Anda di halaman 1dari 4

14/6/19

LATAR BELAKANG MASALAH


Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis. Faktor yang menunjang
perkembangan penyakit ini, antara lain keadaan sosial ekonomi yang rendah,
tingkat kepadatan penghuni yang tinggi dan higiene yang buruk. Penyakit ini
dapat mengenai semua umur.
Penyakit ini sering terjadi terutama pada daerah beriklim tropis dan
subtropis. Prevalensi skabies di Indonesia menurut Depkes RI berdasarkan data
dari Puskesmas seluruh Indonesia tahun 2008 adalah 5,6%-12,95%. Pada tahun
2011 Skabies di Indonesia menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit
tersering. Pada beberapa penelitian menemukan bahwa di suatu pesantren yang
padat penghuninya, prevalensi skabies mencapai 78,7% dimana prevalensi yang
lebih tinggi terdapat pada kelompok yang higienenya kurang baik dan pada
kelompok yang higienenya baik prevalensi skabies hanya 3,8%.
Hunian yang padat dapat menjadi salah satu faktor kelembaban ruangan
yang kurang memadai merupakan factor resiko timbul scabies, seperti tempat
asrama pesantren, karena penularan bisa cepat dan mengenai hampir semua
penghuni asrama pesantren. Rasa gatal yang ditimbulkannya terutama waktu
malam hari, secara tidak langsung juga ikut mengganggu kelangsungan hidup
masyarakat terutama tersitanya waktu untuk istirahat tidur, sehingga kegiatan
yang akan dilakukannya disiang hari juga ikut terganggu. Jika hal ini dibiarkan
berlangsung lama, maka efisiensi dan efektifitas kerja menjadi menurun yang
akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas hidup masyarakat.
Karena beberapa alasan diatas maka perlu adanya intervensi terhadap
penyakit skabies ini, salah satunya adalah dengan penemuan kasus skabies di
masyarakat kemudian melakukan pengobatan pada penderita dan kontak serta
pencegahan penularan dan pemberantasan penyakit skabies dari hasil temuan tadi.

Permasalahan
Nn. S, 15 tahun diantar keluarganya ke Puskesmas dengan keluhan gatal di sela-
sela jari kaki dan tangan sejak satu bulan yang lalu. Gatal dirasakan sepanjang
hari terutama pada malam hari. Terdapat bintik-bintik kemerahan pada tangan dan
kaki pasien. Keluarga pasien yang tinggal serumh juga ada yang mempunyai
keluhan yang sama.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : baik, compos mentis
Tekanan darah: 100/60 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,70 C
Pernapasan : 20 x/menit

Kepala/Leher : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), cyanosis (-),


Dyspneu (-)
Thorax : Cor/ SI-II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ Suara pernapasan vesikuler +/+, rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
Abdomen : Soepel, Bising usus (+) normal, hepar/lien tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Ekstremitas : akral hangat, kering, merah, CRT <2s

Status lokalis regio interdigiti manus et pedis bilateral : macula hiperpigmentasi


disertai papul eritema multiple ukuran milier, erosi dan pustul

DIAGNOSIS :
Skabies

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Non Farmakologi
Meminta orang yang mengalami bintik-bintik kemerahan yang gatal di tubuh turut
berobat.
Menjaga kebersihan (Pakaian, handuk, seprei, alas bantal yang terkontaminasi
dicuci dengan air panas, dijemur di terik matahari sampai kering dan diseterika)
Edukasi pasien terutama mengenai terapi terhadap penyakitnya (terutama
mengenai cara penggunaan salep dengan cara yang benar)
Kurangi garukan untuk mencegah infeksi sekunder
 Farmakologi
Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan scabies yaitu:
a. Permetrin : Merupakan obat pilihan untuk saat ini, tingkat keamanannya cukup
tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di
kepala dan leher anak usia kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara
dioleskan di tempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih
b. Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian
berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.
c. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %) : Efektif terhadap semua stadium, diberikan
setiap malam selama tiga hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang makin
gatal setelah dipakai
d. Sulfur : Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan
efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini
digunakan pada malam hari selama 3 malam.
e. Lindane 1% (gamma-benzen heksaklorida), sediaan 60 mg, dioleskan dan
dibiarkan selama 8 jam
f. Ivermectin 1 atau 2 dosis oral 200 mg/kgBB untuk terapi skabies pada penderita
AIDS.

PELAKSANAAN

Farmakologi :
Salep scabimite (Permethrin 5%)
CTM 4 mg 3x1 tablet
Non Farmakologi:
Meminta teman sekamarnya yang mengalami bintik-bintik kemerahan yang gatal
di tubuh turut berobat.
Menjaga kebersihan (Pakaian, handuk, seprei, alas bantal yang terkontaminasi
dicuci dengan air panas, dijemur di terik matahari sampai kering dan diseterika)
Edukasi pasien terutama mengenai terapi terhadap penyakitnya (terutama
mengenai cara penggunaan salep dengan cara yang benar)
Kurangi garukan untuk mencegah infeksi sekunder

MONITORING DAN EVALUASI


Untuk melakukan monitoring dan evaluasi dari intervensi yang dilakukan maka
pasien diminta untuk kontrol bila terdapat luka yang lebih parah seperti terdapat
nanah, luka bertambah banyak dan dilihat hasil terapi yang diberikan dan evaluasi
apakah edukasi yang diberikan dilakukan oleh pasien atau keluarga.

Anda mungkin juga menyukai