Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GEOMETRI TRANSFORMASI
(Pengertian dan Penggolongan Geometri)
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geometri transformasi
Dosen Pengampu:
Lilis Mariyatul Fitriyah, M. Pd.

Disusun Oleh:
1. Fadila (20842021A000640)
2. Aviatus Sa’adah (20842021A000641)
3. Titin Chariroh (20842021A000651)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP PGRI SUMENEP
Tahun Ajaran 2022-2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT.atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sumenep, 16 September 2022

ii
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

A. Pengertian Geometri..........................................................................................................3

B. Penggolongan Geometri Berdasarkan Ruang Lingkup, Bahasa, dan Aksioma..........3

C. Lambang-Lambang Khusus Geometri............................................................................8

D. Transformasi......................................................................................................................8

BAB III.........................................................................................................................................13

PENUTUP....................................................................................................................................13

A. Kesimpulan.......................................................................................................................13

B. Saran.................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geometri adalah salah satu cabang matematika yang diajarkan di bangku sekolah, dari
sekolah dasar hingga sekolah menengah bahkan hingga bangku perkuliahan. Geometri juga
merupakan bidang penting dari matematika. Berdasarkan NCTM (2000), ada lima standar isi
dalam matematika yaitu: bilangan dan operasinya, aljabar, geometri, pengukuran, serta
nalisis data dan [eluang. Selain itu ada juga lima standar proses yaitu: pemecahan masalah,
penalaran, dan pembuktian, komunikasi, koneksi, serta representasi.

Menurut Schwartz (2010) geometri merupakan sebuah lem konsep yang menghubungkan
berbagai bidang dalam matematika. Dari hal ini dapat dipahami dengan jelas bahwa
geometri sangat penting. Sehubungan dengan itu, Walle (Sarjiman, 2006) memaparkan
pentingnya geometri untuk dipelajari yaitu: (a) geometri membantu manusia memiliki
apresiasi yang utuh tentang dunianya; (b) eksplorasi geometri dapat membantu
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah; (c) geometri memainkan peranan utama
dalam bidang metematika lainnya; (d) geometri penuh dengan tantangan dan menarik.

Nur'aini, Harahap, Badruzzaman, & Darmawan (2017) mengungkapkan bahwa geometri


merupakan salah satu bidang dalam matematika yang mempelajari titik, garis, bidang dan
ruang serta sifat-sifat, ukuran-ukuran, dan keterkaitan satu dengan yang lain. Sehingga
geometri dapat dikatakan sebagai cabang matematika yang merupakan suatu pendekatan
pemecahan suatu masalah dalam mengenali bentuk-bentuk benda, membandingkan, dan
membedakan kesamaan atau perbedaan bentuk suatu benda yang ada di lingkungan sekitar
untuk membangun konsep-konsep matematika siswa. Untuk memudahkan siswa dalam
memahami konsep-konsep matematika termasuk salah satunya adalah konsep transformasi
geometri diperlukan cara tertentu yang sesuai dengan pemahaman siswa. Hal ini seperti
yang dikatakan oleh Dahlan & Permatasari (2018) ketika guru akan menjelaskan dalam
pembelajaran tentang pencerminan dan simetri, guru bisa membawa atau memperlihatkan
contoh–contoh artifak, lukisan tato, dan lukisan lain yang bermotif budaya lokal yang
mempunyai nilai pencerminan setelah siswa dikenalkan dengan bentuk–bentuk tadi, barulah
kemudian mengenalkan konsep pencerminan dan simetri yang formal. Hal tersebut seperti

v
yang dikatakan oleh Widada, Herawaty, Yanti, & Izzawati (2018) bahwa pendidikan
matematika yang secara realistis atau yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dapat
digunakan secara potensial untuk mengajar dan belajar matematika.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Geometri?
2. Bagaimana Penggolongan Geometri Berdasarkan Ruang Lingkup, Bahasa, dan Aksioma?
3. Bagaimana Lambang Khusus yang Digunakan dalam Geometri?
4. Bagaimana Pengertian Transformasi?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengertian Geometri.
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Penggolongan Geometri Berdasarkan Ruang
Lingkup, Bahasa, dan Aksioma.
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Lambang Khusus yang Digunakan dalam Geometri.
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengertian Transformasi.

