PRODUK MIGAS 2
“PELUMAS’’
Disusun oleh :
Pelumas sintetis ada yang terbuat dari campuran base oil mineral dan bahan sintetis
(semi sintetis) dengan campuran maksimal sebanyak 30% oli sintetis, diharapkan akan
didapatkan pelumas dengan kualitas tidak jauh berbeda dengan oli full sintetis dan yang
terbuat dari base oil buatan/sintetis (Full sintetis) (Roger, 2004).
Pelumas ini memiliki karakteristik diantaranya seperti memiliki titik nyala yang tinggi
dan titik tuang yang rendah untuk mengalirkan dan melumasi dalam kisaran suhu,
memiliki indeks viskositas tinggi agar tetap stabil dan melumasi dalam kisaran suhu
tertentu serta dalam perubahan suhu, berikutnya terdapat stabilitas termal, penyapihan
( kemampuan pemisahan air ), sebagai pencegahan korosi, resistensi keasamaan tinggi,
dapat bercampur dengan pelumas lain, dan berfungsi efektif dalam tekanan dan beban
tinggi (Roger, 2004).
Pada pelumas jenis ini dibagi menjadi empat sub jenis yakni polimer yaitu kelompok
pelumas padat terbesar yang cocok digunakan untuk beban ringan. Jenis berikutnya ialah
logam-padat, pelumas jenis ini mengandung padatan lamellar dan mencapai gesekan
rendah melalui proses transfer film yang paling umum digunakan ialah ikatan logam
molybdenum disulfida. Sub jenis lainnya adalah karbon dan grafit digunakan sebagai
pelumas padat ini memiliki sifat stabilitas suhu yang tinggi, stabilitas oksidasi tinggi, dan
kinerja berkelanjutan dalam aplikasi kecepatan geser tinggi. Grafit sebagai material
memiliki gesekan rendah sehingga dapat menahan beban sedang. Dan sub jenis pelumas
padat lainnya ialah keramik dan cermet yang digunakan sebagai pelumas dalam situasi
dimana tingkat keausan yang lebih rendah lebih penting daripada gesekan rendah, pelapis
keramik/cermet dapat digunakan pada kisaran suhu tinggi sekitar 1000°C (Roger, 2004).
Selain pelumas bermolekul terdapat juga pelumas dengan jenis molekul cair yang
digunakan secara eksetensif dalam aplikasi yang tinggi dalam hal kecepatan dan ukuran
beban. Pelumas cair merupakan jenis pelumas yang paling dominan dipasaran dan jenis
ini terdiri dari minyak dasar dan beberapa zat aditif. Pelumas molekul cair jenis sub
pertama yaitu minyak mineral yang berbahan dasar mineral diektraksi dari minyak
mentah. Pelumas minyak terdiri dari empat seperti minyak paraffin ( tahan terhadap
oksidasi ), yang kedua minyak naftenik ( untuk aplikasi suhu rendah ), berikutnya oli
multigrade ( untuk meningkatkan viskositas pelumas ), terakhir yaitu minyak sintesis
( untuk tahan terhadap operasi berat ). Pelumas molekul cair terdiri dari minyak nabati
dan minyak hewani, minyak nabati merupakan Pelumas berbahan dasar minyak yang
terbuat dari lobak dan jarak dikenal sebagai pelumas minyak nabati. Minyak nabati
mengandung lebih banyak pelumas batas alami daripada yang diamati pada minyak
mineral (Roger, 2004).
Namun pelumas minyak nabati kurang stabil dibandingkan pelumas minyak mineral
pada rentang suhu tinggi, sedangkan minyak hewani merupakan lemak yang diambil dari
ikan dan hewan merupakan sumber minyak hewani. Itu ditambahkan ke minyak mineral
untuk meningkatkan kemampuan pembentukan film dari minyak mineral. Minyak hewani
tidak mudah menguap. Kelemahan utama minyak hewani adalah ketersediaannya. Dan
pelumas molekul cair yang terakhir ialah gas seperti sifat nitrogen dan helium digunakan
sebagai pelumas dalam aplikasi di mana ketebalan film antara pasangan tribo sangat
kecil. Keunggulan menggunakan pelumas gas adalah rentang suhu yang besar, tidak perlu
penyegelan untuk pelumasan, gesekan yang sangat rendah karena viskositas rendah, tidak
ada penguapan, tidak ada pemadatan, dan tidak ada dekomposisi. Kelemahan penggunaan
pelumas gas adalah kapasitas beban yang rendah, toleransi yang lebih rendah untuk setiap
kesalahan dalam estimasi beban, dan kebutuhan akan perancang spesialis dalam
menciptakan permukaan yang halus dengan jarak bebas yang rendah (Roger, 2004).
