Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di era globalisasi sekarang ini semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan
oleh manusia untuk dapat membantu pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan lebih mudah dan efisien. Oleh karena itu setiap manusia terutama murid
dituntut agar mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut terutama di teknologi elekronika.
Perkembangan teknologi elektronika saat ini sudah sedemikian pesatnya, yang
berawal dari rangkaian-rangkaian sederhana yang biasa kita jumpai dalam buku elektronik.
Salah satunya adalah rangkaian lampu taman secara otomatis menggunakan LDR, pada
rangkaian ini diperlukan komponen penunjang listrik (elektronika) untuk
mengoperasikannya. Rangkaian lampu malam otomatis berfungsi untuk mengendalikan nyala
lampu pada malam hari secara otomatis. Cara kerjanya adalah apabila sensor cahaya (LDR)
maka lampu akan menyala secara otomatis. Rangkaiannya cukup sederhana, sehingga hal ini
akan memudahkan manusia dalam memanfaatkannya. Contohnya digunakan pada
penerangan jalan umum, lampu taman, dan lainnya, lampu tersebut dapat menyala secara
otomatis tergantung pada cahaya matahari yang mengenai sensor cahaya, pada malam hari
lampu akan mati karena dikontrol menggunakan rangkaian yang dapat membedakan siang
dan malam.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami mengangkat judul Photoresistor Light
Dependent Resistor (LDR) kami mengharapkan dengan adanya alat ini bisa mempermudah
pekerjaan manusia dengan memanfaatkan cahaya sebagai sensornya.

1.2 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut.
 Tujuan Umum
Untuk mengetahui rangkaian sederhana dengan menggunakan beberapa
elemen untuk membuat sensor cahaya yang dimana lampu yang digunakan akan mati
otomatis saat siang hari dan menyala secara manual saat malam
 Tujuan Khusus
Untuk memenuhi Ujian Praktek Mata Pelajaran Fisika dan mengaplikasikan
ilmu yang telah dipelajari di sekolah khususnya bab Elektro.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Untuk merumuskan masalah yang akan dibahas sehingga tidak terjadi yang terlalu
luas dan keluar dari pokok bahasan maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apakah sensor cahaya mempengaruhi nyala lampu?
2. Bagaimana mekanisme rangkaian Photoresitor LDR?

1
1.4 MANFAAT PRAKTIKUM
1. Melalui kegiatan ini kami dapat merancang sebuah rancangan fisika sederhana
menggunakan sensor

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. PENGERTIAN SENSOR CAHAYA
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi
besaran listrik . Salah satu jenis sensor adalah LDR , Sensor LDR(Light Dependdent
Resistor) merupakan suatu elemen yang konduktivitasnya berubah-ubah tergantung dari
intesitas cahaya yang diterima permukaan elemen tersebut, akan tetapi keluaran yang ada
pada sensor tidak sama dengan apa yang diketahui dari sebuah teori dan hasil simulasi.
Prinsip kerja sensor LDR yaitu jika ada cahaya yang mengenai permukaan LDR maka
nilai resistansinya akan mengecil , sebaliknya jika permukaan LDR sedikit mengenai cahaya
maka resistansinya akan semakin besar.

2.2 KOMPONEN KOMPONEN SENSOR CAHAYA DENGAN LDR


Di dalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis komponen.
Banyak sedikitnya jenis komponen yang dipakai pada perangkat elektronik tergantung dari
rancangan dan sistem perangkat elektronik yang akan dibangun. Pada tulisan ini akan dibahas
secara umum tentang jenis-jenis komponen yang akan dipergunakan pada pembuatan Sensor
Cahaya dengan menggunakan LDR
2.2.1. LDR (Light Dependent Resistor)
Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis atau jalur melengkung yang menyerupai
bentuk kurva Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida yang sangat sensitive
terhadap pengaruh dari cahaya.Jalur cadmium sulphida yang terdapat pada LDR. Jalur
cadmium sulphida dibuat melengkung menyerupai kurva agar jalur tersebut dapat dibuat
panjang dalam ruang (area) yang sempit. Cadmium sulphida (CdS) merupakan bahan semi-
konduktor yang memiliki gap energi antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika
cahaya mengenai cadmium sulphida, maka energi proton dari cahaya akan diserap sehingga
terjadi perpindahan dari band valensi ke band konduksi. Akibat perpindahan elektron tersebut
mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan hubungan kebalikan dari
intensitas cahaya yang mengenai LDR Gambar dibawah ini merupakan karakteristik dari
sensor LDR

