Skor Nilai :
NIM : 1203111086
Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR)
ini tepat pada waktunya. Critical Book Review adalah bentuk pemenuhan tugas KKNI
mata kuliah Ilmu Pendidikan pada semester III (tiga) ini. Saya mengucapkan terima
kasih kepada ibu Dra. Sorta Simanjuntak, S. Pd., M. Pd sebagai dosen pengampu mata
kuliah Ilmu Pendidikan yang telah membimbing dan mengarahkan saya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR) ini. Tak lupa saya juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada teman – teman, keluarga dan seluruh
pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Critical Book Review ini.
Sebagai penulis saya menyadari bahwa Critical Book Review (CBR) ini masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan Critical Book Review (CBR) ini. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................... ii
BAB I PENGANTAR..................................................................................................................................... 1
C. Manfaat CBR..................................................................................................................................... 2
BAB IV KELEMAHAN............................................................................................................................... 14
B. Kemutakiran Buku...................................................................................................................... 14
BAB V IMPLIKASI...................................................................................................................................... 16
A. Teori................................................................................................................................................. 16
B. Analisis Mahasiswa..................................................................................................................... 16
BAB VI PENUTUP...................................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan.................................................................................................................................... 18
B. Saran................................................................................................................................................. 18
KEPUSTAKAAN.......................................................................................................................................... 19
iii
iv
BAB I
PENGANTAR
C. Manfaat CBR
1. Menambah wawasan mengenai Ilmu Pendidikan dan segala yang terkait dan
dibahas di dalamnya
2. Mengetahui nilai – nilai dan fenomena yang dapat ditemukan di dalam dunia
pendidikan
3. Mengetahui bagaimana pendidikan baik sebagai ilmu ataupun sebagai sistem
4. Melatih diri untuk memiliki jiwa dan persiapan untuk menjadi seorang guru
Pendidikan telah dimulai sejak manusia ada di dunia ini. Usia pendidikan sama
tuanya dengan kehidupan manusia itu sendiri yang juga mengalami perkembangan
seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Pendidikan terjadi melalui
pergaulan manusia yang saling berinteraksi memberikan pengaruh, bimbingan,
bantuan, tuntutan dan semacamnya untuk tujuan yang baik. Di dalam pergaulan
terdapat perbuatan mendidik yang mengandung unsur kehadiran anak, keberadaan
orang dewasa, relasi kemanusiaan tertentu, tempat penerapan hubungan
kewibawaan pendidikan, tujuan pendidikan atas dasar regenerasi kemanusiaan dan
system nilai, ada tindakan pendidikan dan proses mendidik. Di dalam pendidikan
terdapat pula kombinasi beberapa unsur yaitu keharusan, lingkungan dan organ
Lembaga pendidikan, agenda kegiatan dari kelembagaan, dan struktur sosiobudaya
dalam bentuk makro ataupun mikro.
7
pendidik/guru, bahan/materi pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan,
lingkungan pendidikan, lingkungan pendidikan serta organisasi dan administrasi.
Pendidikan merupakan suatu bentuk upaya baik sadar atau tidak sadar yang
didalamnya terdapat tuntutan dan hubungan atau interaksi dalam upaya
meningkatkan kualitas manusia, baik terhadap spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara dan di dalamnya terdapat proses
pembelajaran, mendidik hingga mencapai tujuan yaitu kedewasaan baik fisik,
psikologik, social, emosional, ekonomi, moral dan spiritual peserta didik. Pendidikan
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang baik dari sudut pandang psikologis,
sosiologis, cultural, politik, ekonomi, filosofis, dan religious.Sosiologis memandang
pendidikan sebagai proses sosialisasi, ekonomis memandang pendidikan sebagai
penanaman modal manusia, kultural memandang pendidikan sebagai tranformasi
kultural, politik memandang pendidikan sebagai usaha pembentukan patriotism
nasional. Sedangkan sistemik, filosofis, memandang pendidikan sebagai multi-antar-
lintas disiplin ilmu dan komprehensif.