vi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geometri
Geometri merupakkan bagian dari matematika yang membahas mengenai titik, garis,
bidang, dan ruang. (J Bird, 2002: hal 142) Geometri berhubungan dengan konsep-konsep
abstrak yang diberi simbol-simbol. Beberapa konsep tersebut dibentuk dari beberapa unsur
yang tidak didefinisikan menurut sistem deduktif. Geometri merupakan salah satu sistem
dalam matematika yang diawali oleh sebuah konsep pangkal, yakni titik. Titik kemudian
digunakan untuk membentuk garis dan garis akan menyusun sebuah bidang. Pada bidang
akan dapat mengonstruksi macam-macam bangun datar dan segi banyak. Segi banyak
kemudian dapat dipergunakan untuk menyusun bangun-bangun ruang. (Antonius, 2006 : hal
135)

Slamet Suyanto menyatakan bahwa geometri merupakan pengenalan bentuk luas, volume,
dan area. Membangun konsep geometri pada anak dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-
bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa, seperti segi empat,
lingkaran, dan segitiga. Belajar konsep letak, seperti di bawah, di atas, kanan, kiri
meletakkan dasar awal memahami geometri. Konsep geometri berkaitan dengan ide-ide
dasar yang selalu berkaitan dengan titik, garis, bidang, permukaan, dan ruang. ( Slamet
Suyanto, 2005 : hal 165)

Konsep geometri bersifat abstrak, namun konsep tersebut dapat diwujudkan melalui cara
semi konkret ataupun konkret. Bangun geometri terbagi menjadi dua yaitu bangun datar dan
bangun ruang. Bangun ruang yaitu bangun yang mempunyai volume, contohnya adalah
kubus, kerucut, tabung, bola, balok, dan lain-lain. Sedangkan bangun datar yaitu bangun
geometri yang mempunyai sisi panjang dan luas, contohnya adalah segi empat, lingkaran,
belah ketupat, persegi panjang, segi tiga, dan lain-lain.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa geometri merupakan suatu ilmu di
dalam sistem matematika yang di dalamnya mempelajari garis, ruang, dan volume yang
bersifat abstrak dan berkaitan satu sama lain, mempunyai garis dan titik sehingga menjadi
sebuah simbol seperti bentuk persegi, segitiga, lingkaran, dan lain-lain.

vii
B. Penggolongan Geometri Berdasarkan Ruang Lingkup, Bahasa, dan Aksioma
1. Penggolongan Geometri Berdasarkan Ruang Lingkup
a. Geometri Bidang (Dimensi 2)
Geometri Bidang membicarakan bangun-bangun datar; Yang dibahas dalam
Geometri Dimensi Dua adalah, sudut, serta keliling dan luas permukaaan bangun
datar.
b. Geometri Ruang (Dimensi 3)
Geometri Dimensi Tiga, yang meliputi bangun ruang dan unsur-unsurnya, luas
permukaan bangun ruang, volume bangun ruang dan menentukan hubungan antara
unsur-unsur suatu bangun ruang.
Sebuah bangun ruang, dalam konteks geometri ruang, adalah himpunan semua titik,
garis, dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup
beserta seluruh permukaan yang membatasinya Lebih jauh, yang dimaksud dengan
bangun ruang dengan sisi datar adalah bangun ruang yang dibatasi oleh bidang
datar. Bangun ruang dengan sisi datar disebut juga sebagai bidang banyak atau
polihedron yang berasal dari bahasa Yunani polys yang berarti banyak dan hedron
yang berarti permukaan. Bidang-bidang datar pembatas bangun ruang dinamakan
sebagai bidang sisi. Ruas garis yang terbentuk oleh perpotongan antara dua bidang
sisi bangun ruang disebut rusuk. Ujung-ujung dari rusuk ini dinamakan sebagai
titiksudut.
c. Geometri Dimensi-n
Yaitu geometri yang tidak bisa digambarkan diruang.
d. Geometri Bola
Geometri bola adalah geometri dua dimensi dari permukaan bola. Pada geometri
bola, titik didefinisikan seperti pada geometri datar, tetapi "garis lurus" didefinisikan
sebagai "lintasan terpendek antara dua titik" yang disebut geodesik. Pada permukaan
bola, geodesik adalah bagian dari sebuah lingkaran besar sehingga dengan demikian
sebuah sudut dibentuk oleh dua buah lingkaran besar.
Geometri bola melahirkan sebuah konsep trigonometri baru yang disebut sebagai
trigonometri bola yang berbeda dari trigonometri biasa (sebagai contoh, dalam
sebuah segitiga bola, jumlah semua sudutnya lebih dari 180 derajad).

