Anda di halaman 1dari 20

IMAN DAN KETAKWAAN SERTA

IMPLEMENTASINYA DALAM
KEHIDUPAN MODERN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Pendidikan Agama

Dosen Pengampu : Mohammad ‘Ulyan, M.Pd.


Disusun Oleh :
Nadhifah NPM. 2210701001
Abdul Rouuf H. NPM. 2210701002
Aisyah Condro D. NPM. 2210701016
Achmad Fikri B. NPM. 2210701044

ROMBEL 1
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Iman dan Ketawaan serta Implementasi
dalam Kehidupan Modern” ini dengan lancer. Adapun makalah ini dibuat
semata-mata untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Pendidikan
Agam Islam.

Makalah ini ditulis dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama
islam serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan agama Islam, tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Pendidikan Agama
Islam Bapak Mohammad ‘Ulyan, M.Pd. atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai iman dan takwa
serta implementasinya dalam kehidupan modern, khususnya bagi penulis. Memang
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Wassalamu’aliakum Wr.Wb.

Kamis, 8 September 2022

Penulis

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. Pengertian, Wujud, dan Pengaruh Iman .......................................................3


B. Terbentuknya Iman dan Tanda Orang Beriman ..........................................5
C. Pengertian dan Fungsi Takwa ......................................................................6
D. Hubungan Allah SWT dengan Manusia .....................................................7
E. Problem, Tantangan, dan Resiko Kehidupan Modern ...............................10
F. Peran Iman dan Takwa dalam Problem dan Tantangan
Kehidupan Modern.....................................................................................12

BAB III PENUTUP ..............................................................................................16

A. Kesimpulan ...............................................................................................16
B. Saran ..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari
nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya karena kesehariannya manusia
dihadapkan berbagai macam persoalan yang membutuhkan penyelesaian.
Dengan perkembangan iptek yang pesat ini persoalan hidup menjadi lebih
kompleks dan manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan hidupnya. Di saat
kita manusia tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup. Kita
pasti lebih memilih lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang
menyimpang seperti minuman-minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak
sedikit dari mereka yang melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi
persoalan kehidupan.

Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar
atau solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika
seseorang telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman dan taqwa
tersebut kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan
hidupnya. Jadi iman dan taqwa itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi
kita pemeluk agama islam, agar mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan
menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengerertian, wujud dan pengaruh iman?
2. Bagaimana terbentuknya iman dan tanda orang beriman?
3. Apa pengertian dan fungsi takwa?
4. Bagaimana hubungan Allah SWT dengan manusia?
5. Bagaimana problematika tantangan dan resiko dalam kehidupan modern?
6. Peran iman dan takwa dalam menjawab problem dan tantangan kehidupan
modern?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengerertian, wujud dan pengaruh iman?
2. Mengetahui bagaimana terbentuknya iman dan tanda orang beriman?
3. Mengetahui pengertian dan fungsi takwa?
4. Mengetahui bagaimana hubungan Allah SWT dengan manusia?
5. Mengetahui bagaimana problematika tantangan dan resiko dalam
kehidupan modern?
6. Mengetahui peran iman dan takwa dalam menjawab problem dan
tantangan kehidupan modern?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengerertian, Wujud dan Pengaruh Iman


1. Pengertian Iman
Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “‫ ” امن‬yang artinya aman,
damai, tentram. Dalam pengertian lain adalah keyakinan atau kepercayaan
Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu'minu – amanan yang berarti
percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang
terletak dalam hati. Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin,
keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Adapun menurut istilah
syari’at yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan
membuktikannya dalam amal perbuatan. Dengan demikian, rukun iman
adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh
setiap pemeluk agama Islam.
Secara sempurna pengertiannya adalah membenarkan (mempercayai)
Allah dan segala apa yang datang dari pada-Nya sebagai wahyu melalui
rasul-rasul-Nya dengan kalbu, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan
dengan perbuatan.
Dalam surat al-Baqarah 165, dikatakan bahwa orang yang beriman
adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah).
Oleh karena itu, beriman kepada Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran
Allah. Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat menaati
ajaran Allah yaitu Al-Quran dan sunnah rasul.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman
didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan
diwujudkan dengan amal perbuatan (al-Imaanu 'aqdun bil qalbi waiqraarun
billisaani wa'amalun bil arkaan).
Istilah iman dalam al-qur'an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang
memberikan corak dan warna tentang suatu yang diimani, seperti dalam