8
Pendidikan tentunya juga memiliki batas kemungkinan untuk tidak dibahas lagi.
Dari segi peserta didik pendidikan dibatasi oleh hal – hal yang ada pada peserta didik
yang dapat memiliki perbedaan dalam hal kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak,
ketahanan, semangat dan sebagainya. Sementara dari segi pendidik dibatasi dengan
adanya perbedaan dari pendidik, dimana ada guru yang cerdas, ada yang kurang
cerdas, ada yang berbakat dalam bidang seni, ada yang berbakat dalam matematika
dan lain sebagainya. Keterbatasan yang tidak dapat ditolerir disini adalah apabila
keterbatasan itu menyebabkan tidak dapat terwujudnya interaksi antara pendidik
dan peserta didik. Selanjutnya batas yang dapat berasal dari lingkungan pendidikan
yang dapat berupa lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Dan yang terakhir
adalah adanya batas dari prasarana dan sarana pendidikan yang kekurangan atau
belum memadainya tempat berlangsungnya proses pendidikan dan segala
kelengkapannya.
9
1. Ilmu pendidikan sebagai seni mendidik
Berisi deretan kiat-kiat mendidik secara efektif dimana ilmu pendidikan
diugunakan sebagai pedoman.
2. Ilmu pendidikan sebagai disiplin ilmu
Mempelajari gejala atau fenomena – fenomena pendidikan berdasarkan
prinsip – prinsip ilmiah yang menelaah objeknya dan bentuk bertindak dalam
mendidik.
10
kesatuan dan benar secara proporsial. Semua pengetahuan tentang komponen atau
factor-faktor pendidikan membangun suatu ilmu yaitu ilmu pendidikan.
Filsafat merupakan cinta akan kebijaksanaan. Dan berfilsafat merupakan orang yang
memiliki cita – cita yang mulia karena berusaha memiliki kebajikan – kebajikan
sebagai pedoman hidup dan pegangan hidup. Filsafat merupakan cara berpikir yang
kompleks, menyeluruh, sampai ke akar – akarnya. Berfilsafat merupakan kegiatan
berpikir yang khas yakni radikal, sistematis dan universal untuk mencari kebenaran
yang hakiki atau sesungguhnya dari segala sesuatu, baik yang ada maupun yang
mungkin ada. Dengan berfilasafat dapat memberikan manfaat:
11
pertanyaan di dalam pendidikan. Filsafat memiliki hubungan dengan pendidikan
yaitu:
12
2. Perenialisme yang menekankan pada hal yang abadi atau tetap atau ada
sepanjang masa seperti pengetahuan yang benar, keindahan, kecintaan kepada
kebaikan. Filsafat pendukungnya yakni idealism, realisme, naturalism dan
pragmatism. Filsafat naturalism berpandangan bahwa semua datang dari alam
yang bersifat fisik. Dan filsafat pragmatism berpandangan kegunaan, manfaat,
utilita menempati kedudukan utama dari segala sesuatu atau dapat dikatakan
hakekat segala sesuatu ada pada manfaat atau kegunaan. Dalam pragmatisme
tidak mengakui kebenaran karena kebenaran itu tergantung kegunaan atau
manfaat dan kegunaan atau manfaat itu relative.
3. Progresivisme berpandangan bahwa pendidikan tidak berlangsung pada masa
lalu tetapi pada alam dan seluruh kehidupan manusia. Pendidikan bukan
persiapan untuk hidup, tetapi pendidikan adalah hidup itu sendiri atau
dikatakan untuk hidup sepanjang ayat.
4. Rekonstruksionisme yang berpandangan bahwa pendidikan atau sekolah
hendaknya mampu mempelopori atau melakukan perubahan kembali atau
merekonstruksi kembali masyarakat agar menjadi lebih baik. Melalui aliran ini
pendidikan berfungsi sebagai alat memprediksi kemajuan masyarakat di masa
yang akan datang.
