Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. ILMU PENDIDIKAN

PRODI S1 PGSD - FIP

Skor Nilai :

ILMU PENDIDIKAN SERI 1 (KONSEP DASAR)


H. SUKADARI & T. SULISTYONO, 2017

NAMA MAHASISWA : AGNES NOVITASARI WARUWU

NIM : 1203111086

DOSEN PENGAMPU : Dra. SORTA SIMANJUNTAK, S. Pd., M. Pd

MATA KULIAH : ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR)
ini tepat pada waktunya. Critical Book Review adalah bentuk pemenuhan tugas KKNI
mata kuliah Ilmu Pendidikan pada semester III (tiga) ini. Saya mengucapkan terima
kasih kepada ibu Dra. Sorta Simanjuntak, S. Pd., M. Pd sebagai dosen pengampu mata
kuliah Ilmu Pendidikan yang telah membimbing dan mengarahkan saya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR) ini. Tak lupa saya juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada teman – teman, keluarga dan seluruh
pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Critical Book Review ini.

Critical Book Review ini bertujuan untuk menganalisis buku “Merancang


Pembelajaran Gerak Dasar Anak”. Sehingga kita dapat mengetahui isi buku secara
rangkum serta membantu dalam memilih referensi buku yang akan digunakan
sebagai salah satu sumber informasi. Saya berharap Critical Book Review ini dapat
bermanfaat bagi khalayak ramai.

Sebagai penulis saya menyadari bahwa Critical Book Review (CBR) ini masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan Critical Book Review (CBR) ini. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.

Sibolga, 22 September 2021

Agnes Novitasari Waruwu

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................................... iii

BAB I PENGANTAR..................................................................................................................................... 1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR................................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan CBR.................................................................................................................. 2

C. Manfaat CBR..................................................................................................................................... 2

D. Identitas Buku yang Diriview.................................................................................................... 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU................................................................................................................. 3

BAB III KEUNGGULAN............................................................................................................................ 12

A. Keterkaitan Antar BAB.............................................................................................................. 12

B. Kemutahiran Isi Buku................................................................................................................ 13

BAB IV KELEMAHAN............................................................................................................................... 14

A. Keterkaitan Antar BAB.............................................................................................................. 14

B. Kemutakiran Buku...................................................................................................................... 14

BAB V IMPLIKASI...................................................................................................................................... 16

A. Teori................................................................................................................................................. 16

B. Analisis Mahasiswa..................................................................................................................... 16

BAB VI PENUTUP...................................................................................................................................... 18

A. Kesimpulan.................................................................................................................................... 18

B. Saran................................................................................................................................................. 18

KEPUSTAKAAN.......................................................................................................................................... 19

iii
iv
BAB I

PENGANTAR

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat menuntut
masyarakat untuk terus berkembang dan tidak kalah saing dengan perkembangan
yang ada. Namun secara nyatanya perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri
sangatlah minim di kalangan masyakarat. Hal ini disebabkan oleh rendahnya minat
baca masyarakat yang ada pada saat ini. Oleh karena itu, di Universitas Negeri
Medan sendiri menerapkan yang namanya kurikulum KKNI. Dimana para
mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide-ide dan
kreatifitasnya. Salah satu bentuk penugasan dalam kurikulum KKNI adalah Critical
Book Review (CBR). Critical Book Review (CBR) ini merupakan salah satu cara yang
dilakukan untuk meningkatkan ketertarikan atau minat baca seseorang terhadap
suatu pokok bahasan. Melalui Critical Book Review ini pula mahasiswa dituntut
dan ditantang agar dapat meringkas isi sebuah buku mnejadi sebuah kesatuan
yang utuh sehingga dapat dipahami secara singkat dan jelas.
Hal ini sehubungan pula dengan kehidupan yang sering dihadapkan dengan
berbagai persoalan atau permasalahan yang membutuhkan dan menuntut sebuah
pemecahan masalah. Melalui Critical Book Review ini pula mahasiswa dilatih
untuk dan agar dapat menemukan berbagai fakta dan pengetahuana baru sehingga
dapat menemukan dan mengagaskan ide-ide sebagai suatu bentuk pemecahan
masalah terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Melalui hal ini pula
mahasiswa diharapkan menjadi terbiasa dan memiliki pemikiran logis, kritis serta
tanggap terhadap hal – hal yang baru. Melalui Critical Book Review ini mahasiswa
dilatih untuk terampil dalam menciptakan ide – ide kreatif dan berpikir secara
analitis sehingga mahasiswa semakin mahir dan tangkas dalam penyempurnaan
setiap penugasan lainnya. Critical Book Review ini pula melatih, menambah,
menguatkan serta mempersiapkan mahasiswa menjadi masyarakat yang
berpikiran maju dan siap bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Sebagai bentuk penyelesaian tugas KKNI mata kuliah Ilmu Pendidikan
2. Mengulas isi buku Ilmu Pendidikan Seri 1 (Konsep Dasar)
3. Meningkatkan kemampuan dalam mengkaji isi sebuah buku
4. Melatih diri untuk berpikir kritis