Pelumas memiliki fungsi yakni Minimalisasi gesekan, Film pelumas yang terbentuk di
antara permukaan logam yang bergerak dalam kontak sama sekali tidak memungkinkan
terjadinya kontak ini. Pengurangan panas yang tumbuh, Semakin kental pelumas maka
semakin tinggi gesekan internal dan panas yang dihasilkan. Pemilihan pelumas yang tepat
memberikan keseimbangan yang diperlukan antara apa yang diperlukan untuk
melindungi mesin tanpa menimbulkan gesekan internal yang berlebihan pada pelumas
yang digunakan. Pengurangan keausan adalah fungsi dasar pelumas. Umumnya, semakin
kental oli, semakin besar perlindungan terhadap keausan, dengan aditif juga memainkan
peran penting. Aditif modern memungkinkan penggunaan pelumas dengan viskositas
rendah untuk menawarkan perlindungan yang sama terhadap keausan. Dan sebagai
Perlindungan terhadap korosi dan karat. Saat pelumas menua maka akan menciptakan
produk sampingan yang korosif, sehingga dibutuhkan perlindungan terhadap logam
dengan aditif anti korosi / anti karat tertentu (Roger, 2004).
Sebuah mesin yang bekerja terus menerus akan menyebabkan mesin tersebut menjadi
cepat panas, kehilangan daya, mesin cepat rusak bahkan terbakar. Oleh karena itu, sebuah
mesin motor bakar membutuhkan sistem pelumasan untuk mendinginkan, memperlancar
atau menstabilkan kinerja mesin tersebut dan juga membuat mesin tersebut lebih awet,
Alat -alat yang terdapat di dalam sebuah mesin memiliki posisi saling berdekatan dan bila
bergerak akan menimbulkan gesekan. Gesekan - geskan itu dapat menyebabkan mesin
panas, haus, dan dapat kehilangan daya. Oleh karna itu diperlukan pelumas untuk dapat
mengurangi gesekan dan mesin dapat bekerja dengan lancar. Pelumas ini digunakan
untuk dapat memperlancar dan menstabilkan kinerja mesin tersebut (Roger, 2004).
Pelumas memiliki berbagai macam jenis yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
bakar bakar dari mesin dengan formulasi yang berbeda jenis pula. Fastron Techno
dengan Teknologi Nano Guard adalah pelumas sintetis yang dirancang untuk semua
mobil Original Engine Manufacture (OEM). Secara khusus diformulasikan untuk mesin
kendaraan modern yang dilengkapi dengan turbocharge dan exhause after treatment
device.Fastron Techno 15W-50 memberikan perlindungan mesin kendaraan yang unggul,
meminimalkan suara gesekan mesin dan mengoptomalkan kinerja mesin. Pertamina
Fastron Techno 10W40 memiliki kelebihan yaitu Gesekan rendah untuk mengurangi
suara kasar dari mesin dan mengoptimalkan kemampuan mesin, Mengurangi keausan dan
menjaga mesin tetap bersih untuk menjaga kehandalan mesin, dan tingkat penguapan
rendah sehingga penambahan pelumas dapat dikurangi (Chang, 2004).
Mesran Super adalah pelumas mesin bensin yang dibuat dari bahan dasar oli mineral
berkualitas tinggi. Mengandung aditif detergent dispersant, anti oksidasi, anti aus dan
mempunyai sifat-sifat melindungi dan memelihara kebersihan torak, mencegah
terbentuknya sludge (endapan lumpur), mampu mengurangi keausan pada bagian-bagian
yang bergerak terutama pada katup atau klep. Pelumas Mesran super dari Pertamina ini
mengandung bahan aditif khusus sehingga memiliki kekentalan ganda (multigrade),
menjadikan pelumas ini mudah bersirkulasi. Mesin mudah dihidupkan pada waktu mesin
dingin dan suhu rendah serta tetap mempunyai kekentalan yang mantap saat
pengoperasian pada suhu dan kecepatan tinggi. Mesran Super yang telah memenuhi
persyaratan API Service SG/CD akan mendukung performa mesin lawas agar bekerja
secara maksimal. Perlu diketahui bahwa kendaraan keluaran tua memerlukan oli yang
lebih kental karena ruang mesin yang cenderung lebih longgar apabila dibandingkan
dengan mesin lansiran baru (Chang, 2004).
