Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KUMESAN
NRI : 091015035
091015035
EKSTRAKSI MASERASI
Pengertian Maserasi
Maserasi
Maserasi merupakan cara ekstraksi yang sederhana. Istilah maceration berasal dari bahasa
latin macere,
macere, yang artinya ³merendam´. Jadi maserasi dapat diartikan sebagai proses dimana obat
yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam menstruum sampai meresap dan
melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut (Ansel, 1989).
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya
perbedan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan
yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel (Depkes RI, 1986).
Maserasi adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu
direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol
encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Depkes
RI, 1995).
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya,
pelarut akan masuk ke dalam sel dari tanaman melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya
tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi rendah (proses difusi).
Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan
di dalam sel. Selama proses maserasi (biasanya berkisar 2-14 hari) dilakukan pengadukan /
pengocokkan dan penggantian pelarut setiap hari. Pengocokkan memungkinkan pelarut segar
mengalir berulang-ulang masuk ke seluruh permukaan simplisia yang sudah halus. Endapan yang
Maserasi biasanya dilakukan pada temperatur 15º - 20º C da lam waktu selama 3 hari sampai
Pada umumnya maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan derajat
kehalusan yang cocok, dimasukkan kedalam bejana kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan
penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk.
Setelah 5 hari diserkai, ampas diperas. Pada ampas ditambahkan cairan penyari secukupnya, diaduk
dan diserkai sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan
ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari kemudian endapan dipisahkan.
Modifikasi Maserasi
y Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40º -
50ºC. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan
batas.
b. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan tersebut
c. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolut dan berbanding terbalik dengan
kekentalan, hingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada kecepatan difusi. Umumnya
Dengan penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi
y Remaserasi
Cairan penyari dibagi dua, seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari
pertama, sesudah diendap, dituangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan
y Maserasi melingkar
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan
menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan
melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya. Keuntungan cara ini :
b. Cairan penyari akan didistribusikan secara seragam, sehingga akan memperkecil
kepekatan setempat.
Pada maserasi melingkar penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena
pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi. Masalah ini dapat diatas
Ekstraksi tergantung pada tekstur dan kandungan bahan dalam tumbuhan. Senyawa /
kandungan dalam tumbuhan memiliki kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda.
Pelarut-pelarut yang biasa digunakan antara lain kloroform, eter, alkohol, methanol, etanol, dan
etilasetat. Ekstraksi iasanya dilakukan secara bertahap dimulai dengan pelarut yang nonpolar
(kloroform atau n-heksana), semipolar (etilasetat atau dietil eter), dan pelarut polar (methanol atau
Pelarut yang dapat digunakan untuk ekstraksi harus memenuhi dua syarat, yaitu pelarut
tersebut harus merupakan pelarut yang terbaik untuk bahan yang diekstraksi dan pelarut tersebut
etanol, atau pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah timbulnya kapang,
dapat ditambahkan bahan pengawet, yang diberikan pada awal penyarian (Depkes RI, 1986).
Keuntungan Maserasi
y Proses maserasi ini menguntungkan dalam isolasi bahan alam karena selama proses
perendaman sampel aka terjadi proses pemecahan dinding dan membran sel akibat
perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar selnya sehingga metabolit sekunder yang ada
dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan senyawa akan terekstraksi
Kelemahan Maserasi
y Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar
50% saja.
y Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.
Daftar Pustaka