C. Manfaat CBR
1. Menambah wawasan mengenai Ilmu Pendidikan dan segala yang terkait dan
dibahas di dalamnya
2. Mengetahui nilai – nilai dan fenomena yang dapat ditemukan di dalam dunia
pendidikan
3. Mengetahui bagaimana pendidikan baik sebagai ilmu ataupun sebagai sistem
4. Melatih diri untuk memiliki jiwa dan persiapan untuk menjadi seorang guru

D. Identitas Buku yang Diriview


1. Judul : Ilmu Pendidikan Seri 1 (Konsep Dasar)
2. Edisi :I
3. Pengarang : Dr. H. Sukadari, S.E., S.H., M.M & DR. T. Sulistyono, M. Pd., M. M
4. Desain Sampul : Tim & M. Moexien, S. Pd.I
5. Tata letak : M. Moexien, S. Pd.I
6. Penerbit : Cipta Bersama
7. Kota Terbit : Yogyakarta
8. Tahun Terbit : 2017
9. ISBN : 978-602-53480-2-0
10. Ukuran : 14 cm x 20,5 cm
11. Jumlah halaman : 198+vi halaman
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I: FENOMENA PENDIDIKAN

Pendidikan telah dimulai sejak manusia ada di dunia ini. Usia pendidikan sama
tuanya dengan kehidupan manusia itu sendiri yang juga mengalami perkembangan
seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Pendidikan terjadi melalui
pergaulan manusia yang saling berinteraksi memberikan pengaruh, bimbingan,
bantuan, tuntutan dan semacamnya untuk tujuan yang baik. Di dalam pergaulan
terdapat perbuatan mendidik yang mengandung unsur kehadiran anak, keberadaan
orang dewasa, relasi kemanusiaan tertentu, tempat penerapan hubungan
kewibawaan pendidikan, tujuan pendidikan atas dasar regenerasi kemanusiaan dan
system nilai, ada tindakan pendidikan dan proses mendidik. Di dalam pendidikan
terdapat pula kombinasi beberapa unsur yaitu keharusan, lingkungan dan organ
Lembaga pendidikan, agenda kegiatan dari kelembagaan, dan struktur sosiobudaya
dalam bentuk makro ataupun mikro.

Pendidikan memiliki nilai besar bagi individu sebagaimana bernilai untuk


membentuk pribadi-pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, membentuk tenaga pembangunan yang ahli, terampil dan dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi kerja, melestarikan nilai – nilai luhur yang dijunjung tinggi
oleh masyarakat, bangsa dan negara, mengembangkan nilai – nilai baru yang
dipandang serasi oleh masyarakat dalam menghadapi tantangan ilmu, teknologi dan
modernitas serta globalisasi, menjadi jembatan masa lampau, masa kini dan masa
depan, serta mampu mempersiapkan diri individu agar dapat hidup wajar sebagai
manusia. Sementara manfaat/kegunaan/fungsi dari pendidikan adalah sebagai
transmisi kebudayaan, sebagai pengembangan kepribadian, sebagai pengembangan
akhlak mulia, sebagai pengembangan warga negara yang bertanggungjawab, sebagai
usaha mempersiapkan pekerja yang terampil dan produktif, sebagai pengembangan
pribadi paripurna atau seutuhnya dan sebagai proses pembentukan manusia baru.
Pendidikan juga mengandung beberapa komponen atau factor – factor dalam proses
belajar yaitu dasar pendidikan, tujuan pendidikan, peserta didi atau siswa,

7
pendidik/guru, bahan/materi pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan,
lingkungan pendidikan, lingkungan pendidikan serta organisasi dan administrasi.