Pertamina Prima XP adalah pelumas mesin bensin unggul dari Pertamina yang
diformulasikan dari bahan dasar pilihan berkualitas tinggi dari jenis HVI dengan aditif
hasil teknologi mutakhir dalam jumlah, jenis dan komposisi yang optimal. oli Prima XP
dibuat dari bahan dasar semi sintetis dengan penambahan zat aditif, salah satunya adalah
RN additive. Oli Prima XP 20W-50 untuk mobil juga memiliki kekentalan ganda atau
multi grade. Selain itu, oli ini juga sudah tersertifikasi API SJ, API CF, dan ACEA A2-
96/B2-98. Pertamina Prima XP Diformulasikan dengan "Smart Shield Technology" untuk
memberikan perlindungan optimal dan tercapainya kinerja mesin yang dibutuhkan mesin
terbukti tangguh melindungi mesin, memiliki kemampuan bertahan dari kerusakan dan
memberikan perlindungan terhadap korosi yang 50% , Mencegah pembentukan deposit
pada piston dan menjaga kebersihan mesin sehingga memperpanjang umur mesin.
ketahanan yang tinggi terhadap oksidasi dan panas sehingga mampu memberikan
perpanjangan masa pakai pelumas. Didesain khusus untuk melindungi mesin di iklim
tropis (Chang, 2004).
III.1. Densitas
Densitas merupakan berat cairan per unit volume dengan standar pengukuran
misalnya Kg/m3. Penetapan density akan sangat akurat apabila suhu sampel sama.
Semakin berat minya maka densitas minyak tersebut semakin besar. Maka tujuan dari
uji metoda ini adalah pemeriksaan secara laboratorium dari crude petroleum dan
petroleum product yang normalnya dihandle sebagai cairan dengan menggunakan
glass hidrometer. Pengukuran densitas yang akurat adalah penting untuk
mengkorversikan volume terukur ke volume standart 60 / 60oF. Densitas adalah suatu
faktor yang tidak saja berhubungan dengan kualitas produk tetapi juga terhadap harga
jualnya (George, 2003).
b. Alat
- Hydrometer Standar :
Skala Density
Skala SG atau
Skala API-gravity
- Thermometer ASTM 12oC atau 12F
- Gelas silinder
- Constant-Temperature Bath
b. Alat
- Viscometers
- Viscometers Holders
- Temperature-Controlled Bath
- Temperature Measuring Device, From 0 to 100oC
Use either calibrated liquid-in-glass thermometers of an accuracy after
correction of ± 0.02°C or better, or
any other thermometric device of equal or better accuracy
- Timing Device
b. Alat
- Jar Test, bentuk silinder gelas kuning, dasar falt, diameter luar 33,2 – 34,8
mm, tinggi 11,5 – 12,5 mm, diameter 30,0 – 32,4 mm, tebal dinding tidak
lebih besar dari 1,6 mm. Tabung dapat menampung contoh dengan ketinggian
54 ± 3 mm dari dasar bagian dalam.
- Termometer, spesifikasi E1.
- Bak Pendingin
b. Alat
- Peralatan Cawan Cleveland terbuka (manual) – peralatan ini terdiri dari
cawan, pelat pemanas, aplikator api penguji, pemanas dan penyangga.
- Peralatan Pengukur Temperatur.
- Api Penguji.
V. Langkah Kerja
V.1. Density / Specific Gravity ASTM D-1298
a. Langkah Kerja Pengukuran Density 15oC
Atur suhu contoh sesuai dengan jenis contoh yang akan diuji.
Tuangkan contoh uji kedalam gelas silinder, hilangkan adanya gelembung udara dengan
diaduk menggunakan thermometer secara perlahan
Tempatkan gelas silinder yang telah berisi contoh uji pada tempat yang datar,bebas pengaruh
goncangan dan pengaruh udara luar
Lakukan pengukuran temperatur menggunakan Thermometer Skala oC, baca dan catat suhu
contoh uji.
