Disusun oleh:
Nafiza Syarafina Yanani
185070201111006
PSIK 2018 Reg 2
A. Data Kasus
Kategori dan Subkategori Data Subjektif dan Objektif
Fisiologis Respirasi DS:
-
DO:
RR 20x/menit
Sirkulasi DS:
Riwayat hipertensi 5 tahun lalu
DO:
TD 130/90 mmHg
N 78x/menit
Nutrisi dan DS:
Cairan Suka makanan manis dan asin
Tidak mengatur makanan yang
dikonsumsi
DO:
-
Eliminasi DS:
Biasanya terbangun tengah
malam untuk buang air kecil 1-2
kali (nocturia)
DO:
-
Aktivitas dan DS:
Istirahat Tidak bisa beraktivitas karena
badan lemah sebelah kiri
Tidak pernah olahraga
Kesulitan jalan, mandi,
berpakaian, dan pergi ke toilet,
sehingga harus dibantu
Sulit tidur di malam hari
DO:
Menggunakan tongkat untuk
berjalan
Hemiplegi sinistra
Kekuatan otot sinistra atas 0,
bawah 3
Kaki kiri agak diseret saat berjalan
Neurosensori DS:
Perubahan penglihatan
DO:
Memakai kacamata
Paresis (kelemahan bagian
sinistra)
Reproduksi dan DS:
Seksualitas Impotensi
Perubahan gairah sex karena
duda
DO:
-
Psikologis Nyeri dan DS:
Kenyamanan Kadang terasa berat di leher
bagian tengkuk ketika tekanan
darah meningkat
DO:
-
Integritas Ego DS:
Kematian sebagai takdir, dan klien
selalu bersyukur dan berdoa
DO:
-
Pertumbuhan DS:
dan -
Perkembangan DO:
-
Perilaku Kebersihan Diri DS:
Kesulitan mandi, berpakaian, dan
pergi ke toilet, sehingga harus
dibantu
DO:
-
Penyuluhan dan DS:
Pembelajaran Klien merasa sakit karena tua
Memahami edukasi kesehatan
namun sulit menerapkan
DO:
-
Rasional Interaksi Sosial DS:
Berbincang dengan teman
DO:
-
Lingkungan Keamanan dan DS:
proteksi -
DO:
Kamar bersih, cahaya baik, lantai
tidak licin
Kamar mandi tidak ada
pegangan,lantai tidak licin, WC
duduk, cahaya kurang
Diagnosis
No Data Etiologi
Keperawatan
1. DS : Riwayat hipertensi +DM, Gangguan
- Klien mengatakan usia 68 thn, laki-laki Mobilitas Fisik
tidak bisa ↓
beraktivitas karena Menumpuknya plak pada
badan lemah jantung (kolesterol tinggi)
sebelah kiri ↓
- Kesulitan jalan, Aliran darah pada otak
mandi, berpakaian, terhambat (oklusi
dan pergi ke toilet,
sehingga harus peredaran darah otak)
dibantu ↓
DO : Kebutuhan oksigen pada
- Menggunakan otak tidak adekuat
tongkat untuk ↓
berjalan Stroke (Penekanan
- Hemiplegi sinistra darah dibagian otak)
- Kekuatan otot ↓
sinistra atas 0, Perfusi jaringan cerebral
bawah 3 tidak adekuat
- Kaki kiri agak ↓
diseret saat berjalan Defisit Neurologi
- Indeks Barthel total ↓
skor 60 Hemiplegi sinistra
(ketergantungan ↓
berat) Kelemahan otot
ektrimitas sinistra atas
dan bawah
↓
Gangguan mobilitas
fisik
2. DS : Riwayat hipertensi +DM, Ketidakstabilan
- Klien menyatakan usia 68 thn, laki-laki Kadar Glukosa
terkadang pusing ↓ Darah
dan sakit kepala Sel beta di pankreas
saat bangun di pagi terganggu
hari dan ketika ↓
hendak tidur di Defisit insulin
malam hari. ↓
- Klien menyatakan Hiperglikemia
pusing dan sakit ↓
kepalanya Tidak terkontrol
dirasakan ketika ↓
tekanan darah Ketidakstabilan Kadar
sedang meningkat. Glukosa Darah
DO :
Kadar glukosa
dalam darah tinggi
(260 mg/dl)
3. DS: Riwayat hipertensi +DM, Risiko Jatuh
Tidak bisa usia 68 thn, laki-laki
beraktivitas karena ↓
badan lemah Menumpuknya plak pada
sebelah kiri jantung (kolesterol tinggi)
Tidak pernah ↓
olahraga Aliran darah pada otak
Kesulitan jalan, terhambat (oklusi
mandi, berpakaian, peredaran darah otak)
dan pergi ke toilet, ↓
sehingga harus Kebutuhan oksigen pada
dibantu otak tidak adekuat
↓
DO: Stroke (Penekanan
tongkat untuk ↓
Kekuatan otot ↓
Defisit Neurologi
sinistra atas 0,
↓
bawah 3
Hemiplegi sinistra
Kaki kiri agak
↓
diseret saat berjalan