3
surat an-Nisa': 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/Idealisme) dan
thaghut (realita/nasionalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52
dikaitkan dengan kata bathil, yaitu wallaziina aamanuu bil baathili. Bathil
berarti tidak benar menurut Allah.Sementara dalam surat al-Baqarah: 4
iman dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.
Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah
atau ajaran nya, dikatakan sebagai iman haq, sedangkan yang dikaitkan
dengan selainnya dinamakan iman bathil.
Keimanan adalah perbuatan yang bila diibaratkan pohon, mempunyai
pokok dan cabang. Bukankah sering kita baca atau dengar sabda Rasullah
saw. Yang kita jadikan kata-kata mutiara, misalnya malu adalah sebagian
dari iman, kebersihan sebagian dari iman, cinta bangsa dan Negara sebagian
dari iman, bersikap ramah sebagian dari iman, menyingkirkan duri atau
yang lainnya yang dapat membuat orang sengsara dan menderita, itu juga
sebagian dari iman. Diantara cabang - cabang keimanan yang paling pokok
adalah keimanan kepada Allah SWT.
2. Wujud Iman
Wujud iman termuat dalam 3 unsur yaitu isi hati, ucapan, dan
perbuatan. Dalam artiandiyakini dalam hati yaitu dengan percaya akan
adanya Allah SWT, diucapkan dengan lisan yaitudengan mengucapkan 2
kalimat syahadat, dan dilakukan dengan perbuatan maksudnyamenjalankan
seluruh perintah – Nya dan menjauhi seluruh larangan – Nya.
Wujud Iman menurut Hasan Al-Bana:
a. Ilahiyah : Hubungan dengan Allah
b. Nubuwwah : Kaitan dengan Nabi, Rasul, kitab, mukjizat
c. Ruhaniyah : Kaitan dengan alam metafisik; Malaikat, Jin, Iblis, Syetan,
Ruh.
d. Sam’iyah : Segala sesuatu yang bisa diketahui melalui sam’I (dalil
naqli)
3. Pengaruh Iman
Manusia merupakan jasad dan ruh. Jasadnya memiliki kebutuhan untuk
tetap hidup, sehat, dan kuat. Namun manusia juga memiliki naluri akan

4
kebutuhan ruhaninya, yang jika tidak dipenuhi, ia akan tersesat selama
hidupnya dan menjadi tidak terarah. Maka dari itu, dengan keimanan,
kebutuhan rohaninya terpenuhi dan hidup menjadi terarah.
Iman kepada Allah sangat berpengaruh terhadap kehidupan seorang
muslim, di antaranya:
a. Membuat seseorang menegakkan syariat. Dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka ialah ucapan, "Kami mendengar, dan Kami taat". Dan
mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” (An-Nur: 51)
b. Menghindari syirik (menyekutukan Allah), yang nyata maupun
tersembunyi. “Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-
hamba-Nya. dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-
sembahan) yang selain Allah?” (Az-Zumar: 36)
c. Mencintai karena Allah. Seorang mukmin akan mencintai seseorang
yang juga mendekatkan diri kepada Allah, mencintai karena Allah
tanpa alasan-alasan duniawi yang membutakan.
d. Jihad di jalan Allah
e. Loyalitas
f. Akhlak yang baik. Akhlaqul karimah merupakan buah dari iman yang
ditanam dengan kuat dalam hati seorang mukmin.

B. Terbentuknya Iman dan Tanda Orang Beriman


1. Terbentuknya Iman
Pada dasarnya, proses pembentukan iman. Diawali dengan proses
perkenalan, mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam mencapai
iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah maka orang
tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah.
Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu
diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seseorang bisa saja seorang yang
benci menjadi senang. Seorang anak harus dibiasakan terhadap apa yang

5
diperintahkan Allah dan menjahui larangan Allah agar kelak nanti terampil
melaksanakan ajaran Allah.
2. Tanda Orang Beriman
a. Jika menyebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha
agar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika
dibacakan ayat Al-Quran, maka hatinya bergejolak artinya untuk
segera melaksanakannya (Al Anfal:2).
b. Senantiasa tawakkal, merupakan bekerja keras dan berusaha
berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa, dimana
harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah
Rasul (Ali Mirón:120, Al-Maidah:12, Al-Anfal:2, At-Taubah:52,
Ibrahim:11, Mujadalah:10,dan At-taghabun:13).
c. Tertib dalam melaksanakan sholat dan selalu menjaga
pelaksanaannya (Al-Anfal:2, 7).
d. Menafkahkan sebagian rezeki yang diterimanya (Al-Anfal:3 dan
Al-Mukminun:4).
e. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga
kehormatan (Al-Mukminun:3, 5).
f. Memelihara amanah dan menempati janji (Al-Mukminun:6).
g. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong dengan sesama. (Al-
Anfal:74).
h. Tidak meninggalkan suatu pertemuan sebelum meminta izin kepada
yang bersangkutan. (An-nur:62).

