Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PERMINTAAN & PENAWARAN

1. Pengertian Penawaran
Penawaran dapat diartikan sebagai banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan
dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama
periode waktu tertentu. Jadi bisa dikatakan, pelaku penawaran ini merupakan pihak
produsen atau penjual.

2. Jenis Penawaran
Penawaran sendiri banyak jenisnya. Semuanya didasarkan pada opsi penjual barang.
Ini dia jenis-jenis penawaran tersebut:
a. Penawaran Marginal
Penawaran marginal adalah penawaran yang dilakukan oleh penjual yang bisa
menjual produknya dengan harga yang sama dengan harga pas.r. Bisa dibilang ini
penjual yang ingin mencari untung yang standar.
b. Penawaran Sub Marginal
Penawaran sub marginal adalah penawaran yang dilakukan oleh penjual yang berani
menjual produknya di bawah harga pasar. Transaksi ini hanya bisa dilakukan oleh
penjual yang hanya ingin meraih untung minimal.
c. Penawaran Super Marginal
Penawaran super marginal adalah penawaran yang dilakukan oleh penjual yang
menjual produknya degan harga lebih tinggi dari harga pasar. Penjual ini biasanya
bertujuan untuk meraih untung penjualan yang sebanyak-banyaknya.

3. Hukum Penawaran
Hukum penawatan menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan
dengan tingkat harga.
Hukum penawaran berbunyi: “Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah
barang yang bersedia ditawarkan, sebaliknya semakin rendah tingkat harga, semakin
sedikit jumlah barang yang tersedia ditawarkan.”
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi
penawaran tidak berubah (ceteris peribus).
4. Faktor yang mempengaruhi penawaran
a. Adanya sumber daya yang tersedia
Penawaran dapat terjadi, jika ketersediaan barang mencukupi. Jika barang atau jasa
yang ditawarkan terbatas, atau langka, hal ini berpotensi memengaruhi kenaikan
harga. Kelangkaan barang atau jasa, berpengaruh langsung pada elastisitas
penawaran. Maka penawaran sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya yang.
b. Faktor penjual atau produsen
Banyaknya jumlah produsen yang memproduksi suatu barang, berbanding lurus
dengan ketersediaan barang. Maka, produsen atau penjual, memiliki sebuah
keyakinan untuk melakukan penawaran, karena ketersediaan barang mendukung
adanya proses penawaran. Bahkan, jika barang tidak ditawarkan, akan menumpuk dan
perputaran ekonomi tidak terjadi.
c. Harga
Harga merupakan faktor pendukung pertama dalam suatu penawaran. Jika tidak ada
harga, penjual atau produsen pasti bingung untuk melakukan penawaran. Begitu juga
terhadap calon pembeli, calon pembeli akan mengalami kebingungan, ketika memiliki
suatu kebutuhan, namun tidak mengetahui harga barang yang akan dibelinya.
Semakin tinggi harga suatu barang atau jasa, maka produsen atau perusahaan akan
melakukan penawaran barang dengan jumlah lebih banyak, begitu pula sebaliknya.
d. Harga dan ketersediaan barang sejenis sebagai pengganti
Jika suatu barang (yang disebut sebagai barang utama) mengalami kenaikan harga,
maka konsumen akan mencari alternatif lain, sebagai pengganti pemenuhan
kebutuhan akan barang utama. Konsumen akan melirik barang pengganti, karena
biasanya barang pengganti akan memiliki harga yang relatif lebih murah, dibanding
harga barang utama. Sebagai contoh, jika beras tipe A, yang paling digemari oleh
konsumen mengalami kenaikan harga, maka konsumen akan mencari alternatif
pengganti, dengan menggunakan barang B, yang fungsi dan kegunaannya sama,
namun harga lebih murah.
e. Biaya produksi
Untuk dapat melakukan produksi, seorang produsen memerlukan modal untuk
membiayai produksinya, seperti untuk membeli bahan baku, untuk membayar gaji
karyawan, sebagai pembiayaan untuk pengadaan bahan-bahan penolong, dan
sebagainya. Jika biaya produksi meningkat, maka harga barang akan menjadi tinggi.
Akibatnya, barang yang ditawarkan jumlahnya hanya sedikit.
f. Waktu produksi
Waktu produksi berpengaruh terhadap ketersediaan barang. Penawaran akan terjadi,
ketika barang yang ditawarkan dapat diprediksi akan tersedia dalam tenggang waktu
tertentu. Biasanya ketersediaan barang ini bergantung pada seberapa lama waktu
produksi yang diperlukan.
g. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi membantu mempermudah produsen dalam menyediakan barang
maupun jasa. Pemanfaatan teknologi dapat mempersingkat waktu produksi,
meningkatkan kualitas produksi, meningkatkan kapasitas produksi, dan biaya
produksi dapat ditekan. Dengan sendirinya, maka keuntungan yang diperoleh akan
semakin banyak.
h. Kebijakan pemerintah
Setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai peningkatan produksi dalam
negeri, guna mengurangi impor, hal ini mendorong para petani untuk meningkatkan
jumlah dan kualitas panen (bagi petani) atau meningkatkan jumlah dan kualitas
produksi (produsen barang dan jasa). Hal ini dapat menekan laju impor barang dari
luar, karena produk lokal dapat memenuhi kebutuhan secara kualitas maupun
kuantitas.
i. Pajak dan subsidi
Secara umum dalam istilah perpajakan, pajak dikenal sebagai kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Meski merupakan ketetapan dari pemerintah, pajak sangat berpengaruh terhadap
harga. Jika pajak yang ditetapkan terlalu tinggi, maka produsen tidak dapat
melakukan penawaran, sehingga, permintaan pun juga menurun.
Sedangkan subsidi, merupakan  bentuk bantuan atau dukungan dari pemerintah yang
diberikan sebagai bentuk upaya peningkatan hasil produksi kepada suatu bisnis atau
sektor ekonomi. Subsidi dapat berupa uang, atau komoditi. Dengan adanya subsidi
dari pemerintah, maka jumlah produksi akan meningkat, begitu juga pada sisi
penawaran.

5. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah kebalikan dari kurva permintaan. Jika harga suatu barang
naik, maka barang yang di tawarkan juga akan naik. Begitulah bunyi hukum pada
kurva penawaran. Kurva ini memiliki gradient / kemiringan / slope positif, artinya
slope pada kurva ini berjalan naik dari pojok bawah kiri ke pojok kanan atas.
6. Pergerakan dan pergeseran kurva Penawaran

Seperti temannya kurva permintaan, kurva penawaran juga bisa bergeser atau
mengalami pergerakan. Faktornya tetap sama, yaitu perubahan harga barang dan
faktor ceteris paribus (faktor selain harga barang itu sendiri), misalnya biaya produksi
dan teknologi.

Sebagai contoh, dapat dilihat pada kurva penawaran di bawah ini. Pada saat harga
bakso Rp16.000,00 jumlah bakso yang ditawarkan adalah sebesar 160 mangkok (titik
C pada kurva penawaran). Ketika harganya naik menjadi Rp18.000, mengakibatkan
bertambahnya jumlah bakso yang ditawarkan dari 160 mangkok menjadi 180
mangkok (titik C pada kurva permintaan bergerak ke kanan ke titik B), dan
seterusnya.

Sementara itu, jika yang berubah adalah faktor ceteris paribus, sebagai contoh
teknologi, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan (shifting). Bila teknologi
meningkat (ditemukan teknologi baru yang semakin canggih yang memungkinkan
produksi lebih banyak dan efisien), kurva penawaran bergeser sejajar ke kanan. Jika
teknologi menurun, kurva penawaran bergeser sejajar ke kiri. Contoh ini dapat
diilustrasikan dalam kurva berikut ini.
Pengaruh masing-masing faktor yang memengaruhi penawaran terhadap pergerakan
(movement) dan pergeseran (shifting) kurva penawaran dapat dirangkum dalam tabel
berikut.

7. Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran (elasticity of supply) adalah pengaruh terhadap besar atau kecilnya
level kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terkait adanya perubahan harga
dari barang tersebut. Elastisitas penawaran ini lantas dilihat dari yang namanya koefisien
elastisitas penawaran, yakni angka atau persentase perbandingan antara perubahan harga
barang dengan perubahan jumlah barang yang ditawarkan.

Terjadinya elastisitas penawaran ini sangat bergantung kepada sejumlah faktor, yaitu:

 Ketersediaan barang (source availability).


 Banyaknya produsen yang memproduksi barang tersebut (producer amount).
 Inovasi teknologi (innovation of technology).

Perhitungan elastistas penawaran:


Sebagai contoh, apabila ada suatu barang mengalami perubahan harga (dalam hal ini
mengalami kenaikan) sebesar 10 persen, maka hal ini lantas berakibat pada perubahan jumlah
barang yang ditawarkan, yakni meningkat sekitar 20 persen.

Besaran nilai koefisien elastisitas penawaran ini kemudian menjadi penentu apakah terjadi
elastisitas atau tidak (inelastis). Apa indikatornya? Apabila nilai koefisien elastisitas
penawaran lebih besar dari 1 persen, maka penawaran dapat dikatakan elastisis. Sebaliknya,
jika nilai koefisien elastisitas penawaran lebih kecil dari 1 persen, itu artinya penawaran
inelastis.

Pada kasus nilai koefisien elastisitas setara dengan 1, maka hal ini disebut sebagai penawaran
unitary atau penawaran normal.

Lebih jauh, elastisitas terbagi lagi menjadi beberapa jenis penawaran, yaitu:

 Elastisitas penawaran sempurna, yakni ketika nilai koefisien elastisitas penawaran


berjumlah tak terhingga.
 Penawaran inelastis, yakni ketika nilai koefisien elastisitas penawaran berjumlah
kurang dari 1.
 Penawaran elastis, yakni ketika nilai koefisien elastisitas penawaran berjumlah lebih
dari 1.
 Penawaran elastis uniter, yakni ketika nilai koefisien elastisitas penawaran
berjumlah sama dengan 1.
 Inelastisitas penawaran sempurna, yakni ketika nilai koefisien elastisitas
penawaran berjumlah sama dengan nol.

Anda mungkin juga menyukai