viii
Ilmu geometri bola banyak digunakan dalam navigasi dan astronomi bola.
Penentuan arah kiblat misalnya, banyak menggunakan konsep-konsep geometri
bola.
2. Penggolongan Geometri Berdasarkan Bahasa
a. Geometri Murni (dengan geometri/ gambar)
Gambar geometri sederhana salah satunya adalah garis (garis lurus). Garis
berdimensi satu, yaitu: panjang. Garis mempunyai panjang yang tak berhingga.
Yang kita pikirkan dalam geometri sesungguhnya hanya ‘penggal garis’ bukan garis
yang sesungghnya (dengan panjang tak berhingga). Karena itu, sejumlah
matematikawan berpendapat bahwa lukisan dalam geometri itu tidak perlu
digambarkan, tetapi secara logis dapat dibayangkan (dikonstruksi). Sebagai catatan
kita perlu mebedakan antara: garis, sinar garis, dan penggal garis.
b. Geometri Analitik (dengan Bahasa Aljabar)
Pada awalnya, geometri analitik juga disebut geometri analitis, geometri koordinat
atau geometri Kartesius. Belakangan, geometri ini disebut juga sebagai geometri
aljabar. Geometri analitik adalah telaah bangun-bangun geometri dengan
menggunakan prinsip-prinsip aljabar. Bangun-bangun itu dinyatakan dalam bentuk
bilangan vector. Bangunbangun dasar dari geometri analitik adalah titik, garis, dan
bidang.
Geometri analitik sudah dikembangkan sejak jaman Apolloneus dari Vega. Ia
mengembangkan geometri berdimensi satu, yaitu yang berhubungan dengan garis-
garis. Misalnya, mencari sebuah titik yang berada pada sebuah garis kalau
perbandingan jaraknya kepada dua titik lain yang juga terletak pada garis yang sama
diketahui. Matematikawan Persia, Omar Khayyam, menunjukkan hubungan yang
erat antara aljabar dan geometri. Ia mengembang persamaan yang disebut
persamaan kubus. Pada abad ke-17, matematikawan Rene Descartes
mendedikasikan pemikirannya untuk membuat sistematika geometri analitik yang
kita kenal saat ini. Tentu saja untuk menjaga konsistensi teoritis, tidak semua
pemikiran para pendahulu disertakan dalam bahasannya. Rene Descartes dipandang
sebagai peletak teori-teori geometri analitik di jaman modern ini.
c. Geometri Differensial (dengan bahasa derivatif)

ix
Geometri differensial membahas bagian-bagian dari suatu bangun geometri yang
disebut manipol. Manipol merupakan bagian dari suatu bangun gemetri yang cukup
sempit, tetapi masih dapat dikenali bentuknya dengan ’mudah’. Geometri diferensial
ini dalam perkembangannya membentuk sejumlah cabang baru. Misalnya: geometri
Riemann, Geometri Finsler, dan geometri kompleks.
3. Penggolongan Geometri Berdasarkan Aksioma
a. Geometri Euclid
Geometri Euclid atau Geometri Parabolik adah geometri yang mempelajari bidang
datar dan didasari oleh lima postulat sebagai berikut:
1) Garis lurus dapat digambar ari sembarang titik samapi sembaang titiknya.
2) Ujung garis lurus dapat dilanjutkan terus sebagai garis lurus.
3) Lingkaran dapat digambar dari sembarang titik pusat dan dengan jari-ari
berbeda.
4) Semua sudut-sudut di sisi kanan besarnya sama dengan yang lainnya
(kongruen).
5) Apabila garis lurus terpotong menjadi dua garis lurus, menyudut di sisi dalam
pada kedua baris pada sisi yang sama dari pada dua sudut sejajar. Jika diteruskan
sampai ke titik tak hingga, akan berpotongan pada sisi dimana sudutnya lebih
kecil dibandingkan sudut yang terbentuk dari dua garis.

Geometri yang termasuk geometri Euclid adalah geometri bidang dan geometri
padat.

a) Geometri bidang

Geometri bidang adalah


geometri yang mempelajari
mengenai bidang datar termasuk
didalamnya garis dan titik
(dimensi dua). Geometri euclid seniri memiliki banyak postulat yang berkaitan
dengan geometri bidang.

x
b) Geometri padat

Geometri padat yang


dimaksud
disiniadalah geometri
yang mempelajari
mengenai keruangan
suatu benda padat
(dimensi 3).

b. Geometri Non Euclid


Geometri Non Euclid adalah Geometri yang muncul karena para matematikawan
berusaha membuktikan postulat kelima euclid (postulat kesejajaran).
Geometri Non Euclid dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Geometri Hiperbolik
Geometri Hiperbolik juga mengkaji
mengenai titik, garis, bidang, dan segmen
namun berbeda dari titik, garis, bidang dan
segmen pada geometri parabolik (euclid),
pada geometri ini semua direpresentasikan pada sebuah lingkaran.

b) Geometri Eliptik
Yang menjadi perbedaan antara geometri
euclid dan elliptic adalah pada postulat
kesejajaran dan direpresentasikan pada
bola.

xi
c. Geometri Proyeksi
Geometri Proyeksi, adalah cabang matematika yang terkait dengan bentuk-bentuk
geometrikal yang tidak akan berubah ketika bentukbentuk itu diproyeksikan ke
bidang yang berbeda.