C. Pengertian dan Fungsi Takwa

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut,
menjaga, memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna etimologis
tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang
diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan
konsisten ( istiqomah ).
Sedangkan menurut istilah, pengertian takwa itu bermacam-macam.
Ibnu Abbas mendefinisikan taqwa adalah takut melakukan syirik kepada

6
Allah dan selalu melakukan ketaatan kepada-Nya. [Tafsir Ibnu Katsir, hal.
71] Secara umum, para ulama mendefinisikan taqwa sebagai berikut:
“Jagalah dirimu dari perbuatan maksiat, tinggalkan dosa syirik, perbuatan
keji dan dosa besar, serta berperilaku sesuai dengan etika syariah.”
Singkatnya, "Melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari perbuatan
buruk dan keji." Atau paham yang begitu populer, taqwa adalah
menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala bentuk larangan-
Nya.
Dari definisi-definisi di atas menunjukan bahwa urgensi taqwa sudah
tidak diragukan lagi, apalagi Al-Qur'an dan hadis Nabi SAW. secara
berulang-ulang menyeru kita supaya bertaqwa. Khusus bagi orang-orang
yang bertakwa, Allah telah menjanjikan berbagai macam keistimewaan
atau balasan atas mereka, di antaranya: pertama, bagi siapa saja yang
bertaqwa kepada-Nya, maka akan dibukakan baginya jalan keluar ketika
menghadapi pelbagai persoalan hidupnya. (QS Ath-Thalaq: 2).

Kedua, memperoleh rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (QS


At-Thalaq:3). Ketiga, dimudahkan segala urusannya (QS Al-Thalaq:4).
Kelima, diampuni segala dosa dan kesalahannya, dan bahkan Allah SWT.
akan melipatgandakan pahala baginya (QS Al-Thalaq: 5). Keenam, orang
yang bertaqwa tidak akan pernah merasa takut, mengeluh, was-was dan
sedih hati (QS Yunus: 62-63). Ketujuh, mereka yang bertaqwa akan
memperoleh berita gembira (al-busyra), baik di dunia maupun di akhirat
(QS Yunus: 64).
Di samping memberikan motivasi, janji-janji yang terkandung dalam
ayat-ayat di atas juga menjelaskan tentang keutamaan taqwa dan
fungsionalnya terhadap problematika kehidupan seorang muslim.

D. Hubungan Allah SWT dengan Manusia


1. Hubungan Manusia dengan Allah SWT
Seorang mukmin harus memahami bagaimana hubungan yang
seharusnya dibina dengan Allah SWT, sebagai Rabb-nya dan Ilah-nya.

