Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas cerpen yang berjudul "Sahabat Terbaik " dengan tepat waktu.
Cerpen disusun untuk memenuhi tugas Mata Informatika. Selain itu, Cerpen ini bertujuan
menambah wawasan tentang kreativitas bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
BIOGRAFI
Nama; Achmad Ridho Rafael
Agama; ISLAM
buat kamu aja. Lagian aku gak begitu ngefans kok sama ST12, Cuma
ikutan kamu aja hehe” sahutnya tanpa muka bersalah.“Beneran?” Aku
langsung bangkit memeluk Bunga yang tengah meledekku karena
muka sembabku.“Beruntung banget deh aku punya sahabat kamu.
Jangan-jangan kamu ikutan kuis Cuma biar dapet tiket untukku
ya?”“Iya hehe” jawaban Bunga yang semakin membuatku merasa
beruntung bersahabat dengan gadis berambut ikal ini.
Baik Luar Dalam
Di suatu siang yang cerah, dua orang gadis bernama Rini dan Titi
tengah mengerjakan tugas sekolah di rumah Rini. Mereka
mengerjakan dengan serius dan suasana nampak hening. Kemudian,
seorang perempuan yang tidak lain adalah teman mereka berdua
bernama Santi. Namun, Rini seolah tidak mempedulikan kehadiran
Santi tersebut.“Ri, itu di depan ada Santi sedang nyariin kamu.
Buruan kamu temui dia. Sudah sejak tadi dia nungguin kami di sana.”
Ujar Titi yang tengah mengerjakan tugas di rumah Rani.“Bi, bilang
saja ke Santi yang ada di depan rumah kalau aku sedang pergi
kemana atau gak ada gitu ya.” Minta Rini kepada Bibi yang bekerja
sebagai pembantu di rumahnya.“Iya Non. Bibi sampaikan.”“Ra,
kenapa kamu seperti itu sama Santi. Dia pastinya sudah datang jauh-
jauh. Kenapa kamu usir. Gak enak kan. Kasihan dia. Dia juga anak
yang baik Ra.” Ujar Titi menasihati Rini.“Dari luarnya dia memang
orang yang baik, ramah dan juga manis. Tapi masa kamu mengukur
sifat seseorang hanya dengan itu saja. Dia itu manis di luar namun di
dalamnya pahit tahu.” Jawab Rini setengah sinis.“Pahit gimana Ri?”
Ujar Titi kembali bertanya.“Dia itu sering membicarakan keburukan
orang lain. Bahkan di belakang ia sering membicarakan temannya
sendiri. Pokoknya banyak yang tidak dapat aku jelaskan Ti. Lihat saja
diri kamu. Kamu memang judes, ceplas ceplos denganku. Namun
setidaknya kamu memiliki hati yang tulus Ti. Bukan sahabat yang dari
luarnya baik namun dalamnya busuk. Dalam berteman, aku tidak
membutuhkan tampilan luar seseorang Ti,” kata Rini
Sahabat Sekolah
Namaku Sinta Putri, aku sangat senang dengan pelajaran Bahasa
Indonesia dan Biologi. Aku mempunyai sahabat yang unik bernama Aulia,
dan aku bingung dengannya. Dikarenakan sahabatku orang yang sangat
sensitif.Menurut dia, aku tidak boleh suka dengan kedua pelajaran
tersebut. Padahal itu hakku. Suatu waktu disaat pelajaran bahasa inggris,
tidak tahu mengapa tiba-tiba aku suka dengan pelajaran tersebut.Mungkin
juga karena guru yang mengajarkan mempunyai cara penyampaian yang
baik. Otomatis aku juga mulai aktif di kelas saat pelajaran bahasa inggris.
Teng teng teng, bunyi bel sekolah, waktu istirahat tiba. Saat itu aku
langsung menghampiri Aulia untuk mengajaknya ke kantin. “Aul, ke kantin
yuk?” ajakku. “Ngga, aku ngga mau lagi sahabatan sama kamu!” jawabnya
sembari buang muka.Awalnya kejadian seperti itu hanya sekali dan kita
berdua balikan seperti semula. Tetapi lama-kelamaan terjadi hal yang
serupa. Sangat aneh Aulia bukannya mengerti perasaanku, justru bikin aku
kesal. Ceritanya begini, waktu Ujian Tengah Semester (UTS) dia
kesusahan menjawab soal pelajaran Biologi, disaat itu dia melihat ke
arahku. Aku dan Aulia tidak satu bangku, Aulia tepat di depan tempat aku
duduk.“Sin, kamu tahu enggak nomor 5 essay? minta jawabannya dong
satu aja!” tanya Aulia sembari memohon. “Udah si, ini kan bukan ulangan
biasa!” jawabku. “Yah kamu..” sembari jengkel. Aku cuek saja akan hal itu
dan berharap bahwa dia akan intropeksi diri.Coba bayangkan, dia sudah
membuatku sakit hati dan dia ingin meminta jawaban UTS. Beberapa hari
kemudian hasil nilai UTS Biologi dibagikan dan diumumkan.Aku mendapat
nilai 90 sedangkan Aulia mendapat nilai 75. Aku bisa melihat tatapan iri di
sahabatku itu, dan aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang suka
iri hati adalah hal yang susah.