3
Pada karakteristik diatas dapat dilihat bila cahaya mengenai sensor itu maka harga
tahanan akan berkurang. Perubahan yang dihasilkan ini tergantung dari bahan yang
digunakan serta dari cahaya yang mengenainya (Stikom Surabaya, 2014:10-13).
2.2.2. Resistor
Resistor dipergunakan pada rangkaian listrik yang berhubungan dengan listrik Misalnya,
untuk memperkecil arus atau tegangan dan juga sebagai pembagi tegangan Simbol untuk
resistor dapat dilihat pada gambar berikut. Unit satuan yang dipakai adalah ohm atau dengan
simbol Omega (Ω).

Banyak resistor yang mempunyai ukuran yang ditunjukkan dengan kode pita warna yang
ada di badan resistor itu sendiri.

Persentase toleran mempengaruhi nilai resistor yang ada di dalam batas-batas


tertentu.Nilai nominal dipilih, sehingga batas-batas toleransi biasanya saling menyesuaikan
(Yani, 2011:224).

4
2.2.3. Transistor
Transistor merupakan salah satu jenis komponen aktif yang banyak digunakan, baik
dalam rangkaian analog maupun rangkaian digital.Komponen ini terbuat dari bahan
semikonduktor yang merupakan dua pertemuan antara jenis p dan jenis n. Transistor
digunakan didalam rangkaian untuk memperkuat sinyal, artinya sinyal lemah pada masukan
diubah menjadi sinyal yang kuat pada keluaran.
Transistor dwi kutub dibuat dengan menggunakan semikonduktor eksentrik jenis p dan
jenis n. Semikonduktor eksentrik merupakan campuran dari bahan semikonduktor intrinsik
misal unsur silikon atau germanium dengan unsur kelompok V atau III pada susunan berkala
unsur-unsur (Suwarno, 2009:24).
Susunan dasar transistor dan lambangnya ditunjukkan pada gambar berikut.

2.2.4. LED (Light Emitting Diode)


Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp
yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga
dikategorikan pada keluarga "Optoelectronic". Sedangkan elektroda-elektrodanya sama
seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan
LED, yaitu : - Sebagai lampu indikator, - Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan
dalam suatu jarak tertentu, - Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara
total. Simbol, bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

5
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-
bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs
memancarkan cahaya infra-merah Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning,
sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
2.3 PRINSIP KERJA SENSOR CAHAYA DENGAN LDR
Sensor cahaya LDR dapat mengetahui perbedaan intensitas cahaya tampak
berdasarkan perubahan nilai resistansinya. Di LDR terdapat Jalur lengkung, Jalur tersebut
terbuat dari bahan cadmium sulphida yang sangat sensitif terhadap pengaruh dari cahaya,
inilah yang menjadi prinsip kerja dari LDR yaitu proses perubahan nilai hambatan LDR
tergantung pada cahaya, artinya nilai hambatanya akan berubah-ubah sesuai cahaya yang
diterima. Prinsip kerjanya bila sinar atau cahaya mengenai permukaan yang kondusif dari
LDR, maka tahanannya menjadi lebih kecil dan arusnya menjadi lebih besar sedangkan bila
tidak ada sinar yang mengenai permukaan maka nilai tahanannya akan menjadi besar
tergantung dari intensitas cahaya pada permukaan kondusif dari LDR, disinilah mekanisme
proses perubahan cahaya menjadi energi listrik terjadi. Dalam gelap atau dibawah cahaya
yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif
sangat kecil, hanya tersedia sedikit elektron bebas untuk mengalirkan muatan listrik.
Dibawah cahaya yang cukup terang, lebih banyak elektron yang melepaskan diri dari ataom-
atom bahan semikonduktor ini, sehingga terdapat lebih banyak elektron bebas yang dapat
mengalirkan muatan listrik. Dalam keadaan ini, bahan bersifat sebagai konduktor yang baik.
Semakin terang cahaya yang mengenai bahan, semakin banyak elektron bebas yang tersedia,
dan semakin rendah pula tahanan listrik bahan, dengan kata lain hambatan dari LDR akan
berkurang seiring semakin besarnya intensitas cahaya yang mengenai permukaannya (Jamil,
2014: 2)