7
Hal yang penting didalam membina hubungan itu, manusia harus lebih
dahulu mengenal betul siapa Allah. Bukan untuk mengenali zatNYA,
tetapi mengenali landasan dasar-NYA (masdarul ´ulmu)/ilmu-ilmu Allah.
(QS 35:28, 49:18). Dengan memahami bagaimana luasnya kekuasan dan
Ilmu Allah, akan timbul rasa kagum dan takut kepada Allah SWT
sekaligus menyadari betapa kecil dan hina dirinya. Pemahaman itu akan
berlanjut dengan kembalinya ia pada hakikat penciptaannya dan
mengikuti landasan hidup yang telah digariskan oleh Allah SWT (QS
96:5). Ia menyadari ketergantungannya kepada Allah dan merasakan
keindahan iman kepada Allah.
Ada tiga hal yang dapat dijelaskan didalam hubungan antara
manusia (mukmin) dan Allah setelah manusia mengenali Allah dengan
benar.Pertama, pengenalan tersebut akan mebuahkan hubungan yang
indah denganNYA. Hubungan itu akan ditandai dengan adanya rasa
mahabah (cinta) yang sangat tinggi terhadap Allah. Bahkan mengalahkan
rasa cinta nya kepada manusia lain ataupun benda yang dimilikinya. Ia
memiliki tanda-tanda cinta seperti yang telah Allah gambarkan didalam
surat Al Anfal : 2. Rasa cinta tersebut akan membuatnya selalu optimis
dan dinamis didalam kehidupannya sebagai seorang mukmin, yang
membuat jiwanya selalu stabil didalam berbagai kondisi.
Kedua, Di dalam Al Qur`an, Allah mengibaratkan hubungan
manusia (mukmin) dan Allah itu adalah seperti hubungan tijarah (jual
beli) yang akan menyelamatkan orang-orang mukmin dari azab yang
pedih. Jual beli itu berupa keimanan kepada Allah swt dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwa (QS 61: 10-11). Selain itu Allah juga
mengibaratkan `amal sholih seorang mukmin sebagai pinjaman yang
diberikan kepada Allah. Dimana pinjaman itu akan Allah beli dengan
harga yang sesuai dengan penilaian Allah. Pinjaman itu dapat berupa
tenaga ataupun harta. Walaupun hakikatnya semua harta di langit dan di
Bumi adalah milik Allah dan diberikan sementara untuk manusia. Tetapi
jika manusia gunakan harta itu untuk menegakkan kalimat Allah, maka
Allah akan menganggapnya sebagai suatu pinjaman. Dan Allah akan

8
mengembalikan pinjaman itu dengan berlipat ganda dan tidak terbatas (QS
64:17, 2:261).
Ketiga, hubungan manusia (mukmin) dan Allah itu ditandai
dengan adanya kontrak kerja yang menjadi kewajiban manusia, yaitu
berupa `amal sholih. Manusia terikat dan terlibat didalamnya. Baik `amal
yang bersifat umum (ibadah) maupun ´amal khusus (da`wah). Amal
tersebut lebih dari sekedar untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk
mengajak orang lain beribadah. Sehingga tidak dibenarkan seorang
mukmin memisahkan diri, tetapi ia harus selalu berhubungan dengan
manusia (berjamaah).
2. Hubungan Manusia dengan Manusia
Hubungan antara manusia adalah kemampuan mengenali sifat,
tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia
dalam arti luas adalah interaksi antar seseorang dengan orang lain dalam
suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Sedangkan menurut
Hugo Cabot dan Joseph A Kahl (1967), hubungan antar manusia adalah
suatu sosiologi konkrit karena meneliti situasi kehidupan, khususnya
masalah “interaksi” dengan pengaruh psikologisnya.
Adapun yang dimaksud dengan hubungan antar manusia di dalam
al Qur’an adalah adanya penciptaan Allah yang berbeda-beda dalam
kehidupan manusia seperti laki-laki dan perempuan, suku-suku yang
banyak , berbangsa-bangsa, bahasa yang berbeda-beda, serta warna
kulit yang tidak sama dan berbagai keanekaragaman lainnya agar
manusia tersebut saling mengenal satu sama lainnya dan bukan untuk
menjelekkan perbedaan tersebut. Namun, bagaimana mereka bisa
bersatu dengan segala perbedaan tersebut untuk menciptakan sebuah
kehidupan yang harmonis yang penuh dengan kedamaian, karena
manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama
lainnya dan mereka tidak akan bisa hidup dengan individu mereka sendiri.
3. Hubungan Manusia dengan Alam
Hubungan manusia dan alam semesta merupakan sebuah tema
penting filsafat. Dengan kata lain, itu adalah sebuah masalah yang sangat
esensial bagi manusia, dimana ia menyimpan potensi besar dalam
dirinya. Mereka yang mengkaji tema-tema Ilahiyat dan ingin mengetahui

9
hubungan antara makhluk dan khalik, atau mereka yang ingin mengenal
dirinya sendiri dan juga orang-orang yang ingin mempelajari metode
kehidupannya baik itu dalam dimensi individu, sosial atau bahkan
universal, maka mereka akan berurusan dengan masalah manusia dan
alam semesta. Jika masalah ini terpecahkan, kebanyakan dari problema
umat manusia akan terselesaikan.
Menurut kebanyakan orang, manusia adalah manusia dan alam
semesta adalah alam semesta. Padahal, ada hubungan yang sangat erat
dan penuh makna antara manusia dan alam semesta. Manusia adalah
satu-satunya makhluk hidup yang memiliki ikatan abadi dengan seluruh
dimensi alam. Seluruh bagian dan gerakan di alam memiliki hubungan
satu dengan yang lain. Ada ikatan erat antara karakteristik dan fenomena-
fenomena di alam ini.
Segala sesuatu memiliki sebuah tampilan eksternal dan juga
dimensi internal. Mungkin saja sesuatu terlihat kecil secara lahiriyah, tapi
dari segi batin sangat besar atau sebaliknya yaitu, mungkin saja sesuatu
tampak besar secara lahiriyah, namun dari segi batin sangat kecil. Alam
penciptaan juga seperti itu. Alam secara lahir tampak besar dan agung,
tapi pada dasarnya adalah kecil dan mungil dari segi batin. Sementara
manusia terlihat kecil dari sisi lahiriyah, namun pada dasarnya adalah
besar dan luar biasa. Imam Ali as berkata, "Apakah kalian mengira bahwa
kalian hanya tubuh kecil ini, padahal kalian adalah alam yang sangat
besar."
E. Problematika Tantangan dan Resiko dalam Kehidupan
Modern
Problem-problem manusia dalam kehidupan modern adalah munculnya
dampak negatif (residu), mulai dari berbagai penemuan teknologi yang
berdampak terjadinya pencemaran lingkungan, rusaknya habitat hewan
maupun tumbuhan, munculnya beberapa penyakit, sehingga belum lagi dalam
peningkatan yang makro yaitu berlobangnya lapisan ozon dan penasan global
akibat akibat rumah kaca.

Tidakkah kita belajar dari pohon, daun yang gugur karena sudah tua
apakah tidak menjadikan residu yang merugikan tetapi justru bermanfaat bagi

10
kesuburan pohon itu sendiri, ini menyiratkan perlunya teknologi yang ramah
lingkungan dan meminimalisasi dampak lingkungan yang di timbulkannya.
manusia juga tidak melihat di dalam kegelapan seperti kelelawar, namun akal
manusia yang dapat menciptakan lampu, untuk mengatasi kelemahan itu.

Manusia tidak mampu lari seperti kuda dan mengangkat benda-benda berat
seperti sekuat gajah, namun akal manusia telah menciptakan alat yang melebihi
kecepatan kuda dan sekuat gajah. Kelebihi manusia dengan mahkluk lain
adalah dari Akalnya. Sedangkan dalam bidang ekonomi kapitalisme-
kapitalisme yang telah melahirkan manusia yang konsumtif, meterialistik dan
ekspoloitatif.

1. Problem dalam Hal Ekonomi


Semakin lama manusia semakin menganggap bahwa dirinya merupakan
homo economicus, yaitu merupakan makhluk yang memenuhi kebutuhan
hidupnya dan melupakan dirinya sebagai homo religious yang erat dengan
kaidah – kaidah moral.Ekonomi kapitalisme materialisme yang
menyatakan bahwa berkorban sekecil – kecilnya dengan menghasilkan
keuntungan yang sebesar – besarnya telah membuat manusia menjadi
makhluk konsumtif yang egois dan serakah (saya sendiri mengakuinya).
2. Problem dalam Bidang Moral
Pada hakikatnya Globalisasi adalah sama halnya dengan Westernisasi. Ini
tidak lain hanyalah kata lain dari penanaman nilai – nilai Barat yang
menginginkan lepasnya ikatan – ikatan nilai moralitas agama yang
menyebabkan manusia Indonesia pada khususnya selalu “berkiblat”
kepada dunia Barat dan menjadikannya sebagai suatu symbol dan tolok
ukur suatu kemajuan.
3. Problem dalam Bidang Agama

Tantangan agama dalam kehidupan modern ini lebih dihadapkan kepada


faham Sekulerisme yang menyatakan bahwa urusan dunia hendaknya
dipisahkan dari urusan agama. Hal yang demikian akan menimbulkan apa
yang disebut dengan split personality di mana seseorang bisa

11
berkepribadian ganda. Misal pada saat yang sama seorang yang rajin
beribadah juga bisa menjadi seorang koruptor.