Pendidikan tidak bisa seperti sekarang tanpa adanya perkembangan dimana


pada awalnya pendidikan dianggap sebagai bantuan pendidik (orang tua) kepada
anak agar menjadi dewasa. Kemudian pada tahun 1970-an terjadi reduksi pengertian
pendidikan dimana pendidikan disebut sebagai persekolahan sebagai pembelajaran
atau pengajaran yang dipandang sebagai penyampaian pengetahuan dimana
pandangan ini sempat mendapat kritikan dari Raka Joni, dkk. Setelah itu pendidikan
berkembang seiring dengan perkembangan manusia sebagai potensi demographical
menjadi histori kultural sehingga pendidikan menjadi tidak pernah final. Pendidikan
itu menjadi bagian dan proses kebudayaan yang senantiasa menghadapi tantangan
zaman. Pendidikan dapat terdiri dari berbagai bentuk misalnya bantuan, bimbingan,
pengaruh, arahan, teladan, anjuran, suruhan, perintah, larangan, hadiah, hukuman,
penerangan, tuntutan, tuntunan, himbauan, dorongan dan kalua perlu paksaan.
Pendidikan itu sendiri tidak bisa lepas fenomena – fenomena, dan fenomen itu sendiri
berupa hal – hal yang telah dibahas diatas.

BAB II: PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN BATAS – BATASNYA

Pendidikan merupakan suatu bentuk upaya baik sadar atau tidak sadar yang
didalamnya terdapat tuntutan dan hubungan atau interaksi dalam upaya
meningkatkan kualitas manusia, baik terhadap spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara dan di dalamnya terdapat proses
pembelajaran, mendidik hingga mencapai tujuan yaitu kedewasaan baik fisik,
psikologik, social, emosional, ekonomi, moral dan spiritual peserta didik. Pendidikan
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang baik dari sudut pandang psikologis,
sosiologis, cultural, politik, ekonomi, filosofis, dan religious.Sosiologis memandang
pendidikan sebagai proses sosialisasi, ekonomis memandang pendidikan sebagai
penanaman modal manusia, kultural memandang pendidikan sebagai tranformasi
kultural, politik memandang pendidikan sebagai usaha pembentukan patriotism
nasional. Sedangkan sistemik, filosofis, memandang pendidikan sebagai multi-antar-
lintas disiplin ilmu dan komprehensif.

8
Pendidikan tentunya juga memiliki batas kemungkinan untuk tidak dibahas lagi.
Dari segi peserta didik pendidikan dibatasi oleh hal – hal yang ada pada peserta didik
yang dapat memiliki perbedaan dalam hal kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak,
ketahanan, semangat dan sebagainya. Sementara dari segi pendidik dibatasi dengan
adanya perbedaan dari pendidik, dimana ada guru yang cerdas, ada yang kurang
cerdas, ada yang berbakat dalam bidang seni, ada yang berbakat dalam matematika
dan lain sebagainya. Keterbatasan yang tidak dapat ditolerir disini adalah apabila
keterbatasan itu menyebabkan tidak dapat terwujudnya interaksi antara pendidik
dan peserta didik. Selanjutnya batas yang dapat berasal dari lingkungan pendidikan
yang dapat berupa lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Dan yang terakhir
adalah adanya batas dari prasarana dan sarana pendidikan yang kekurangan atau
belum memadainya tempat berlangsungnya proses pendidikan dan segala
kelengkapannya.

BAB III: PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SISTEM

Pengetahuan adalah bentuk ketahuan manusia yang bisa terdapat ketika


melakukan pendidikan berlandaskan landasan-landasan filsafat tertentu, Ketika
pendidik melakukan pendidikan, tentang manusia yang memerlukan pendidikan yang
disebut peserta didik, manusia yang memberi pendidikan dan lain sebagainya.
Pengetahuan merupakan bagian kompleks dari ilmu. Dimana ilmu adalah kompleks
pengetahuan yang tersusun secara sistematis berdasarkan kaidah – kaidah keilmuan
yang memenuhi syarat-syarat tertentu mengenai sesuatu objek, mempunyai metode
tertentu dan disusun secara sistematis. Syarat di dalam ilmu yaitu:

1. Syarat objektif ilmu:


a. Memiliki objek studi sendiri (objek material dan objek formal)
b. Mempunyai metode penyelidikan sendiri
c. Disajikan secara sistematis
2. Syarat kondisional ilmu:
a. Memiliki kebenaran universal
b. Ditujukan untuk kemaslahatan manusia

Imu pendidikan dapat dipahami secara umum, yakni:

9
1. Ilmu pendidikan sebagai seni mendidik
Berisi deretan kiat-kiat mendidik secara efektif dimana ilmu pendidikan
diugunakan sebagai pedoman.
2. Ilmu pendidikan sebagai disiplin ilmu
Mempelajari gejala atau fenomena – fenomena pendidikan berdasarkan
prinsip – prinsip ilmiah yang menelaah objeknya dan bentuk bertindak dalam
mendidik.