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan sensor suhu dengan menggunakan
LDR adalah :
3.1.1. Komponen :
No. Nama Komponen Jumlah Keterangan
(buah)
1. Batere + socket 1 9V
2. Transistor 1 BD 137
3. Sakelar (switch) 1 Togle , kecil
4. LDR 1 -
5. Resistor 1 2,2 k ohm
6. Dioda Si 1 1N4007
7. Relay 1 SRD-09VDC-SL-C
8. PCB 1 (8 x 6,5 ) cm
9. Fiting Lampu 1 standar
10. Kabel AC 1 1m
11. Steker 1 standar
12. Terminal kabel 1 kecil
13. Lampu LED 1 9 watt/ 220 V

3.1.2. Alat-alat :
No. Nama Alat Jumlah Keterangan
(buah)
1. Solder listrik 1 40 watt
2. Tang Pemotong 1 -
3. Cutter 1 kecil
4. Bor listrik + mata bor 1 kecil
5. Obeng + 2 Kecil , sedang
6. Obeng - 2 Kecil, sedang
7. Gergaji besi 1 -
8. Atractor (penyedot timah) 1 -
9. Maxibin 1 besar

3.2.3. Bahan-bahan :
No. Nama Alat Jumlah Keterangan
(buah)
1. Timah - secukupnya
2. Lotfet - secukupnya
3. Electro set jalur 1 set EP17
4. Electro set pad 1 set E08
5. Larutan FeCl - secukupnya
6. Papan triplek 1
7. Cat kayu (abu-abu) - secukupnya
7
8. Skrup 3 kecil
9. Mur + baud 4 M3
10. Speser 4
11. Kertas milimeter blok 1 ( 8 x 6,5 ) cm
12. Pensil 1 -
13. Balpen 1 merah

3.2 PROSEDUR KERJA


Rangkaian Gambar 1 bekerja secara ON – OFF. Kondisi ON apabila kondisi
disekelilingnya gelap, misalnya pada malam hari atau pencahayaan kurang. Akibatnya lampu
penerangan (lampu LED) menyala. Kondisi OFF apabila kondisi disekelilingnya terang,
misalnya pada siang hari atau pencahayaannya berlebih. Akibatnya lampu penerangan (lampu
LED) mati. Secara rinci dijelaskan sbb :
- Setelah switch di ON kan maka arus mengalir ke Resistror 2,2 k, kemudian di
cabangkan ke LDR dan Base Transistor BD 137.
- Jika kondisi gelap atau cahaya minim maka resistansi LDR nilainya besar sehingga
arus yg mengalir ke LDR nilainya kecil. Sedangkan arus yang mengalir ke Base
sebagai IB nilainyabesar. Akibatnya transistor BD 137 Konduksi (ON).
- Saat BD 137 ON maka arus Ic mengalir dari Batere ke Relay terus ke Colektor terus
ke Ground. Karena relay bekerja maka sakelar relay yang asalnya pada kondisi NC
(normaly Closed) akan berpindah ke NO . Akibatnya lampu LED menyala.
- Jika kondisi terang atau cahaya besar maka resistansi LDR kecil sehingga arus yg
mengalir ke LDR nilainya besar. Sedangkan arus yang mengalir ke Base sebagai I B
menjadi kecil. Akibatnya transistor BD 137 tidak konduksi (OFF).
- Saat BD 137 OFF maka arus Ic tidak mengalir dan Relay mati. Karena relay mati
maka sakelar relay yang asalnya pada kondisi NO akan kembali berpindah ke NC .
Akibatnya lampu LED mati.

