Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Rasio keuangan

Rasio adalah angka yang menunjukkan hubungan secara matematis antara suatu jumlah dan jumlah
yang lain. Berdasarkan hubungan antara kedua hal tersebut, kita dapat menganalisa suatu kondisi
keuangan. Misalnya, jika kita ingin mengetahui berapa keuntungan penjualan dalam satu periode,
kita dapat membagi laba (sebagai pembilang) dengan total penjualan dalam satu periode (sebagai
penyebut). Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat
keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang.
Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam
artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan
angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Rasio keuangan adalah suatu alat analisis keuangan yang digunakan oleh perusahaan dalam menilai
kinerja perusahaannya berdasarkan perbandingan data keuangan yang ada pada pos laporan
keuangan, seperti laporan neraca, laporan aliran kas, dan laporan laba-rugi.

Apa Jenis-Jenis Rasio Keuangan?

Jenis rasio keuangan hadir sesuai dengan fungsinya.

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Merupakan jenis rasio keuangan untuk mencari tahu kemampuan perusahaan dalam membayar
utang jangka pendek atau hutang lancar. Hal ini bisa dilakukan dengan menghitung aset lancar
perusahaan dan kewajiban lancar.

Rasio likuiditas dapat diketahui dengan rasio seperti ini:

a. Current Ratio (Rasio Lancar): Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
membayar seluruh utang jangka pendek miliknya yang diperhitungkan bersama aktiva lancar. 

b. Quick Ratio (Rasio Cepat): Rasio ini dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam melunasi utang jangka pendek miliknya yang dihitung bersama aset lancar tanpa melibatkan
persediaan. 

c. Cash Ratio: Rasio digunakan untuk mengetahui perbandingan jumlah kas atau setara kas dengan
aset lancar. 

2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Jenis rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan atau tingkat
aktivitas aset perusahaan. 

Di bawah ini adalah rasio yang bisa digunakan:

a. Perputaran piutang: Perhitungan yang dipakai untuk mencari tahu efisiensi perusahaan dalam
mengumpulkan kebijakan kredit dan piutangnya.

b. Perputaran persediaan: Merupakan rasio yang digunakan demi mencari tahu efisiensi perusahaan
ketika mengatur persediaan.

c. Perputaran aktiva tetap: Rasio yang digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan aset tetap miliknya.
d. Perputaran total aktiva: Rasio yang digunakan untuk mengukur efektif atau tidaknya perusahaan
menggunakan total aktiva.

3. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Merupakan rasio yang dimanfaatkan untuk mencari tahu apakah perusahaan punya kemampuan
dalam membayar seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang miliknya. Rasio ini mencakup
beberapa rasio sebagai berikut:

a. Rasio Utang terhadap Aktiva: Atau disebut juga dengan Total Debt to Asset Ratio merupakan
persentase yang digunakan untuk mengetahui apakah harta atau aktiva perusahaan dapat menutupi
utang yang dimilikinya.

b. Rasio Utang terhadap Ekuitas: Atau disebut juga dengan Total Debt to Equity Ratio adalah
perhitungan untuk memastikan perbandingan utang jangka panjang perusahaan pada total modal
sendiri.

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio keuangan ini digunakan untuk mengetahui besar rasio keuntungan atau laba yang berhasil
perusahaan kumpulkan dalam periode tertentu. 

Rasio ini memiliki berbagai jenis rasio sebagai berikut:

a. Gross Profit Margin: Atau dikenal juga dengan Margin Laba Kotor adalah rasio untuk mencari tahu
berapa sisa penjualan dengan Harga Pokok Penjualan.

b. Operating Profit Margin: Atau dikenal juga dengan Margin Laba Operasi adalah rasio yang
dimanfaatkan untuk mengukur laba operasional terhadap penjualan bersih.

c. Net Profit Margin: Atau dikenal juga dengan Margin Laba Bersih adalah rasio yang digunakan
mengukur laba bersih terhadap total pengeluaran perusahaan, termasuk bunga dan pajak.

d. Return on Investment (ROI): Merupakan perhitungan yang dipakai untuk mengetahui apakah
perusahaan mampu menghasilkan laba atau keuntungan lewat investasi yang dilakukannya. 

e. Return on Assets: Atau disebut juga dengan Rentabilitas Ekonomis adalah rasio untuk mengukur
besaran laba perusahaan yang dibandingkan dengan seluruh aktiva atau aset yang dimilikinya.

Apa Saja Metode Analisis Rasio Keuangan?

Selain analisis dan perhitungan di atas, ada metode lain dari rasio keuangan yang bisa Anda
manfaatkan.

1. Analisis time series dan forecasting

Analisis ini dimanfaatkan dengan cara membandingkan data dan informasi keuangan perusahaan
dari satu periode tertentu dengan periode lainnya. Tujuannya adalah mengambil prediksi untuk
keadaan keuangan perusahaan di masa nanti.

Analisis ini digunakan dengan ikut memperhitungkan hal-hal lain di luar perusahaan seperti
peraturan pemerintah, akuisisi perusahaan, perubahan pemanfaatan teknologi, dan perubahan
kompetitor.

2. Analisis common size


Metode lainnya dari rasio keuangan adalah analisis common size yang biasanya digunakan untuk
mempelajari 3 laporan keuangan utama perusahaan, yaitu laporan arus kas, neraca, dan laporan
laba rugi.

Caranya adalah dengan melakukan perhitungan satu per satu pada rekening yang berkaitan dengan
ketiga laporan keuangan tersebut. Setiap item barisnya dijadikan sebagai bahan evaluasi dengan
membuat persentase dari jumlah dasar pada satu periode keuangan. Analisis ini digunakan untuk
mencari tahu pengaruh dari setiap item dan kontribusinya terhadap kondisi keuangan perusahaan
secara keseluruhan.

Manfaat Rasio Keuangan

Dengan mempelajari rasio dan analisis rasio keuangan, Anda dapat memperoleh berbagai manfaat
yang tentunya baik untuk perkembangan perusahaan, contohnya saja sebagai berikut:

1. Mempermudah evaluasi keuangan.

2. Membuat laporan keuangan yang rumit dan rinci menjadi lebih sederhana serta mudah
dipahami.

3. Mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan keuangan perusahaan.

4. Membantu mengawasi sekaligus memantau perkembangan usaha yang dilakukan


perusahaan dalam beberapa waktu tertentu.

5. Memberikan gambaran tentang sejarah perusahan dan penilaian perusahaan terhadap


suatu keadaan tertentu.

6. Memberikan gambaran kepada kreditor atau investor mengenai posisi keuangan perusahaan
dari satu periode ke periode lainnya guna membantu investor menentukan investasi yang
paling baik.

7. Membantu menentukan besar pajak yang dibebankan kepada pemerintah oleh perusahaan
atau menentukan tingkat kewajaran keuntungan yang dimiliki suatu industri.

8. Membantu untuk membuat ertimbangan, keputusan, maupun prediksi untuk langkah


kedepannya berdasarkan pencapaian perusahaan dan prospek yang ingin dituju selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai