Anda di halaman 1dari 3

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU SEMBIRING DELITUA

NOMOR : / SK DIR/RSUS / VII/ 2015


TENTANG
KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN
DAN KONTINUITAS PELAYANAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING DELITUA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk mewujudkan Visi dan Misi Rumah Sakit
Umum Sembiring Delitua serta dalam rangka menghadapi tuntutan akan
pelayanan rumah sakit yang berkualitas yang mengutamakan
keselamatan pasien, maka diperlukan Kebijakan Akses ke Pelayanan
dan Kontinuitas Pelayanan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pelayanan di Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua;
b. sehubungan dengan itu perlu ditetapkan dalam suatu keputusan Direktur
Rumah Sakit.
Mengingat : 1. Undang – Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang – undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 1438 / Menkes / PER /
IX / 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1691 / Menkes / PER / XII / 2011
tentang Keselamatan Pasien RS;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1333 / Menkes / SK / XII /
1999 tentang standar Pelayanan Rumah Sakit;
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129 / Menkes / SK / II /
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING
DELITUA TENTANG KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN
KONTINUITAS PELAYANAN;
Kesatu : Memberlakukan Kebijakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
sebagaimana dalam terlampir dalam Keputusan ini;
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Keputusan ini dibebankan
pada anggaran Rumah Sakit;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Delitua
PadaTanggal : Juli 2015
RSU Sembiring Delitua
Direktur,

dr. Alprindo Sembiring, MKes


Lampiran Keputusan Direktur Nomor : / SK DIR / RSUS / VI / 2015
Tentang Kebijakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan.

KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN


DAN KONTINUITAS PELAYANAN

I. ADMISI KE RUMAH SAKIT


1. Pasien diterima sebagai pasien rawat inap setelah diidentifikasi di IGD, Poliklinik
atau VK kemudian di daftar untuk pelayanan rawat jalan berdasarkan pada
kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah di identifikasi sesuai dengan
misi serta sumber daya rumah sakit yang ada
2. Setiap pasien-pasien yang masuk ke rumah sakit dilakukan skrining dan triase.
Pasien dan kebutuhan darurat, mendesak atau segera, diberikan prioritas untuk
asesmen dan pengobatan
3. Rumah Sakit menetapkan standar prosedur operasional untuk penerimaan pasien
rawat inap dan untuk pendaftaran pasien rawat jalan
4. Rumah Sakit memperhatikan kebutuhan klinis pasien pada waktu menunggu atau
penundaan untuk pelayanan diagnostik dan pengobatan
5. Pada admisi rawat inap, pasien dan keluarganya mendapat penjelasan tentang
pelayanan yang ditawarkan, hasil yang diharapkan dan perkiraan biaya pelayanan
tersebut. Penjelasan dapat dalam bentuk tertulis atau lisan dan dicatat di rekam
medis pasien.
6. Dokter IGD berhak menyediakan/ menetapkan apakah pasien diterima atau
dipindahkan setelah dilakukan pemeriksaan penunjang diagnostik.
7. Dalam rangka menegakkan diagnosa dokter IGD diperbolehkan melakukan
pemeriksaan: darah rutin, photo thorax, Head CT Scan.

II. KONTINUITAS PELAYANAN


1. Rumah Sakit mendesain dan melaksanakan proses untuk memberikan pelayanan
asuhan pasien yang berkelanjutan didalam rumah sakit dan koordinasi antar para
tenaga medis, perawat dan tenaga kesehatan lain yang berada di :
- Pelayanan emergensi, pendaftaran pasien rawat inap dan rawat jalan
- Pelayanan diagnostik dan pelayanan pengobatan
- Pelayanan Non Bedah dan tindakan bedah
2. Rumah Sakit menetapkan staf yang bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan
pelayanan pasien
3. Dalam semua fase pelayanan, ditetapkan staf yang kompeten sebagai orang yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien, dapat seorang dokter (Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan / DPJP) atau tenaga keperawatan (Perawat Primer /
PP)

III. PEMULANGAN PASIEN, RUJUKAN, DAN TINDAK LANJUT


1. Ada ketetapan untuk merujuk dan memulangkan pasien dalam standar prosedur
operasional
2. Ada prosedur tetap bila rumah sakit mengizinkan pasien meninggalkan rumah
sakit dalam satu waktu tertentu untuk hal tertentu seperti cuti
3. Rumah Sakit bekerjasama dengan Institusi diluar rumah sakit untuk memastikan
bahwa rujukan dilakukan dengan baik dan tepat waktu
4. Rekam Medis pasien rawat inap berisi salinan resume pasien pulang dibuat oleh
DPJP sebelum pasien pulang dari rumah sakit
5. Resume pasien pulang lengkap, menggambarkan tindakan yang dilakukan selama
pasien tinggal di rumah sakit
6. Resume medis pasien rawat inap berisi semua diagnosis yang penting, alergi
terhadap obat, medikamentosa yang sedang diberikan dan riwayat prosedur
pembedahan dan perawatan di rumah sakit
7. Rumah Sakit memberikan instruksi pada pasien dan keluarganya tentang instruksi
tindak lanjut, mencakup nama dan lokasi untuk pelayanan lanjutan, kapan harus
kontrol ke RS dan kapan pelayanan yang mendesak harus didapatkan
8. Rumah Sakit mempunyai proses untuk penatalaksanaan dan tindak lanjut bagi
pasien pulang karena menolak nasehat medis.
9. Dokter jaga/ dokter spesialis menentukan pasien dirujuk/dirawat
lanjut/diterima/dipindahkan.

IV. KEBIJAKAN PROSEDUR PERPINDAHAN ANTAR BAGIAN DI RS


1. Pasien dirujuk ke rumah sakit lain berdasarkan atas kondisi dan kebutuhan
pelayanan lanjutan
2. Pada kondisi emergensi dan pasien memerlukan rujukan ke pelayanan yang
kemampuannya lebih tinggi, maka pasien harus distabilkan terlebih dahulu
sebelum dirujuk
3. Rumah Sakit menentukan bahwa RS penerima dapat memenuhi kebutuhan pasien
akan kontinuitas pelayanan
4. RS penerima diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan tindakan-
tindakan yang telah dilakukan.
5. Selama proses rujukan pasien secara langsung, staf yang kompeten terus
memonitor kondisi pasien
6. Proses rujukan di dokumentasikan didalam rekam medis pasien

V. TRANSPORTASI
1. Kegiatan prosesrujukan dan pemulangan pasien rawat inap dan rawat jalan,
termasuk perencanaan untuk kebutuhan transportasi pasien
2. Rumah sakit mengadakan evaluasi terhadap kualitas dan keamanan pelayanan
transportasi.

Direktur

dr. Alprindo Sembiring, MKes

Anda mungkin juga menyukai