Anda di halaman 1dari 6

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN

UPTD PUSKESMAS PUNGGALUKU


Jl. H. Umar No. 174 Kelurahan Punggaluku Kecamatan Laeya

KERANGKA ACUAN KERJA


SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PUNGGALUKU TAHUN 2022

A. Pendahuluan
Surveilans epidemiologi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam manajemen kesehatan untuk
memberikan dukungan data dan informasi epidemiologi agar pengolaan program kesehatan dapat
berdaya guna secara optimal. Informasi epidemiologi yang berkualitas, cepat dan akurat merupakan
evidence atau bukti untuk di gunakan dalam proses pengambilan kebijakan yang tepat dalam
pembangunan kesehatan. Dalam rangka pelaksanaan surveilans epidemiologi Direktorat jendral P2M &
PL telah membuat beberapa produk hukum surveilans sebagai pedoman pelaksanaan surveilans yang
perlu di ketahui oleh semua jajaran kesehatan (dinas kesehatan Provinsi, dinas Kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas dan rumah sakit) khususnya surveilans serta pihak yang terkait dalam
pelaksanaan surveilans.

Landasan Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan:

Pelaksanaan survailans di Indonesia dilaksanakan berdasarkan beberapa undang-undang


dan peraturan sebagai dasar dalam menentukan kebijaksanaan pembinaan. Dasar hukum/
ketentuan perundangan dan peraturan dimaksud adalah:

1. Peraturan Pemerintah RI No. 25 tahun 2000, Bab II pasal 2 ayat 3. 10.j menyatakan bahwa
salah satu kewenangan pemerintah di bidang kesehatan adalah surveilans epidemiologi
serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan wabah penyakit

2. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang

3. wabah penyakit menular

4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1479 tahun 2003 tentang surveilans terpadu
penyakit

5. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kewaspadaan Dini KLB No. 949 tahun 2004

6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1116 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Kesehatan.

B. Latar Belakang

Untuk menuju Indonesia sehat maka pemerintah mencanangkan program surveilans epidemiologi
penyakit, penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan wajib di lakukan oleh setiap instasi
kesehatan provinsi, instansi kesehatan kabupaten/kota dan lembaga masyarakat dan swasta baik secara
fungsional atau struktural. Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis dan interpretasi data secara
sistematik dan terus menerus melalui proses pengumpulan, pengolahan, serta diseminasi/penyebaran
informasi kepada unit pengguna yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan

Surveilans Epidemiologi bukan hanya sekedar pengumpulan data dan penyelidikan KLB saja tetapi
kegunaan dari surveilans epidemiologi lebih dari itu misalnya untuk mengetahui jangkauan dari
pelayanan masalah kesehatan, untuk meramalkan terjadinya wabah dan masih banyak lagi,manfaat dari
surveilans epidemiologi, umumnya surveilans epidemiologi digunakan untuk :

1. Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi dari suatu penyakit

2. Untuk mengetahui penyakit mana yang di prioritaskan untuk diobat atau diberantas

3. Untuk meramalkan terjadinya wabah

4. Untuk menilai dan memantau pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular dan program-
program kesehatan lainnya seperti program mengatasi kecelakaan, program kesehatn gigi,
program gizi dan lain-lain.

Penyelenggaraan Surveilans harus sejalan dengan visi dan misi Puskesmas, dengan
menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan penyakit yang berpotensi
mewabah/KLB. Dengan adanya KAK tersebut, Pengelolah Program Surveilans akan mengetahui
bagaimana kegiatan Program Surveilans berjalan efisien dan efektif, terlebih penting adalah secara
sistematis dapat mengetahui tahapan kegiatan Program Surveilans dan mengetahui skala prioritas apa
yang harus dilakukan.

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tersediannya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk
pengambilan keputusan dalam perencanaan,pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan.
b. Tujuan Khusus
Petugas surveilans tahu dan mampu melakukan kegiatan surveilans epidemiologi untuk
pencegahan terjadinya KLB/Wabah dan peningkatan kewaspadaan serta respon kejadian luar
biasa yang cepat dan tepat.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian


a. Kegiatan Kegiatan pokok pelaksanaan surveilans :
1. Pengumpulan data pencatatan insidensi terhadap population at risk
Rincian kegiatan ini meliputi menentukan kelompok high risk, menentukan jenis dan
karakteristik, menentukan reservoir, transmisi, pencatatan kejadian penyakit.
2. Pengolahan data
Rincian kegiatan ini meliputi mengolah bentuk data yang mentah kemudian di susun sedemikian
rupa sehingga mudah di analisis, data yang terkumpul dapat diolah dalam bentuk table, bentuk
grafik maupun bentuk peta.
3. Analisis dan interprestasi data
Rincian kegiatan ini meliputi menganalisa untuk memberikan arti dan memberikan kejelasan
tentang situasi yang ada dalam masyarakat.
4. Penyebarluasan data
Rincian kegiatan ini meliputi menyebarluaskan kepada semua pihak yang berkepentingan, agar
informasi ini dapat di manfaatkan sebagai mana mestinya.
5. Evaluasi
Rincian kegiatan ini meliputi perencanaan,penanggulangan khusus, untuk kegiatan Follow up,
serta untuk penilaian hasil kegiatan.
E. Cara Melaksanakan kegiatan
Kegiatan surveilans epidemiologi kesehatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terus
menerus menurut dan sistimatis dengan mekanisme kerja sebagai berikut :
1. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya
2. Pelaporan dan pengolahan data
3. Analisis dan Interpretasi data
4. Studi epidemiologi
5. Penyebaran informasi
6. Membuat rekomendasi dan alternative tindak lanjut
7. Umpan balik