8
3.3. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 1. Rangkaian Lampu Penerangan Otomatis

3.4 CARA KERJA


Rangkaian Gambar 1 bekerja secara ON – OFF. Kondisi ON apabila kondisi
disekelilingnya gelap, misalnya pada malam hari atau pencahayaan kurang. Akibatnya lampu
penerangan (lampu LED) menyala. Kondisi OFF apabila kondisi disekelilingnya terang,
misalnya pada siang hari atau pencahayaannya berlebih. Akibatnya lampu penerangan (lampu
LED) mati. Secara rinci dijelaskan sbb :
- Setelah switch di ON kan maka arus mengalir ke Resistror 2,2 k, kemudian di
cabangkan ke LDR dan Base Transistor BD 137.
- Jika kondisi gelap atau cahaya minim maka resistansi LDR nilainya besar sehingga
arus yg mengalir ke LDR nilainya kecil. Sedangkan arus yang mengalir ke Base
sebagai IB nilainyabesar. Akibatnya transistor BD 137 Konduksi (ON).
- Saat BD 137 ON maka arus Ic mengalir dari Batere ke Relay terus ke Colektor terus
ke Ground. Karena relay bekerja maka sakelar relay yang asalnya pada kondisi NC
(normaly Closed) akan berpindah ke NO . Akibatnya lampu LED menyala.
- Jika kondisi terang atau cahaya besar maka resistansi LDR kecil sehingga arus yg
mengalir ke LDR nilainya besar. Sedangkan arus yang mengalir ke Base sebagai I B
menjadi kecil. Akibatnya transistor BD 137 tidak konduksi (OFF).
- Saat BD 137 OFF maka arus Ic tidak mengalir dan Relay mati. Karena relay mati
maka sakelar relay yang asalnya pada kondisi NO akan kembali berpindah ke NC .
Akibatnya lampu LED mati.

9
3.5. CARA PEMBUATAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH
1. Siapkan Gambar rangkaian seperti ditunjukan Gambar 1.
2. Siapkan PCB polos dengan ukuran 8 x 6,5 cm, seperti ditunjukan pada Gambar

3. Siapkan kertas milimeter blok dengan ukuran 8 x 6,5 cm.


4. Pada kertas milimeter blok buatlah gambar sket untuk hubungan komponen dan jalur PCB
yang sesuai dengan Gambar rangkaian. Hasil pekerjaan dari langkah ini ditunjukan pada
Gambar 2.

Gambar 3. Skets Jalur PCB


5. Buatlah jalur-jalur PCB pada PCB polos dengan cara mengubah skets Gambar 3 menjadi
jaur PCB. Titik-titik diganti dengan electro set bentuk PAD (E08) dan jaur merah dengan
electro set bentuk jalur (EP17). Hasil pekerjaan dari langkah ini ditunjukan pada Gambar
3.

10
Gambar 3. Jalur PCB menggunakan electro set.
6. Siapkan larutan FeCl (Feri cloride) pada bejana plastik seperti ditunjukan pada Gambar 4.

a. Serbuk FeCl b. Larutan FeCl


Gambar 4. Serbuk FeCl dan Larutan FeCl

7. Larutkan PCB Gambar 3 ke dalam larutan FeCl. Lapisan tembaga yang tidak tertutup akan
terlarut (hilang) sedangkan lapisan yang tertutup electro set akan tetap ada. Hasil
pekerjaan dari langkah ini ditunjukan pada Gambar 5.

a). b).
Gambar 5. a). Pelarutan PCB dan b). Hasil Pelarutan PCB

11
8. Hilangkan atau buang lapisan electro set dengan cara dikerik pakai pelat tumpul atau
amplas halus. Untuk mencegah terjadinya korosi pada jalur PCB, lapsisi jalur tersebut
dengan timah tipis dengan cara disolder.

9. Setelah itu di buat lubang-lubang untuk memasukan kaki-kaki komponen. Hasil pekerjaan
dari langkah 8 dan langkah 9 ditunjukan pada Gambar 6.

Gambar 6. PCB sudah dilapisi timah dan dilubangi

10. Rakitlah semua komponen pada PCB yang sudah dilubangi. Hasil pekerjaan dari langkah
ini ditunjukan pada Gambar 8.

Gambar 8. Hasil Perakitan komponen pada PCB

11. Rakitlah PCB , batere dan lampu serta kabel penghubung pada sebuah papan triplek.
Hasil pekerjaan dari langkah ini ditunjukan pada Gambar 9.