C. Lambang-Lambang Khusus Geometri


Lambang-lambang khusus geometri, di antaranya :

1) A , B , … : titik-titik
2) g , h , … : garis-garis
3) titik ( g , h) : titik potong garis g dan h
´ : garis melalui A dan B
4) garis ( A , B )= AB
5) ⃗
AB : sinar garis AB dengan pangkal A
6) AB : ruas garis AB
7) AB : panjang ruas garis AB
8) AB : ruas garis berarah dari A ke B. vektor dengan pangkal A, ujung B
9) A - B-C : B terletak di antara A dan C
10) ∠ ABC : sudut ABC
11) m∠ ABC : besar sudut ABC, dengan satuan derajat
12) ≅ : kongruen
13) ∼ : sebangun
14) AB : ruas gari berarah di titik pangkal A dan ujung titik B
15) AB=PQ : ruas garis berarah AB ekivalen dengan ruas garis berarah PQ
16) AB ≅ CD : ruas garis AB kongruen dengan ruas garis CD
17) △ ABC ≅ △ PQR : segitiga ABC kongruen dengan segitiga PQR

D. Transformasi
Transformasi pada suatu bidang V adalah pemetaan bijektif dari himpunan titik-titik pada
bidang V ke titik pada V itu juga. Berdasarkan pengertian transformasi tersebut, setiap titik
pada suatu objek dipetakan tepat satu titik yang dinamakan titik bayangan (image). Masing-

xii
masing titik bayangan memiliki pasangan tepat satu titik pada objek yang dinamakan titik
asal (preimage).

Penulisan titik asal dan titik bayangan direpresentasikan dengan huruf kapital. Untuk
membedakan kedua titik tesebut, representasi titik bayangan menggunakan huruf kapiyal
yang diikuti tanda petik. Misalnya titik A dipetakan ke titik A' , titik B ke titik B' , titik C ke
titik C ', titik D ke titik D . Penulisan titik asal dan titik bayangan juga dapat
direpresentasikan dengan penulisan tanda panah. Sebagai contoh, titik A ke titik A'
dituliskan dengan A → A ' . Sama halnya dengan notasi ABCD→ A' B' C' D' yang berarti
bahwa bangun ABCD mengalami transformasi menjadi A' B' C' D ' (bayangan ABCD ).

Transformasi terdiri dari empat jenis, yaitu :

1) Translasi
Translasi adalah pergeseran
objek menurut jarak dan arah
tertentu. Translasi merupakan
transformasi yang
memindahkan setiap titik pada
suatu bidang dengan jarah dan
arah yang diberikan. Dalam
transformasi translasi, setiap
titik dipindahkan dengan besar dan arah yang sama.
Misalnya, sebuah titik ditranslasikan sejauh a satuan sejajar sumbu X dan sejauh b
satuan sejajar sumbu Y. Artinya, a merupakan gerak horizontal (positif ke kanan, negatif
ke kiri), dan b adalah gerak vertikal (positif ke atas, negatif ke bawah).
2) Refleksi
Refleksi sering kita temukan pada
permukaan cermin atau pada
permukaan air yang jernih. Refleksi

xiii
sendiri merupakan transformasi yang memetakan setiap titik dengan ketentuan sebagai
berikut.
a) Titik yang terletak pada garis cermin tidak mengalami perubahan posisi.

b) Titik yang tidak terletak pada garis cermin akan dicerminkan sehingga jarak objek ke
cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.

Untuk memahami sifat-sifat refleksi, perhatikan gambar di bawah ini.

Dari gambar tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa bayangan hasil pencerminan
yang terletak di belakang garis cermin berhadapan dengan objek. Garis putus-putus yang
menghubungkan titik bayangan dan titik objek tegak lurus dengan garis cermin.
Kemudian, kita juga menemukan bahwa panjang ruas garis dan besar sudut bayangan
sama dengan panjang ruas garis dan besar sudut objek. Objek dan bayangannya memiliki
bentuk dan ukuran yang sama, tapi terletak pada arah yang berlawanan.