F. Sasaran
Sasaran penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan meliputi masalah-masalah yang
berkaitan dengan program kesehatan yang di tetapkan berdasarkan prioritas nasional, bilateral, regional
dan global, penyakit potensial wabah, bencana dan komitmen lintas sector serta sasaran spesifik lokal
atau daerah. Secara rinci sasaran penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan
adalah sebagai berikut:
a. Survailans epidemiologi penyakit menular
Prioritas sasaran penyelenggaraan survailans epidemiologi penyakit menular adalah:
1. survailans penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi
2. survailans AFP
3. survailans penyakit filariasis
4. survailans penyakit tuberculosis
5. survailans penyakit diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit perut lainnya
6. survailans penyakit kusta
7. survailans penyakit frambosia
8. survailans penyakit HIV/AIDS
9. survailans penyakit menular seksual
10. survailans penyakit pneumonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat
b. Survailans epidemiologi penyakit tidak menular
Prioritas sasaran penyelenggaraan survailans epidemiologi penyakit tidak menular
adalah:
1. survailans hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner
2. survailans diabetes mellitus
3. survailans neoplasma
4. survailans penyakit paru obstruksi kronis
5. survailans gangguan mental
6. survailans kesehatan akibat kecelakaan
c. Survailans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilaku
Prioritas sasaran penyelenggaraan survailans epidemiologi kesehatan dan perilaku
adalah:
1. survailans sarana air bersih
2. survailans tempat tempat umum
3. survailans pemukiman dan lingkungan perumahan
4. survailans limbah industry, rumah sakit dan kegiatan lainnya
5. survailans vector penyakitsurvailans kesehatan dan keselamatan kerja
d. Survailans epidemiologi masalah kesehatan
Prioritas sasaran penyelenggaraan survailans epidemiologi masalah kesehatan adalah:
1. survailans gizi dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi
2. survailans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi besi, kekurangan vitamin A
3. survailans gizi lebih
4. survailans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi
5. survailans kesehatan lanjut usia
6. survailans penyalah gunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya
7. survailans penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional, bahan kosmetika, serta
peralatan
8. survailans kualitas makanan dan bahan tambahan makanan
e. Survailans epidemiologi kesehatan matra
Prioritas sasaran penyelenggaraan survailans epidemiologi kesehatan matra adalah:
1. survailans kesehatan haji
2. survailans kesehatan pelabuhan dan lintas batas perbatasan
3. survailans bencana dan masalah sosial
4. survailans pada kejadian luar biasa dan keracunan

G. Waktu Pelaksanaan

No Jan Feb Mar Apr Me Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Kegiatan
. i

1. SKDR

Penyuluhan
kasus yang
2. Disesuaikan dengan penemuan kasus baru
timbul / potensi
KLB

Penyelidikan
3. epidemiologi kasus Disesuaikan dengan penemuan kasus baru
emerging dan re
emerging
4. Pelaporan kasus
penyakit
5. W1 (Penanganan Disesuaikan dengan penemuan kasus baru
KLB)
6. Kegiatan lain-lain

H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan surveilans dengan cara :

1. Melakukan upaya yang sistimatis untuk mengetahui efektifitas program


2. Mengetahui kualitas informasi yang dihasilkan oleh system surveilans
3. Mengetahui dampak dan peran surveilans dalam menunjang tujuan program kesehatan dan
pembuat kebijakan
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan system survailans yang sedang berjalan
5. Mengetahui manfaat surveilans bagi stake holder
I. Pencatatan Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Setiap kegiatan Surveilans kesehatan yang telah dilakukan dicatat kemudian dilaporkan ke Kepala
Puskesmas dan ke dinas kesehatan setiap sebulan sekali.

J. Penutup
Demikianlah kerangka acuan ini di buat untuk kegiatan surveilans Kesehatan.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Punggaluku Pengelola Program Surveilans

dr. Ade Heri Budiman


NIP. 19730307 201412 1 002
Indonesia merupakan Negara yang memiliki letak wilayah geografis yang
strategis yang masih
memiliki beberapa penyakit yang berpotensial terhadap terjadinya KLB seperti
campak, difteri, polio, DBD,
kolera, diare, malaria, dan masih banyak penyakit lainnya. Penyakit tersebut
apabila tidak dipantau dan
dikendalikan maka akan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia dan
menyebabkan KLB yang lebih
besar atau bahkan dapat menyebar ke Negara lain. Untuk itu sangatlah penting
dilakukan pengamatan dan
monitoring kesehatan ( surveilans ) dalam bentuk meningkatkan sistem
kewaspadaan dini dan respon di
seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di wilayah Puskesmas Ciawi
Kabupaten Tasikmalaya. System
yang di bangun ini pada perangkat lunaknya adalah dapat menampilkan sinyal
adanya peningkatan kasus
melebihi nilai ambang batas di suatu wilayah baik wilayah kerja puskesmas,
kabupaten maupun propinsi.
Output yang dihasilkan dapat berupa table, grafik, maupun peta, sehingga dapat
dibuat analisis yang lebih
tajam, respon lebih cepat, dan penanggulangan yang lebih terarah dan akurat.

Pencatan dan pelaporan dilakukan tiap minggu dan tiap bulan, untuk laporan tiap
minggu berupa
laporan mingguan ( W2 ), untuk laporan bulanan berupa laporan STP. Mengetahui
kepala puskesmas dan
selanjutnya disetor ke bagian SP2TP. Sedangkan untuk evaluasi program juga
dilakukan tiap bulan.

Anda mungkin juga menyukai