5. Behaviorisme bertugas untuk mengobservasi kehidupan organisme termasuk
manusia dan menemukan hukum perilaku yang dipakai untuk merekayasa
perilaku manusia. Behaviorisme memandang perilaku siswa ditentukan oleh
lingkungan menurut hukum reflek dari stimulus dan respon.
6. Eksistensialisme yakni pandangan yang focus terhadap refleksi pemikirannya
pada dunia manusia dan keunikannya dimana manusia memiliki kesadaran
akan keberadaannya dan manusia adalah makhluk dinamis,aktif, dan berproses
yang berhadapan dengan sesuatu diluar dirinya.
7. Humanisme menjadi pandangan yang menjunjung tinggi nilai dan martabat
manusia yang berpusat pada aktualisasi diri ketimbang penguasaan
pengetahuan melalui keterbukaan, menggunakan imajinasi, percobaan dan
sebagainya. Dalam pandangan ini manusia itu bebas dan memiliki potensi
sendiri untuk menjalankan kehidupan secara mandiri u tuk berhasil dan
13
mampu untuk mengontrol nasib mereka sendiri melalui kecerdasan dan
pembelajaran.
8. Filsafat Pendidikan Nasional Pancasila yang berpandangan dari Pancasila
sebagai dasar negara, filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia, pedoman
hidup bangsa Indonesia, pengatur dan pengarah, penggerak realisasi diri dalam
perwujudan hidup bangsa, sebagai sumber pengetahuan dan pengertian serta
sebagai ideologi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai filsafat pendidikan
terbuka bagi aliran filsafat pendidikan lain mampu menampung ide lain secara
ekletik tetapi ide tersebut tidak sepenuhnya ditampung. Pancasila sebagai
filsafat pendidikan Indonesia merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara
berpikir bangsa.
9. Pendidikan dapat dilakukan dan harus dilakukan karena manusia adalah
makhluk individualitas, karena manusia adalah makhluk sosialitas, karena
manusia adalah makhluk moralitas, karena manusia adalah makhluk budaya,
dan karena manusia adalah makhluk yang belum jadi. Manusia dapat dikatakan
sebagai homo sapiens, homo faber, homo economicus, dan homo religious,
animal rationale, animal symbolicum, animal educabile, dan animal educandum,
zoom politicon. Manusia merupakan makhluk multi dimensional dan memiliki
banyak wajah. Secara biologis manusia merupakan suatu yang bersifat sui
generis (dari jenis atau genusnya) yang timbul dengan pengaruh proses
keturunan dan social budaya dimana manusia tidak membiarkan dirinya
ditentukan oleh alam lingkungannya. Manusia dalam hal ini menggunakan
bentuk lahiriah tubuh untuk mengekspresikan diri dalam komunikasi dengan
sesama. Secara psikologis manusia adalah makhluk rekatif yang mampu
mengarahkan tingkah lakunya baik oleh factor internal maupun eksternal.
Secara philosofis humanisme manusia memiliki kemampuan untuk
mengarahkan, mengatur dan mengontrol dirinya ke arah positif, rasional dan
untuk berbagai hal serta dapat menentukan nasibnya sehingga dalam
perkembangannya dapat terlepas dari kecemasan dan dapat bertingkah laku
memuaskan di dalam bermasyarakat.