Ilmu pendidikan adalah bagian kompleks pengetahuan yang membahas mengenai


gejala – gejala pendidikan yang menjadi pedoman dan cita – cita agar tujuan
pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pendidikan sebagai ilmu
memiliki syarat pertama yaitu dari segi object yaitu objek studi ilmu pendidikan ada
2 yaitu objek material yakni materi atau benda yang dikenai pendidikan dan objek
formal merujuk pada gejala yang tampak, dirasakan, dihayati dan diekspresikan
dalam kehidupan sehari-hari. Syarat yang kedua yaitu metode yang dipakai dalam
ilmu pendidikan yaitu metode normative, metode eksplanatori, metode teknologis,
metode dekriptif-fenomenologis, metode hermeneutis, metode analisis kritis
(filosofis). Dan syarat ketiga yaitu harus disajikan secara sistematis. Sebagaimana
ilmu adalah kompleks pengetahuan maka di dalam ilmu pendidikan juga terdapat
pengetahuan – pengetahuan tentang dasar pendidikan, tujuan pendidikan, peserta
didik, pendidik, materi atau bahan pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan,
dan lingkungan pendidikan yang tersusun dalam satu kesatuan menjadi ilmu
pendidikan. Ilmu pendidikan itu merupakan ilmu yang teoritis, praktis, normative,
kritis, metodis, sistematis, otonom dan interdisipliner. Implikasi pendidikan sendiri
dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan atau siapapun yang bekerja dalam bidang
pendidikan hendaknya memahami secara konseptual mengenai hakikat pendidikan
sebagai ilmu dan sifat-sifatnya. Orang – orang diharapkan mempunyai kesadaran dan
kemauan untuk ikut mengembangkan ilmu pendidikan ke arah yang diidealkan,
mensyaratkan pentingnya ilmuwan pendidilan dan siapapun yang bekerja di bidang
pendidikan memiliki “kata hati akademik” untuk mengembangkan ilmu pendidikan
berdasarkan asas-asas moral keilmuan dan etika keilmuan yang berlaku.
Sebagaimana pengetahuan merupakan semua komponen atau factor – factor yang
saling terkait dan tergantung satu dengan yang lain yang tersusun dalam satu

10
kesatuan dan benar secara proporsial. Semua pengetahuan tentang komponen atau
factor-faktor pendidikan membangun suatu ilmu yaitu ilmu pendidikan.

BAB IV: TINJAUAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

Filsafat merupakan cinta akan kebijaksanaan. Dan berfilsafat merupakan orang yang
memiliki cita – cita yang mulia karena berusaha memiliki kebajikan – kebajikan
sebagai pedoman hidup dan pegangan hidup. Filsafat merupakan cara berpikir yang
kompleks, menyeluruh, sampai ke akar – akarnya. Berfilsafat merupakan kegiatan
berpikir yang khas yakni radikal, sistematis dan universal untuk mencari kebenaran
yang hakiki atau sesungguhnya dari segala sesuatu, baik yang ada maupun yang
mungkin ada. Dengan berfilasafat dapat memberikan manfaat:

1. Sebagai dasar dalam bertindak dan mengambil keputusan


2. Sebagai dasar bagi pengambilan keputusan sendiri
3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik
4. Untuk bersiap siaga menghadapi ketidakpastian dan menghadapi situasi dunia
yang selalu berubah

Terdapat beberapa problem besar yang dibahas di dalam filsafat yaitu


problem realita yang dibahas oleh metafisika, problem pengetahuan yang dibahas
oleh epitemologi, problem nilai yang dibahas oleh epistemology, dan problem
ketepatan bekerjanya akal yang dibahas oleh logika. Di dalam filsafat terdapat
beberapa aliran filsafat yaitu aliran tradisional yang meliputi idealism, realisme,
neoskolastikisme dan aliran filsafat modern yang meliputi pragmatisme dan
eksistensialisme. Filsafat idealism kemudian melahirkan teori pendidikan
essensialisme dan behaviorisme, akiran filsafat neo-skolatikisme melahirkan
perenialisme, aliran pragmatism melahirkan teori pendidikan progresivisme yaitu
rekonstruksionisme yang berorientasi pada futurisme dan humanisme. Serta
melalui aliran eksistensialisme melahirkan teori pendidikan humanisme.