Kelemahan otot
Indeks Barthel total
ektrimitas sinistra atas
skor 60
dan bawah
(ketergantungan
↓
berat)
Gangguan mobilitas fisik
↓
Risiko jatuh
4. DS: Riwayat hipertensi +DM, Gangguan Pola
Klien mengatakan usia 68 thn, laki-laki Tidur
mengalami masalah ↓
tidur karena sering Tekanan darah tinggi
pusing dan kesulitan ↓
dalam memulai tidur Gangguan sirkulasi otak
dan sering ↓
terbangun Resistensi pembuluh
Klien baru bisa tidur darah otak meningkat
setelah 30 menit ↓
Lama tidur klien 4 Pusing
jam ↓
DO: Gangguan pola tidur
Hasil PSQI
menunjukkan
kualitas tidur kurang
baik
5. DS: Riwayat hipertensi +DM, Ketidakpatuhan
- Klien mengatakan usia 68 thn, laki-laki
keluhan yang ↓
muncul dikarenakan Menumpuknya plak pada
stroke dan klien jantung (kolesterol tinggi)
hanya minum obat ↓
namun akhir-akhir Aliran darah pada otak
ini tidak rutin dan terhambat (oklusi
ingin minum herbal peredaran darah otak)
- Klien mengatak ↓
sering lupa minum Kebutuhan oksigen pada
obat karena obatnya otak tidak adekuat
terlalu banyak ↓
Stroke (Penekanan
DO: darah dibagian otak)
- Masalah kesehatan ↓
karena riwayat Perfusi jaringan cerebral
hipertensi dan DM tidak adekuat
masih muncul dan ↓
menetap Defisit Neurologi
↓
Kerusakan lobus frontal
kapasitas, memori
↓
Kerusakan fungsi kognitif
dan efek psikologis
↓
Ketidakpatuhan
A. Analisa Data
B. Pohon Masalah
Faktor Risiko
Riwayat hipertensi sejak 5 tahun
Usia 68 tahun
Jenis kelamin laki-laki
Riwayat diabetes sejak 10 tahun Sel beta di pankreas terganggu
↓
↓
Defisit insulin
Menumpuknya plak pada jantung (kolesterol
↓
tinggi)
Hiperglikemia
↓
↓
Aliran darah pada otak terhambat (oklusi
Tidak terkontrol
peredaran darah otak)
↓
↓
Ketidakstabilan Kadar
Kebutuhan oksigen pada
Glukosa Darah
otak tidak adekuat
↓
Stroke (Penekanan darah dibagian otak) Nyeri Kepala
↓ ↓
Perfusi jaringan cerebral tidak adekuat Gangguan
↓ pola tidur
Defisit Neurologi
Kerusakan lobus frontal Hemiplegi sinistra
↓ ↓
Kerusakan fungsi kognitif Kelemahan otot ektrimitas
dan efek psikologis sinistra atas dan bawah
↓ ↓
Gangguan mobilitas
Ketidakpatuhan fisik
Fisik
↓
Resiko Jatuh
C. Prioritas Diagnosa
1. Gangguan Mobilitas Fisik
2. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
3. Risiko Jatuh
4. Gangguan Pola Tidur
5. Ketidakpatuhan
No Diagnosa 01
Observasi
1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas
tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang
diinginkan
4. Identifikasi strategi untuk meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
5. Monitor respon emosional, fisik, sosial, dan spiritual
terhadap aktivitas
Terapuetik
1. Berikan Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan
defisit
2. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik,
psikologis, dan sosial
3. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (ambulasi, mobilisasi, dan
perawatan diri)
4. Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energi, gerak
5. Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
6. Fasilitasi mengembangkan motivasi dan penguatan
diri
7. Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam
aktivitas
Edukasi
1. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari
2. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam
merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika
sesuai
2. Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas,
jika perlu
No Diagnosa 02
Observasi
1. Identifikasi kemungkinan penyebab hipergiikemia
2. Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
4. Monitor intake dan output cairan