4. Problem dalam Bidang Keilmuan

Masalah yang paling kritis dalam bidang keilmuan adalah pada corak
kepemikirannya yang pada kehidupan modern ini adalah menganut faham
positivisme dimana tolok ukur kebenaran yang rasional, empiris,
eksperimental, dan terukur lebih ditekankan. Dengan kata lain sesuatu
dikatakan benar apabila telah memenuhi kriteria ini. Tentu apabila
direnungkan kembali hal ini tidak seluruhnya dapat digunakan untuk
menguji kebenaran agama yang kadang kala kita harus menerima
kebenarannya dengan menggunakan keimanan yang tidak begitu poluler
di kalangan ilmuwan – ilmuwan karena keterbatasan rasio manusia dalam
memahaminya.

Perbedaan metodologi yang lain bahwa dalam keilmuan dikenal istilah


falsifikasi. Artinya setiap saat kebenaran yang sudah diterima dapat gugur
ketika ada penemuan baru yang lebih akurat. Sangat jauh dan bertolak
belakang dengan bidang keagamaan.Jika anda tidak salah lihat, maka akan
banyak anda temukan banyak ilmuwan yang telah menganut faham atheis
(tidak percaya adanya tuhan) akibat dari masalah – masalah dalam bidang
keilmuan yang telah tersebut di atas.

F. Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problem dan


Tantangan Kehidupan Modern
Peran iman dan taqwa di dalam problem dan tantangan kehidupan moderen
adalah suatu masalah besar yang harus di hadapi oleh setiap orang (Manusia)
karna seperti yang kita lihat selama ini semakin bertambahnya Zaman pasti akan
ada perubahan! baik dalam segi moral, agama, budaya, maupun dalam segi
sosial kehidupan di dalam masyarakat. Dan yang paling utama dalam segi
agama, kepercayaan dan keyakinan sehingga dalam segi iman dan taqwapun
berkurang.

12
Peranan Iman dan Taqwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan
Kehidupan Modern
Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini
dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan
manusia.
1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.
Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah.
Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu
kekuatanpun yang dapat mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan
demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia yang kebetulan
sedang memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan pada kesaktian
benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada khurafat, takhyul, jampi-
jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah surat al-Fatihah
ayat 1-7.
2. Iman menanamkan semangat berani menghadap maut.
Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak
diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut
menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian
di tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati
adalah firman Allah dalam QS. an-Nisa/4:78.
3. Iman menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan.
Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia. Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, arena kepentingan
penghidupannya. Kadang-kadang manusia tidak segan-segan melepaskan
prinsip, menjual kehormatan dan bermuka dua, menjilat dan memperbudak
diri untuk kepentingan materi. Pegangan orang beriman dalam hal ini ialah
firman Allah dalam QS. Hud/11:6.
4. Iman memberikan ketenteraman jiwa.
Acapkali manusia dilanda resah dan dukacita, serta digoncang oleh
keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai
keseimbangan, hatinya tenteram (mutmainnah), dan jiwanya tenang
(sakinah), seperti dijelaskan dalam firman Allah surat ar-Ra’d/13:28.

13
5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).
Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu
menekankan kepada kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal
ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya QS. an-Nahl/16:97.
6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas,
tanpa pamrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa
konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya
maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah dalam
QS. al-An’am/6:162.
7. Iman memberi keberuntungan
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah
membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan
demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam
hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-Baqarah/2:5.
8. Iman mencegah penyakit
Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis
tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman. Hal itu karena semua gerak
dan perbuatan manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh kemauan,
seperti makan, minum, berdiri, melihat, dan berpikir, maupun yang tidak
dipengaruhi oleh kemauan, seperti gerak jantung, proses pencernaan, dan
pembuatan darah, tidak lebih dari serangkaian proses atau reaksi kimia yang
terjadi di dalam tubuh. Organ-organ tubuh yang melaksanakan proses
biokimia ini bekerja di bawah perintah hormon. Kerja bermacam-macam
hormon diatur oleh hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofise yang
terletak di samping bawah otak. Pengaruh dan keberhasilan kelenjar
hipofise ditentukan oleh gen (pembawa sifat) yang dibawa manusia
semenjak ia masih berbentuk zigot dalam rahim ibu. Dalam hal ini iman