Pendidikan memiliki yang salah satu landasan yaitu landasan filosofis


pendidikan yang berkaitan dengan kajian mengenai makna terdalam atau hakikat
pendidikan diberikan kepada manusia. Filsafat yang memuat kajian yang dapat
diterapkan dalam pendidikan serta dari segi hakikat dapat menjawab beberapa

11
pertanyaan di dalam pendidikan. Filsafat memiliki hubungan dengan pendidikan
yaitu:

1. Filsafat pendidikan digunakan untuk mempelajari pendidikan


2. Filsafat pendidikan merupakan teori umum dari pendidkan dan keduanya
memiliki hubungan timbal balik
3. Adanya rangkaian keilmuan yang diciptakan oleh filsafat seperti filsafat
melahirkan filsafat pendidikan yang kemudian melahirkan teori
pendidikan dan kemudian lagi melahirkan ajaran (kebijakan) pendidikan
dan kemudian dapat melahirkan praktik pendidikan

Sebagai hakikat dari pendidikan terdapat beberapa manfaat dalam mempelajari


filsafat pendidikan, yaitu:

1. Memberikan pemahaman akan pemikiran-pemikiran para filosof/ahli


2. Menjadi lebih mengerti masalah pendidikan
3. Pendidik mempunyai pendirian yang teguh sebagai landasan bertindak
4. Guru harus sadar dalam bertindak dengan berlandaskan filosofis
5. Akan menarik perhatian orang dan menciptakan kesenangan

Adapun aliran – aliran dalam filsafat pendidikan yaitu:

1. Esensialisme yang menerapkan filsafat idealism dan realisme secara elektis.


Filsafat idealism berpandangan bahwa kenyataan terdiri atas substansi yang
berupa ide – ide atau gagasan atau spirit atau jiwa. Disini diakui sesuatu yang
ideal yang harus diusahakan, didapat atau dicari. Sementara filsafat realisme
bepandangan bahwa hakikat segala sesuatu adalah hal yang nyata, terbebas
dari subyek atau manusia yang mengetahui. Filsafat realisme memiliki cabang
yaitu realisme baru dan realisme kritis. Prinsip pendidikan aliran essensialisme
adalah tugas pertama sekolah adalah mengajarkan pengetahuan dasar, belajar
adalah kerja keras dan disiplin, guru merupakan inti dan kekuasaan kelas,
menerapkan evaluasi dengan pendekatam PAP, dan menganut belajar tuntas
atau mastery learning. Dalam aliran essensialisme pendidikan merupakan
upaya memelihara kebudayaan dan pendidikan didasarkan pada nilai
kebudayaan yang telah ada.

12
2. Perenialisme yang menekankan pada hal yang abadi atau tetap atau ada
sepanjang masa seperti pengetahuan yang benar, keindahan, kecintaan kepada
kebaikan. Filsafat pendukungnya yakni idealism, realisme, naturalism dan
pragmatism. Filsafat naturalism berpandangan bahwa semua datang dari alam
yang bersifat fisik. Dan filsafat pragmatism berpandangan kegunaan, manfaat,
utilita menempati kedudukan utama dari segala sesuatu atau dapat dikatakan
hakekat segala sesuatu ada pada manfaat atau kegunaan. Dalam pragmatisme
tidak mengakui kebenaran karena kebenaran itu tergantung kegunaan atau
manfaat dan kegunaan atau manfaat itu relative.
3. Progresivisme berpandangan bahwa pendidikan tidak berlangsung pada masa
lalu tetapi pada alam dan seluruh kehidupan manusia. Pendidikan bukan
persiapan untuk hidup, tetapi pendidikan adalah hidup itu sendiri atau
dikatakan untuk hidup sepanjang ayat.
4. Rekonstruksionisme yang berpandangan bahwa pendidikan atau sekolah
hendaknya mampu mempelopori atau melakukan perubahan kembali atau
merekonstruksi kembali masyarakat agar menjadi lebih baik. Melalui aliran ini
pendidikan berfungsi sebagai alat memprediksi kemajuan masyarakat di masa
yang akan datang.
5. Behaviorisme bertugas untuk mengobservasi kehidupan organisme termasuk
manusia dan menemukan hukum perilaku yang dipakai untuk merekayasa
perilaku manusia. Behaviorisme memandang perilaku siswa ditentukan oleh
lingkungan menurut hukum reflek dari stimulus dan respon.
6. Eksistensialisme yakni pandangan yang focus terhadap refleksi pemikirannya
pada dunia manusia dan keunikannya dimana manusia memiliki kesadaran
akan keberadaannya dan manusia adalah makhluk dinamis,aktif, dan berproses
yang berhadapan dengan sesuatu diluar dirinya.
7. Humanisme menjadi pandangan yang menjunjung tinggi nilai dan martabat
manusia yang berpusat pada aktualisasi diri ketimbang penguasaan
pengetahuan melalui keterbukaan, menggunakan imajinasi, percobaan dan
sebagainya. Dalam pandangan ini manusia itu bebas dan memiliki potensi
sendiri untuk menjalankan kehidupan secara mandiri u tuk berhasil dan

13
mampu untuk mengontrol nasib mereka sendiri melalui kecerdasan dan
pembelajaran.
8. Filsafat Pendidikan Nasional Pancasila yang berpandangan dari Pancasila
sebagai dasar negara, filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia, pedoman
hidup bangsa Indonesia, pengatur dan pengarah, penggerak realisasi diri dalam
perwujudan hidup bangsa, sebagai sumber pengetahuan dan pengertian serta
sebagai ideologi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai filsafat pendidikan
terbuka bagi aliran filsafat pendidikan lain mampu menampung ide lain secara
ekletik tetapi ide tersebut tidak sepenuhnya ditampung. Pancasila sebagai
filsafat pendidikan Indonesia merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara
berpikir bangsa.
9. Pendidikan dapat dilakukan dan harus dilakukan karena manusia adalah
makhluk individualitas, karena manusia adalah makhluk sosialitas, karena
manusia adalah makhluk moralitas, karena manusia adalah makhluk budaya,
dan karena manusia adalah makhluk yang belum jadi. Manusia dapat dikatakan
sebagai homo sapiens, homo faber, homo economicus, dan homo religious,
animal rationale, animal symbolicum, animal educabile, dan animal educandum,
zoom politicon. Manusia merupakan makhluk multi dimensional dan memiliki
banyak wajah. Secara biologis manusia merupakan suatu yang bersifat sui
generis (dari jenis atau genusnya) yang timbul dengan pengaruh proses
keturunan dan social budaya dimana manusia tidak membiarkan dirinya
ditentukan oleh alam lingkungannya. Manusia dalam hal ini menggunakan
bentuk lahiriah tubuh untuk mengekspresikan diri dalam komunikasi dengan
sesama. Secara psikologis manusia adalah makhluk rekatif yang mampu
mengarahkan tingkah lakunya baik oleh factor internal maupun eksternal.
Secara philosofis humanisme manusia memiliki kemampuan untuk
mengarahkan, mengatur dan mengontrol dirinya ke arah positif, rasional dan
untuk berbagai hal serta dapat menentukan nasibnya sehingga dalam
perkembangannya dapat terlepas dari kecemasan dan dapat bertingkah laku
memuaskan di dalam bermasyarakat.
Berdasarkan filsafat Pancasila yang memandang manusia dari susunan hakikat,
sifat hakikaata dan kedudukan hakikat yang merupakan monodualise dan

14
menjadi monopluralis. Pancasila memandang manusia sebagai makhluk Tuhan
yang Maha Esa yang tersusun atas kesatuan jiwa dan rohani, serta sebagai
makhluk individual dan makhluk sosial yang berkeinginan mempertahankan
hidup dan kehidupannya untuk mendapat hidup yang lebih baik yang memiliki
sifat baik dan buruk, memiliki kelebihan dan juga kelemahan sebagai
batasannya. Dari pemikiran social-budaya manusia tampil dalam dimensi social
dan kebudayaannya dan mampu membentuk sejarah. Melalui kebudayaan
manusia membedakan dirinya dengan makhluk lain dan mengantarkannya
pada tingkat mutu harkat dan martabat manusia yang hidup kemarin, sekarang
dan masa yang akan datang. Dari pandangan religious manusia adalah homo
religious yakni sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang memiliki potensi
beriman yang hidup dalam suatu alam yang sacral, penuh dengan nilai
religious, mampu menikmati sakralitas yang ada dan tampak pada alam
semesta dan mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan dan akhlaknya.
Perwujudan sifat dan hakikata manusia itu tampaka pada kemampuan
menyadari diri, kemampuan bereksistensi, memiliki hati Nurani, pemikiran
moral, kemampuan bertanggungjawab, kebebasan atau kemerdekaan,
kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, dan kemampuan
menghayati kebahagiaan. Manusia pada hakekatnya juga merupakan makhluk
yang berdimensi banyak. Dimana manusia itu sebagai dimensi keindividualan,
dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dimensi keberagaman dan dimensi
kesejarahan.

15
BAB III

KEUNGGULAN BUKU

A. Keterkaitan Antar BAB


Dalam hal keterkaitan antar BAB di dalam buku ini sebenarnya sudah cukup
baik. Di dalam buku ini pada BAB 1 dibahas secara mendasar dan untuk mengenal
asal lahirnya pendidikan di dalam kehidupan manusia, dan menjabarkan setiap nilai
pendidikan yang juga semakin lama seiring perkembangannya mengalami perubahan
makna, komponen, perkembangan pemikiran terhadap pendidikan hingga pada
bentuk-bentuk pendidikan yang ada dan keseluruhan ini adalah bentuk fenomena
dari pendidikan. Pada BAB 2 dijelaskan lebih lanjut dan lebih dalam mengenai ap aitu
Pendidikan berdasarkan pengertian para ahli dan undang – undang sehingga dapat
lebih mengenal dekat apa itu pendidikan dan Batasan pembahasan di dalam
pendidikan.