Berdasarkan filsafat Pancasila yang memandang manusia dari susunan hakikat,
sifat hakikaata dan kedudukan hakikat yang merupakan monodualise dan
14
menjadi monopluralis. Pancasila memandang manusia sebagai makhluk Tuhan
yang Maha Esa yang tersusun atas kesatuan jiwa dan rohani, serta sebagai
makhluk individual dan makhluk sosial yang berkeinginan mempertahankan
hidup dan kehidupannya untuk mendapat hidup yang lebih baik yang memiliki
sifat baik dan buruk, memiliki kelebihan dan juga kelemahan sebagai
batasannya. Dari pemikiran social-budaya manusia tampil dalam dimensi social
dan kebudayaannya dan mampu membentuk sejarah. Melalui kebudayaan
manusia membedakan dirinya dengan makhluk lain dan mengantarkannya
pada tingkat mutu harkat dan martabat manusia yang hidup kemarin, sekarang
dan masa yang akan datang. Dari pandangan religious manusia adalah homo
religious yakni sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang memiliki potensi
beriman yang hidup dalam suatu alam yang sacral, penuh dengan nilai
religious, mampu menikmati sakralitas yang ada dan tampak pada alam
semesta dan mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan dan akhlaknya.
Perwujudan sifat dan hakikata manusia itu tampaka pada kemampuan
menyadari diri, kemampuan bereksistensi, memiliki hati Nurani, pemikiran
moral, kemampuan bertanggungjawab, kebebasan atau kemerdekaan,
kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, dan kemampuan
menghayati kebahagiaan. Manusia pada hakekatnya juga merupakan makhluk
yang berdimensi banyak. Dimana manusia itu sebagai dimensi keindividualan,
dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dimensi keberagaman dan dimensi
kesejarahan.
15
BAB III
KEUNGGULAN BUKU
Pada BAB 3 semakin luas dan dalam pula pembahasan mengenai pendidikan itu
sendiri. Dimana pendidikan dapat menjadi ilmu dan juga menjadi sebuah system dan
berbagai syarat ataupun implikasi pendidikan itu baik sebagai ilmu ataupun sebagai
suatu system. Dan pada BAB 4 kita lebih diajak untuk semakin dekat dan mengenal
pendidikan itu dari segi filsafat atau pedoman atau pandangan hidup. Di dalam BAB
ini lebih dikenalkan berbagai pandangan hidup yang beranekaragam yang
memandang pendidikan. Serta semakin memberikan makna yang dalam dan manfaat
dalam mempelajari pandangan hidup atau pedoman pendidikan atau filsafat
pendidikan. Hingga pada implikasinya atau pengenalannya terhadap manusia yang
terlibat di dalam pendidikan itu sendiri.
Atau dengan kata lain keterkaitan antar BAB nya sudah cukup baik dan
pembahasannya pula yang semakin mendalam dan mampu memberikan makna yang
semakin dalam. Dan menurut saya keterkaitan antar bab pada buku ini sudah
terstruktur dengan baik dan membawa pola pikir pembaca untuk lebih terarah dan
mendalam serta dapat memberikan bentuk kesadaran kepada pembaca.
16
B. Kemutahiran Isi Buku
1. Pembahasan yang disajikan di dalam buku ini masih memiliki kemutahiran
dan hubungan yang sangat erat bahkan mendalam. Hal ini dilihat dari adanya
pembahasan yang memandang dan mengarah ke masa depan yangmenjadi
zaman yang akan mengalami modernisasi.
2. Sehubungan dengan perkembangan zaman yang mengalami tuntutan
danpengaruh yang dapat mengikis sumber daya manusia, maka melalui buku
ini dijabarkan bahwa sangat diperlukan pengetahuan yang menyadarkan
masyarakat akan pentingnya pendidikan sebagai proses untuk menciptakan
dan memberdayakan sumber daya manusia dengan baik.
3. Di dalam buku ini pula dalam setiap pembahasannya penulis menyajikan
setiap teori dari para ahli dan dukungan sumber lainnya baik berupa undang –
undang dan pandangan pendukung. Tak hanya itu, penulis juga memberikan
perumpamaan atau contoh untuk lebih memperkuat dan memperjelas
pemahaman bagi para pembaca.
17
BAB IV
KELEMAHAN BUKU
B. Kemutakiran Buku
1. Dari segi ini pula sebenarnya sudah cukup baik. Hanya saja, di dalam beberapa
konsep atau pembahasan penulis kurang tampak memberikan gagasan sendiri
sebagai bentuk gagasan terbaru.
