Anda di halaman 1dari 8

TELAAH KURIKULUM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA
“Perkembagan Kurikulum Matematika (1975-2013)”

Dosen Pengampuh :

Dra. Rini Dian Anggrainni M,pd

Oleh

Sulaiman Abdullah
(2105110883)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
RIAU 2022
Kata Pengantar

Syukur Alhamdullilah, segala puji bagi Allah atas rahmat dan Inayah-Nya. Saya dapat menyelesaikan
penyusunan buku Telaah Kurikulum Matematika. Perubahan kebijakan dalam sistem pendidikan yang
terjadi dewasa ini dirasakan semakin menambah pentingnya untuk menyusun buku Telaah kurikulum ini
yang berisikan periode penerapan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia mulai dari kurikulum
yang amat sederhana sampai kepada kurikulum pendidikan yang kita gunakan sekarang ini dan komponen
yang terlibat dalam kurikulum.
Problem penerapan kurikulum yang dirasakan sangat membebani siswa membuat para ahli
pendidikan bekerjasama dengan pemerintah yang diwakili Kementerian Pendidikan Nasional untuk menata
ulang kembali kurikulum yang diberlakukan, tapi sayangnya setiap perubahan kurikulum yang terjadi
bukannya menyelesaikan masalah siswa malah menambah materi pelajaran sesuai dengan perkembangan
jaman. Penulis menyadari bahwa uraian dalam buku ini masih memerlukan penyempurnaan . oleh sebab
itu masukan dan saran dari para pembaca, khususnya pakar-pakar pendidikan dan dari berbagai pihak sangat
kami harapkan. Semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca serta sekaligus merupakan karya yang
dapat menambah koleksi keilmuan. Semoga menjadi karya yang diridhai Allah Subahana Wata’ala.
Wassalam,

Pekanbaru, Agustus 2011 Penulis

Sulaiman Abdullah
Pengertian dan Sejarah Perkembangan Kurikulum Matematika

A. Pengertian Kurikulum
Menurut Y. Gallen Saylor dan N. Alexander (dikutip dari pembinaan dan pengembangan
Kurikulum oleh Drs. N Hendyat Sutopo dkk) dalam Curriculum Planing For Better Teaching and
Learning, Curiculum (modern) adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar,
apakah dalam ruangan kelas, dihalaman sekolah, atau diluar sekolah. Disini Kurikulum bukanlah
hanya sejumlah mata pelajaran, tetapi meliputi segala pengalaman anak dibawah bimbingan
sekolah/guru. Agar sampai tujuan yang tentukan. Disamping berupa kumpulan mata pelajaran
dengan silabusnya, juga termasuk kegiatan.
Kurikulum adalah usaha-usaha pendidikan dan administrasi pendidikan sekialipun
kurikulum selalu menyangkut persoalan mengenai yang hendak diajarkan. Namun kurikulum tidak
hanya mata pelajaran yang dipersoalkan, tetapi menyangkut pula bagaimana mata pelajaran itu
diprganisasikan menjadi pengalaman yang bermakna bagi murid.
Kurikulum menurut pengertian modern adalah segala pegalaman dan kegiatan belajara yang
direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para siswa untuk mencapai tujuan, dan merupakan
keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar. Baik berlangsung dikelas, dihalam,
maupun diluar sekolah semua pengalaman anak didik tersebut dibawah tanggung jawab sekolah.
Demikian pula pendapat S. Nasution dalam bukunya Azas-azas Kurikulum. Kurikulum
adalah usaha-usaha pendidikan dan administrasi pendidikan sekialipun kurikulum selalu
menyangkut persoalan mengenai yang hendak diajarkan. Namun kurikulum tidak hanya mata
pelajaran yang dipersoalkan, tetapi menyangkut pula bagaimana mata pelajaran itu diprganisasikan
menjadi pengalaman yang bermakna bagi murid.
B. Sejarah Kurikulum Matematika

Kurikulum Matematika
Tahun 1968
Ciri-ciri (Ruseffendi:1979)
1. Dalam pengajaran geometri, penekanan lebih diberikan pada keterampilan berhitung
2. Lebih mengutamakan hafalan yang sifatnya mekanis daripada pengertian
3. Program berhitung kurang memperhatikan aspek kontinuitas dengan materi pada jenjang
berikutnya, serta kurang terkait dengan dunia luar
4. Penyajian materi kurang memberikan peluang untuk tumbuhnya motivasi serta rasa ingin tahu
anak

Pengajaran matematika pada kurikulum in dimulai dengan penjelasan singkat yang


disertai tanya jawab dan penyajian contoh, dilanjutkan dengan pengerjaan soal-sal
latihan baik yang bersifat prosedural atau penggunaan rums tertentu. dalam tori belajar Skinner,
untuk menguatkan pemahaman siswa tetag apa yang baru dipelajari, maka setih terjadiy proses
stimulus-respon yang antara lain berupaya tanya jawab dalam proses pengajaran harus
dilanjutkan dengan memberikan penguatan antara lain berupa latihan soal-soal. Dengan
demikian tori belajar yang doinan digunakan dalam implementasi kurikulum matematika 1968
adlah "tori belajar Skinner"

Kurikulum Matemtika
Tahun 1975
Ciri-ciri (Ruseffendi dalam Jihad: 2018)
1. Terdapat topik bar yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri bidang dan ruang,
statiska dan probabilitas, relasi, sistem numerasu kuno, dan penulisan lambang bilangan
nondesimal. Selain itu diperkenalkan pula konsep baru seperti penggunaan himpunan,
pendekatan pengajaran matematika secara spiral, dan pengajaran geometri dimulai dengan
lengkungan
2. Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan ke pengajaran
yang mengutamakan pengertian
3. Soal-soal yang diberikan lebih diutamakan yang bersifat pemecahan masalah daripada
yang bersifat rutin
4. Ada kesinambungan dalam penyajian bahan ajar antara sekolah dasar dan sekolah
5. Terdapat penekanan kepada sruktur
6. Program pengajaran pada matematika moder lebih memperhatikan adanya keberagaman
antar siswa
7. Terdapat upaya-upaya penggunaan istilah yang lebih tepat
8. Adanya pergeseran dari pengajaran yang berpusat pada guru ke pengajaran yang
lebih berpuat pada siswa
9. Sebagai akibat dari pengajara yang lebih berpusat pada siswa, maka metode
mengajar yang lebih banyak digunakan adalah penemuan dan pemecahan
masalah dengan teknik diskusi
10. Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan dengan cara yang menarik,
misalnya melalui permainan, teka-teki, atau kegiatan lapangan

berdasarkan ciri-ciri pengajaran matematika modern tersebut, maka tori belajar yang
digunakan bersifat campuran. Sesuai dengan pendapat Ruseffedi dalam buku Asep Jiha
bahwa tori belajar mengajar yang digunakan pada sat itu merupakan campuran antara tori
pegaitan dari Thorndike, aliran psikologi perkembangan seperti "Teori Piaget" serta aliran
tingkah laku "Skiner dan Gagne".Namun demikian, Ruseffendi selanjutnya menambahkan
bahwa teori yang lebih dominan digunakan adalah aliran psikologi perkembangan seperti
"Piaget dan Brunner" sebab yang menjadiperan sentral pengajaran matematika adalah
pemecahan masalah.

Kurikulum Matematika
Tahun 1984
Dalam kurikulum in siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial, sementara
untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi bar seperti komputer. Hal lain
yang menjadi perhatian dalam kurikulum tersebut, adalah bahan bahan bar yang
sesuai dengan tuntutan di lapangan, permainan geometri yang mampu mengaktifkan
siswa juga disajikan dalam kurikulum ini.

Kurikulum Matematika
Tahun 1994
Ciri-ciri:
1. struktur mater sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak,
2. materi keahlian seperti komputer semakin mendalam,
3. model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok
bahasan.
4. mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang
berkaitan dengan materi.
5. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan
dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan
yang dihadapi sehari-hari

Kurikulum 2004

Tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum bar dengan nama kurikulum


berbasis kompetesi. Secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum
tersebut mempunyai tujuan antara lain :
- Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan,
konsistensi dan inkonsistensi
- Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan
dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan
dugaan, serta mencoba-coba.
-Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
- Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi tau mengkomunikasikan
gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam
menjelaskan gagasan.

Kurikulum 2006

Berdasarkan PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, Mata pelajaran matematika


bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sift, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataanmatematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

Kurikulum 2003

Pengembangan kurikulum 2013 bersifat sistemik, fleksibel, dan kontekstual.


Dalam arti bahwa: pertama, kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan
akan saling tergantung dan saling mempengaruhi terhadap komponen yang
lainnya; kedua, kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan dapat berubah
dan/atau dirubah secara mudah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan; dan ketiga,
kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan harus dapat menjadi
instrumen penghubung antara konsep dan kenyataan. Materi pelajaran mash sama
seperti pada kurikulum 2004. Namun, untuk jenjang SMA ada penambahan materi
yaitu: Irisan kerucut, distribusi binomial
DAFTAR PUSTAKA
Jihad, A. (2018). Kurikulum Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Cipta Persada.
Marsudi. (2014). Hakekat Kurikulum dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Seni dan Budaya.
Putra, S. N. (2011). Perjalanan Kurikulum di Indonesia. Denpasar: Universitas
Mahasarawati.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Anda mungkin juga menyukai