Pada BAB 3 semakin luas dan dalam pula pembahasan mengenai pendidikan itu
sendiri. Dimana pendidikan dapat menjadi ilmu dan juga menjadi sebuah system dan
berbagai syarat ataupun implikasi pendidikan itu baik sebagai ilmu ataupun sebagai
suatu system. Dan pada BAB 4 kita lebih diajak untuk semakin dekat dan mengenal
pendidikan itu dari segi filsafat atau pedoman atau pandangan hidup. Di dalam BAB
ini lebih dikenalkan berbagai pandangan hidup yang beranekaragam yang
memandang pendidikan. Serta semakin memberikan makna yang dalam dan manfaat
dalam mempelajari pandangan hidup atau pedoman pendidikan atau filsafat
pendidikan. Hingga pada implikasinya atau pengenalannya terhadap manusia yang
terlibat di dalam pendidikan itu sendiri.

Atau dengan kata lain keterkaitan antar BAB nya sudah cukup baik dan
pembahasannya pula yang semakin mendalam dan mampu memberikan makna yang
semakin dalam. Dan menurut saya keterkaitan antar bab pada buku ini sudah
terstruktur dengan baik dan membawa pola pikir pembaca untuk lebih terarah dan
mendalam serta dapat memberikan bentuk kesadaran kepada pembaca.

16
B. Kemutahiran Isi Buku
1. Pembahasan yang disajikan di dalam buku ini masih memiliki kemutahiran
dan hubungan yang sangat erat bahkan mendalam. Hal ini dilihat dari adanya
pembahasan yang memandang dan mengarah ke masa depan yangmenjadi
zaman yang akan mengalami modernisasi.
2. Sehubungan dengan perkembangan zaman yang mengalami tuntutan
danpengaruh yang dapat mengikis sumber daya manusia, maka melalui buku
ini dijabarkan bahwa sangat diperlukan pengetahuan yang menyadarkan
masyarakat akan pentingnya pendidikan sebagai proses untuk menciptakan
dan memberdayakan sumber daya manusia dengan baik.
3. Di dalam buku ini pula dalam setiap pembahasannya penulis menyajikan
setiap teori dari para ahli dan dukungan sumber lainnya baik berupa undang –
undang dan pandangan pendukung. Tak hanya itu, penulis juga memberikan
perumpamaan atau contoh untuk lebih memperkuat dan memperjelas
pemahaman bagi para pembaca.

17
BAB IV

KELEMAHAN BUKU

A. Keterkaitan Antar BAB


Sebagaimana telah saya sampaikan sebelumnya bahwa keterkaitan antar bab
pada buku ini sebenarnya sudah cukup baik, namun masih terdapat kebiasan yakni
pada sub bab tinjauan filosofis manusia yang sebaiknya dijadikan sebagai satu bab
pembahasan utuh dan bukan sebagai sub bab dari bab tinjauan filosofis pendidikan.
Oleh karena, judul bab mengenai tinjauan filosofis pendidikan menurut saya terhadap
sub bab tinjauan filosofis manusia memiliki makna dan arah yang menurut saya
pribadi kurang berkaitan jika dijadikan sebagai satu bab. Namun, bila dijadikan
sebagai bab yang berbeda maka akan menghasilkan suatu keterkaitan yang erat.

B. Kemutakiran Buku
1. Dari segi ini pula sebenarnya sudah cukup baik. Hanya saja, di dalam beberapa
konsep atau pembahasan penulis kurang tampak memberikan gagasan sendiri
sebagai bentuk gagasan terbaru.
2. Kurangnya memberikan penjelasan mengenai pendidikan sepanjang hayat
sebagaimana telah disinggung di dalam pembahasan buku
3. Sebagaimana zaman yang semakin berkembang dan mengalami globalisasi
serta modernisasi baik terhadap teknologi informasi ataupun komunikasi
maka sangatlah penting untuk membuat perkiraan atau gambaran pendidikan
di masa yang akan datang. Sebagaimana hal ini saya temukan di dalam buku
pengantar ilmu pendidikan oleh Amanudin (2019). Di dalam buku ini saya
menemukan penjabaran mengenai kebudayaan, kecenderungan ilmu dan
teknologi, perkembangan arus informasi komunikasi, pelayanan profesi,
generasi masa depan, generasi modern dan perkembangan masa kini ataupun
masa depan.
4. Sebagaimana inti pembahasan yakni mengenai pendidikan tentunya sangat
penting untuk mengetahui landasan atau dasar dari pendidikan lain selain dari
segi filosofis. Tak hanya itu di dalam buku Pengantar Ilmu Pendidikan oleh
Amanudin (2019) bahwa dijabarkan permasalahan pendidikan dan cara