14
mampu mengatur hormon dan selanjutnya membentuk gerak, tingkah laku,
dan akhlak manusia.
Jika karena terpengaruh tanggapan, baik indera maupun akal, terjadi
perubahan fisiologis tubuh (keseimbangan terganggu), seperti takut, marah,
putus asa, dan lemah, maka keadaan ini dapat dinormalisir kembali oleh
iman. Oleh karena itu, orang-orang yang dikontrol oleh iman tidak akan
mudah terkena penyakit modern, seperti darah tinggi, diabetes dan kanker.
Sebaliknya, jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak
mengacuhkan asas moral dan akhlak, merobek-robek nilai kemanusiaan
dalam setiap perbuatannya, tidak pernah ingat Allah, maka orang yang
seperti ini hidupnya akan diikuti oleh kepanikan dan ketakutan. Hal itu akan
menyebabkan tingginya produksi adrenalin dan persenyawaan lainnya.
Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap biologi
tubuh serta lapisan otak bagian atas. Hilangnya keseimbangan hormon dan
kimiawi akan mengakibatkan terganggunya kelancaran proses metabolisme
zat dalam tubuh manusia. Pada waktu itu timbullah gejala penyakit, rasa
sedih, dan ketegangan psikologis, serta hidupnya selalu dibayangi oleh
kematian.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman dan taqwa sangat penting dalam kehidupan modern, jika dalam
kehidupan modern yang serba canggih tidak menghiraukan lagi keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah maka akan banyak timbul problem dan tantangan
yang terjadi, baik dibidang ekonomi, social, agama, maupun keilmuan itu
sendiri.
Iman dan taqwa juga mempunyai peran penting dalam kehidupan dunia
modern, dalam kehidupan modern yang serba cepat sering kali memicu
timbulnya stress dan berbagai penyakit. Iman dan taqwa mempunyai peran
antara lain:
1. Iman dan taqwa melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda,
2. Iman dan taqwa menanamkan semangat berani menghadap maut
3. Iman dan taqwa menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan.
4. Iman dan taqwa memberikan ketenteraman jiwa.
5. Iman dan taqwa mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).
6. Iman dan taqwa melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
7. Iman dan taqwa memberi keberuntungan
8. Iman mencegah penyakit

B. Saran
Sebagai makhluk Allah SWT manusia diperintahkan untuk beriman dan
bertakwa agar terhindar dari maksiat, karena jika manusia tidak beriman
dan bertakwa maka akan mudah terjerumus melakukan perbuatan dosa.
Cara agar manusia selalu beriman dan bertakwa yaitu dengan cara
menjaga sholat wajib 5 waktu, menjadikan al qur’an sebagai pedoman hidup,
peduli kepada sesama.

16
DAFTAR PUSTAKA

B, S. T. (2011, Juni 29). Republika.co.id. Retrieved Februari 25, 2022, from Taqwa dan
Fungsinya: https://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/06/29/lnjfzj-takwa-
dan-fungsinya

Meilia, D. (2021, Juli 1). Kabar Lumajang. Retrieved Februari 27, 2022, from Khutbah
Jumat Terbaru: Manfaat dan Fungsi Taqwa bagi Umat Islam:
https://kabarlumajang.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-422144139/khutbah-jumat-
terbaru-manfaat-dan-fungsi-taqwa-bagi-umat-muslim?page=2

Seliosa, M. (2012, Maret 20). Miss Seliosa Blogspot. Retrieved Februari 25, 2022, from
Proses Terbentuknya & Tanda-tanda Orang Beriman: http://miss-
seliosa.blogspot.com/2012/03/proses-terbentuknya-tanda-tanda-orang.html?m=1

Setyawan, R. D. (2010, Oktober 21). Bolaangs. Retrieved Februari 25, 2022, from
Problematika tantangan dan resiko dalam kehidupan moder:
http://bolaangs.blogspot.com/2001/10/problematika-tantangan-dan-resiko-
dalam.html?m=1

Setyawan, R. D. (2010, Oktober 23). Bolaangs. Retrieved Februari 25, 2022, from Peran
iman dan taqwa di dalam problem dan tantangan kehidupan modern:
http://bolaangs.blogspot.com/2010/10/peran-iman-dan-taqwa-di-dalam-
problem.html?m=1

Zulfikar, A. (2021, Oktober 25). 99.co Blog Indonesia. Retrieved Februari 25, 2022, from
20 Sifat Wajib Allah Dan Artinya Yang Wajib Diketahui. Sudah Hafal Berapa?:
https://www.99.co/blog/indonesia/sifat-wajib-allah/

Labay,Mawardi.2000.Zikir dan Do’a Iman Pengaman Dunia.Jakarta:Al Mawardi


Prima http://google.search./implementasi.imandantaqwa .com

17

Anda mungkin juga menyukai