500 mm
untuk mengeluarkan air raksa. Isi kembali Manometer Tabung-U 500 mm dengan air
raksa sampai tinggi permukaan air raksa 250 mm (H1 = H2 = 250 mm)
3. Apabila terjadi kesalahan operasi pompa yang mengakibatkan minyak dalam
Manometer Terbalik keluar, segera hentikan pompa dan bongkar Manometer Terbalik
untuk mengeluarkan minyak. Isi kembali Manometer Terbalik dengan minyak sampai
tinggi permukaan air raksa 250 mm (H1 = H2 = 250 mm).
4. Mahasiswa membersihkan alat dan area sekitar alat yang telah digunakan.

4.4. Tabel Data Pengamatan


1. Kalibrasi Debit Aliran Untuk Masing – Masing Jenis Hambatan
Tabel 3 Kalibrasi Debit Aliran
Bukaan Volum Waktu (s) Debit H2-H1
Katup (mL) (mL/s) (mm)
1
2
3
4
5

Laboratorium Teknik Kimia 1 27


5. Pengolahan dan Evaluasi Data
A. Rejim Laminer
Pipa Lurus
Diameter dalam pipa , D1 = D2 = Di = 28 mm = 0,028 m
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3 Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas Minyak = ρM = 850 kg/m3
−𝚫𝐏 = (𝛒𝐌 − 𝛒) 𝐠 (𝐇𝟐 − 𝐇𝟏 )
Dari persamaan 10 atau 11 akan didapatkan nilai fcalc kemudian dibandingkan dengan fgraph dari
Gambar 3
Kerugian head (head loss) h pada pipa lurus menggunakan persamaan 12 atau 13
𝝅 𝑫𝟐 𝐐𝐚 𝐃𝐯𝛒
𝐀= 𝐯= 𝐍𝐑𝐞 =
𝟒 𝐀 µ

Tabel 5. Perbedaan tekanan (-ΔP) , Fanning fraction (f), Bilangan Reynold (NRe), Pipa
Lurus
Bukaan 𝐕 (-ΔP) fcalc fgraph h
𝐐𝐚 =
Katup 𝐭 NRe
Ke (m3/s)x10-3 ( Pa ) ( J/kg )
1
2
3
4
5

Elbow 900
Manometer tabung-U terbalik dengan cairan minyak
Diameter dalam pipa , D1 = D2 = Di = 28 mm = 0,028 m
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3
Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas minyak = ρM = 850 kg/m3
𝝅 𝑫𝟐 𝐐𝐚 𝐐
𝐀= 𝐯= 𝐯 𝟐 = ( 𝐚 )𝟐 m
𝟒 𝐀 𝐀
𝟐(−𝚫𝐏) 𝐃𝐯𝛒
𝐊= 𝐍𝐑𝐞 =
𝛒𝒗𝟐 µ

Nilai h dapat diperoleh pada persamaan (16)

Laboratorium Teknik Kimia 1 28


Tabel 6. Perbedaan tekanan (-ΔP) , Bilangan Reynold (NRe), Number of Velocity
Head ( K ) dan head loss friction ( h ) Elbow 900
Bukaan 𝐕 (-ΔP) fcalc fgraph 𝐐𝐚 𝟐 h
𝐐𝐚 = 𝐯𝟐 = [ ]
Katup 𝐭 NRe 𝐀 K
Ke (m3/s)x10-3 ( Pa ) (m2/s2)) ( J/kg )
1
2
3
4
5

Gate Valve
Gate Valve Bukaan 1/2
Diameter dalam pipa Gate Valve, D1 = D2 = Di = 28 mm = 0,028 m
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3
Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas Minyak = 850 kg/m3
Gate Valve Bukaan Penuh
Diameter dalam pipa Gate Valve, D1 = D2 = Di = 28 mm = 0,028 m
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3 Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas Minyak = 850 kg/m3
Buat Perhitungan dan Tabel yang sama dengan Jenis Hambatan Elbow 900