Masukkan dengan perlahan hidrometer DENSITY yang sesuai kedalam contoh uji.
Apabila hidrometer sudah terapung dengan bebas baca skala hidrometer, dicatat sebagai
‘Density Pengamatan’ (Observed Density).
Keluarkan hydrometer, kemudian lakukan pengukuran temperatur, baca dan catat suhu
contoh uji. Apabila perbedaan suhu dari kedua pengamatan tidak melampaui 0,5 oC hasil
rata dicatat sebagai ‘Suhu Pengamatan’ (Observed Temperature).
Atur suhu contoh sesuai dengan jenis contoh yang akan diuji.
Tuangkan contoh uji kedalam gelas silinder, hilangkan adanya gelembung udara dengan
diaduk menggunakan thermometer secara perlahan.
Tempatkan gelas silinder yang telah berisi contoh uji pada tempat yang datar, bebas
pengaruh goncangan dan pengaruh udara luar.
Lakukan pengukuran temperature menggunakan Thermometer Skala °F, baca dan catat
suhu contoh uji
Apabila hidrometer sudah terapung dengan bebas baca skala hidrometer dan thermometer,
lalu dicatat sebagai SG pengamatan.
Untuk merubah SG 60/60°F ke Density 15°C atau °API Gravity pada 60°F gunakkan tabel
21.
V.2. Viskositas Kinematik ASTM D-445
Hubungkan stop kontak pada 220 Volt/110 Volt, tekan Switch ke posisi On
Atur posisi Thermostat sesuai suhu yang di kehendaki (misal 40 °C atau 100°C)
Biarkan beberapa saat agar suhu bak mencapai suhu yang dikehendaki sambil stirrer dibiarkan
beroperasi selama pengujian berlangsung agar suhu bak tetap stabil.
Pilih tabung viskometer yang sesuai dengan contoh yang diuji, tabung viskometer harus bersih
dan kering
Masukkan viskometer yang telah diisi contoh dalam penangas sampai suhunya sama dengan
suhu penangas, minimal direndam 30 menit.
Mulai lakukan pengetesan dan lakukan tiga kali, ulangi pemeriksaan apabila waktu pengaliran
kurang dari 200 detik, dengan cara pemilihan kapiler yang lebih kecil.
Atur suhu contoh sesuai dengan jenis contoh yang akan diuji.
Tuangkan contoh ke test jar sampai tanda batas. Jika perlu, panaskan sampel pada penangas
air sampai cukup bisa mencair untuk dituangkan ke jar test
Pasangkan thermometer tercelup pada contoh uji (seperti terlihat pada gambar)
Setiap penurunan suhu 3 °C, lakukan pengamatan apakah masih bisa mengalir/bergerak
ketika jar test sedikit dimiringkan.
Lanjutkan cara ini sampai suatu titik dicapai dimana minyak tidak menunjukan gerakan
ketika jar test dipegang pada posisi horizontal selama 5 detik, amati thermometer dan catat
Tambahkan sebesar 3 °C pada hasil pengamatan diatas dilaporkan sebagai Pour Point
V.4. Flash Point Cleveland Open Cup ASTM D-92
Cuci mangkok uji dengan larutan yang cocok untuk menghilangkan sisa-sisa karbon yang
tertinggal pada pengujian terdahulu.
Isi mangkok uji sampai tanda batas. Apabila contoh terlalu kental panaskan sebelum dituang
dalam mangkok. Aduk hingga permukaan contoh merata dan bebas dari gelembung-
gelembung udara.
Tempatkan mangkok uji berisi contoh pada alat, pasang termometer sehingga ujung air
raksa terletak + ½ inchi dari dasar mangkok uji.
Nyalakan api pencoba dan atur sehingga diameter nyala api 0,4 – 0,8 cm
Apabila suhu contoh sudah mencapai paling sedikit 50o F dibawah Flash Point yang
diperkirakan, jalankan api pecoba diatas permukaan mangkok dengan jarak 0,2 cm dan
waktu untuk melintasi mangkok uji + 1 detik.
Pada saat terjadi sambaran api sesaat diatas permukaan contoh, baca thermometer dan catat
sebagai Flash Point dari contoh tersebut.