18
menanggulanginya, tantangan yang akan dihadapi pendidikan terutama
terhadap abad ke-21 serta peranan SDM yang diciptakan melalui pendidikan
etrhadap pembangunan. Dengan mengetahui informasi yang seperti ini, dapat
memberikan pengetahuan baru dan mengajak pembaca agar dapat berasumsi
terhadap masa depan dan membawa perubahan pola pikir baru.

19
BAB V

IMPLIKASI

A. Teori

Dalam buku ini sudah sangat banyak dijabarkan teori – teori oleh para ahli dan
segala perdebatan yang saling tolak menolah antara satu pandangan dengan
pandangan lainnya. Teori yang disajikan di dalam buku ini pun merupakan teori
dari para ahli yang terkenal seperti George F. Kneller, Ki Hajar Dewantara bahkan
oleh undang – undang yang mengatur seperti UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Penyajian sumber teori yang dijabarkan di dalam
buku ini pula berasal dari sumber tahun 90-an hingga pada sumber 5 tahun
terakhir yang mana tidak melepaskan teori awal yang menjadi dasar hingga pada
perkembangan pemahaman yang baru.

B. Analisis Mahasiswa

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk menciptakan sumber daya


manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan itu sendiri lahir atas
dasar kelahiran atau keberadaan manusia itu sendiri. Bahkan pendidikan tampak
dalam setiap interaksi manusia dengan manusia lainnya. Melalui pendidikan
manusia dapat berkembang baik dari segi eksistensi, pengetahuan, keterampilan,
budaya, perilaku, tata social dan lain sebagainya. Sebagai hal yang juga dapat
terbatas, pendidikan selalu mengupayakan berbagai metode, Teknik dan
penyelesaian atas segala permasalahan yang ditemukan baik dimasa kini ataupun
masa yang akan mendatang baik itu pendidikan sebagai suatu system ataupun
sebagai suatu ilmu. Karena pada hakikatnya pendidikan dijalankan oleh manusia
dan manusia sebenarnya memiliki keunikan, kesadaran akan nilai kebenaran,
mempunyai akal dan mampu bertanaggung jawab atas segala perbuatan ,
menyadari diri, bebas dan mampu menghayati kebahagiaan.

Dan pada dasarnya baik untuk perkembangan saat ini ataupun masa depan
terhadap pendidikan manusia sebagai makhluk yang unik harus mampu untuk

20
menyesuaikan diri dan bekerjasama agar dapat melewati dan menghadapi
tantangan baik terhadap perkembangan teknologi informasi ataupun
komunikasi, sehingga dapat menciptakan dan mewujudkan SDM yang berkualitas
guna pembangunan Indonesia. Karena sebenarnya pendidikan merupakan suatu
konsep belajar seumur hidup atau berlangsung selama keberadaan atau
kehidupan manusia masih berlangsung.

21
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Buku ini memberikan pengenalan dan pemahaman yang cukup dalam terhadap
pendidikan yang mana hal ini dapat membawa pembaca akan pentingnya
pendidikan terhadap keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri.
Pendidikan tentunya akan membawa banyak manfaat dan fungsi dalam
pelaksanaan terutama dalam menghasilkan sumber daya atau potensial manusia
agar mencapai kedewasaan baik dari segi fisik, psikologik, social, emosional,
ekonomi, moral, dan spiritual peserta didik.

B. Saran

Bagi penulis agar lebih memberikan pembahasan yang lebih luas dan mendalam
terutama dalam memberikan gambaran terhadap tantangan pendidikan yang
akan dihadapi seiring dengan perkembangan globalisasi serta memberikan
tampilan cover yang lebih menarik dengan kombinasi gambar atau warna guna
menarik perhatian pembaca.

22
KEPUSTAKAAN

Amanudin.2019.Pengantar Ilmu Pendidikan.Banten: Unpam Press

Sukadari & Sulistyono.2017.Ilmu Pendidikan Seri 1 (Konsep Dasar).Yogyakarta: Cipta


Bersama

23

Anda mungkin juga menyukai