B. Rejim Turbulen
Buat Perhitungan dan Tabel yang sama dengan rejim Laminer namun ditambahkan jenis
hambatan Plat Orifice dan Venturimeter
Plat Orifice
Diameter dalam pipa , D1 = Di = 28 mm = 0,028 m
Diameter dalam pipa Plat Orifice, Do = 22 mm = 0,022 m
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3 Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas Minyak = ρM = 850 kg/m3
Dimana: Q = kapasitas/debit/laju alir teoritis
Nilai Q dan Koefisien Orifice (Co) dapat diperoleh dengan persamaan (19) dan (20)
𝐀 𝐯𝟐 𝐯𝟐
𝐡𝐜 = 𝟎, 𝟓𝟓(𝟏 − 𝐀𝟐 )𝟐 𝟐 𝟐𝛂 = 𝐊 𝐜 𝟐 𝟐𝛂 ( J/kg )
𝟏

Laboratorium Teknik Kimia 1 29


Tabel 7. Perbedaan tekanan (-ΔP), Fanning fraction (f), Bilangan Reynold (NRe),
Koefisien Orifice, Co, Number of Velocity Head , K dan head loss friction, hc Plat
Orifice
Bukaan 𝐕 (-ΔP) fcalc fgraph 𝐯𝟐𝟐 hc
𝐐𝐚 =
Katup 𝐭 NRe Co 𝐐𝐚 K
Ke (m3/s)x10-3 ( Pa ) = [ ]𝟐 ( J/kg )
𝐀𝟐
( m2/s2 )
1
2
3
4
5

Venturimeter
Diameter dalam pipa , D1 = Di = 34 mm = 0,028 m
Diameter dalam pipa Tabung Venturi, DV = 20 mm = 0,02 m
Diameter dalam rata-rata = D2= (28 + 20)/2 = 24 mm = 0,024 mm
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3 Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas Minyak = ρM = 850 kg/m3
Nilai Q dan Koefisien Venturi (Cv) menggunakan pers (21)
𝐀 𝐯𝟐 𝐯𝟐
𝐡𝐜 = 𝟎, 𝟓𝟓(𝟏 − 𝐀𝟐 )𝟐 𝟐 𝟐𝛂 = 𝐊 𝐜 𝟐 𝟐𝛂 ( J/kg )
𝟏

Tabel 8. Perbedaan tekanan (-ΔP), Fanning fraction (f), Bilangan Reynold , NRe,
Koefisien Venturi, Cv, Number of Velocity Head, K dan head loss fricyion, hc
Venturimeter
Bukaan 𝐕 (-ΔP) fcalc fgraph 𝐯𝟐𝟐 hc
𝐐𝐚 =
Katup 𝐭 NRe Cv 𝐐𝐚 K
Ke (m3/s)x10-3 ( Pa ) = [ ]𝟐 ( J/kg )
𝐀𝟐
( m2/s2 )
1
2
3
4
5

Buat grafik untuk semua alat ukur dan sambungan pipa, termasuk pipa lurus, hubungan:
• Kapasitas ( Qa ) vs Head Loss friction ( h )

Laboratorium Teknik Kimia 1 30


• Kapasitas ( Qa ) vs Koefisien Gesekan ( K )
• Kapasitas ( Qa ) dengan Koefisien Orifice dan Venturi
• Bandingkan harga fanning fraction (f) dengan referensi
• Bandingkan harga K dari hasil percobaan dengan di referensi
• Bandingkan harga f dan K untuk masing -masing rejim aliran.

DAFTAR PUSTAKA
1. Batchelor, G.K., An Introduction to Fluid Dynamics. Cambridge University Press.
ISBN 0-521-66396-2. 1967
2. Clancy, L.J., Aerodynamics. Pitman Publishing, London. ISBN 0-273-01120-0.1975
3. Lamb, H., Hydrodynamics, 6th ed., Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-
45868-9. Originally published in 1879; the 6th extended edition appeared first in 1993.
4. Landau, L.D.; Lifshitz, E.M., Fluid Mechanics. Course of Theoretical Physics (2nd ed.).
Pergamon Press. ISBN 0-7506-2767-0, 1984.
5. Chanson, H., Applied Hydrodynamics: An Introduction to Ideal and Real Fluid Flows.
CRC Press, Taylor & Francis Group. ISBN 978-0-415-49271-3, 2009.
6. Geankoplis, C. J. Transport Process and Unit Operation. 3th ed.University of Minesota.
7. P T R Prentice-Hall, Inc. A Simon & Schuster Company Englewood Cliffs. New Jerse
y 07632, 1993

Laboratorium Teknik Kimia 1 31

Anda mungkin juga menyukai