Untuk menetapkan Fire Point teruskan pemanasan dan api pencoba dilewatkan diatas
permukaan contoh setiap kenaikkan 5° F/menit sampai contoh terbakar palinng sedikit 5
detik. Catat temperatur sebagai Fire Point.
Ⅵ. Hasil Praktikum
6.1 Density / Specific Gravity ASTM D-1298
Sampel Suhu Density 15°C SG 60/60°F
°C °F Spesifikas Hasil SG Prima Xp
i
Prima Xp 27,5 °C 87,5 °F 0,8890 0,874,55 0,8746
kg/cm3 kg/cm3
Perhitungan:
Diketahui:
X1 = 27,25 °C
X = 27,5 °C
X2 = 27,75 °C
Y1 = 873,4
Y =?
Y2 = 875,7
Maka,
x− x 1 y− y 1
=
x 2−x 1 y 2− y 1
27,5−27,25 y−873,4
=
27,75−27,25 875,7−873,4
0,25 y−873,4
=
0,5 2,3
1,15= y .873,4
= 0,874,55 kg/cm3
VI. Analisis
VI.1. Density / Specific Gravity ASTM D-1298
Pada kesempatan kali ini, praktikan melakukan percobaan Density / Specific
Gravity menggunakan metode ASTM D-1298 dengan menggunakan sampel prima
xp. Prinsip kerja dari praktikum ini yaitu dengan mengapungkan hydrometer ke
dalam sampel yang akan diuji baik untuk pengujian density maupun specific gravity
dari sampel uji ini.
Pertama, praktikan menuangkan sampel prima xp ke dalam gelas silinder
sampai tanda batas yang telah ditentukan. Setelah itu, praktikan menempatkan gelas
silinder ke tempat yang rata dan bebas pengaruh kemudian dilakukan pengukuran
suhu terhadap sampel uji menggunakan thermometer. Dari pengukuran tersebut,
praktikan mendapatkan hasil dengan suhu 27,5 °C. Setelah itu, hydrometer dapat
diapungkan didalam sampel uji. Kemudian, hydrometer didiamkan sampel stabil
dalam keadaan mengapung dan praktikan melihat hasil yang ditampilkan pada
hydrometer. Hasil yang didapat oleh praktikan 0,874,55 untuk densitas dan untuk
nilai SG 60/60°F didapatkan hasil 0,8746. Setelah mendapat nilai dari SG 60/60°F.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi
No.0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar
Minyak Jenis minyak pelumas atau prima xp Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri
bahwa untuk spesifikasi densitas pertalite memiliki nilai minimal 0,8890. Dengan
nilai yang praktikan dapat, sampel yang praktikan uji dinyatakan Off Spec atau dalam
artian tidak sesuai spesifkasi sehingga tidak dapat dipasarkan ke konsumen.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari crude oil. Semakin
rendah nilai °API maka nilai SG semakin besar dan banyak mengandung lilin. Pada
percobaan yang praktikan lakukan, °API lebih besar dari nilai density yang
menandakan sampel dalam kualitas baik. Semakin kecil nilai SG dan semakin tinggi
nilai °API nya maka minyak tersebut makin berharga karena lebih banyak
mengandung pengotor daripada kandungan sampel prima xp sehingga mendapat
hasil Off Spec.
Pada hasil praktikum yang kami dapat kami mendapat hasil pada percobaan
pertama yaitu 170,31 dan percobaan kedua 170,31 dan percobaan ketiga yaitu 170,39
dari data viskositas kinematic pada sampel prima xp dilakukan perhitungan viskositas
indeks, viskositas indeks prima xp menunjukkan kualitas suatu prima xp saat
digunakan oleh mesin pada temperature yang berbeda. Nilai viskositas indeks yang
tinggi menunjukkan kualitas prima xp yang baik dan dapat digunakkan pada variasi
temperatur yang berbeda. Dengan hasil praktikum yang telah kami lakukan maka
dapat dikatakan On Spec karena telah sesuai spesifikasi dirjen migas, dan jika Off
Spec maka prima kurang baik untuk mesin karena fungsi prima xp berkurang sehingga
bisa mudah terbakar di ruang pembakaran Ketika terkena suhu pada mesin tinggi. Dan
beberapa faktor yang menyebabkan produk dalam keadaan Off Spec, yaitu
terkontaminasi sehingga warna kelihatan gelap sehingga produk pertadex tidak dapat
digunakan, tetapi hasil yang kami dapatkan On Spec karena kami telah sesuai metode
dan prosedur dengan baik.