5. Monitor keton urine, kadar analisa gas darah, elektrolit,
tekanan darah orto statik dan frekuensi nadi
Terapuetik
1. Berikan asupan cairan oral
2. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hipergiikemia tetap ada atau memburuk
Edukasi
1. Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
2. Ajarkan pengelolaan diabetes
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu
No Diagnosa 03
Observasi
1. Identifikasi faktor resiko jatuh
2. Identifikasi resiko jatuh setidaknya sekali setiap shift
atau sesuai kebijakan institusi
3. Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan
resiko jatuh
4. Hitung resiko jatuh dengan skala
5. Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke
kursi roda atau sebaliknya
Terapuetik
1. Orientasikan ruangan pada pasien atau keluarga
2. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu
dalam kondisi terkunci
3. Pasang handrail tempat tidur
4. Atur tempat tidur mekanis pada posisi terrendah
5. Tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh ke dekat
dengan pantauan perawat dari nurse station
6. Gunakan alat bantu berjalan
7. Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
Edukasi
1. Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
2. Anjurkan penggunaan alas kaki yang tidak licin
3. Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
4. Anjurkan untuk melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat bediri
5. Ajarkan cara menggunakan bel pemanggil untuk
memanggil perawat
Pencegahan Jatuh
Pencegahan dilakukan dengan peserta lansia memilih
salah satu peserta lansia lainnya untuk menjadi
“teman”nya. Isi dari pelatihan 1 hari untuk pencegahan
risiko jatuh meliputi faktor-faktor yang berhubungan
dengan jatuh termasuk faktor internal, eksternal, dan
perilaku. Faktor internal termasuk :
- Hipotensi postural
- Penggunaan setidaknya 4 obat resep atau obat
penenang
- Gangguan kekuatan lengan atau kaki atau rentang
gerak
- Gangguan keseimbangan, mobilisasi
(ketidakmampuan untuk bergerak dengan aman dari
tempat tidur ke kursi, bak mandi, atau toilet),
- Gangguan berjalan
- Riwayat stroke
- Gangguan kognitif
- Gangguan penglihatan
- Nyeri kronis
- Penyakit patogen spesifik
Faktor eksternal difokuskan pada lingkungan rumah
sedangkan faktor perilaku meliputi :
- Konsumsi alkohol
- Minuman energi
- Kopi atau teh
- Merokok
- Kurang olahraga
- Berjalan naik dan turun tangga setiap hari
- Perubahan postur yang cepat
- Mengangkat benda berat secara teratur
- Terjebak dalam pakaian yang terlalu longgar,
- Memakai sepatu yang mudah terpeleset
Home-Based Exercise
Latihan fisik berbasis rumah bertujuan untuk
memperkuat dan meningkatkan keseimbangan. Ada 10
latihan fleksibilitas dasar yang dilakukan pada tingkat
intensitas rendah yaitu pemanasan bahu, lengan,
pergelangan tangan, leher, kaki, dan punggung, diikuti
dengan pendinginan. Untuk mencegah risiko cedera,
fisioterapis terlebih dahulu menyetujui program latihan ini
kemudian peserta lanjut usia menerapkan program
tersebut di tempat yang nyaman selama 15-20 menit
sehari.
Grup Mengobrol Lansia
Dialog kelompok lansia dirancang untuk menawarkan
kesempatan kepada peserta lansia untuk berbagi kegiatan
pencegahan risiko jatuh dan pengalaman mereka. Peserta
yang lebih tua akan datang untuk bergabung dengan
dialog kelompok yang dijalankan oleh para lansia di kuil
setelah menyelesaikan upacara keagamaan setiap minggu
ketiga setiap bulan. Prosesnya termasuk berbagi,
menceritakan pengalaman jatuh mereka dan pencegahan
risiko jatuh selama 15-20 menit per orang.