2. Kurangnya memberikan penjelasan mengenai pendidikan sepanjang hayat
sebagaimana telah disinggung di dalam pembahasan buku
3. Sebagaimana zaman yang semakin berkembang dan mengalami globalisasi
serta modernisasi baik terhadap teknologi informasi ataupun komunikasi
maka sangatlah penting untuk membuat perkiraan atau gambaran pendidikan
di masa yang akan datang. Sebagaimana hal ini saya temukan di dalam buku
pengantar ilmu pendidikan oleh Amanudin (2019). Di dalam buku ini saya
menemukan penjabaran mengenai kebudayaan, kecenderungan ilmu dan
teknologi, perkembangan arus informasi komunikasi, pelayanan profesi,
generasi masa depan, generasi modern dan perkembangan masa kini ataupun
masa depan.
4. Sebagaimana inti pembahasan yakni mengenai pendidikan tentunya sangat
penting untuk mengetahui landasan atau dasar dari pendidikan lain selain dari
segi filosofis. Tak hanya itu di dalam buku Pengantar Ilmu Pendidikan oleh
Amanudin (2019) bahwa dijabarkan permasalahan pendidikan dan cara
18
menanggulanginya, tantangan yang akan dihadapi pendidikan terutama
terhadap abad ke-21 serta peranan SDM yang diciptakan melalui pendidikan
etrhadap pembangunan. Dengan mengetahui informasi yang seperti ini, dapat
memberikan pengetahuan baru dan mengajak pembaca agar dapat berasumsi
terhadap masa depan dan membawa perubahan pola pikir baru.
19
BAB V
IMPLIKASI
A. Teori
Dalam buku ini sudah sangat banyak dijabarkan teori – teori oleh para ahli dan
segala perdebatan yang saling tolak menolah antara satu pandangan dengan
pandangan lainnya. Teori yang disajikan di dalam buku ini pun merupakan teori
dari para ahli yang terkenal seperti George F. Kneller, Ki Hajar Dewantara bahkan
oleh undang – undang yang mengatur seperti UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Penyajian sumber teori yang dijabarkan di dalam
buku ini pula berasal dari sumber tahun 90-an hingga pada sumber 5 tahun
terakhir yang mana tidak melepaskan teori awal yang menjadi dasar hingga pada
perkembangan pemahaman yang baru.
B. Analisis Mahasiswa
Dan pada dasarnya baik untuk perkembangan saat ini ataupun masa depan
terhadap pendidikan manusia sebagai makhluk yang unik harus mampu untuk
20
menyesuaikan diri dan bekerjasama agar dapat melewati dan menghadapi
tantangan baik terhadap perkembangan teknologi informasi ataupun
komunikasi, sehingga dapat menciptakan dan mewujudkan SDM yang berkualitas
guna pembangunan Indonesia. Karena sebenarnya pendidikan merupakan suatu
konsep belajar seumur hidup atau berlangsung selama keberadaan atau
kehidupan manusia masih berlangsung.
21
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku ini memberikan pengenalan dan pemahaman yang cukup dalam terhadap
pendidikan yang mana hal ini dapat membawa pembaca akan pentingnya
pendidikan terhadap keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri.
Pendidikan tentunya akan membawa banyak manfaat dan fungsi dalam
pelaksanaan terutama dalam menghasilkan sumber daya atau potensial manusia
agar mencapai kedewasaan baik dari segi fisik, psikologik, social, emosional,
ekonomi, moral, dan spiritual peserta didik.
B. Saran
Bagi penulis agar lebih memberikan pembahasan yang lebih luas dan mendalam
terutama dalam memberikan gambaran terhadap tantangan pendidikan yang
akan dihadapi seiring dengan perkembangan globalisasi serta memberikan
tampilan cover yang lebih menarik dengan kombinasi gambar atau warna guna
menarik perhatian pembaca.
22
KEPUSTAKAAN
23