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir
secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol, dan bensin mempunyai
viskositas besar. Jadi, viskositas tidak lain untuk menentukan kecepatan mengalirnya
suatu cairan. Pengujian viskositas ini menggunakan metode ASTM D 445.
Pada pengujian ini, praktikan melakukan 3 kali pengulangan dengan hasil pada
percobaan pertama yaitu 638s, percobaan kedua 637s, dan percobaan ketiga 637s.
Sehingga didapatkan nilai viskositas sebesar 22,151 cSt, 22,116 cSt, dan 22,116 cSt.
Hasil ini sudah memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Dirjen Migas dengan
besar viskositas yaitu maksimal 8 cSt. Hal ini menunjukkan bahwa sampel prima xp
yang digunakan diindikasi tidak mengandung kontaminan karena apabila sampel
terkontaminasi dengan fraksi berat maka nilai viskositas akan tinggi, sedangkan
viskositas akan rendah bila terkontaminasi dengan fraksi ringan. Nilai viskositas yang
tinggi juga menunjukkan bahwa prima xp tersebut dalam kondisi sangat kental
sehingga jika digunakan dapat menyebabkan penyumbatan pada pipa mesin
pembakaran. Sebaliknya, nilai viskositas yang terlalu rendah menunjukan prima xp
dalam kondisi encer sehingga jika digunakan dapat menyebabkan banyak kelonggaran
atau sela yang cukup besar pada mesin.
Pour point adalah temperature terendah fluida masih dapat mengalir atau
pergerakan fluida tersebut teramati sesuai kondisi pengujian, hal ini sangat berguna
untuk diketahui agar mencegah pembekuan bahan bakar.
Apa yang dimaksud dengan ASTM D-97, ASTM D-97 merupakan metode
standard test untuk penguji pour point dan digunakkan untuk produk minyak bumi
(minyak jar, pelumas, minyak diesel, dan minyak bakar)
Pada praktikum kali ini produk yang kami uji dinyatakan nilai pour point tidak
memenuhi standar minimum (Off Spec) kenapa produk tersebut dinyatakan Off Spec
dan apa penyebabnya bila suatu produk dinyatakan Off Spec pada saat pengujian pour
point hal ini disebabkan produk tersebut telah terkontaminasi fraksi buat sehingga
pada saat pengujian telah membeku sebelum temperature spec yang telah ditentukan
ataupun kegagalan hasil proses pada unit MDU (Mek Dewaxing Unit) yang berfungsi
untuk mengurangi kandungan wax pada minyak pertadex dan hasil yang kami dapat
yaitu Off Spec
VII. Penutup
VII.1. Density / Specific Gravity ASTM D-1298
A. Kesimpulan
Pelumas yang diuji tidak masuk dalam spesifikasi atau Off Spec karena
kemungkinan telah terkontaminasi pengotor lainnnya
B. Saran
1. Ikuti semua aturan yang berlaku di laboratorium agar proses praktikum berjalan
dengan lancar.
A. Simpulan
2). Sebaiknya pengujian dilakukan dengan dua cara, yaitu manual dan otomatis, agar
mahasiswa dapat mendapatkan ilmu yang lebih luas dan dapat membandingkan dua
alat tersebut.
3). Sebaiknya sampel yang diberikan lebih dari satu, supaya mahasiswa dapat
mengetahui karakter dan perbedaan perlakuan dari setiap sampel. Terlebih jika kedua
sampel tersebut memiliki nilai yang berbanding (yang satu On Spec, satunya Off Spec)
A. Kesimpulan
B. Saran
A.Kesimpulan
Kami mendapat hasil Off Spec dikarenakan produk Prima xp yang terlalu
kental dan alat yang digunakan yaitu alat freezer rumahanan
B. Saran
A. Kesimpulan
Dari data yang di uji dengan menggunakan metode pengamatan flash point coc
didapatkan hasil On Spec bila dibandingkan dengan standar spesifikasi Dirjen Minyak
dan Gas Bumi bahan bakar minyak jenis pelumas atau sampel prima xp adalah 234.
B. Saran
IX. Lampiran
9.1 Density/Specific Gravity ASTM D-1298
9.2 Viskositas kinematik 40 °C ASTM D-445