No Diagnosa 04
Observasi
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
psikologis)
3. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggi
tidur (mis. kopi, teh, alkohol, makanan mendekati
waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)
4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapuetik
1. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras dan tempat tidur)
2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
3. Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(mis. pijat, pengaturan posisi, terapi akupresur)
6. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan
untuk menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis. psikologis: gaya hidup,
sering berubah shift kerja)
6. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
No Diagnosa 05
Observasi
1. Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapuetik
1. Buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
2. Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian
menemani pasien selama menjalani program
pengobatan, jika perlu
3. Dokumentasikan aktivitas selama menjalani proses
pengobatan
4. Dikusikan hal-hal yang dapat mendukung atau
menghambat berjalannya program pengobatan
5. Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobtan yang dijalani
Edukasi
1. Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
2. Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika eratur
menjalani program pengobatan
3. Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani program pengobatan
4. Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi
ke pelayanan kesehatan terdekat, jika perlu
E. Implementasi
Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Gangguan Mobilitas SIKI : Terapi Aktivitas S : Pasien mengatakan paham dengan anjuran yang
Fisik diajarkan
1. Mengidentifikasi defisit tingkat aktivitas
O :.
2. Mengidentifikasi kemampuan berpartisipasi dalam
- Pergerakan ekstrimitas meningkat
aktivitas tertentu
- Kekuatan otot meningkat
3. Mengidentifikasi sumber daya untuk aktivitas yang
- Rentang gerak (ROM) meningkat
diinginkan
- Kecemasan menurun
4. Mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan
- Kelemahan fisik cukup menurun
partisipasi dalam aktivitas
5. Memonitor respon emosional, fisik, sosial, dan A : Masalah keperawatan teratasi sebagain
spiritual terhadap aktivitas
6. Memberikan Fasilitasi fokus pada kemampuan, P : Lanjutkan intervensi
bukan defisit
7. Memfasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik,
psikologis, dan sosial
8. Memfasilitasi aktivitas fisik rutin (ambulasi,
mobilisasi, dan perawatan diri)
9. Memfasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energi, gerak
10. Memfasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi
otot
11. Memfasilitasi mengembangkan motivasi dan
penguatan diri
12. Memberikan penguatan positif atas partisipasi
dalam aktivitas
13. Menjelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari
14. Mengajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
15. Menkolaborasikan dengan terapi okupasi dalam
merencanakan dan memonitor program aktivitas,
jika sesuai
Gangguan Pola Tidur SIKI : Dukungan Tidur S : Pasien mengatakan paham dengan anjuran yang
diajarkan
1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur
O :.
2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
- Keluhan sulit tidur menurun
dan/atau psikologis)
- Keluhan sering terjaga menurun
3. Mengidentifikasi makanan dan minuman yang
- Keluhan istirahat tidak cukup menurun
mengganggi tidur (mis. kopi, teh, alkohol, makanan
mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum
A : Masalah keperawatan teratasi sebagain
tidur)
4. Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
P : Lanjutkan intervensi
5. Memodifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras dan tempat tidur)
6. Membatasi waktu tidur siang, jika perlu
7. Memfasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
8. Menetapkan jadwal tidur rutin
9. Melakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
10. Menyesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga
11. Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
12. Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
13. Menganjurkan menghindari makanan/minuman
yang mengganggu tidur
14. Menganjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
15. Mengajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis. psikologis: gaya
hidup, sering berubah shift kerja)
16. Mengajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Ketidakpatuhan SIKI : Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan S : Pasien mengatakan paham dengan anjuran yang
diajarkan
1. Mengidentifikasi kepatuhan menjalani program
O :.
pengobatan
- Verbalisasi kemauan memenuhi program
2. Membuat komitmen menjalani program pengobatan
perawatan atau pengobatan meningkat)
dengan baik
- Verbalisasi mengikuti anjuran meningkat
3. Membuat jadwal pendampingan keluarga untuk
- Perilaku mengikuti program perawatan/pengobatan
bergantian menemani pasien selama menjalani
meningkat
program pengobatan, jika perlu
- Perilaku menjalankan anjuran meningkat
4. Mendokumentasikan aktivitas selama menjalani
proses pengobatan A : Masalah keperawatan teratasi sebagain
5. Mendikusikan hal-hal yang dapat mendukung atau
menghambat berjalannya program pengobatan P : Lanjutkan intervensi
6. Melibatkan keluarga untuk mendukung program
pengobtan yang dijalani
7. Menginformasikan program pengobatan yang harus
dijalani
8. Menginformasikan manfaat yang akan diperoleh jika
eratur menjalani program pengobatan
9. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
10. Menganjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik : Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan : Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan : Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI
LAMPIRAN