12
Gambar 9. Alat sudah siap untuk ditest .

12. Lakukan test atau uji coba untuk rangkaian yang sudah di buat ini. Hasil pekerjaan dari
langkah ini yaitu :
- saat cahaya sekeliling gelap maka lampu penerangan menyala,
- saat cahaya sekeliling terang maka lampu penerangan mati.

13
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 HASIL ALAT


Sensor cahaya yang dirancang ini merupakan jenis sensor cahaya sederhana yang
menggunakan cahaya LED sebagai outputnya dan baterai sebagai inputnya. Resistor yang
digunakan dalam rangkaian yaitu 2,2 KΩ dan LDR yang belum diketahui resistansinya.
Sedangkan tegangan input yang diberikan baterai adalah senilai 220 V. Komponen-
komponen yang disebutkan dalam alat dan bahan dirangkai sebagai berikut:

4.2 PEMBAHASAN
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi
besaran listrik. Alat ini memungkinkan kita untuk melakukan pendeteksian cahaya dan
kemudian untuk melakukan perubahan terhadapnya menjadi sinyal listrik dan dipakai dalam
sebuah rangkaian yang memakai cahaya sebagai pemicunya.
Sensor cahaya yang dirancang ini menggunakan LDR sebagai komponen utamanya.
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan jenis resistor yang nilainya berubah seiring
intensitas cahaya yang diterima oleh komponen tersebut. LDR terdiri dari sebuah cakram
semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Pada saat gelap atau
cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang
relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya
pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR
memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada
lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada
lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang
LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil
pada saat cahaya terang.
Karakteristik LDR yang tergantung pada jumlah cahaya yang diterimanya ini
mempengaruhi menyala atau tidaknya lampu LED pada rangkaian sensor cahaya yang kami
rangkai. Karena besar resistansi yang dimiliki oleh LDR berkaitan erat dengan arus yang akan

14
mengalir pada rangkaian. Berdasarkan hukum Ohm dimana, V adalah tegangan dalam Volt, I
adalah arus dalam Ampere, dan R adalah resistansi dalam ohm (Ω). Dapat dilihat bahwa arus I
berbanding terbalik dengan Resistor R. Artinya jika cahaya terang otomatis resistansi LDR
membesar, sehingga arus yang mengalir pada rangkaian akan semakin kacil. Sebaliknya saat
cahaya gelap maka resistansi LDR akan mengecil dan arus yang mengalir pada rangkaian
semakin besar.
o Pada kondisi gelap (kurang cahaya) maka lampu akan menyala
- R LDR = 3 kΩ (diukur menggunakan Ohmmeter)
- R₁ = 2,2 kΩ
- V LDR = 0,7 V (diukur menggunakan Voltmeter)
Maka,
I LDR = V LDR/R LDR = 0,7/3 kΩ = 0,233 mA
V LDR = 0,7 V
P LDR = V LDR x I LDR
= 0,7 V x 0,233 mA
= 0,163 mW
V R₁ = Vₛ - V LDR
=9 - 0,7
= 8,3 V
I R₁ = V R₁/ I LDR
= 8,3 V / 2,2 k
= 3,77 mA
P R₁ = V R₁ x I R₁
= 8,3 V x 3,77 mA
= 31,29 mW
IB = I R₁ - I LDR
= 3,77 mA - 0,233 mA
= 3,537 mA
I Relay = I C = I B x β
= 3,537 mA x 100
= 353,7 mA
P Relay = V Realay x IC
=9V x 353,7 mA