3) Rotasi
Bentuk transformasi dalam matematika selanjutnya adalah rotasi. Kita bisa menemukan
rotasi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya roda yang bergerak pada porosnya,
perpindahan jarum jam, dan pergerakan pintu ketika dibuka dan ditutup.
Rotasi adalah transformasi yang mengubah koordinat suatu titip terhadap titik tetap
dengan besar tertentu dan arah tertentu. Arah rotasi dapat searah jarum jam atau
berlawanan arah jarum jam. Sudut bernilai positif berarti berlawanan arah jarum jam,
sementara sudut yang bernilai negatif berarti searah jarum jam.

xiv
Titik tetap adalah titik sudut rotasi, disebut juga
dengan titik pusat rotasi. Sudut putar yang diukur
berdasarkan titik pusat disebut sudut rotasi. Untuk
memahami sifat-sifat rotasi, perhatikan gambar di
bawah ini.

Koordinat bayangan hasil rotasi dapat ditentukan jika diketahui koordinat titik pusat
rotasi, besar sudut rotasi, dan arah rotasi. Jika setiap titik sudut objek dirotasi dengan
besar sudut rotasi yang sama, bayangan hasil rotasi memiliki bentuk, orientasi, dan
ukuran yang sama dengan objek aslinya. Objek dan bayangan berjarak sama terhadap
titik pusat rotasi. Titik pusat rotasi adalah satu-satunya titik yang tidak berubah
posisinya. Bisektor tegak lurus dari garis yang menghubungkan titik dan bayangan
melewati pusat rotasi.
4) Dilaktasi
Bentuk transformasi dalam matematika yang terakhir adalah dilatasi. Dilatasi merupakan
transformasi yang menghasilkan bayangan dengan bentuk yang mirip dengan objek asli,
tapi dengan ukuran yang berbeda. Bayangan yang dihasilkan dapat lebih besar atau lebih
kecil dari objek aslinya.

Perhatikan gambar anak penguin dan induk penguin di atas. Berdasarkan tinggi
badannya, kita mengetahui bahwa induk penguin 5 kali lebih besar dari anak penguin.
Ketika objek diperbesar, panjang semua sisi akan dikalikan dengan faktor skalanya.

xv
Untuk memahami konsep dilatasi secara matematis, kita perlu mengetahui apa itu faktor
skala dan titik pusat dilatasi. Faktor skala adalah nilai yang menentukan seberapa besar
atau seberapa kecil bayangan hasil dilatasi terhadap objek aslinya. Sementara itu, titik
pusat dilatasi digunakan untuk mengetahui titik acuan pengukuran jarak dalam
memperbesar atau memperkecil objek.

xvi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Geometri merupakan suatu ilmu di dalam sistem matematika yang di dalamnya
mempelajari garis, ruang, dan volume yang bersifat abstrak dan berkaitan satu sama
lain, mempunyai garis dan titik sehingga menjadi sebuah simbol seperti bentuk persegi,
segitiga, lingkaran, dan lain-lain.
2. Penggolongan geometri berdasarkan ruang lingkup, yaitu :
1) Geometri bidang
2) Geometri ruang
3) Geometri dimensi-n
4) Geometri bola
3. Penggolongan geometri berdasarkan bahasa, yaitu:
1) Geometri murni (dengan foto / gambar)
2) Geometri analitik (dengan bahasa aljabar)
3) Geometri differensial (dengan bahasa derivatif)
4. Penggolongan geometri berdasarkan aksioma, yaitu :
1) Geometri Euclid
2) Geometri Non Euclid
3) Geometri Proyek
5. Transformasi pada suatu bidang V adalah pemetaan bijektif dari himpunan titik-titik
pada bidang V ke titik pada V itu juga.
6. Transformasi terdiri dari 4 jenis, yaitu :
1) Translasi
2) Rotasi
3) Reflesi
4) Dilaktasi

B. Saran
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk belajar geometri transformasi
dimana dalam makalah ini membahas geometri transformasi secara detail yang memuat
translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi.

xvii
DAFTAR PUSTAKA
J Bird. 2002. Matematika Dasar Teori dan Aplikasi. ((Alih bahasa: Refina Indriasari). Jakarta:
Erlangga

Antonius. C. Prihandoko. 2006. Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan


Menyajikannya dengan Menarik. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.

Slamet Suyanto. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, 2005

https://adoc.pub/makalah-geometri-transformasi-tentang-penggolongan-lambang-d.html diakses
pada tanggal 15 September 2022.

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/transformasi-dalam-matematika-seperti-apa-3665/
diakses pada tanggal 15 september 2022

https://youtu.be/6_uhbVVpsPc diakses pada tanggal 15 September 2022

xviii

Anda mungkin juga menyukai