Liburan Sekolahku
Usai pembagian rapot di sekolah, akhirnya aku bisa menikmati liburan
panjang. Meskipun aku tidak mendapat rangking atas, tapi aku tetap
mendapat nilai yang lumayan baik. Aku tetap bahagia karena membayangkan
keluargaku mengajak aku pergi liburan.
Ayah dan ibuku mengajakku pergi liburan ke suatu tempat wisata yang
menyenangkan. Aku sangat tidak sabar untuk pergi menikmati liburan.
Bahkan aku bingung untuk memilih pakaian mana yang akan kupakai. “Kali
aku pakai baju yang mana ya?” Tanyaku dalam hati. “Ah yang biru sangat
bagus, tapi yang merah juga sangat cocok!”
Aku pun pergi menemui ayah dan ibu yang sedang asyik menonton TV. Lalu
aku berbincang dengan mereka, “Ayah, Ibu, bagaimana kalau kita pergi
liburan ke pantai? Aku sangat ingin pergi ke sana”. Ayah dan ibu tiba-tiba
hanya saling pandang, lalu ayah berkata “Nak, liburan kali ini kamu di rumah
saja ya sama Ibu, karena Ayah harus ada pekerjaan di luar kota.” Aku sangat
kecewa dengan pernyataan ayah tapi aku harus menerima keputusannya.
Hari-hari telah berlalu dan aku hanya menikmati libur sekolahku di rumah
saja. Meskipun aku sebenarnya juga ingin pergi ke luar rumah bersama
teman-teman. Tapi ibu melarangku pergi ke luar, dan hanya menyuruhku
membantu melakukan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih rumah.
Kalaupun aku keluar hanya saat ke pasar dan itu pun juga ditemani oleh ibu.
Namun aku tetap melakukan pekerjaan yang produktif seperti belajar untuk
menyambut ujian nasional yang akan berlangsung beberapa bulan lagi.
Sebenarnya aku juga merasa suntuk berada di rumah terus. Terkadang aku
ingin menolak permintaan ibu saat menyuruhku, tapi aku cuma bisa terima
dan melakukannya.
Pada suatu sora ibu mengetuk pintu kamarku dan bilang kepadaku “kamu
segera mandi ya, Ibu tunggu di luar.” Aku menjawabnya “loh kita mau kemana
Bu?” Lalu ibu menjawab “Ibu mau mengajak kamu jalan-jalan ke taman kota,
ya sekalian masa kau di rumah terus.” Sontak aku merasa senang “yang
benar Bu, oke kalau begitu aku mandi dulu.”
Setelah itu aku pergi ke taman kota bersama Ibu. Meskipun hanya jalan-jalan
sore di sekitar taman, aku sudah merasa senang banget. Mungkin ini karena
aku terlalu lama berdiam diri di rumah dan baru kali ini menikmati jalan-jalan.
Yang pasti aku sangat senang karena ibu mengajak aku jalan-jalan sore.
Pergi Berkemah
Pagi itu Maria sedang membereskan barang barangnya. Karena Maria
dan teman temannya akan pergi berkemah di sekolah (perjusa).
Setelah semua beres Maria segera mandi dan berdandan rapi ala
pramuka.
Di sekolah ternyata sudah ada banyak sekali anak anak. “Hai Maria”
sapa Ester. “Hai juga ester” jawabku. Lalu bel pun berbunyi, kami pun
segera ke lapangan untuk mendengarkan instruksi berkemah. Setelah
mendengarkan instruksi berkemah, kami pun dibagi menjadi
kelompok kecil. Aku sekelompok dengan Ester, Andrew dan markus.
Setelah itu kami pun membangun tenda dan melakukan aktivitas
masing masing.
Saat malam kami pun mencari kayu dan membuat api unggun. Lalu
kami pun melakukan berbagai acara. Ada yang menari, menyanyi,
membaca cerita, membaca puisi dan lain lain. Setelah acara kami pun
makan malam lalu masuk ke tenda dan tidur