15
= 3,183 W
- P Lampu =5W
Daya Total,
P T= P LDR + P R₁ + P Relay + P Lampu
= 0,163 mW + 31,29 mW + 3,183 W + 5W
= 8,377 Watt
o Pada kondisi terang (cukup cahaya) maka lampu akan mati
- R LDR = 150 Ω (diukur menggunakan Ohmmeter)
- V LDR = 0,4 V (diukur menggunakan Voltmeter)
- R₁ = 2,2 kΩ
Maka,
I LDR = V LDR / R LDR
= 0,4 V / 150 Ω
= 2,666 mA
P LDR = V LDR x I LDR
= 0,4 V x 2,666 mA
= 1,066 W
V R₁ = Vₛ - V LDR
=9V - 0,4 V
= 8,6 V
I R₁ = V R₁ / I R₁
= 8,6 V / 3,909 mA
= 33,617 mW
- P Relay = 0 Watt (karena mati)
- P Lampu = 0 Watt (karena mati)
Daya Total,
P T= P LDR + P R₁ + P Relay + P Lampu
= 1,066 mW + 33 mW+ 0 + 0
= 37,066 mW
Kondisi LDR saat terang,
Panjang gelombang = l = 540 nm (pada pukul 12:00-13:00)
Setelah diukur menggunakan LUX meter,

16
- Cahaya saat redup : 196 LUX
- Cahaya saat terang menggunakan HP: 1415 LUX
Nama AVO meter LUX meter
Jumlah 1 1
Keterangan Sanwa CX506a LX 101A

Sensor cahaya menggunakan LDR ini, dapat kita cari perbandingan intensitas cahaya
pada saat cahaya redup dengan cahaya terang menggunakan HP. Dari hasil diatas pada
keadaan cahaya redup didapatkan 196 LUX, pada keadaan cahaya terang menggunakan HP
didapatkan 1415 LUX. Sedangkan daya yang dihasilkan pada saat cahaya redup dan terang
berbeda. Pada cahaya saat redup daya yang dihasilkan 8,377 Watt dan lampu akan
menyala,pada cahaya saat terang daya yang dihasilkan 37,066 mW dan lampu akan mati.

17
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi
besaran listrik. Alat memungkinkan kita untuk melakukan pendeteksian cahaya dan
kemudian untuk melakukan perubahan terhadapnya menjadi sinyal listrik dan dipakai dalam
sebuah rangkaian yang memakai cahaya sebagai pemicunya. Untuk merancang sensor cahaya
dengan menggunakan LDR ini dibutuhkan alat dan bahan berupa LDR, transistor, resistor,
potensiometer, relay, LED, papan PCB dan baterai. Alat telah selesai dirangkai dan hasilnya
sesuai dengan yang telah di rencanakan. Sensor ini dapat mengalami perubahan resistansinya
apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Jelasnya, bahwa hidup dan matinya lampu
penerangan tersebut dapat diatur dengan menggunakan cahaya yang berada di sekeliling alat.
Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya dengan menggunakan LDR (Light Dependent
Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. Saat
cahaya terang resistansi LDR akan membesar sehingga arus yang mengalir menjadi kecil, hal
ini mengakibatkan lampu LED tidak menyala atau redup. Sedangkan apabila cahaya gelap,
resistansi LDR akan mengecil sehingga arus yang mengalir pun besar, hal ini mengakibatkan
LED menyala.
5.2 SARAN
Dalam perancangan alat sensor cahaya menggunakan LDR, sebaiknya diperhatikan
besar tegangan dan juga besar resistor yang digunakan. Karena, besar tegangan yang
digunakan sangat berpengaruh terhadap arus yang mengalir pada rangkaian. Begitu pula
dengan resistor tambahannya. Sesuai dengan hukum ohm, jika tegangan yang digunakan
terlalu besar ataupun resistor yang digunakan terlalu kecil maka arus yang mengalirpun akan
besar dan lampu akan tetap menyala walau dalam keadaan terang.

18
DAFTAR PUSTAKA :
Dickson Kho. 2021. Pengertian dan Fungsi Potensiometer. Diakses pada,
https://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-potensiometer/

Admin_AlfStudio Juli 18, 2020. Resistansi Listrik adalah. Diakses pada,


https://www.teknikelektro.com/2020/07/resistansi-adalah.html

Samrasyid. Jumat, 30 Agustus 2019. Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor). Diakses pada,
https://www.samrasyid.com/2019/08/sensor-cahaya-ldr-light-dependent.html

Immersa Lab. February 27, 2018. Pengertian Sensor LDR, Fungsi Dan Cara Kerja LDR.
Diakses pada, https://www.immersa-lab.com/pengertian-sensor-ldr-fungsi-dan-cara-kerja-
ldr.htm

19
LAMPIRAN KEGIATAN

20

Anda mungkin juga menyukai